Share

Mengganti Rumah

Author: nura0484
last update Last Updated: 2023-11-09 19:00:59

"Reno dan Wima menyenangkan."

Fandi tersenyum mendengarnya, sepanjang pengamatan selama di rumah kedua sahabatntya Dona tampak nyaman dengan anak mereka, Dona bahkan diam-diam memesankan makanan yang bagi Fandi dan kedua sahabatnya sangat mahal, sikapnya itu berhasil membuat sahabatnya menerima kebaikan Dona.

"Mau ketemu mereka lagi lain waktu?" Dona mengangguk tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Kita mau kemana?" Dona menatap sekitar.

"Rumahku."

"Rumah kamu? Rumah orang tuamu juga? Kalau ya kita mampir toko roti beli sesuatu." Dona seketika panik mendengar jawaban Fandi.

"Rumah yang aku beli, nggak terlalu besar karena memang hanya aku sendiri yang tinggal. Aku sudah mencari rumah untuk kita tinggali setelah menikah, nggak mungkin kita tinggal disini karena memang kecil."

Dona tidak membantah kalimat Fandi, wanita mana yang tidak senang rumah apalagi rumah itu dari pria yang berarti baginya, pria yang baru dikenalnya dan t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Behind The Close Door   Membuka Diri

    "Kegiatanku padat ya?" sindir Dona yang seketika Fandi tertawa mendengarnya."Aku hanya memanfaatkan waktu yang ada," ucap Fandi tanpa bersalah."Minta nikah bulan depan, sekarang juga datang ke rumah orang tuamu." Dona menggelengkan kepalanya melihat apa yang Fandi lakukan.Semua terjadi begitu cepat, kemarin Fandi meminta mereka menikah bulan depan dan pagi-pagi sekali sudah ada di depan pintu kamar hotel mengajak Dona ke rumah orang tuanya. Dona yang seharusnya mendatangi agency akhirnya batal, menghubungi Endi menjelaskan apa yang terjadi setelah selesai menghubungi ayahnya, hal yang membuat Dona sedikit kesal adalah keluarganya sudah tahu apa yang terjadi."Kamu minta ijin sama ayah?" Fandi menganggukkan kepalanya "Endi juga?" Fandi kembali menganggukkan kepalanya dan Dona menghembuskan napas lelahnya "Memang kamu dekat sama saudaraku?" "Nggak juga, aku hanya punya nomer Leo, Endi, Lucas, Om Rifat, Azka, Jimmy, Billy...""S

    Last Updated : 2023-11-11
  • Behind The Close Door   Pengakuan Tidak Penting

    "Apa yang kamu lakukan?" Fandi memegang tangan Dona yang dari tadi memukul mulut dan keningnya beberapa kali, menggenggam tangan Dona untuk menenangkannya. Melakukan tindakan dengan berkata jujur bukan perkara mudah ditambah yang dikatakan Dona akan beresiko pada hubungan mereka dan Dona berani mengatakannya, Fandi sendiri belum tentu bisa mengatakan perbuatannya pada Dona.Hubungan bukan hanya sekedar cinta, tapi komunikasi dan kepercayaan adalah faktor lainnya. Dona memang sudah memiliki pengalaman dalam hubungan, walaupun pernikahannya tidak bisa dikatakan sebagai pernikahan karena kekerasan yang lebih mendominasi."Aku mengapresiasi kejujuranmu, belum tentu aku bisa melakukannya." Fandi membuka pembicaraan terlebih dahulu."Aku memang tidak seharusnya melakukan hal itu, kami melakukannya sebelum kita bertemu." Dona memulai penjelasannya "Aku harap bisa berhenti, tapi nyatanya...""Kamu belum bisa menghentikannya?" tanya Fandi yang di

    Last Updated : 2023-11-13
  • Behind The Close Door   Rencana Gila

    "Semua sudah sesuai dengan tempatnya?" Dona menatap sekitar yang diangguki Fabian "Nanti aku minta ketiga cewek itu ke ruangan.""Buat apa?" tanya Fabian mengerutkan kening."Memang nggak boleh? Apa harus ada alasan manggil penyanyi kita?" tanya Dona bingung."Nggak, hanya saja semua sudah aku jelasin." Fabian memberikan alasan masuk akal."Ada yang mau dibicarakan dan urusan wanita."Dona berjalan meninggalkan Fabian yang masih ingin bertanya lebih dengan melangkahkan kakinya menuju ruangannya, ruangan yang jarang Azka tempati karena lebih banyak menghabiskan waktu di studio. Dona sendiri memilih tidak terlalu banyak mengubah design ruangan yang memang dirinya sendiri yang design pada saat itu atas permintaan oma tercintanya.Memejamkan matanya mengingat pembicaraan terakhir mereka ketika akan ke rumah orang tua Fandi yang akhirnya dijalani dengan sandiwara seakan hubungan mereka baik-baik saja. Mereka masih mengirim pesan satu

    Last Updated : 2023-11-15
  • Behind The Close Door   Tidak Putus?

    "Kamu sengaja menyibukkan diri setelah pertemuan kita itu? Semua pesan kamu balas ala kadarnya," omel Fandi dengan menatap tajam Dona."Tidak juga, aku memang sibuk." Dona menjawab tanpa menatap Fandi.Fandi memilih duduk dihadapan Dona tanpa melepaskan tatapannya, Dona bisa merasakan apa yang dilakukan Fandi hanya saja tidak mau mengangkat kepalanya hanya untuk melihat Fandi. Dona bisa saja mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Fandi yang pasti dirindukan, tidak bertemu memberikan rasa rindu pada sosok pria yang duduk dihadapannya."Kamu benar mau mengakhiri hubungan?" tanya Fandi untuk memancing Dona dan berhasil dengan langsung mengangkat wajahnya "Aku nggak masalah, asal kamu menghentikan itu setelah pengakuan kemarin," lanjut Fandi."Bagaimana kalau mengulangi?" tanya Dona penasaran "Kita berakhir?""Kamu ingin kita berakhir atau mengubah sikap?" tanya Fandi tanpa menjawab pertanyaan Dona "Aku tahu kalau kamu bukan seperti itu, ap

    Last Updated : 2023-11-17
  • Behind The Close Door   Sibuk

    "Kopi, Pak."Fandi menatap sekilas kopi yang diletakkan di meja tidak jauh dari jangkauannya, fokusnya kembali pada laptop dan tidak menghiraukan Retno yang sedang melakukan pekerjaannya."Pijatan agar rileks, Pak." Retno mengatakan saat merasakan penolakan dari Fandi."Lebih baik kamu fokus menyelesaikan yang belum selesai daripada memberikan pijatan," tolak Fandi langsung.Fandi lebih baik menolak apa yang Retno lakukan, semua yang dilakukan bisa membuat mereka berakhir di ranjang. Hal yang selama ini mereka berdua lakukan, tidak tahu berapa stock pengaman yang dibawa Retno untuk persiapan mereka jika sudah bersama, tapi Fandi harus menghentikan semua yang sudah dilakukan bersama Retno, walaupun dirinya tahu akan sulit melakukan dan Retno yang tidak mempermasalahkan kondisi Fandi sebenarnya.Fandi memang memutuskan untuk tidak mengakhiri hubungan setelah pengakuan berani Dona. Hal yang tidak mungkin dilakukannya, jujur atas apa yang dil

    Last Updated : 2023-11-19
  • Behind The Close Door   Woman Time

    "Akang pasti suka lihat Kak Dona" ucap Lita saat menatap Dona menggunakan pakaian untuk acara pernikahan nanti "Kak Dona kenapa nggak mau tunangan sih?""Kamu aja nanti yang tunangan," jawab Dona cuek."Kalian ini serba cepat, memang sudah yakin?" tanya Lita yang tampaknya penuh rasa ingin tahu."Kamu tanya aja langsung sama Mas Fandi," jawab Dona sambil membalikkan badannya "Gimana?""Ini coba aja atau persiapan buat nikah?" tanya Lita sebelum menjawab pertanyaan Dona."Coba aja," jawab Dona menunggu jawaban Lita."Bagus dan seksi, aku yakin akang pasti langsung suka." Lita menjawab sambil mengarahkan ponselnya "Ibu hubungi."Dona memilih masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan dibantu pegawai butik, cukup lama mengganti pakaian dan saat keluar terkejut melihat Lita bersama dengan tiga wanita dimana dua wanita sudah Dona kenal yang tidak lain adalah ibunya Fandi dan kakak iparnya yang bernama Berry. Dona

    Last Updated : 2023-12-01
  • Behind The Close Door   Kisah Lain

    "Dia ikut?" Dona menganggukkan kepalanya "Dia nggak ngapa-ngapain kamu, kan?""Belum sempat melanjutkan keburu Kak Berry datang, memang keluargamu nggak ada yang tahu benaran?" tanya Dona penasaran yang diangguki Fandi "Hubungan kalian kaya gimana sih sampai nggak ada yang tahu? Backstreet?" Fandi menggelengkan kepalanya "Terus?"Fandi mencubit hidung Dona pelan "Masa lalu akan lebih baik nggak dibahas, persis yang dikatakan Berry ke kalian berdua."Kedatangan Berry pada saat itu bagi Dona tepat dan tidak, pasalnya Dona tidak mendapatkan jawaban atas tujuan Laras berbicara tentang masa lalunya dengan Fandi. Seharusnya memang tidak perlu melakukannya, hal sama yang dilakukan Dona beberapa saat lalu yang menceritakan tentang perbuatannya."Melamun apaan? Bagaimana di agency sudah bisa ngikutin?" Dona menghembuskan napasnya panjang "Melelahkan, aku belajar hal baru untung ada Fabian.""Fabian itu udah punya kekasih atau menikah?"

    Last Updated : 2023-12-03
  • Behind The Close Door   Kedatangan Tiba-tiba

    "Mbak, ada yang mau bertemu."Dona mengerutkan keningnya mendengar suara resepsionis di sambungan telepon, membuka jadwalnya dan tidak ada agenda apa-apa. Asistennya tadi juga tidak mengatakan apapun perihal janji dengan seseorang, masih terdiam mencoba mengingat tapi nihil."Siapa?" tanya Dona akhirnya setelah diam cukup lama."Dia bilang namanya Laras," jawab resepsionis langsung.Dona terdiam mendengar jawaban dari resepsionis tentang siapa yang datang, mengingat pembicaraan mereka yang terhenti karena kedatangan Berry, tampaknya masih ada yang harus dikatakan oleh wanita yang pernah menjadi tunangan Fandi. Berpikir cukup lama mengenai tentang menerima atau menolak, Dona merasa tidak ada lagi yang harus mereka bicarakan."Antar dia ke cafe, bilang sama pegawai sana untuk melayani dengan baik." Dona akhirnya memutuskan menerima dan ingin tahu maksudnya "Sepenting apa sampai harus datang dan berbicara sama dia."Menatap ponselny

    Last Updated : 2023-12-05

Latest chapter

  • Behind The Close Door   End

    "Sudah tidur mereka?""Barusan, ada apa?" "Aku nggak menyangka kita bisa melewati semua masalah, punya anak-anak yang lucu.""Kamu nggak kasih aku istirahat, masa setiap tahun melahirkan kaya kejar target aja." Dona mengerucutkan bibirnya yang langsung mendapatkan ciuman singkat dari Fandi."Kamu hebat dan luar biasa, melahirkan tiga anak setiap tahun." "Kamu yang kebangetan nggak biarin aku istirahat." Dona mengerucutkan bibirnya "Tapi...waktu lihat mereka lahir rasa sakit seketika hilang, aku langsung jadi penasaran kalau punya lagi akan mirip siapa.""Tapi...kenapa anak kita dan Azka nggak ada yang kembar ya?" "Mau kembar?" Dona menatap tanda tanya."Bukan gitu, kalian berdua kan kembar terus kenapa anak kalian nggak ada yang kembar?"Dona mengangkat bahunya "Belum mungkin, sekarang juga nggak kembar.""Apa kita buat kembar setelah ini lahir?" Dona membelalakkan matanya mendengar kalimat

  • Behind The Close Door   Bicara Tidak Jelas

    "Kamu mau ke Singapore aja? Sudah yakin? Memang nggak pecah itu kepala diisi belajar mulu?""Aku buat karya ilmiah disana, setidaknya sampai anak kita lahir.""Kita disini juga nggak ada masalah.""Kasihan ayah sama bunda kamu, mereka pastinya butuh anak disana. Anggap aja sebagai bakti ke orang tua.""Gimana sama mama dan papa?""Disini ada banyak anak-anaknya, beda sama ayah dan bunda. Anaknya cuman kamu sama Azka, apalagi Azka lebih senang di agency daripada ngurus perusahaan disana. Azka bilang pecah kepalanya kalau urus perusahaan disana, dia coba udah gatal pengen keluar."Dona berdecih mendengar kata-kata yang Azka ucapkan ke Fandi, Azka memang nggak suka lihat angka atau apapun itu. Azka lebih menyukai suara musik, membuat musik membuat jiwanya tenang, tidak salah jika opanya menyiapkan masa depan mereka masing-masing."Dia bukan pecah kepala aja, tapi gatal pantatnya kalau kelamaan duduk lihat angka dan baca per

  • Behind The Close Door   Hamil

    "Tokcer juga.""Jelas!" Fandi berkata dengan nada bangga dan penuh kesombongan."Kita sama sekali nggak membayangkan kamu bakal hamil lebih cepat.""Sama, ma. Kita sama sekali nggak nyangka bakal secepat ini.""Kita jadi ikut bahagia waktu Fandi kasih kabar lewat pesan, percaya nggak percaya. Apalagi kalian langsung pisah, kamu sibuk sama kerjaan dan Fandi juga sama."Dona dan Fandi hanya tersenyum mendengar kalimat sang mama, sebenarnya memang tidak bisa ditebak sama sekali. Dona tidak merasakan apapun sama sekali ketika di Singapore, masalah pekerjaan membuat Dona yang tidak merasakan tanda-tandanya. Saat bertemu Fandi seketika terjadi perubahan dan mereka segera memutuskan perika menggunakan alat tes kehamilan yang dijual umum, hasilnya positif dan tanpa menunggu waktu langsung menuju dokter kandungan di rumah sakit. Hasilnya tidak jauh berbeda, tapi bagusnya mereka langsung mengetahui usia kehamilan yang ternyata sudah ada dari sebelu

  • Behind The Close Door   Pembicaraan Dalam

    "Kenapa, bang?""Masih lama Dona?""Abang ini aneh, masih ada satu jam kali."Fandi menghirup udara banyak agar sedikit lebih tenang, biarkan Lita menganggap dirinya merindukan Dona padahal memikirkan hal yang tidak penting."Pekerjaanmu bagaimana?" Fandi membuka pembicaraan terlebih dahulu.Lita menghembuskan napas panjangnya "Aku masuk waktu lagi banyak event, makanya aku sering pulang malam. Apartemen yang diminta Mbak Dona tempati bisa membuat aku nggak perlu dengar mama ngomel.""Kamu jadi kerja di H&D?" Fandi memastikan kembali.Lita menganggukkan kepala tanpa ragu "Kurang dua tahap lagi, bang. Aku juga sering ketemu Tama buat tanya-tanya, kadang kalau luang juga ke cafenya Mbak Naila buat belajar.""Memang ditempatin dimana?" Fandi tidak tahu pembicaraan kedua wanita tersebut."Rencananya sih agency, Mbak Dona minta aku disana bantuin Mas Azka. Mbak Reina yang mantan istrinya sudah nggak disana,

  • Behind The Close Door   MDR

    "Hubungan jarak jauh? Memang enak? Sudah menikah tapi pisah.""Sementara, lagian cuman beberapa hari.""Tetap saja nggak enak secara nggak ada yang menghangatkan, hubungi Ratih aja.""Kami sudah berakhir lama."Fandi meninggalkan meja setelah tidak ada pembicaraan lebih lanjut, pembicaraan yang tidak memberikan manfaat apapun. Dua hari setelah di rumah Vivi memberi kabar untuk ke Singapore dimana ada perusahaan yang membutuhkan dipastikan dan Dona sangat ahli dalam hal itu. Disamping itu harus melakukan rapat bulanan yang mengharuskan Dona dan ayahnya berada disana."Maaf, pak.""Pras, sudah mau wisuda?" Fandi menatap mahasiswa yang baru lulus atau bisa dikatakan telat."Ya, akhirnya.""Kemana setelah ini?" "Belum tahu, pak. Saya sudah bekerja di event organizer, bukan pekerjaan di firma hukum tapi setidaknya saya bekerja dengan posisi bagus.""Bagus kalau begitu, apa kamu nggak ingin melanjut

  • Behind The Close Door   Bulan Madu (21+)

    "Dalam...ahh...lebih....ahh...."Dona meremas rambut Fandi atas apa yang dilakukan dibawah, jilatan yang dilakukan dengan memasukkan jemarinya membuat Dona bergerak tidak menentu, menarik kepala Fandi menghentikan kegaiatannya dibawah sana. Melumat kasar bibirnya menyalurkan hasrat dan gairahnya, mendorong tubuh Fandi agar berbaring dan berganti dengannya.Memberikan sentuhan pada tubuh Fandi dengan gerakan sensual, melihat itu Fandi hanya bisa mendesah dengan meremas rambut Dona, bibirnya sudah beralih ke bawah dengan memegang milik Fandi. Memasukkan kedalam mulut, memberikan jilatan pada kepalanya sebelum memasukkan kedalam mulut, gerakan maju mundur dilakukan yang membuat Fandi mendesah keras atas perbuatan Dona, mendengar suara Fandi membuat Don semangat.Memberikan tatapan menggoda dibawah sana disertai dengan jilatan kasar pada milik Fandi yang diikuti dengan gerakan tangannya yang bermain pada telurnya, Fandi mendesah keras atas semua yang Dona laku

  • Behind The Close Door   Menggoda (21+)

    "Habis menikah itu wajahnya bahagia, masa daritadi cemberut.""Berisik!""Kenapa memang dia, Don?"Dona memilih tersenyum mendengar pertanyaan Reno, setelah proses akad kemarin dimana Dona memberitahukan jika palang merah seketika Fandi berubah. Fandi tetap perhatian padanya, tapi ekspresi wajahnya seperti orang lemas dan tidak ada gairah."Kalau lihat ekspresinya bisa dibilang Dona lagi palang merah," ucap Lucas yang tidak tahu darimana "Memang yakin? Apa jangan alasan aja biar kalian...""Abang, tolong mulutnya! Ada anak-anak disini." Anggi langsung menegur Lucas yang membuatnya terdiam "Jangan gangguin Dona, mending disini bantuin aku."Dona menahan tawa melihat ekspresi wajah Lucas, pria itu berjalan mendekati Anggi yang sedang bersama anak-anak. Pemandangan yang selalu dilihat setiap kali mereka berkumpul, tahta tertinggi saat berada di rumah adalah wanita. Lucas sangat mengikuti apa yang opa katakan, berbeda dengan Leo yang

  • Behind The Close Door   Sah

    "SAH!"Suara teriakan terdengar keras ketika proses selesai, lantunan doa mereka semua panjatkan setelah mendengar satu kata yang membuat napas lega. Beberapa menit lalu jantungnya berdetak kencang, memegang tangan Bima dan mengucapkan kalimat sakral.Menunggu kedatangan Dona yang berada dalam kamar, jantung Fandi semakin berdetak kencang. Acara pingitan yang dilakukan orang tua mereka membuatnya tidak saling bertemu, tapi mereka berdua selalu mempunyai cara bisa berhubungan walaupun tidak bisa lama.Suara musik terdengar, Fandi berdiri menatap pintu masuk menunggu kedatangan Dona. Pintu terbuka, menahan napas ketika membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Senyum lebar menghiasi wajah mereka berdua, tidak melepaskan tatapan satu sama lain dan hanya fokus pada satu objek. Langkah Dona semakin dekat sampai akhirnya dihadapan Fandi, dokumentasi diambil dan mereka memulai langsung apa yang menjadi susunan acara dari wedding organizer.Tanda tanga

  • Behind The Close Door   Keluarga Konglomerat

    "Kang, makasih banyak."Membalas pelukan Lita saat melingkarkan tangannya di perut, membelai rambut Lita dengan memberikan ciuman lembut. "Kenapa jadi melow gini?" Lita melepaskan pelukan dengan tatapan selidik."Memang salah kalau cium adik sendiri?" Fandi melangkahkan kakinya menuju ranjang."Ya udah, aku mau ke penginapan sebelah. Kang, Dara tidur sini memang nggak boleh?" Lita memberikan tatapan memohon."Mau tidur dimana? Kamu aja tidur kalau nggak sama mama ya disini, kamu mau tidur disana nanti? Kalau itu ijin mama bukan aku.""Enaknya jadi orang dewasa, aku juga pengen nikah.""Lulus dulu sana baru nikah." Fandi memperingati Lita "Ingat jadi cewek harus punya harga diri! Jangan mau disentuh seenaknya." "Pengalaman banget," goda Lita yang membuat Fandi mengacak rambutnya "Aku pergi dulu."Matanya tidak lepas melihat punggung Lita yang semakin menjauh, banyak hal yang sudah terjadi didalam hidup

DMCA.com Protection Status