Share

Sibuk

Author: nura0484
last update Last Updated: 2023-11-19 19:00:23

"Kopi, Pak."

Fandi menatap sekilas kopi yang diletakkan di meja tidak jauh dari jangkauannya, fokusnya kembali pada laptop dan tidak menghiraukan Retno yang sedang melakukan pekerjaannya.

"Pijatan agar rileks, Pak." Retno mengatakan saat merasakan penolakan dari Fandi.

"Lebih baik kamu fokus menyelesaikan yang belum selesai daripada memberikan pijatan," tolak Fandi langsung.

Fandi lebih baik menolak apa yang Retno lakukan, semua yang dilakukan bisa membuat mereka berakhir di ranjang. Hal yang selama ini mereka berdua lakukan, tidak tahu berapa stock pengaman yang dibawa Retno untuk persiapan mereka jika sudah bersama, tapi Fandi harus menghentikan semua yang sudah dilakukan bersama Retno, walaupun dirinya tahu akan sulit melakukan dan Retno yang tidak mempermasalahkan kondisi Fandi sebenarnya.

Fandi memang memutuskan untuk tidak mengakhiri hubungan setelah pengakuan berani Dona. Hal yang tidak mungkin dilakukannya, jujur atas apa yang dil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Behind The Close Door   Woman Time

    "Akang pasti suka lihat Kak Dona" ucap Lita saat menatap Dona menggunakan pakaian untuk acara pernikahan nanti "Kak Dona kenapa nggak mau tunangan sih?""Kamu aja nanti yang tunangan," jawab Dona cuek."Kalian ini serba cepat, memang sudah yakin?" tanya Lita yang tampaknya penuh rasa ingin tahu."Kamu tanya aja langsung sama Mas Fandi," jawab Dona sambil membalikkan badannya "Gimana?""Ini coba aja atau persiapan buat nikah?" tanya Lita sebelum menjawab pertanyaan Dona."Coba aja," jawab Dona menunggu jawaban Lita."Bagus dan seksi, aku yakin akang pasti langsung suka." Lita menjawab sambil mengarahkan ponselnya "Ibu hubungi."Dona memilih masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan dibantu pegawai butik, cukup lama mengganti pakaian dan saat keluar terkejut melihat Lita bersama dengan tiga wanita dimana dua wanita sudah Dona kenal yang tidak lain adalah ibunya Fandi dan kakak iparnya yang bernama Berry. Dona

    Last Updated : 2023-12-01
  • Behind The Close Door   Kisah Lain

    "Dia ikut?" Dona menganggukkan kepalanya "Dia nggak ngapa-ngapain kamu, kan?""Belum sempat melanjutkan keburu Kak Berry datang, memang keluargamu nggak ada yang tahu benaran?" tanya Dona penasaran yang diangguki Fandi "Hubungan kalian kaya gimana sih sampai nggak ada yang tahu? Backstreet?" Fandi menggelengkan kepalanya "Terus?"Fandi mencubit hidung Dona pelan "Masa lalu akan lebih baik nggak dibahas, persis yang dikatakan Berry ke kalian berdua."Kedatangan Berry pada saat itu bagi Dona tepat dan tidak, pasalnya Dona tidak mendapatkan jawaban atas tujuan Laras berbicara tentang masa lalunya dengan Fandi. Seharusnya memang tidak perlu melakukannya, hal sama yang dilakukan Dona beberapa saat lalu yang menceritakan tentang perbuatannya."Melamun apaan? Bagaimana di agency sudah bisa ngikutin?" Dona menghembuskan napasnya panjang "Melelahkan, aku belajar hal baru untung ada Fabian.""Fabian itu udah punya kekasih atau menikah?"

    Last Updated : 2023-12-03
  • Behind The Close Door   Kedatangan Tiba-tiba

    "Mbak, ada yang mau bertemu."Dona mengerutkan keningnya mendengar suara resepsionis di sambungan telepon, membuka jadwalnya dan tidak ada agenda apa-apa. Asistennya tadi juga tidak mengatakan apapun perihal janji dengan seseorang, masih terdiam mencoba mengingat tapi nihil."Siapa?" tanya Dona akhirnya setelah diam cukup lama."Dia bilang namanya Laras," jawab resepsionis langsung.Dona terdiam mendengar jawaban dari resepsionis tentang siapa yang datang, mengingat pembicaraan mereka yang terhenti karena kedatangan Berry, tampaknya masih ada yang harus dikatakan oleh wanita yang pernah menjadi tunangan Fandi. Berpikir cukup lama mengenai tentang menerima atau menolak, Dona merasa tidak ada lagi yang harus mereka bicarakan."Antar dia ke cafe, bilang sama pegawai sana untuk melayani dengan baik." Dona akhirnya memutuskan menerima dan ingin tahu maksudnya "Sepenting apa sampai harus datang dan berbicara sama dia."Menatap ponselny

    Last Updated : 2023-12-05
  • Behind The Close Door   Membicarakan Mantan

    "Aku sama sekali nggak menyangka dia akan melakukan itu," ucap Fandi sambil memijat kepalanya pelan.Pertemuan tadi secara tiba-tiba menghubungi Fandi, meminta pria itu mendengarkan apa yang mereka berdua bicarakan. Memiliki pengalaman di masa sebelumnya dan juga pengalaman saudaranya membuat Dona mengambil langkah itu, tidak ingin Fandi tahu dari orang lain yang bisa saja sudah diputar ceritanya.Selain alasan itu, alasan lainnya adalah keterbukaan. Dona memang tidak memiliki hubungan baik dengan sang mantan karena langsung merasakan kekerasan, tapi bersama Irwan dirinya belajar banyak. Irwan mengajarkan banyak hal, tidak salah jika sulit move on dari pria itu, walaupun apa yang dilakukannya lebih parah dari Laras. Tindakan Laras mengingatkan Dona pada apa yang dilakukan ke Irwan dan Naila, sampai membuat hubungan mereka hampir berakhir."Bagaimana kamu punya ide agar aku mendengarkan semuanya?" suara Fandi membuyarkan lamunan Dona."Pertemuan te

    Last Updated : 2023-12-07
  • Behind The Close Door   Wanita Drama

    "Apa mau kamu?" Fandi melakukan hal gila yang tidak pernah dilakukannya selama ini, komunikasi terakhirnya dengan Laras ketika mengetahui kehamilan wanita itu dengan kakaknya, setelah itu tidak pernah berbicara dalam. Pertemuan mereka hanya saat acara keluarga atau secara kebetulan di rumah orang tuanya, Fandi sendiri menyayangi anak mereka karena bagaimanapun ada darahnya disana."Memang dia udah bicara apa saja? Kamu baru mau bicara sama aku setelah cukup lama karena dia?" tanya Laras menatap Fandi dalam."Nggak usah drama, katakan saja apa mau kamu?" Fandi tidak menghiraukan kata-kata Laras."Apa kamu bisa memenuhinya?" tanya Laras tanpa menjawab pertanyaan Fandi "Kamu nggak akan bisa melakukannya.""Nggak usah berbelit, langsung katakan!" Fandi sudah tidak bisa menahan emosinya dan sempat membuat Laras terkejut."Kamu berubah, selama ini nggak pernah membentak atau mengeluarkan nada tinggi sama aku," ucap Laras dengan wajah

    Last Updated : 2023-12-09
  • Behind The Close Door   Curhat

    "Kamu ketemu sama dia?" Fandi memilih terbuka pada Dona terkait dengan Laras, tapi belum dengan Retno. Hatinya masih belum bisa membuka masalah Retno, seharusnya memang semua sudah berakhir seperti dengan mudahnya menyelesaikan dengan Laras."Kamu nggak papa?" tanya Dona dengan ekspresi khawatir."Aku nggak papa, setelah ketemu dia langsung ke rumah Kang Seno." Dona mengerutkan keningnya "Ngapain? Curhat? Memang nggak ganggu Kang Seno?" "Teh Berry udah tahu kalau Laras ngajak bicara sama kamu jadinya aku perlu bicara sama mereka, aku membutuhkan pendapat mereka." Fandi menjelaskan tujuannya bertemu Seno."Aku kira kamu nggak perlu pendapat orang lain, profesi yang berkaitan dengan hukum sesuai dengan buku dan yang terlihat tanpa perlu tahu keadaan sebenarnya." Dona menyindir sambil tersenyum."Nggak semua begitu, ada yang bersih." Fandi mengoreksi Dona yang hanya menganggukkan kepalanya "Aku nggak tahu kenapa dia ngga

    Last Updated : 2023-12-11
  • Behind The Close Door   Berpisah

    "Aku kira kamu nggak akan datang."Retno memeluk Fandi setelah masuk ke apartemennya, melepaskan pelukan Retno dengan melangkahkan kakinya ke dapur. Fandi menyadari Retno mengikutinya dari belakang, mengambil makanan yang dibawa dan langsung menyiapkannya. Fandi memilih duduk di meja makan dengan membiarkan Retno melakukan tugasnya, mengeluarkan ponsel dengan membalas pesan."Makan dulu baru ponselnya nanti," ucap Retno saat makanan sudah ada dihadapan mereka.Makan dalam keadaan diam, Fandi memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengakhiri semuanya. Sesekali sudut matanya melihat Retno, berusaha untuk tenang dengan merangkai kata-kata yang tidak akan menyakitinya. Retno membersihkan piring yang mereka pakai untuk makan dan lagi-lagi Fandi hanya diam, beranjak dari tempatnya menuju sofa yang ada di ruangan."Banyak pikiran?" Retno duduk disamping Fandi mengambil tangannya dengan memberikan pijat perlahan "Kemana aja selama ini?""Sibuk," j

    Last Updated : 2023-12-13
  • Behind The Close Door   Mencari Penyakit

    "Kenapa kamu?" Seno memicingkan matanya menatap Fandi yang tampak kusut.Fandi mengusap wajahnya kasar mendengar pertanyaan Seno. Pertemuan terakhirnya dengan Retno semakin membuatnya pusing, memilih tidak menemui Dona sementara waktu untuk menenangkan diri. "Kenapa sih?" tanya Seno yang sudah mulai kesal dengan sikap Fandi "Kamu nggak lagi cari penyakit, kan? Pernikahan sudah mau depan mata."Fandi menatap Seno dengan tatapan lelah, semua yang dilakukan selama ini adalah salah dan kesalahan yang sangat besar. Mengusap wajahnya kasar dengan hembusan napas yang terdengar lelah, Seno masih setia menatap seakan menunggu jawaban dari Fandi."Kamu nggak melakukan hal gila, kan?" Seno mengulang lagi pertanyaannya."Sayangnya ya," jawab Fandi menundukkan kepalanya."Bagaimana bisa? Dia hamil?" Fandi menggelengkan kepalanya "Lalu?""Dia nggak mau hubungan ini berakhir," jawab Fandi masih menundukkan kepalanya "Dia akan menunggu

    Last Updated : 2023-12-15

Latest chapter

  • Behind The Close Door   End

    "Sudah tidur mereka?""Barusan, ada apa?" "Aku nggak menyangka kita bisa melewati semua masalah, punya anak-anak yang lucu.""Kamu nggak kasih aku istirahat, masa setiap tahun melahirkan kaya kejar target aja." Dona mengerucutkan bibirnya yang langsung mendapatkan ciuman singkat dari Fandi."Kamu hebat dan luar biasa, melahirkan tiga anak setiap tahun." "Kamu yang kebangetan nggak biarin aku istirahat." Dona mengerucutkan bibirnya "Tapi...waktu lihat mereka lahir rasa sakit seketika hilang, aku langsung jadi penasaran kalau punya lagi akan mirip siapa.""Tapi...kenapa anak kita dan Azka nggak ada yang kembar ya?" "Mau kembar?" Dona menatap tanda tanya."Bukan gitu, kalian berdua kan kembar terus kenapa anak kalian nggak ada yang kembar?"Dona mengangkat bahunya "Belum mungkin, sekarang juga nggak kembar.""Apa kita buat kembar setelah ini lahir?" Dona membelalakkan matanya mendengar kalimat

  • Behind The Close Door   Bicara Tidak Jelas

    "Kamu mau ke Singapore aja? Sudah yakin? Memang nggak pecah itu kepala diisi belajar mulu?""Aku buat karya ilmiah disana, setidaknya sampai anak kita lahir.""Kita disini juga nggak ada masalah.""Kasihan ayah sama bunda kamu, mereka pastinya butuh anak disana. Anggap aja sebagai bakti ke orang tua.""Gimana sama mama dan papa?""Disini ada banyak anak-anaknya, beda sama ayah dan bunda. Anaknya cuman kamu sama Azka, apalagi Azka lebih senang di agency daripada ngurus perusahaan disana. Azka bilang pecah kepalanya kalau urus perusahaan disana, dia coba udah gatal pengen keluar."Dona berdecih mendengar kata-kata yang Azka ucapkan ke Fandi, Azka memang nggak suka lihat angka atau apapun itu. Azka lebih menyukai suara musik, membuat musik membuat jiwanya tenang, tidak salah jika opanya menyiapkan masa depan mereka masing-masing."Dia bukan pecah kepala aja, tapi gatal pantatnya kalau kelamaan duduk lihat angka dan baca per

  • Behind The Close Door   Hamil

    "Tokcer juga.""Jelas!" Fandi berkata dengan nada bangga dan penuh kesombongan."Kita sama sekali nggak membayangkan kamu bakal hamil lebih cepat.""Sama, ma. Kita sama sekali nggak nyangka bakal secepat ini.""Kita jadi ikut bahagia waktu Fandi kasih kabar lewat pesan, percaya nggak percaya. Apalagi kalian langsung pisah, kamu sibuk sama kerjaan dan Fandi juga sama."Dona dan Fandi hanya tersenyum mendengar kalimat sang mama, sebenarnya memang tidak bisa ditebak sama sekali. Dona tidak merasakan apapun sama sekali ketika di Singapore, masalah pekerjaan membuat Dona yang tidak merasakan tanda-tandanya. Saat bertemu Fandi seketika terjadi perubahan dan mereka segera memutuskan perika menggunakan alat tes kehamilan yang dijual umum, hasilnya positif dan tanpa menunggu waktu langsung menuju dokter kandungan di rumah sakit. Hasilnya tidak jauh berbeda, tapi bagusnya mereka langsung mengetahui usia kehamilan yang ternyata sudah ada dari sebelu

  • Behind The Close Door   Pembicaraan Dalam

    "Kenapa, bang?""Masih lama Dona?""Abang ini aneh, masih ada satu jam kali."Fandi menghirup udara banyak agar sedikit lebih tenang, biarkan Lita menganggap dirinya merindukan Dona padahal memikirkan hal yang tidak penting."Pekerjaanmu bagaimana?" Fandi membuka pembicaraan terlebih dahulu.Lita menghembuskan napas panjangnya "Aku masuk waktu lagi banyak event, makanya aku sering pulang malam. Apartemen yang diminta Mbak Dona tempati bisa membuat aku nggak perlu dengar mama ngomel.""Kamu jadi kerja di H&D?" Fandi memastikan kembali.Lita menganggukkan kepala tanpa ragu "Kurang dua tahap lagi, bang. Aku juga sering ketemu Tama buat tanya-tanya, kadang kalau luang juga ke cafenya Mbak Naila buat belajar.""Memang ditempatin dimana?" Fandi tidak tahu pembicaraan kedua wanita tersebut."Rencananya sih agency, Mbak Dona minta aku disana bantuin Mas Azka. Mbak Reina yang mantan istrinya sudah nggak disana,

  • Behind The Close Door   MDR

    "Hubungan jarak jauh? Memang enak? Sudah menikah tapi pisah.""Sementara, lagian cuman beberapa hari.""Tetap saja nggak enak secara nggak ada yang menghangatkan, hubungi Ratih aja.""Kami sudah berakhir lama."Fandi meninggalkan meja setelah tidak ada pembicaraan lebih lanjut, pembicaraan yang tidak memberikan manfaat apapun. Dua hari setelah di rumah Vivi memberi kabar untuk ke Singapore dimana ada perusahaan yang membutuhkan dipastikan dan Dona sangat ahli dalam hal itu. Disamping itu harus melakukan rapat bulanan yang mengharuskan Dona dan ayahnya berada disana."Maaf, pak.""Pras, sudah mau wisuda?" Fandi menatap mahasiswa yang baru lulus atau bisa dikatakan telat."Ya, akhirnya.""Kemana setelah ini?" "Belum tahu, pak. Saya sudah bekerja di event organizer, bukan pekerjaan di firma hukum tapi setidaknya saya bekerja dengan posisi bagus.""Bagus kalau begitu, apa kamu nggak ingin melanjut

  • Behind The Close Door   Bulan Madu (21+)

    "Dalam...ahh...lebih....ahh...."Dona meremas rambut Fandi atas apa yang dilakukan dibawah, jilatan yang dilakukan dengan memasukkan jemarinya membuat Dona bergerak tidak menentu, menarik kepala Fandi menghentikan kegaiatannya dibawah sana. Melumat kasar bibirnya menyalurkan hasrat dan gairahnya, mendorong tubuh Fandi agar berbaring dan berganti dengannya.Memberikan sentuhan pada tubuh Fandi dengan gerakan sensual, melihat itu Fandi hanya bisa mendesah dengan meremas rambut Dona, bibirnya sudah beralih ke bawah dengan memegang milik Fandi. Memasukkan kedalam mulut, memberikan jilatan pada kepalanya sebelum memasukkan kedalam mulut, gerakan maju mundur dilakukan yang membuat Fandi mendesah keras atas perbuatan Dona, mendengar suara Fandi membuat Don semangat.Memberikan tatapan menggoda dibawah sana disertai dengan jilatan kasar pada milik Fandi yang diikuti dengan gerakan tangannya yang bermain pada telurnya, Fandi mendesah keras atas semua yang Dona laku

  • Behind The Close Door   Menggoda (21+)

    "Habis menikah itu wajahnya bahagia, masa daritadi cemberut.""Berisik!""Kenapa memang dia, Don?"Dona memilih tersenyum mendengar pertanyaan Reno, setelah proses akad kemarin dimana Dona memberitahukan jika palang merah seketika Fandi berubah. Fandi tetap perhatian padanya, tapi ekspresi wajahnya seperti orang lemas dan tidak ada gairah."Kalau lihat ekspresinya bisa dibilang Dona lagi palang merah," ucap Lucas yang tidak tahu darimana "Memang yakin? Apa jangan alasan aja biar kalian...""Abang, tolong mulutnya! Ada anak-anak disini." Anggi langsung menegur Lucas yang membuatnya terdiam "Jangan gangguin Dona, mending disini bantuin aku."Dona menahan tawa melihat ekspresi wajah Lucas, pria itu berjalan mendekati Anggi yang sedang bersama anak-anak. Pemandangan yang selalu dilihat setiap kali mereka berkumpul, tahta tertinggi saat berada di rumah adalah wanita. Lucas sangat mengikuti apa yang opa katakan, berbeda dengan Leo yang

  • Behind The Close Door   Sah

    "SAH!"Suara teriakan terdengar keras ketika proses selesai, lantunan doa mereka semua panjatkan setelah mendengar satu kata yang membuat napas lega. Beberapa menit lalu jantungnya berdetak kencang, memegang tangan Bima dan mengucapkan kalimat sakral.Menunggu kedatangan Dona yang berada dalam kamar, jantung Fandi semakin berdetak kencang. Acara pingitan yang dilakukan orang tua mereka membuatnya tidak saling bertemu, tapi mereka berdua selalu mempunyai cara bisa berhubungan walaupun tidak bisa lama.Suara musik terdengar, Fandi berdiri menatap pintu masuk menunggu kedatangan Dona. Pintu terbuka, menahan napas ketika membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Senyum lebar menghiasi wajah mereka berdua, tidak melepaskan tatapan satu sama lain dan hanya fokus pada satu objek. Langkah Dona semakin dekat sampai akhirnya dihadapan Fandi, dokumentasi diambil dan mereka memulai langsung apa yang menjadi susunan acara dari wedding organizer.Tanda tanga

  • Behind The Close Door   Keluarga Konglomerat

    "Kang, makasih banyak."Membalas pelukan Lita saat melingkarkan tangannya di perut, membelai rambut Lita dengan memberikan ciuman lembut. "Kenapa jadi melow gini?" Lita melepaskan pelukan dengan tatapan selidik."Memang salah kalau cium adik sendiri?" Fandi melangkahkan kakinya menuju ranjang."Ya udah, aku mau ke penginapan sebelah. Kang, Dara tidur sini memang nggak boleh?" Lita memberikan tatapan memohon."Mau tidur dimana? Kamu aja tidur kalau nggak sama mama ya disini, kamu mau tidur disana nanti? Kalau itu ijin mama bukan aku.""Enaknya jadi orang dewasa, aku juga pengen nikah.""Lulus dulu sana baru nikah." Fandi memperingati Lita "Ingat jadi cewek harus punya harga diri! Jangan mau disentuh seenaknya." "Pengalaman banget," goda Lita yang membuat Fandi mengacak rambutnya "Aku pergi dulu."Matanya tidak lepas melihat punggung Lita yang semakin menjauh, banyak hal yang sudah terjadi didalam hidup

DMCA.com Protection Status