Share

8

Penulis: Mhammadtaufiq
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-02 11:26:18

Aristela Pov

Pembicaraanku bersama Adnan harus berakhir ketika suara Tante Cahyani mengagetkan kami dari belakang.

"Ternyata kalian ada di sini. Adnan, tuntun Aristela ke dalam, karena kita akan makan malam bersama," ucap Tante Cahyani kemudian meninggalkan kami. Adnan pun mulai berdiri dan diriku menyusulnya yang sedang menggerakkan tangan sebagai kode agar aku mengikutinya.

Setelah sampai di ruang makan, ternyata hanya kami berdua yang belum datang sebelumnya, karena ayah dan keempat saudara Adnan sudah duduk di kursi masing-masing.

"Nak, kamu duduk di sampingnya Abraham enggak apa-apa, kan?" tanya Tante Cahyani, sebenarnya diriku tentu keberatan karena harus berada di samping pria menyebalkan itu, terlebih lagi dia kurang lebih seperti ayah yang terlihat narsis dan suka tebar pesona.

"Eum, kalau Aristela di sampingnya Adnan enggak apa-apa kan, Mah?" sahut Adnan tiba-tiba dan aku langsung menatapnya senang. Bagus Adnan, kamu sang penyelamat.

"Enggak usah, Aristela di samping Abraham aja, soalnya ribet kalau ada di sampingmu, pasti kamu suka godain Aristela, kan?" tanya Tante dan Adnan menunjukkan wajah cengirannya kemudian menatapku dengan tatapan yang menjelaskan bahwa dia tak dapat menolong.

"Enggak apa-apa kok, Tante. Aristela duduk di sampingnya Kak Abraham saja," ucapku dan pria yang kusebut namanya lantas bereaktif dengan menatapku penuh kemisteriusannya.

Makan malam pun berjalan dengan lancar dengan perbincangan ayah dan Tante Cahyani yang mengisi keheningan, sementara kami berenam hanya sibuk makan walau aku terkadang tertawa kecil mendengar gombalan ayah.

"Terima kasih atas jamuannya, Cahaya, kalau begini mah udah siap sekali berarti," ucap ayah sebagai pamitnya dan diselipi ucapan kecil yang menggombal.

"Sama-sama, aku juga mau berterima kasih karena sudah repot-repot mau datang ke sini."

Aku takkan diam saja tentunya, sembari tersenyum, diriku mengucapkan terima kasih pula ke Tante Cahyani dan dibalas pula dengan senyum ramahnya.

Sebelum aku benar-benar pergi bersama ayah, ternyata Adnan berteriak, "Kak jangan lupa besok yah!"

"Iyah, besok kakak ke sini, tapi inget ... jangan sampai telat bangun," balasku dan Adnan menaikkan jempolnya.

Ketika aku dan ayah di mobil, ayah sempat bertanya, untuk apa diriku ke sana besok, lantas aku menjawab kalau Adnan memintaku untuk mengantarnya ke sekolah lantaran dia merindukan sosok mamah atau kakak, karena terakhir kali Adnan merasakan hal tersebut ketika dirinya masih sekolah dasar.

"Cepat juga yah kamu akrab sama mereka, baru juga kenalan," ucap ayah dan aku langsung menggeleng.

"Enggak juga, Ayah. Aristela baru akrab sama Adnan karena anak itu enak diajak ngobrol, kecuali keempat kakaknya yang agak cuek sama nyebelin, terutama si Abraham yang ngasih tau kalau aku lagi ngintip," balasku dan ayah langsung tertawa.

"Untung kamu ngingetin kejadian itu, sekaligus kamu juga buat Bapak salah tingkah di depannya Cahyani karena kelakuanmu seperti orang mesum itu, ada-ada saja," ujar ayah dan aku cemberut mendengarnya.

"Ish, kan aku penasaran, soalnya dia lagi nyanyi gitu," balasku.

"Hm, cari-cari alasan padahal lagi nyari kesempatan buat cuci mata, hadeuh, ada-ada aja anak gadisku ini, ingat ... jangan sampai terbawa perasaan karena kalian bakalan jadi saudara tiri."

"Ih, mau seganteng apa pun si Abraham dan saudara-saudaranya, pasti enggak melibatkan perasaan yang lebih dari adik kakak, Ayah. Karena Aristela yakin, kalau mereka itu memiliki selera masing-masing yang tentunya diriku jauh dari kriteria mereka."

"Jadi, kamu berharap gitu jadi kriteria mereka?" goda ayah menaikturunkan alisnya.

"Haish, enggak dong, Yah. Kan Aristelan udah bilang kalau perasaan kami sebatas kakak adik doang."

"Iyah, iyah, terserah kamu deh, awas kalau saling cinta, bisa rumit loh, Nak."

"Aristela bisa pegang kok ucapan sendiri, Ayah tenang aja."

Author POV

Di kediaman Cahyani, sang ibu dari kelima anak mulai bertanya kepada Adnan lantaran mendengar ucapan putra bungsunya itu ketika Adibal dan Aristela ingin pulang.

"Nak, kamu nyuruh Aristela buat ke sini untuk apa? Mamah curiga kalau kamu mau ngerepotin dia nih, bener kan?"

"Ah, enggak, Mah. Adnan enggak ngerepotin Kak Aristela kok, bahkan Kak Aristelanya aja senang hati, jadi ... Adnan minta dianterin ke sekolah besok, itu aja, kalau masalah pulangnya, nanti Pak Raden yang jemput aku," jawab Adnan.

Abraham terkekeh kecil, dari kekehan itulah yang berubah secara perlahan menjadi sebuah senyuman jahil.

"Bukannya lo pengen dianterin Aristela buat diakuin kalau lo enggak jomlo?"

Adnan terkejut, bagaimana bisa abangnya yang satu ini tahu?

"Enggak usah kaget, gue juga tau kalau lo mau dianterin karena pengen ngerasain dianter sama kakak perempuan, kan?" Kali ini Agam yang menyahut, dan disusul pula oleh Aderald dancAugust dengan kalimat yang sama, "Semuanya nyimak pas lo bicara sama Aristela di ruang keluarga."

"Hadeuh, dasar Abang-abang tukang nguping, enggak ada kerjaan, kah? Atau kalian cemburu karena gue deket sama kakak cantik?" goda Adnan dan keempatnya kompak menjawab, "Enggaklah!"

"Bohong, kentara banget lagi iri, makanya jangan sok mahal terus sok kegantengan pula, Bang. Gue tau kalau kalian juga rada tertarik sama Aristela, kan? Bahkan Kak Aristela terang-terangan muji Bang Abraham ke gue, dia bilang kalau dia ngefans sama suaranya Abang," ujar Adnan dan Abraham tersenyum bangga mendengarnya.

"Eits ... jangan seneng dulu, cuman suaranya doang yang dikagumi, untuk muka sama sifat, keempat-empatnya enggak disukai kecuali gue seorang, HA HA HA," tawa Adnan begitu puas ketika melihat keempat abangnya mendengus sebal, sementara Cahyani begitu takjub, perubahan yang dibawa oleh Aristela di rumah ini sangatlah berubah drastis.

"Jadi, kamu senang punya kakak seperti Aristela?"

"Seneng banget, Mah, makasih karena udah mau nikah sama bapaknya Aristela," jawab Adnan dan Aderald yang mendengar itu bercih dan mengatakan, "Bilang aja lo demenin dia, kan? Sampai-sampai pengen nikahin Aristela, berhenti halu boy, kita cukup saudara tirinya aja."

Adnan pun membalas dengan lagu yang berasal dari penyanyi dangdut, yaitu Erie Suzan. "Walaupun aku percaya, jodoh takkan ke mana. Bila Tuhan menakdirkan, pasti diberi jalan," balas Adnan dengan alunan lagu, disertai mimik wajah yang menjiwai.

"Cukup itu doang yang gue kasih, Bang. Semoga sampai di sini lo paham, kalau jodoh mah enggak bakalan ke mana, yang penting gue berusaha aja dulu, enggak kayak kalian, suka tapi gengsi, pas Aristelanya nanti jadian sama gue, pada nangis sambil guling-gulingan di ranjang bareng bantal," tambah Adnan dengan nada yang kejam nan sadis dibuatnya, membuat abang-abangnya menjadi geram, akan tetapi ... Cahyani menghentikan perdebatan mereka dengan cara, "Enggak ada yang namanya pacaran atau nikah sama saudara tiri, sampai di sini paham?!" tegas Cahyani, karena dirinya tidak ingin putra-putranya saling membenci atau bersaing karena ingin memiliki Aristela.

"Mamah menikah dengan Pak Adibal, tujuannya bukan untuk ini, tetapi karena kami memang saling mencintai dan saling membutuhkan," lanjut Cahyani, hingga Abraham tiba-tiba menyahut, "Iyah-iyah, kami tahu Mamah rindu pengen dibelai-belai."

Sontak, kelima putranya langsung tertawa dan Cahyani meninggalkan mereka dengan rona wajah yang tampak jelas.

Bab terkait

  • Be My Princess Adibrata   9

    Pagi ini, Aristela sarapan pagi bersama sang ayah, walau berangkat kerjanya agak sedikit lambat di banding hari-hari sebelumnya, tapi itu tidak membuatnya terlambat pula di toko roti karena nanti dia harus ke rumah Tante Cahyani untuk menjemput Adnan, sesuai perjanjian mereka semalam."Tumben jam segini baru pergi, biasanya jam enam, kok bisa, Nak?" tanya Adibal, dan pria tersebut sepertinya lupa jika hari ini Aristela ingin ke rumah Tante Cahyani untuk mengantar Adnan."Ayah enggak inget kalau Aristela bakalan ke rumahnya Tante Cahyani buat nganterin Adnan?" Setelah memberikan pertanyaan tersebut, Adibal langsung menjitak dahinya dan mengatakan, "Astaga, Papah lupa, Nak.""Haduh Ayah, makin berumur sih, jadi wajar, he he.""Eits, makin berumur makin ganteng loh Papahmu ini, Nak. Ngomong-ngomong, mulai sekarang kamu manggil Ayah, pake Papah yah, enggak usah Ayah, agak kuno kedengerennya," balas Adibal dan Aristela h

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   10

    Keempatnya tak dipedulikan oleh Aristela karena gadis tersebut lebih mementingkan Adnan sekarang, buktinya ... Aristela menghampiri Adnan untuk meraih tangan anak tersebut agar dia cepat-cepat bèrsiap untuk sekolah, sebelum waktu termakan lebih banyak hanya karena mendengar kelima saudara membahas hal yang konyol."Kamu udah siap, kan? Kalau gitu ayo, nanti Kakak telat kerja," ucap Aristela dan Adnan menurut."Bang minta duit dong buat jajan," pinta Adnan cengengesan dan Aristela langsung menyicingkan matanya karena perkataan Adnan tak sesuai dengan ucapannya kemarin."Iddih, katanya punya banyak duit buat jajanin Kakak tiap bulan, tapi nyatanya minta-minta," ucap Aristela dengan tawa yang mengiringi."Nih lima rebu, harus irit.""Bjir, pelit banget lu, Bang, masa dikasih lima rebu doang?""Syukur-syukurlah, lo harus hemat karena di luaran sana masih banyak orang yang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   11

    Pita langsung tersentak dengan pertanyaan Aristela yang dirasanya sangat lancang itu, sementara menurut Aristela sendiri, dia takkan peduli jika perasaan Pita akan sakit atau teriris akan kalimat sadisnya, karena dia sudah terlanjur buruk mood-nya, ditambah lagi dengan dua wanita songon yang tambah memanas-manasinya."Kenapa diam? Apa ucapanku bener yah? Kalau memang bener, miris banget demi duit sampai segitunya mempermalukan diri sendiri, bahkan harga dirimu dapat ditukar dengan iphone," lanjut Aristela semakin sinis menatap Pita, Pita ingin membalas wanita itu, akan tetapi ... suasana di toko roti semakin ramai dengan hadirnya para pelanggan yang sedang menyaksikan adu mulut mereka.Aristela yang merasakan situasi makin ramai, segera menghindari mereka yang terus menatapnya dan memilih untuk masuk ke dapur saja agar dapat menenangkan diri sejenak."Pagi-pagi langsung disemprot sama bos, nasib ... nasib," gumam Ariste

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   12

    Para karyawan yang bekerja di toko roti, tak bisa bertanya apa-apa lagi tentang nasib Asma dan Pita, karena keduanya otomatis diberhentikan atau dipecat oleh Pak Syahrul secara kejam di sana.Bahkan Asma mengeluarkan air matanya sembari memohon-mohon kepada bosnya itu untuk tidak memecatnya. Namun, Pak Syahrul tak mengucapkan apa-apa selain menunjukkan ekspresi wajah yang tidak bersahabat, sementara Pita? Wanita itu sudah pasrah dengan apa keputusan Pak Syahrul, karena perasaannya sekarang ini hanya bisa menanggung penyesalan serta emosi yang besar terhadap si Aristela itu."Untuk apa lagi kalian berada di sini? Cepat keluar dari tokoku, aku tak sudi melihat wajah kalian berdua, cepat angkat kaki!" bentak Pak Syahrul dan keduanya pun langsung pergi dari tempat tersebut dalam keadaan malu nan menunduk."HUU" sorak-sorakan dari para karyawan yang puas atas perginya mereka berdua yang akhirnya membuat karyawan-karyawan di

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   13

    Saking senangnya Aristela karena dapat membantu Pak Raden bekerja, menimbulkan sesuatu yang akward, di mana gadis tersebut menabrak pria seumurannya yaitu Aderald karena tidak terlalu fokus ke depan."Sial, cokelat panasku!" desis Aderald melihat cokelat panasnya yang terbuang sia-sia karena Aristela yang menabraknya, tak hanya itu, dia pun merasa panas karena percikan air minumannya itu mengenai kaki Aderald."Ma-maafkan aku, aku terlalu gembira sehingga menabrakmu, ngomong-ngomong namamu siapa? Aku lupa." Aristela masih sempat bertanya di situasi tersebut dan Aderald memuta bola matanya malas lalu menatap Aristela dengan lekat + tajam."Namaku Aderald, lain kali hati-hati berjalan, dasar merepotkan, aku akan menuntutmu untuk menggantikan cokelat panasku, calon saudara tiri yang nakal," jawab Aderald dengan tambahan balasan yang agak jahil di akhit kalimatnya karena Aristela merinding begitu saja melihat kedipan mata pria di

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   14

    Aristela POVSelesai membantu Pak Raden ada kepuasan tersendiri dalam diriku, apalagi melihat bapak tersebut semakin mudah pekerjaannya, apalagi beliau pun sudah agak tua, jadi staminanya sedikit berkurang di banding dia waktu muda.Pak Raden begitu senang menyampaikan rasa terima kasihnya dan aku membalasnya dengan senang pula bahwa aku pun menikmati kerja-kerja tadi, yang entah kenapa sikap Pak Raden tiba-tiba berubah di mana dirinya menunduk sembari tersenyum lalu pergi begitu saja, kemungkinan bapak lagi ada urusan lain jadi agak terburu-buru dilihatnya.Aku mencari keberadaan Aderald karena aku mengingat perkataan pria itu yang terlihat mulai membuka diri dan ini adalah kesempatan bagus untuk memanfaatkan agar aku dapat akrab dengannya."Aderald ke mana, yah? Enggak ketemu-ketemu orangnya, kemungkinan ada di ko-""Kenapa?"Aku terkejut, Aderald menepuk pundakku tiba-tiba dan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   15

    Author POVSudah jam setengah dua lewat dua belas, dan di waktu itulah Adnan baru keluar dari pintu gerbang sekolahnya dan menunggu Aristela, dia pun menuju halte bersama temannya untuk nongkrong di sana."Adnan, tadi kalau enggak salah, gue liat lo lagi ngebonceng cewek cantik, lo dapet dari mana?""Rahasialah, nanti dia dateng lagi buat ngejemput gue, jangan sampai kalian-kalian ngeliat mukanya, kalau sampai, auto jatuh cinta saking cantiknya," jawab Adnan dan teman-temannya ingin menjitak si Adnan."Pelit banget lo, kasih taulah, kalau cocok sama gue, nanti dicomblangin yah," pinta pria yang bernama Garda dan Adnan langsung melarang."Heleh, enggak mau gue! Kalau dia pacaran sama lo, auto dirusakin, lo kan nafsuan tinggi sampai puncak patung mariana, dikit-dikit punya burung langsung baper, apalagi cewek yang gue bonceng tadi beningnya enggak ketulungan, mulus coy," balas Adnan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   16

    Aristela harus berhenti di pertengahan jalan, gadis tersebut merasa lupa sesuatu dan ia terus mencoba untuk mengingatnya kembali, beberapa menit berkutat dengan memori, akhirnya Aristela menemukan jawaban, bahwa dia ketinggalan ponselnya di rumah Adnan, maka dari itu ... Aristela menghela napas karena dia harus putar balik, dia menjadi heran, padahal sebelum pulang, dirinya membahas mengenai papanya yang akan dia hubungi. Namun, namanya juga sifat lupa itu adalah manusiawi, manusia takkan bisa mengelak salah satu sifat wajar tersebut.Aristela pun sampai di rumah megah Tante Cahyani, langkahnya cepat-cepat memasuki rumah tersebut dan menuju suatu tempat di mana dirinya meletakkan ponsel tepat di ruang keluarga dan berada di samping televisi."Adnan!" panggil Aristela memanggil bocah tersebut, Adnan yang asik ganti baju, segera keluar kamar walau dia bertelanjang setengah-hanya bagian bawah saja yang ditutupi-Adnan segera ke pusat suara dan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02

Bab terbaru

  • Be My Princess Adibrata   EKSTRA CHAPTER

    Aristela resmi akan menikah bersama Zahair, para saudaranya jelas mendukung terutama Adnan yang hampir menangis pula ketika melihat sang kakak terharu, di moment itu, August tak henti-hentinya ilfeel dengan sang adik."Lebay amat, lu.""Hadeuh, udah nikah nanti, pasti enggak ada Kak Aristela di sini, yang ada malah keempat orang jomlo yang sering gangguin gue," balas Adnan dan mendapatkan jitakan dari Agam."Kalau ngomong suka bener lo.""Iyalah," sebal Adnan.Abraham sendiri bagaimana? Dia juga ikut bahagia, selama ini banyak yang menyangkanya benar-benar cemburu karena menyukai Aristela, tidak! Setelah Abraham menutup hati, dia tidak tertarik ke lawan jenis pada Aristela, tetapi sudah menyukainya dalam artian adik yang sesungguhnya. Dia hanya cemburu jika Aristela lebih akrab ke saudaranya yang lain di bandingkan dia sendiri, dan kini, sang adiknya itu akan menikah, mendahului para kakak

  • Be My Princess Adibrata   73

    Orang yang ditunggu-tunggu sudah tiba, Zeline senang sekali karena papahnya sudah datang, anak itu berlari dan menarik tangan sang papah untuk bergabung bersamanya juga bersama Aristela dalam acara makan buah."Mamah boleh kupasin apel ini buat Aristela?" pinta Zeline."Boleh," jawab Aristela, kemudian mengupaskan apel tersebut dengan cutter berukuran kecil, bukan hanya mengupasnya, tetapi juga memotongnya menjadi beberapa bagian, membuat Zeline semakin gembira.Ketika Aristela memberikan buah tersebut kepada Zeline, Zeline menolaknya, membuat dua orang menjadi keheranan."Kenapa Zeline?""Zeline enggak mau makan kalau Mamah enggak nyuapin Papah dulu," jawab Zeline cemberut dan Aristela hanya bisa menuruti permintaan anak kecil ini. Aristela mengambil satu bagian dari apel, kemudian menyuapi Zahair, walau ia sedikit malu karena Zahair terus menatapnya."Nah udah, sekarang

  • Be My Princess Adibrata   72

    "Astaga Bapak!" Aristela mendorong Syahrul sekuat tenaga, matanya memerah dan sedikit berlinang karena kaget serta kecewa kepada pria itu, bukan hanya matanya, tetapi wajah Aristela pun memerah juga karena terlanjur emosi."Aristela saya ha-""Hanya apa? Memberikan tanda di leher saya? Apakah itu pantas dikatakan sebagai 'hanya?' jangan membuat saya terlihat murahan untuk yang kedua kalinya, Pak!" Aristela menatap tajam Syahrul."Aristela dengarkan aku, a-""Aku tidak peduli lagi, mau Bapak bunuh keluarga saya, saya enggak peduli! Saya sudah capek dengan semuanya dan saya akan memutuskan untuk mengakhiri hidup saya sendiri dan mumpung Bapak ada di sini, jadi Bapak bisa menyaksikannya secara langsung," potong Aristela dan berujar dengan nada yang tidak main-main lagi. Keseriusannya untuk mengakhiri semuanya sudah berada di ujung tanduk, karena dia ingin mengakhir semua masalah dalam hidup, sekalian nyawanya jug

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   70

    Aristela telah pulang, dirinya mencari di mana keberadaan Adnan tetapi dia tidak menemukan pria itu, hanya ada Agam dan Abraham saja di rumah, dirinya pun menghampiri kakak tertua dan menanyakan keberadaan bocah itu."Kak Abraham, Adnan ke mana, yah?" tanyanya."Di rumah kamu, dia bermalam di sana sama Aderald dan August, juga mamah sama papah," jawab Abraham."Yah ... padahal mau kuajak nonton bareng malam ini," kecewa Aristela kemudian meninggalkan Abraham."Nonton bareng? Kenapa tidak mengajak kami berdua saja?" sahut Abraham tiba-tiba, mendengar kalimat itu membuat Aristela sedikit meragu, tidak biasanya sang kakak ingin menemaninya menonton film horor bersama, biasanya hanya August, Aderald, dan Adnan saja."Eum, boleh," jawab Aristela, bibirnya pun tersenyum gembira dan segera menyalakan televisi dan memutar flm yang telah ia download di telegram melalui smart tv agar ponselnya bisa terhu

  • Be My Princess Adibrata   69

    Aristela kembali ke kamar untuk melanjutkan masa bermainnya bersama Zeline, tidak lama kemudian, Zahair pun ikut masuk untuk sekadar menanyakan, siapa pria yang menelepon gadis tersebut."Aristela, mohon maaf, bukannya saya menguping atau ingin tahu tadinya, hanya saja kebetulan saya mendengar percakapan kamu bersama seorang pria yang terdengar sedikit berdebat, kalau boleh tahu, siapa dia?" tanya Zahair.Sebenarnya, Aristela ogah membahas Syahrul, tetapi karena si duren yang bertanya, dia pun rela menjawabnya dengan pasrah. "Dia pria yang paling Aristela benci, Om. Karena dia, semuanya hancur, dan aku enggak mau membahas pria itu lagi, maafkan aku, Om." Sepertinya Aristela memang tidak bisa menjawabnya, walau sebelumnya dia ingin, tapi entah kenapa dia refleks menjawab seperti itu."Maafkan saya yang terlalu ingin tahu," balas Zahair. Zahair tentu ingin tahu siapa nama pria itu, hanya itu saja jika memang Aristela tidak ingin melebihkannya, karena dia sedikit tida

  • Be My Princess Adibrata   68

    Happy Reading.Aristela membuat sebuah status di snap wa-nya dengan foto punggung Zahair yang menjauh lalu fotonya bersama Zeline."Aristela, itu anaknya si om-om ganteng itu, yah?" tanya teman Aristela menunjuk Zeline."Halo, Tante," sapa Zeline, memanggil teman Aristela yang seumuran dengan Aristela sendiri.Aristela mengangguk dan tertawa ketika mendengar panggilan tante untuk Cica yang merupakan salah satu karyawan tetap di toko bunga."Jangan Tante dong, panggil Kakak yah, Kakak masih muda, namanya siapa nih Adik cantik?" tanya Cica kemudian menyubit pipi Aristela dengan pelan."Zeline Kakak," jawab Zeline dan Cica tersenyum gemas dan ingin sekali membawa Zeline pulang ke rumahnya bersama ayah anak ini. Namun, Cica mengurungkan niatnya karena pasti si om-om itu jatuh hati pada Aristela, lalu dia? Sebelum jatuh hati, pria tampan itu akan mun

  • Be My Princess Adibrata   67

    "Adnan, semongko ulangannya, yah!" teriak Aristela sebelum Adnan berangkat ke sekolah."Siap, Kak!" balas Adnan yang berada di mobil sembari melambaikan tangan seiring mobil mulai berjalan.Aristela pun siap ke bagasi untuk mengeluarkan motornya, dibantu oleh Agam yang juga ingin mengeluarkan kendaraan yang sama karena hari ini dia malas bermobil untuk berangkat kerja."Makasih Kak Agam gantengku.""Helleh, baru ngakuin kalau Abang memang ganteng, padahal dari dulu udah maksimal ganteng gue," balas Agam dan Aristela mengembuskan napasnya dan membalas pula perkataan kakaknya yang mulai narsis, "Mulai lagi, pasti tertular Adnan, bener, kan?""Enak aja, malah Adnan yang ngikutin gue, cuman gue enggak seaktif dia kalau ngomong, seperlunya aja mah, tapi enggak dingin kek Bang Abraham," jawab Agam dan nama yang disebut pun berbalik menatap mereka, Aristela tersenyum ketika tatapan mereka bertemu.

DMCA.com Protection Status