Share

13

Penulis: Mhammadtaufiq
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-02 11:28:18

Saking senangnya Aristela karena dapat membantu Pak  Raden bekerja, menimbulkan sesuatu yang akward, di mana gadis tersebut menabrak pria seumurannya yaitu Aderald karena tidak terlalu fokus ke depan.

"Sial, cokelat panasku!" desis Aderald melihat cokelat panasnya yang terbuang sia-sia karena Aristela yang menabraknya, tak hanya itu, dia pun merasa panas karena percikan air minumannya itu mengenai kaki Aderald.

"Ma-maafkan aku, aku terlalu gembira sehingga menabrakmu, ngomong-ngomong namamu siapa? Aku lupa." Aristela masih sempat bertanya di situasi tersebut dan Aderald memuta bola matanya malas lalu menatap Aristela dengan lekat + tajam.

"Namaku Aderald, lain kali hati-hati berjalan, dasar merepotkan, aku akan menuntutmu untuk menggantikan cokelat panasku, calon saudara tiri yang nakal," jawab Aderald dengan tambahan balasan yang agak jahil di akhit kalimatnya karena Aristela merinding begitu saja melihat kedipan mata pria di hadapannya.

"Baiklah akan aku ganti cokelat panasmu tetapi bisa kau menolongku untuk menuju dapur? Aku tidak tahu di mana letaknya," balas Aristela, kemudian menatap Pak Raden yang hanya tersenyum simpul, membuatnya cengengesan karena niat ingin membantu malah mendatangkan kerepotan untuk si Aderald.

"Non Aristela enggak apa-apa bantuin Den Aderald untuk gantiin cokelatnya, biar Bapak saja yang kerja, Nak," sahut Pak Raden sebelum meninggalkan Aristela dan Aderald, akan tetapi ... sebelum langkahnya benar-benar jauh, suara Aderald menghentikan langkah Pak Raden.

"Selesai membuatkanku cokelat panas, Aristela akan menyusuli Pak Raden."

Aristela hanya bisa menghela napas sembari menerima nasib dan membatin bahwa hari ini kesialannya begitu berlipat ganda.

Aderald menuntun Aristela menuju dapur dan mengawasi sembari memerhatikan Aristela yang sedang membuatkannya cokelat panas, selesai dengan pekerjaannya ... Arsitela pun memberikan cokelat tersebut ke yang punya sembari bertanya pula karena penasaran dengan Aderald. "Oh iya, kamu enggak kerja seperti abang-abangmu?"

Aderald menaikkan alis, lalu menjawabnya, "Tidak, aku masih kuliah, memangnya kenapa?" tanyanya balik dan Aristela langsung menunjukkan senyum lebarnya.

"Yes, mumpung kamu lagi kuliah aku mau nanya-nanya banyak he he, boleh kan? Sambil masa pendekatan juga biar kita makin deket dan enggak canggung pas saudaraan nanti," jawab Aristela yang semakin dekat dengan Aderald membuat pria tersebut merasa aneh serta salah tingkah sendiri dibuatnya, Aristela yang melihat Aderald sedikit menjauh langsung mengembuskan napas.

"Yah ... pasti kamu enggak mau atau enggak nyaman kan kalau aku seperti ini? Maaf, aku adalah orang agak sok akrab dan ingin sekali berkenalan dengan orang baru, terlebih lagi kita akan menjadi saudara, jadi menurutku memiliki inisiatif untuk saling berbincang itu bagus, tetapi nyatanya belum tentu," ujar Aristela dengan nada yang kecewa, tetapi tidak lama karena beberapa saat setelahnya, dia kembali tersenyum karena teringat dengan Pak Raden yang harus ia bantu.

"Heh, kamu mau ke mana?" tanya Aderald yang mengurungkan niat Aristela untuk pergi, Aristela pun berbalik dan menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Mau nyusulin Pak Raden, emangnya kenapa?"

"Emang aku suruh untuk pergi?" tanya Aderald balik dengan pandangan yang datar.

"Memang kamu enggak suruh, tetapi liat kamu yang enggak nyaman sama aku untuk berkenalan, ya udah, lebih baik aku aja yang pergi, soalnya kamu enggak asik, beda sama Adnan yang mudah diajak akrab," jawab Aristela panjang lebar hingga membanding-bandingkan antara Aderald dengan adiknya.

"Huft ... aku dan ketiga abangku itu perlu beradaptasi terlebih dahulu, jadi jangan samakan dengan Adnan, mengingat umurnya juga yang masih 17 tahun, tentu dia pun juga masih labil dan mencari jati dirinya, jangan heran dengan hal itu, berbeda dengan kita yang sudah dewasa," balas Aderald yang sama panjang lebarnya, membuat pikiran Aristela terbuka dan mulai memaklumi sifat mereka yang seperti lalu-lalu itu.

"Baiklah, lalu sekarang apa tujuan kamu manggil aku tadi?"

"Pas selesai bantuin Pak Raden, nanti kamu ke aku, kita bisa cerita-cerita atau membahas seputar hal yang ingin kamu tanyakan," jawab Aderald lalu meninggalkan Aristela yang ingin membalas ucapan Aderald dengan terima kasih, tetapi tidak jadi.

Untuk apa Aristela ada niatan untuk berterima kasih? Karena dia hanya ingin saja, apalagi dia pun ingin bertanya pula, itu pun tidak sedikit juga.

Namun sekarang, tujuannya adalah untuk membantu Pak Raden bekerja.

Di sisi lain, Aderald sedang duduk bersantai di tepi kolam berenang sembari menyeruput cokelat hangatnya. Sembari menikmati minuman tersebut, Aderald berfokus pada pikirannya yang melayang-layang mengenai Aristela, yah ... gadis itu tadi terlalu dekat dengannya, sehingga parfum Aristela sedikit membekas di ingatan pria itu, dan Aderald ingin mengatakan bahwa, "Teruslah mendekat, karena aku suka dengan baumu," gumamnya.

Aderald menghela napas bingung, jantungnya terus berdebar saat dia dan Aristela mendekat tadinya, maka dari itu, dirinya memutuskan untuk menjauh, bahkan berlalu begitu saja agar detak jantungnya dapat dinetralkan.

Di sudut lain pula, Pak Raden sedang menggunting dedaunan pohon dan bunga, Aristela ikut bergabung dengan menyabut dedaun-daunan liar.

"Ish, agak susah nyabutnya, ini akar atau apa sih?" gumam Aristela, Pak Raden yang mendengar keluhan Aristela sedikit tertawa dan langsung menghampiri gadis tersebut.

"Sini Bapak bantu, mumpung gunting daunannya udah selesai," ucap Pak Raden dan Aristela pun mengangguk.

"Oh iya, Pak. Bibi Malika kan pulang, kalau Bapak biasanya pulang kampung di hari-hari apa?"

"Eum, Bapak enggak pulang, Nak. Bapak tinggal di sini terus, he he, orang tua Bapak juga semuanya udah meninggal, terus rumah di kampung juga udah enggak ditinggali, karena Bapak engga bisa bayar uang kontrakannya biasa, jadi ... Bapak mengabdi aja di sini," jawab Pak Raden.

"Istri sama anak Bapak?"

"Bapak belum menikah," jawab Pak Raden dan Aristela sedikit terkejut mendengarnya, tetapi tidak bertahan lama Aristela segera meminta maaf karena mengira perkataannya sedikit menyinggung Pak Raden.

"Enggak apa-apa kok."

"Maaf Aristela lancang, Pak."

"Enggak usah dipikirin, Nak. Kemungkinan kamu penasaran apa alasan Bapak enggak nikah, alasannya adalah: Bapak udah merasa nyaman sendiri, karena waktu Bapak muda, Bapak tuh pernah mau menikah, malah kami udah tunangan, cuman tunangan Bapak itu ketahuan selingkuh, malahan udah hamil tiga minggu, jadi di situlah Bapak mati rasa karena terlalu trauma," balas Pak Raden yang berusaha tegar menyeritakan masa lalunya, sementara Aristela mengatakan, "Tunangan Bapak pasti enggak bahagia karena nyelingkuhin Pak Raden, kesal aku loh, Pak."

"Kamu kok tahu, Nak?" tanya Pak Raden dan Aristela tersenyum puas jika ucapannya benar.

"Pak, karma itu selalu berlaku untuk mereka yang berbuat jahat, membuat orang patah hati dia pun akan merasakan hal itu, lambat atau tidaknya semua akan terbalaskan dalam waktu yang tepat," jawab Aristela mengingat kejadian yang dialaminya tadi pagi, di mana dia sudah terlalu lelah untuk menerima perbandingan dari bos toko roti yang bernama Bapak Syahrul itu.

"Kalau Bapak sih sedih, Nak. Karena yang menanggung itu semua tuh anak kecil yang enggak tau apa-apa."

"Iya juga yah, Pak. Sedih jadinya."

"Udah, udah ... kita lanjut kerjanya, Nak."

"Siap, Pak!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kartini Tambunan
thor lanjut ceritanya mana ya , di aplikasi ini banyak cerita yang tdk selesai jd malas untuk membaca aplikasi ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Be My Princess Adibrata   14

    Aristela POVSelesai membantu Pak Raden ada kepuasan tersendiri dalam diriku, apalagi melihat bapak tersebut semakin mudah pekerjaannya, apalagi beliau pun sudah agak tua, jadi staminanya sedikit berkurang di banding dia waktu muda.Pak Raden begitu senang menyampaikan rasa terima kasihnya dan aku membalasnya dengan senang pula bahwa aku pun menikmati kerja-kerja tadi, yang entah kenapa sikap Pak Raden tiba-tiba berubah di mana dirinya menunduk sembari tersenyum lalu pergi begitu saja, kemungkinan bapak lagi ada urusan lain jadi agak terburu-buru dilihatnya.Aku mencari keberadaan Aderald karena aku mengingat perkataan pria itu yang terlihat mulai membuka diri dan ini adalah kesempatan bagus untuk memanfaatkan agar aku dapat akrab dengannya."Aderald ke mana, yah? Enggak ketemu-ketemu orangnya, kemungkinan ada di ko-""Kenapa?"Aku terkejut, Aderald menepuk pundakku tiba-tiba dan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   15

    Author POVSudah jam setengah dua lewat dua belas, dan di waktu itulah Adnan baru keluar dari pintu gerbang sekolahnya dan menunggu Aristela, dia pun menuju halte bersama temannya untuk nongkrong di sana."Adnan, tadi kalau enggak salah, gue liat lo lagi ngebonceng cewek cantik, lo dapet dari mana?""Rahasialah, nanti dia dateng lagi buat ngejemput gue, jangan sampai kalian-kalian ngeliat mukanya, kalau sampai, auto jatuh cinta saking cantiknya," jawab Adnan dan teman-temannya ingin menjitak si Adnan."Pelit banget lo, kasih taulah, kalau cocok sama gue, nanti dicomblangin yah," pinta pria yang bernama Garda dan Adnan langsung melarang."Heleh, enggak mau gue! Kalau dia pacaran sama lo, auto dirusakin, lo kan nafsuan tinggi sampai puncak patung mariana, dikit-dikit punya burung langsung baper, apalagi cewek yang gue bonceng tadi beningnya enggak ketulungan, mulus coy," balas Adnan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   16

    Aristela harus berhenti di pertengahan jalan, gadis tersebut merasa lupa sesuatu dan ia terus mencoba untuk mengingatnya kembali, beberapa menit berkutat dengan memori, akhirnya Aristela menemukan jawaban, bahwa dia ketinggalan ponselnya di rumah Adnan, maka dari itu ... Aristela menghela napas karena dia harus putar balik, dia menjadi heran, padahal sebelum pulang, dirinya membahas mengenai papanya yang akan dia hubungi. Namun, namanya juga sifat lupa itu adalah manusiawi, manusia takkan bisa mengelak salah satu sifat wajar tersebut.Aristela pun sampai di rumah megah Tante Cahyani, langkahnya cepat-cepat memasuki rumah tersebut dan menuju suatu tempat di mana dirinya meletakkan ponsel tepat di ruang keluarga dan berada di samping televisi."Adnan!" panggil Aristela memanggil bocah tersebut, Adnan yang asik ganti baju, segera keluar kamar walau dia bertelanjang setengah-hanya bagian bawah saja yang ditutupi-Adnan segera ke pusat suara dan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   17

    "Gila! Aku enggak akan mau, walau kalian mengancam untuk membunuhku, lebih baik aku harus mati," balas Aristela dengan nada yang murka, tetapi perlahan wajah marahnya berubah menjadi sendu dengan air mata yang diiringi isak yang pelan, "bukan ini yang aku mau, Kak, aku selalu mencoba terbuka kepada kalian agar kita bisa menjadi saudara yang akrab, tetapi aku selalu ragu dan takut, jadi ... aku hanya selalu berbicara dengan Adnan sahaja. Bahkan waktu sebelum diriku menjemput Adnan, diriku sempat berbincang bersama Aderald, yang kurasakan waktu itu adalah senang dan sangat bahagia, karena aku yakin, satu per satu akan mulai terbuka pada diriku, akan tetapi ... dengan kejadian yang baru ini, semua kepercayaan diriku untuk mengenal kalian lebih dekat, telah sirna," lanjut Aristela dan tangisnya pun menjadi pecah.Abraham, Agam, dan August, serta Aderald terharu mendengar kejujuran Aristela, tetapi tidak setuju dengan kalimat akhirnya, hingga sang kakak yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   18

    Cahyani sangat panik dan khawatir ketika mendapat telepon dari Agam bahwa si Adnan ada di rumah sakit, ibu dari lima anak itu pun sampai di lokasi tujuan dan mendapati Adnan yang belum sadarkan diri."Mamah pusing banget sama kalian, udah berapa kali Mamah kasih tau kalau jaga Adnan dan selalu awasi dia, karena anak itu memang selalu lari-lari tanpa sadar kalau hal itu bisa membahayakan dirinya, apalagi kalau Adnan udah panik, malah semakin menjadi-jadi, memangnya ... apa yang terjadi sampai adikmu lari seperti kesetanan?" tanya Cahyani yang marah kepada Agam, August, dan Aderald.Sebagai kakak tertua di situasi sekarang ini, Agam mulai menjelaskan semuanya, kalau Adnan lari terbirit-birit karena melihat Aristela yang tidak sadarkan diri ketika berada dalam gendongan Abraham, lantas ... Adnan mengira jika keempat abangnya melakukan hal yang tidak-tidak kepada putrinya Pak Adibal.Penjelasan tersebut membuat Cahyani kembali be

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   19

    Aristela menjadi salah tingkah apabila Abraham mendekatkan diri pada gadis tersebut, dan sekarang ... hal tersebutlah yang dilakukan oleh Abraham pada Aristela saat ini, jarak mereka begitu dekat sehingga Aristela dapat merasakan embusan napas dari pria tertua dari lima bersaudara ini."Kenapa diam? Bukannya kamu begitu terang-terangan memerlihatkan rasa sayangmu pada Adnan? Lalu, mengapa padaku kau terlihat berat sekali? Padahal kami sama walau hanya berbeda umur," ujar Abraham dan Aristela menggeleng pelan dan perlahan bergeser agar dirinya bisa berjauhan sedikit. Namun, Aristela tidak dapat bergerak banyak lantara wanita itu sudah berada di pojok sofa, bisa-bisa dia terjatuh jika semakin bergeser."Hei, ayo jawab dan silakan lampiaskan rasa marahmu dengan kasih sayang padaku," ucap Abraham dan aroma napasnya merasuk dalam penciuman Aristela."Kak Abraham, dirimu dan Adnan tentu berbeda, a-aku tidak dapat menyamakan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   20

    Aristela telah sampai di rumahnya dan mulai merebahkan diri di ranjang empuk yang ia rindukan, gadis tersebut memejamkan matanya untuk menikmati waktu berbaring sebentar. Hari pun telah sore dan papahnya belum juga pulang, Aristela menduga kemungkinan sang papah akan lembur malam ini, tetapi ... dugaan tersebut salah karena di luar rumah terdengar deruman mobil lalu bunyi klakson yang nyaring.Aristela segera keluar dan membukakan pintu untuk Adibal yang baru saja keluar dari mobilnya."Pah, itu apaan?"Sebuah kresek hitam menjadi perhatian Aristela di tangan kanan papahnya, Adibal tersenyum karena di perjalanan tadi, matanya sempat melihat penjual batagor keliling dan akhirnya singgah di sana karena mengingat Aristela yang sudah ada di rumah. Pria itu belum tahu jika anaknya telah berhenti bekerja, sehingga ia tampak seperti biasanya, di mana dia menatap sang anak dengan bahagia lalu menanyakan harinya mengenai pekerja

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   21

    Di kediaman Cahyani. Adnan tengah turun dari tangga bersama August, tentu dia dibantu karena kepalanya masih sedikit pening, sebetulnya ... August menawarkan diri untuk membawakan bocah tersebut makanan, akan tetapi, Adnan terus menolak dengan mengatakan bahwa dia baik-baik saja walau kepalanya sedikit pening, tapi, lagi-lagi August menawarkan hingga adiknya itu merasa kesal sendiri dan menolak dengan kalimat, "Kalau lo tetap maksa, gue enggak mau makan, Bang." Pada akhirnya, August lah yang menyerah dan memilih untuk mengikuti kemauan sang adik.Keluarga Cahyani makan bersama di ruang keluarga, dilengkapi oleh Pak Raden juga, mereka lebih memilih di sana karena bisa duduk di lantai dan areanya lebih luas, apalagi terdapat hiburan seperti menonton televisi, mengingatkan para putra Adibrata tersebut dengan masa kecilnya.Setibanya Adnan di sana, Cahyani langsung tersenyum dan menghampiri putra bungsunya itu."Kamu keras kepala sekali

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-05

Bab terbaru

  • Be My Princess Adibrata   EKSTRA CHAPTER

    Aristela resmi akan menikah bersama Zahair, para saudaranya jelas mendukung terutama Adnan yang hampir menangis pula ketika melihat sang kakak terharu, di moment itu, August tak henti-hentinya ilfeel dengan sang adik."Lebay amat, lu.""Hadeuh, udah nikah nanti, pasti enggak ada Kak Aristela di sini, yang ada malah keempat orang jomlo yang sering gangguin gue," balas Adnan dan mendapatkan jitakan dari Agam."Kalau ngomong suka bener lo.""Iyalah," sebal Adnan.Abraham sendiri bagaimana? Dia juga ikut bahagia, selama ini banyak yang menyangkanya benar-benar cemburu karena menyukai Aristela, tidak! Setelah Abraham menutup hati, dia tidak tertarik ke lawan jenis pada Aristela, tetapi sudah menyukainya dalam artian adik yang sesungguhnya. Dia hanya cemburu jika Aristela lebih akrab ke saudaranya yang lain di bandingkan dia sendiri, dan kini, sang adiknya itu akan menikah, mendahului para kakak

  • Be My Princess Adibrata   73

    Orang yang ditunggu-tunggu sudah tiba, Zeline senang sekali karena papahnya sudah datang, anak itu berlari dan menarik tangan sang papah untuk bergabung bersamanya juga bersama Aristela dalam acara makan buah."Mamah boleh kupasin apel ini buat Aristela?" pinta Zeline."Boleh," jawab Aristela, kemudian mengupaskan apel tersebut dengan cutter berukuran kecil, bukan hanya mengupasnya, tetapi juga memotongnya menjadi beberapa bagian, membuat Zeline semakin gembira.Ketika Aristela memberikan buah tersebut kepada Zeline, Zeline menolaknya, membuat dua orang menjadi keheranan."Kenapa Zeline?""Zeline enggak mau makan kalau Mamah enggak nyuapin Papah dulu," jawab Zeline cemberut dan Aristela hanya bisa menuruti permintaan anak kecil ini. Aristela mengambil satu bagian dari apel, kemudian menyuapi Zahair, walau ia sedikit malu karena Zahair terus menatapnya."Nah udah, sekarang

  • Be My Princess Adibrata   72

    "Astaga Bapak!" Aristela mendorong Syahrul sekuat tenaga, matanya memerah dan sedikit berlinang karena kaget serta kecewa kepada pria itu, bukan hanya matanya, tetapi wajah Aristela pun memerah juga karena terlanjur emosi."Aristela saya ha-""Hanya apa? Memberikan tanda di leher saya? Apakah itu pantas dikatakan sebagai 'hanya?' jangan membuat saya terlihat murahan untuk yang kedua kalinya, Pak!" Aristela menatap tajam Syahrul."Aristela dengarkan aku, a-""Aku tidak peduli lagi, mau Bapak bunuh keluarga saya, saya enggak peduli! Saya sudah capek dengan semuanya dan saya akan memutuskan untuk mengakhiri hidup saya sendiri dan mumpung Bapak ada di sini, jadi Bapak bisa menyaksikannya secara langsung," potong Aristela dan berujar dengan nada yang tidak main-main lagi. Keseriusannya untuk mengakhiri semuanya sudah berada di ujung tanduk, karena dia ingin mengakhir semua masalah dalam hidup, sekalian nyawanya jug

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   70

    Aristela telah pulang, dirinya mencari di mana keberadaan Adnan tetapi dia tidak menemukan pria itu, hanya ada Agam dan Abraham saja di rumah, dirinya pun menghampiri kakak tertua dan menanyakan keberadaan bocah itu."Kak Abraham, Adnan ke mana, yah?" tanyanya."Di rumah kamu, dia bermalam di sana sama Aderald dan August, juga mamah sama papah," jawab Abraham."Yah ... padahal mau kuajak nonton bareng malam ini," kecewa Aristela kemudian meninggalkan Abraham."Nonton bareng? Kenapa tidak mengajak kami berdua saja?" sahut Abraham tiba-tiba, mendengar kalimat itu membuat Aristela sedikit meragu, tidak biasanya sang kakak ingin menemaninya menonton film horor bersama, biasanya hanya August, Aderald, dan Adnan saja."Eum, boleh," jawab Aristela, bibirnya pun tersenyum gembira dan segera menyalakan televisi dan memutar flm yang telah ia download di telegram melalui smart tv agar ponselnya bisa terhu

  • Be My Princess Adibrata   69

    Aristela kembali ke kamar untuk melanjutkan masa bermainnya bersama Zeline, tidak lama kemudian, Zahair pun ikut masuk untuk sekadar menanyakan, siapa pria yang menelepon gadis tersebut."Aristela, mohon maaf, bukannya saya menguping atau ingin tahu tadinya, hanya saja kebetulan saya mendengar percakapan kamu bersama seorang pria yang terdengar sedikit berdebat, kalau boleh tahu, siapa dia?" tanya Zahair.Sebenarnya, Aristela ogah membahas Syahrul, tetapi karena si duren yang bertanya, dia pun rela menjawabnya dengan pasrah. "Dia pria yang paling Aristela benci, Om. Karena dia, semuanya hancur, dan aku enggak mau membahas pria itu lagi, maafkan aku, Om." Sepertinya Aristela memang tidak bisa menjawabnya, walau sebelumnya dia ingin, tapi entah kenapa dia refleks menjawab seperti itu."Maafkan saya yang terlalu ingin tahu," balas Zahair. Zahair tentu ingin tahu siapa nama pria itu, hanya itu saja jika memang Aristela tidak ingin melebihkannya, karena dia sedikit tida

  • Be My Princess Adibrata   68

    Happy Reading.Aristela membuat sebuah status di snap wa-nya dengan foto punggung Zahair yang menjauh lalu fotonya bersama Zeline."Aristela, itu anaknya si om-om ganteng itu, yah?" tanya teman Aristela menunjuk Zeline."Halo, Tante," sapa Zeline, memanggil teman Aristela yang seumuran dengan Aristela sendiri.Aristela mengangguk dan tertawa ketika mendengar panggilan tante untuk Cica yang merupakan salah satu karyawan tetap di toko bunga."Jangan Tante dong, panggil Kakak yah, Kakak masih muda, namanya siapa nih Adik cantik?" tanya Cica kemudian menyubit pipi Aristela dengan pelan."Zeline Kakak," jawab Zeline dan Cica tersenyum gemas dan ingin sekali membawa Zeline pulang ke rumahnya bersama ayah anak ini. Namun, Cica mengurungkan niatnya karena pasti si om-om itu jatuh hati pada Aristela, lalu dia? Sebelum jatuh hati, pria tampan itu akan mun

  • Be My Princess Adibrata   67

    "Adnan, semongko ulangannya, yah!" teriak Aristela sebelum Adnan berangkat ke sekolah."Siap, Kak!" balas Adnan yang berada di mobil sembari melambaikan tangan seiring mobil mulai berjalan.Aristela pun siap ke bagasi untuk mengeluarkan motornya, dibantu oleh Agam yang juga ingin mengeluarkan kendaraan yang sama karena hari ini dia malas bermobil untuk berangkat kerja."Makasih Kak Agam gantengku.""Helleh, baru ngakuin kalau Abang memang ganteng, padahal dari dulu udah maksimal ganteng gue," balas Agam dan Aristela mengembuskan napasnya dan membalas pula perkataan kakaknya yang mulai narsis, "Mulai lagi, pasti tertular Adnan, bener, kan?""Enak aja, malah Adnan yang ngikutin gue, cuman gue enggak seaktif dia kalau ngomong, seperlunya aja mah, tapi enggak dingin kek Bang Abraham," jawab Agam dan nama yang disebut pun berbalik menatap mereka, Aristela tersenyum ketika tatapan mereka bertemu.

DMCA.com Protection Status