Share

7

Author: Mhammadtaufiq
last update Last Updated: 2021-02-02 11:25:56

Author Pov

"Nikah sama Adnan? Enggak ah, aku enggak mau sama brondong, maunya sama yang dewasa."

Adnan mengembuskan napas ketika mendengar kata 'dewasa' ia mengerti akan hal itu, karena yang dimaksud oleh Aristela selain dewasa, juga yang mapan, padahal Adnan ada ketertarikan pada gadis tersebut walau umur mereka berjarak beberapa tahun.

Hal yang dipercayai oleh Adnan untuk mendapatkan Aristela adalah, jodoh takkan ke mana bila Tuhan telah menakdirkan, jika status saudara tiri menghalangi, Adnan rasa itu tidak cukup, karena mereka bukan saudara sepersusuan, jadi tidak ada masalah.

"Adnan? Ngapain ngelamun? Ayo balas perkataanku dong," pinta Aristela.

Adnan tersenyum kemudian menunjukkan ekspresi berpikirnya, tidak lama kemudian, ia pun menjawab dengan berupa pertanyaan pula, "Kalau Kak Aristela maunya sama yang dewasa, berarti ada tiga pilihan, yaitu Kak Abraham, Kak Agam, sama Kak August, ayo pilih yang mana?"

"Enggak ada, mending sama kamu yang asyik diajak ngobrol, mereka mah bikin jengkel, apalagi pas ngobrol sama ayah dan mamah kamu di ruang tamu, jujur ... Kakak malu banget loh tadi, walau pada awalnya Kakak mengagumi suaranya Abraham," jawab Aristela, beberapa detik selanjutnya, ekspresi menjerit dengan nada kegemasan mengagetkan Adnan.

"Adnan, suara Kakakmu tuh keren banget sih? Aku ngefans jadinya, mana sih dia? Walau ketus enggak apa-apa deh, yang penting ganteng sama suaranya bagus," ujar Aristela lalu terkekeh menatap Adnan yang juga menatapnya malas.

"Huft, enggak apa-apa ketus atau menyebalkan, yang penting ganteng. Ini mendasar kepada: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakya Good Looking," balas Adnan dan Aristela tak setuju akan hal tersebut.

"Enggak juga, ganteng bukan hal yang utama untuk wanita, kenapa? Semakin dewasa seseorang, maka yang dia cari adalah: pasangan yang dapat melengkapi kekurangan masing-masing serta memiliki tujuan yang jelas setelah melakukan pernikahan, sampai di sini paham?" tanya Aristela dan Adnan mulai mengerti maksud dari perkataan Aristela, walau ia tidak pernah berpacaran, dirinya senang karena ucapan Aristela bisa menyadarkannya, bahwa tampilan yang bagus belum tentu mencerminkan hatinya. Inilah yang dia tangkap dalam sisi yang lain.

"Kak, Adnan pinta sesuatu ke Kakak boleh, kan?" tanya Adnan tiba-tiba, Aristela menjadi curiga dibuatnya, apakah permintaan Adnan itu aneh-aneh atau malah lebih aneh lagi.

"Boleh, tapi enggak aneh-aneh yah, kalau aneh-aneh bakalan Kakak smackdown," jawab Aristela.

"Boleh enggak Kakak nganterin Adnan ke sekolah besok? Atau perlu berangkat bareng gitu."

"Buat apa, Adnan?" tanya Aristela penasaran.

"Biasa, Kak. Buat pamerin ke temen kalau Adnan enggak jomlo, mumpung Kak Aristela cantik, pasti teman-teman gue pada ngiri dan melongo mukanya," jawab Adnan kemudian tersenyum lebar karena berharap penuh kepada Aristela. Namun harapan tersebut harus sirna saat Aristela menolaknya dengan mentah-mentah.

"Iddih, Kakak cuman dijadiin objek pembohongan atas  status kamu gitu? Enak aja, enggak mau aku, cari cewek lain sana," ogah Aristela dan Adnan menampakkan ekspresi kekecewaannya.

"Sebenarnya bukan itu doang sih, sederhana malahan, Adnan cuman pengen ngerasain diantar sama Kakak tuh gimana, maksudnya ada yang ngantar, karena terakhir kali Adnan diantar sama Mamah yah waktu kelas tiga sd, selebihnya dianter sama Pak Raden, please ... boleh yah?" pinta Adnan dengan tulus, Aristela yang mendengar itu berpikir berkali-kali karena sedikit ragu dengan alasan Adnan yang ini, karena dia tahu bahwa Adnan orangnya suka bercanda, akan tetapi, tatapan Adnan berhasil menembus tembok tebal yang ada di hati Aristela sehingga Aristela merasa luluh juga.

"Okey, besok pagi berangkat jam berapa? Biar Kakak jemput kamu di sini, okey?"

"Setengah tujuh, bisa enggak?" tanya Adnan dengan nada yang meremehkan Aristela.

"Jam setengah tujuh doang? Kakak berangkat kerja malah jam enam ke toko roti, kamu bisa enggak jam segitu, atau di jam enam itu kamu masih kebo?"

"Enggaklah, di jam segitu Adnan dah bangun."

"Iyah kamu bangun, tapi baru bangun dari tempat tidur, ha ha ha."

"Ngadi-ngadi, di jam segitu Adnan dah gangguin Abang-abang yang lagi mau makan, tapi yang paling seru tuh si Bang August, dia sering lupa kunci kamarnya, kadang kalau mau mandi, handuk tuh diletakkan di atas ranjangnya, alhasil, gue sembunyiin," jelas Adnan menyeritakan aktifitas di pagi hari yang terbilang seru untuk membalas perbuatan kakaknya yang begitu laknat.

"Kamu cocok mendapatkan penghargaan dalam kategori adik yang durhaka, rasanya mantap banget."

Keduanya tidak menyadari jika empat pria yang berada di tempat yang berbeda sedari tadi mendengar percakapan mereka, terutama pada si sulung yang tertawa konyol mendengar candaan adiknya.

"Ada-ada saja si Adnan," kekeh Abraham masih di posisi yang sama sembari memerhatikan keduanya sedang sibuk berbincang di sana.

"Heduh ... Adnan, malah ngumbar aib gue di depannya Aristela, pas udah kumpul keluarga auto malu gue, haish," resah August, sekaligus kesal terhadap adik bungsunya itu.

Di sisi lain, ada Aderald dan Agam yang bersebelahan memerhatikan Aristela dan Adnan, mereka tersenyum-senyum sendiri, hingga akhirnya si Agam menyahut.

"Anak dari calon Ayah baru kita ternyata tidak seburuk yang diduga, buktinya Adnan begitu mudah dan terlihat nyaman saat bercengkrama dengannya," ujar Agam, Aderald mengangguk.

Sebenarnya, ada yang ingin disampaikan Aderald karena pria itu masih mengingat ucapan adiknya yang begitu ingin diantar oleh Aristela, apalagi fokus pada alasan Adnan yang harus dituruti kemauannya, di mana dirinya terakhir kali diantar jemput oleh sang mamah, yaitu kelas tiga sekolah dasar.

"Bang, lo enggak kasihan sama si Adnan?" tanyanya yang ingin membahas perasaan Adnan yang ingin sekali diantar oleh Aristela.

"Buat apa kasihan? Adnannya baik-baik aja tuh."

"Bukan itu, yang ngebuat gue sampai tertegun sama perkataan adik kecil kita itu, adalah pas dia ngomong ke Aristela atau lebih tepatnya tuh curhat, kalau dia pengen banget diantar karena mengingat mamah yang udah berhenti nganter jemput dia waktu kelas empat sd, karena terakhirnya itu kelas tiga sekolah dasar," ujarnya menjelaskan, dan Agam tiba-tiba ikut merasakan apa yang dirasakan oleh adiknya ini.

"Adnan tipe orang yang susah buat curhat, bahkan gue baru tau kalau dia butuh sosok yang memerhatikan dia lebih lagi, terutama kasih sayang dari seorang perempuan," gumam Agam dan Aderald mendengar ucapan tersebut.

"Haish, Mamah gue, lo dan abang lainnya terlalu sibuk bekerja, sampai-sampai lupa sama Adnan."

"Tenang aja, Adnan bakalan ngerti, dan sekarang gue bersyukur kalau si Aristela ini hadir di tengah-tengah kita, bahkan gue juga pengen berterima kasih sama Pak Adibal, cuman gue masih canggung aja."

"Gue pun sama, jangan-jangan kita jodoh Bang?"

"Gue jadi jijik." Agam langsung meninggalkan Aderald yang tertawa puas melihat abangnya yang merinding kegelian.

Related chapters

  • Be My Princess Adibrata   8

    Aristela PovPembicaraanku bersama Adnan harus berakhir ketika suara Tante Cahyani mengagetkan kami dari belakang."Ternyata kalian ada di sini. Adnan, tuntun Aristela ke dalam, karena kita akan makan malam bersama," ucap Tante Cahyani kemudian meninggalkan kami. Adnan pun mulai berdiri dan diriku menyusulnya yang sedang menggerakkan tangan sebagai kode agar aku mengikutinya.Setelah sampai di ruang makan, ternyata hanya kami berdua yang belum datang sebelumnya, karena ayah dan keempat saudara Adnan sudah duduk di kursi masing-masing."Nak, kamu duduk di sampingnya Abraham enggak apa-apa, kan?" tanya Tante Cahyani, sebenarnya diriku tentu keberatan karena harus berada di samping pria menyebalkan itu, terlebih lagi dia kurang lebih seperti ayah yang terlihat narsis dan suka tebar pesona."Eum, kalau Aristela di sampingnya Adnan enggak apa-apa kan, Mah?" sahut Adnan tiba-tiba dan aku langsung menatapn

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   9

    Pagi ini, Aristela sarapan pagi bersama sang ayah, walau berangkat kerjanya agak sedikit lambat di banding hari-hari sebelumnya, tapi itu tidak membuatnya terlambat pula di toko roti karena nanti dia harus ke rumah Tante Cahyani untuk menjemput Adnan, sesuai perjanjian mereka semalam."Tumben jam segini baru pergi, biasanya jam enam, kok bisa, Nak?" tanya Adibal, dan pria tersebut sepertinya lupa jika hari ini Aristela ingin ke rumah Tante Cahyani untuk mengantar Adnan."Ayah enggak inget kalau Aristela bakalan ke rumahnya Tante Cahyani buat nganterin Adnan?" Setelah memberikan pertanyaan tersebut, Adibal langsung menjitak dahinya dan mengatakan, "Astaga, Papah lupa, Nak.""Haduh Ayah, makin berumur sih, jadi wajar, he he.""Eits, makin berumur makin ganteng loh Papahmu ini, Nak. Ngomong-ngomong, mulai sekarang kamu manggil Ayah, pake Papah yah, enggak usah Ayah, agak kuno kedengerennya," balas Adibal dan Aristela h

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   10

    Keempatnya tak dipedulikan oleh Aristela karena gadis tersebut lebih mementingkan Adnan sekarang, buktinya ... Aristela menghampiri Adnan untuk meraih tangan anak tersebut agar dia cepat-cepat bèrsiap untuk sekolah, sebelum waktu termakan lebih banyak hanya karena mendengar kelima saudara membahas hal yang konyol."Kamu udah siap, kan? Kalau gitu ayo, nanti Kakak telat kerja," ucap Aristela dan Adnan menurut."Bang minta duit dong buat jajan," pinta Adnan cengengesan dan Aristela langsung menyicingkan matanya karena perkataan Adnan tak sesuai dengan ucapannya kemarin."Iddih, katanya punya banyak duit buat jajanin Kakak tiap bulan, tapi nyatanya minta-minta," ucap Aristela dengan tawa yang mengiringi."Nih lima rebu, harus irit.""Bjir, pelit banget lu, Bang, masa dikasih lima rebu doang?""Syukur-syukurlah, lo harus hemat karena di luaran sana masih banyak orang yang s

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   11

    Pita langsung tersentak dengan pertanyaan Aristela yang dirasanya sangat lancang itu, sementara menurut Aristela sendiri, dia takkan peduli jika perasaan Pita akan sakit atau teriris akan kalimat sadisnya, karena dia sudah terlanjur buruk mood-nya, ditambah lagi dengan dua wanita songon yang tambah memanas-manasinya."Kenapa diam? Apa ucapanku bener yah? Kalau memang bener, miris banget demi duit sampai segitunya mempermalukan diri sendiri, bahkan harga dirimu dapat ditukar dengan iphone," lanjut Aristela semakin sinis menatap Pita, Pita ingin membalas wanita itu, akan tetapi ... suasana di toko roti semakin ramai dengan hadirnya para pelanggan yang sedang menyaksikan adu mulut mereka.Aristela yang merasakan situasi makin ramai, segera menghindari mereka yang terus menatapnya dan memilih untuk masuk ke dapur saja agar dapat menenangkan diri sejenak."Pagi-pagi langsung disemprot sama bos, nasib ... nasib," gumam Ariste

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   12

    Para karyawan yang bekerja di toko roti, tak bisa bertanya apa-apa lagi tentang nasib Asma dan Pita, karena keduanya otomatis diberhentikan atau dipecat oleh Pak Syahrul secara kejam di sana.Bahkan Asma mengeluarkan air matanya sembari memohon-mohon kepada bosnya itu untuk tidak memecatnya. Namun, Pak Syahrul tak mengucapkan apa-apa selain menunjukkan ekspresi wajah yang tidak bersahabat, sementara Pita? Wanita itu sudah pasrah dengan apa keputusan Pak Syahrul, karena perasaannya sekarang ini hanya bisa menanggung penyesalan serta emosi yang besar terhadap si Aristela itu."Untuk apa lagi kalian berada di sini? Cepat keluar dari tokoku, aku tak sudi melihat wajah kalian berdua, cepat angkat kaki!" bentak Pak Syahrul dan keduanya pun langsung pergi dari tempat tersebut dalam keadaan malu nan menunduk."HUU" sorak-sorakan dari para karyawan yang puas atas perginya mereka berdua yang akhirnya membuat karyawan-karyawan di

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   13

    Saking senangnya Aristela karena dapat membantu Pak Raden bekerja, menimbulkan sesuatu yang akward, di mana gadis tersebut menabrak pria seumurannya yaitu Aderald karena tidak terlalu fokus ke depan."Sial, cokelat panasku!" desis Aderald melihat cokelat panasnya yang terbuang sia-sia karena Aristela yang menabraknya, tak hanya itu, dia pun merasa panas karena percikan air minumannya itu mengenai kaki Aderald."Ma-maafkan aku, aku terlalu gembira sehingga menabrakmu, ngomong-ngomong namamu siapa? Aku lupa." Aristela masih sempat bertanya di situasi tersebut dan Aderald memuta bola matanya malas lalu menatap Aristela dengan lekat + tajam."Namaku Aderald, lain kali hati-hati berjalan, dasar merepotkan, aku akan menuntutmu untuk menggantikan cokelat panasku, calon saudara tiri yang nakal," jawab Aderald dengan tambahan balasan yang agak jahil di akhit kalimatnya karena Aristela merinding begitu saja melihat kedipan mata pria di

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   14

    Aristela POVSelesai membantu Pak Raden ada kepuasan tersendiri dalam diriku, apalagi melihat bapak tersebut semakin mudah pekerjaannya, apalagi beliau pun sudah agak tua, jadi staminanya sedikit berkurang di banding dia waktu muda.Pak Raden begitu senang menyampaikan rasa terima kasihnya dan aku membalasnya dengan senang pula bahwa aku pun menikmati kerja-kerja tadi, yang entah kenapa sikap Pak Raden tiba-tiba berubah di mana dirinya menunduk sembari tersenyum lalu pergi begitu saja, kemungkinan bapak lagi ada urusan lain jadi agak terburu-buru dilihatnya.Aku mencari keberadaan Aderald karena aku mengingat perkataan pria itu yang terlihat mulai membuka diri dan ini adalah kesempatan bagus untuk memanfaatkan agar aku dapat akrab dengannya."Aderald ke mana, yah? Enggak ketemu-ketemu orangnya, kemungkinan ada di ko-""Kenapa?"Aku terkejut, Aderald menepuk pundakku tiba-tiba dan me

    Last Updated : 2021-02-02
  • Be My Princess Adibrata   15

    Author POVSudah jam setengah dua lewat dua belas, dan di waktu itulah Adnan baru keluar dari pintu gerbang sekolahnya dan menunggu Aristela, dia pun menuju halte bersama temannya untuk nongkrong di sana."Adnan, tadi kalau enggak salah, gue liat lo lagi ngebonceng cewek cantik, lo dapet dari mana?""Rahasialah, nanti dia dateng lagi buat ngejemput gue, jangan sampai kalian-kalian ngeliat mukanya, kalau sampai, auto jatuh cinta saking cantiknya," jawab Adnan dan teman-temannya ingin menjitak si Adnan."Pelit banget lo, kasih taulah, kalau cocok sama gue, nanti dicomblangin yah," pinta pria yang bernama Garda dan Adnan langsung melarang."Heleh, enggak mau gue! Kalau dia pacaran sama lo, auto dirusakin, lo kan nafsuan tinggi sampai puncak patung mariana, dikit-dikit punya burung langsung baper, apalagi cewek yang gue bonceng tadi beningnya enggak ketulungan, mulus coy," balas Adnan.

    Last Updated : 2021-02-02

Latest chapter

  • Be My Princess Adibrata   EKSTRA CHAPTER

    Aristela resmi akan menikah bersama Zahair, para saudaranya jelas mendukung terutama Adnan yang hampir menangis pula ketika melihat sang kakak terharu, di moment itu, August tak henti-hentinya ilfeel dengan sang adik."Lebay amat, lu.""Hadeuh, udah nikah nanti, pasti enggak ada Kak Aristela di sini, yang ada malah keempat orang jomlo yang sering gangguin gue," balas Adnan dan mendapatkan jitakan dari Agam."Kalau ngomong suka bener lo.""Iyalah," sebal Adnan.Abraham sendiri bagaimana? Dia juga ikut bahagia, selama ini banyak yang menyangkanya benar-benar cemburu karena menyukai Aristela, tidak! Setelah Abraham menutup hati, dia tidak tertarik ke lawan jenis pada Aristela, tetapi sudah menyukainya dalam artian adik yang sesungguhnya. Dia hanya cemburu jika Aristela lebih akrab ke saudaranya yang lain di bandingkan dia sendiri, dan kini, sang adiknya itu akan menikah, mendahului para kakak

  • Be My Princess Adibrata   73

    Orang yang ditunggu-tunggu sudah tiba, Zeline senang sekali karena papahnya sudah datang, anak itu berlari dan menarik tangan sang papah untuk bergabung bersamanya juga bersama Aristela dalam acara makan buah."Mamah boleh kupasin apel ini buat Aristela?" pinta Zeline."Boleh," jawab Aristela, kemudian mengupaskan apel tersebut dengan cutter berukuran kecil, bukan hanya mengupasnya, tetapi juga memotongnya menjadi beberapa bagian, membuat Zeline semakin gembira.Ketika Aristela memberikan buah tersebut kepada Zeline, Zeline menolaknya, membuat dua orang menjadi keheranan."Kenapa Zeline?""Zeline enggak mau makan kalau Mamah enggak nyuapin Papah dulu," jawab Zeline cemberut dan Aristela hanya bisa menuruti permintaan anak kecil ini. Aristela mengambil satu bagian dari apel, kemudian menyuapi Zahair, walau ia sedikit malu karena Zahair terus menatapnya."Nah udah, sekarang

  • Be My Princess Adibrata   72

    "Astaga Bapak!" Aristela mendorong Syahrul sekuat tenaga, matanya memerah dan sedikit berlinang karena kaget serta kecewa kepada pria itu, bukan hanya matanya, tetapi wajah Aristela pun memerah juga karena terlanjur emosi."Aristela saya ha-""Hanya apa? Memberikan tanda di leher saya? Apakah itu pantas dikatakan sebagai 'hanya?' jangan membuat saya terlihat murahan untuk yang kedua kalinya, Pak!" Aristela menatap tajam Syahrul."Aristela dengarkan aku, a-""Aku tidak peduli lagi, mau Bapak bunuh keluarga saya, saya enggak peduli! Saya sudah capek dengan semuanya dan saya akan memutuskan untuk mengakhiri hidup saya sendiri dan mumpung Bapak ada di sini, jadi Bapak bisa menyaksikannya secara langsung," potong Aristela dan berujar dengan nada yang tidak main-main lagi. Keseriusannya untuk mengakhiri semuanya sudah berada di ujung tanduk, karena dia ingin mengakhir semua masalah dalam hidup, sekalian nyawanya jug

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   71

    Seminggu telah berlalu, seminggu pula Aristela menanti kepastian dari seorang Zahair dan seminggu juga harus diganggu oleh puluhan nomor asing yang selalu meneleponnya, sudah dapat ditebak bahwa pria yang menelepon adalah si Syahrul itu, dia masih saja mengejar Aristela dan tidak mau berhenti, Aristela heran dengan pria itu dan kali ini dia memutuskan untuk bertemu dengannya agar dapat menegaskan bahwa sudah jengah, kesal, dan marah pada pria pengganggu itu.Di mana Aristela akan bertemu dengannya? Di toko pria itu sendiri sekaligus memberi kejutan padanya di pagi hari pada jam 9.Aristela telah sampai di sana, disambut oleh Asma, Pita, dan teman-temannya yang lain."Maaf teman-teman, aku ada urusan penting dulu sama bos kalian, kalau sudah selesai aku akan bergabung untuk menuntaskan rasa rindu bareng-bareng," ujar Aristela begitu tidak enak hati ketika dia membalas pelukan mereka begitu singkat. Namun, semuanya mengerti karena aura Aristela kali ini berbeda di ba

  • Be My Princess Adibrata   70

    Aristela telah pulang, dirinya mencari di mana keberadaan Adnan tetapi dia tidak menemukan pria itu, hanya ada Agam dan Abraham saja di rumah, dirinya pun menghampiri kakak tertua dan menanyakan keberadaan bocah itu."Kak Abraham, Adnan ke mana, yah?" tanyanya."Di rumah kamu, dia bermalam di sana sama Aderald dan August, juga mamah sama papah," jawab Abraham."Yah ... padahal mau kuajak nonton bareng malam ini," kecewa Aristela kemudian meninggalkan Abraham."Nonton bareng? Kenapa tidak mengajak kami berdua saja?" sahut Abraham tiba-tiba, mendengar kalimat itu membuat Aristela sedikit meragu, tidak biasanya sang kakak ingin menemaninya menonton film horor bersama, biasanya hanya August, Aderald, dan Adnan saja."Eum, boleh," jawab Aristela, bibirnya pun tersenyum gembira dan segera menyalakan televisi dan memutar flm yang telah ia download di telegram melalui smart tv agar ponselnya bisa terhu

  • Be My Princess Adibrata   69

    Aristela kembali ke kamar untuk melanjutkan masa bermainnya bersama Zeline, tidak lama kemudian, Zahair pun ikut masuk untuk sekadar menanyakan, siapa pria yang menelepon gadis tersebut."Aristela, mohon maaf, bukannya saya menguping atau ingin tahu tadinya, hanya saja kebetulan saya mendengar percakapan kamu bersama seorang pria yang terdengar sedikit berdebat, kalau boleh tahu, siapa dia?" tanya Zahair.Sebenarnya, Aristela ogah membahas Syahrul, tetapi karena si duren yang bertanya, dia pun rela menjawabnya dengan pasrah. "Dia pria yang paling Aristela benci, Om. Karena dia, semuanya hancur, dan aku enggak mau membahas pria itu lagi, maafkan aku, Om." Sepertinya Aristela memang tidak bisa menjawabnya, walau sebelumnya dia ingin, tapi entah kenapa dia refleks menjawab seperti itu."Maafkan saya yang terlalu ingin tahu," balas Zahair. Zahair tentu ingin tahu siapa nama pria itu, hanya itu saja jika memang Aristela tidak ingin melebihkannya, karena dia sedikit tida

  • Be My Princess Adibrata   68

    Happy Reading.Aristela membuat sebuah status di snap wa-nya dengan foto punggung Zahair yang menjauh lalu fotonya bersama Zeline."Aristela, itu anaknya si om-om ganteng itu, yah?" tanya teman Aristela menunjuk Zeline."Halo, Tante," sapa Zeline, memanggil teman Aristela yang seumuran dengan Aristela sendiri.Aristela mengangguk dan tertawa ketika mendengar panggilan tante untuk Cica yang merupakan salah satu karyawan tetap di toko bunga."Jangan Tante dong, panggil Kakak yah, Kakak masih muda, namanya siapa nih Adik cantik?" tanya Cica kemudian menyubit pipi Aristela dengan pelan."Zeline Kakak," jawab Zeline dan Cica tersenyum gemas dan ingin sekali membawa Zeline pulang ke rumahnya bersama ayah anak ini. Namun, Cica mengurungkan niatnya karena pasti si om-om itu jatuh hati pada Aristela, lalu dia? Sebelum jatuh hati, pria tampan itu akan mun

  • Be My Princess Adibrata   67

    "Adnan, semongko ulangannya, yah!" teriak Aristela sebelum Adnan berangkat ke sekolah."Siap, Kak!" balas Adnan yang berada di mobil sembari melambaikan tangan seiring mobil mulai berjalan.Aristela pun siap ke bagasi untuk mengeluarkan motornya, dibantu oleh Agam yang juga ingin mengeluarkan kendaraan yang sama karena hari ini dia malas bermobil untuk berangkat kerja."Makasih Kak Agam gantengku.""Helleh, baru ngakuin kalau Abang memang ganteng, padahal dari dulu udah maksimal ganteng gue," balas Agam dan Aristela mengembuskan napasnya dan membalas pula perkataan kakaknya yang mulai narsis, "Mulai lagi, pasti tertular Adnan, bener, kan?""Enak aja, malah Adnan yang ngikutin gue, cuman gue enggak seaktif dia kalau ngomong, seperlunya aja mah, tapi enggak dingin kek Bang Abraham," jawab Agam dan nama yang disebut pun berbalik menatap mereka, Aristela tersenyum ketika tatapan mereka bertemu.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status