Share

Kejam

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2025-02-18 19:58:49

Nyonya Sandrina menatap Ros dengan tatapan penuh selidik. Seakan tak percaya bahwa Nicolas benar-benar mengusir wanita itu.

“Kamu pasti salah dengar, Ros,” ucapnya, mencoba menenangkan suasana. “Nicolas memang keras kepala, tapi aku tahu dia tidak akan semudah itu melepaskan orang yang berharga bagi El.”

Ros tersenyum hambar. Hatinya sebenarnya ingin percaya, tapi kenyataan berkata lain. “Saya rasa tidak ada yang perlu disalahpahami, Nyonya. Tuan Nicolas sudah jelas mengatakan saya tak perlu kembali.”

Nyonya Sandrina mendesah, lalu melipat tangannya di depan dada. “Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum aku bicara dengan Nicolas.”

Ros menggeleng cepat, matanya berkabut. “Tidak perlu, Nyonya. Saya sudah cukup mengerti posisinya. Lagipula, saya memang harus pulang. Ayah saya sakit keras.”

Nyonya Sandrina mengerutkan kening. “Kenapa kamu baru bilang sekarang?”

Ros menggigit bibirnya, merasa bersalah karena harus berbohong. “Saya tidak ingin merepotkan siapa pun di sini, termasuk Tuan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nindry Ayangcrut
kok cm 1 bab kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Permulaan

    Ros turun dari taksi dengan koper kecilnya, menatap rumah sederhana yang selalu memberinya kehangatan di masa kecil. Sebelum mengetuk pintu, ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang tak karuan.Pintu terbuka sebelum Ros sempat mengetuk. Oma Agata berdiri di sana, mengenakan daster dan cardigan wol kesayangannya. Kerutan di wajahnya semakin jelas, tapi matanya masih memancarkan kelembutan yang sama.“Ros?” Mata Oma Agata membulat heran. “Kamu kenapa tiba-tiba datang, Nak?”Ros tak menjawab, hanya melangkah masuk dan langsung duduk di kursi ruang tamu. Ia meremas jemarinya sendiri, hatinya terasa penuh sesak.Oma Agata menutup pintu, lalu mendekat dengan raut cemas, "wajahmu juga terlihat lelah.”Ros menatap neneknya, matanya berkaca-kaca. “Oma, aku… aku menemukan sesuatu.”Oma Agata duduk di sebelahnya, menggenggam tangan cucunya erat. “Apa yang kamu temukan?”Ros mengusap wajahnya, mengatur napas sebelum bicara. "El, Dia punya tanda lahir yang sama persis de

    Last Updated : 2025-02-18
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Terbongkar nya sebuah rahasia

    Tian datang saat Ros besama Oma Agata. Pria kepercayaan Sang nenek itu datang menghampiri dan telihat cemas. "Oma, kita tidak bisa diam saja. Ayo kita mulai pencairan cucu Anda. Kita mulai dari rumah Ayahnya, Aldo sudah mulai betindak ingin menguasai sebagian perusahaan. Kita harus cepat bertindak." Oma Agata mengepalkan tangannya, ekspresinya menegang. “Aku sudah menduga Aldo tidak akan tinggal diam. Dia selalu punya rencana licik.” Ros yang duduk di sampingnya langsung menoleh pada Tian. “Jadi, bukan hanya tentang anakku, tapi juga perusahaan?” Tian mengangguk. “Benar. Sejak kamu pergi, Aldo perlahan mengambil alih kekuasaan di perusahaan Oma. Sekarang, dia mencoba menguasai sebagian besar saham dengan berbagai cara. Jika kita tidak segera bertindak, bisa jadi semuanya akan jatuh ke tangannya.” Ros menarik napas dalam, hatinya semakin resah. “Aku memang ingin mencari tahu soal anakku, tapi sekarang ini juga menyangkut warisan Oma. Jika aku tidak kembali, dia akan memiliki segala

    Last Updated : 2025-02-19
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Investasi baru

    Nicolas heran dengan pembatalan meeting oleh nyonya Agata. Namun, alex mengatakan jika sedang terjadi perebutan kekuasaan di keluarga Agata. Nicolas agak heran karena dia hanya tahu nyonya Agata tidak memiliki cucu.Nicolas menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya menyipit mendengar laporan Alex. "Perebutan kekuasaan? Bukankah Nyonya Agata tidak memiliki ahli waris langsung?"Alex mengangguk pelan. "Itu yang kita tahu selama ini. Tapi, ada sesuatu yang berubah. Aldo, cucu keponakan Nyonya Agata, mulai bertindak seolah-olah dia pewaris sah."Nicolas mengetuk meja dengan jarinya, wajahnya tak menunjukkan ekspresi, tapi pikirannya berputar cepat. "Kenapa sekarang? Nyonya Agata cukup kuat memegang kendali perusahaan selama ini.""Entahlah, Tuan. Tapi rumor yang saya dengar, ada seseorang yang kembali. Seseorang yang bisa mengubah permainan ini," ucap Alex dengan nada misterius.Nicolas mendongak, matanya menajam. "Seseorang?"Alex ragu sejenak sebelum menjawab, "Aku belum mendapatkan in

    Last Updated : 2025-02-20
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Pikiran aneh

    Ros mengepalkan tangannya erat. Hatinya masih berdebar hebat setelah mendengar kebenaran dari Oma Agata. Dia adalah cucu kandung dari wanita itu. Tapi, Ros tahu dia tidak bisa hanya percaya begitu saja tanpa bukti kuat. Tes DNA adalah langkah yang harus dia ambil.Oma Agata, yang sejak tadi tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, menggenggam tangan Ros dengan erat. “Kita buktikan semuanya, sayang. Setelah ini, tak akan ada yang bisa meragukanmu, termasuk Aldo.”Tian, yang selalu setia berada di sisi mereka, mengangguk. “Aku sudah mengatur semuanya. Kita bisa langsung ke rumah sakit sekarang.”Tanpa membuang waktu, mereka bertiga bergegas menuju rumah sakit. Di sepanjang perjalanan, Ros memandang keluar jendela, pikirannya melayang. Jika hasilnya positif, hidupnya akan berubah sepenuhnya. Tapi, bagaimana jika tidak?Tian melirik Ros dari kaca spion. “Jangan khawatir, Ros. Oma Agata sangat yakin, dan aku juga percaya… kamu benar-benar cucunya.”Ros tersenyum kecil, meski dalam hatinya m

    Last Updated : 2025-02-21
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Menolak Cemburu

    Nicolas mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat Ros duduk berhadapan dengan seorang pria di restoran itu. Mereka terlihat akrab, berbicara dengan santai, sesekali tawa kecil keluar dari bibir Ros.Darahnya mendidih. Jadi ini alasan dia izin pulang kampung?Langkahnya maju dengan cepat, nyaris menerobos masuk ke dalam restoran, tapi tangan Alex sigap menarik lengannya.“Tuan, jangan gegabah,” ucap Alex tegas.Nicolas menoleh tajam. “Jangan halangi aku, Alex.”Alex mendesah, berusaha tetap tenang menghadapi bosnya yang jelas-jelas terbakar emosi. “Tuan, tolong tahan diri. Jangan asal melabrak hanya karena—” Alex menyipitkan mata, menatap Nicolas penuh arti. “—cemburu.”Nicolas mencibir, wajahnya semakin gelap. “Cemburu?” Ia tertawa sinis. “Aku hanya ingin menegaskan bahwa dia sudah berbohong. Dia izin pulang karena ayahnya sakit, tapi malah makan malam dengan pria lain. Itu bukan cemburu, itu fakta.”Alex mengangkat alisnya, masih menahan tanga

    Last Updated : 2025-02-22
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Berpura-pura

    Di dalam mobil, Ros terus memandangi jendela dengan pikiran penuh. Tangannya mengepal di pangkuannya, jantungnya berdebar semakin cepat seiring mobil melaju mendekati rumah yang dulu ia tinggali.Tian melirik ke arahnya sesekali, menyadari kegelisahan di wajah Ros. "Kamu yakin ingin melakukan ini?"Ros menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku harus. Bagaimanapun juga, aku butuh jawaban."Mobil berhenti di depan gerbang rumah besar itu. Ros menelan ludah, melihat bangunan yang masih sama, tapi terasa begitu asing baginya."Aku ikut masuk kalau kamu mau," tawar Tian, suaranya tenang, memberi dukungan.Ros menggeleng. "Tidak. Aku harus menghadapi ini sendiri."Dengan langkah ragu, ia membuka pintu mobil dan melangkah menuju gerbang. Tangannya terangkat untuk menekan bel, tapi sebelum ia sempat melakukannya, pagar itu terbuka, dan seorang pria paruh baya berdiri di sana, menatapnya dengan mata penuh keterkejutan."Rosalia?"Ros mengangguk pelan. "Papa..."Suasana mendadak sunyi. H

    Last Updated : 2025-02-23
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Anaku masih hidup

    Pak Bagaskara menatap Rosalia lekat-lekat. Tatapannya tajam, tapi di balik itu ada kerinduan yang begitu dalam. Dia menarik napas panjang sebelum bersandar di kursinya."Kalau kau memang rindu, kenapa baru datang sekarang?" suaranya terdengar lebih lembut, tapi tetap penuh ketegasan.Ros menundukkan kepala, menggigit bibirnya sejenak sebelum menjawab, "Aku... Aku takut, Pa. Aku tidak tahu apakah Papa masih mau menerimaku setelah semua yang terjadi."Pak Bagaskara terdiam, tangannya mengepal di atas lututnya. "Kau tahu, Ros, ketika kau pergi tanpa kabar, rasanya seperti kehilangan separuh dari hidupku."Ros menelan ludah. Ada rasa bersalah yang menghantamnya. "Maaf, Pa..."Suasana hening sejenak. Hanifa yang tadi berdiri di dekat pintu kini memilih pergi ke dalam, membiarkan keduanya berbicara tanpa gangguan. Tian tetap duduk di sisi Ros, memberi dukungan dalam diam.Pak Bagaskara akhirnya menghela napas panjang. "Sekarang kau di sini. Apa yang sebenarnya ingin kau tanyakan?"Ros menat

    Last Updated : 2025-02-24
  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Kecemasan

    Pak Bagaskara terdiam. Hatinya berkecamuk, tetapi wajahnya tetap tak menunjukkan emosi apa pun.“Ros,” katanya akhirnya dengan suara tenang, “beberapa hal dalam hidup lebih baik dibiarkan seperti adanya. Apa yang sudah terjadi, biarkan berlalu.”Mata Ros berkaca-kaca. “Papa menyembunyikan sesuatu, bukan?”Pak Bagaskara tidak menjawab. Ia hanya menatap Ros dengan pandangan yang sulit diartikan. Hening memenuhi ruangan, menciptakan jarak yang lebih dalam di antara mereka.Tanpa menunggu jawaban, Ros melangkah pergi. Pak Bagaskara hanya menatap punggung putrinya yang menjauh, perasaan bersalah mulai menghantui hatinya.Tak lama setelah Ros pergi, Bu Haniva masuk ke ruang tamu. Wanita itu mendekati suaminya dan duduk di sebelahnya. “Pa, kamu tidak perlu cemas,” katanya pelan. “Ros tidak akan pernah menemukan kebenarannya.”Pak Bagaskara menghela napas berat, lalu menatap istrinya. “Aku takut, Haniva. Jika suatu saat dia tahu segalanya, bagaimana?”Bu Haniva menggenggam tangan suaminya, me

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Ini Nyata

    Rosalia melangkah perlahan, sorot matanya tenang, tetapi ada ketegasan di sana. "Benar, aku adalah cucu kandung Nyonya Agata. Dan sebagai pewaris sah, aku ingin melihat semua perjanjian bisnis yang telah dibuat atas nama perusahaan keluarga kami."Maya mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. "Tidak mungkin! Kau selama ini hanyalah—""—Seorang babysitter?" potong Rosalia dengan senyum tipis. "Ya, itu yang kalian kira. Tapi aku tidak pernah menyangkal siapa diriku. Kalian saja yang terlalu sibuk menginjakku hingga lupa mencari tahu kebenaran."Maya menelan ludah, matanya beralih ke Tian, lalu ke Nicolas. "Ini lelucon, kan? Nicolas, kau tahu soal ini?"Nicolas masih terdiam, pikirannya bercampur aduk. Ia merasa dikhianati karena Rosalia menyembunyikan identitasnya. Tapi di sisi lain, ia mulai memahami mengapa wanita itu selalu terlihat penuh pertimbangan setiap kali mengambil keputusan.Tian melipat tangan di dada, menatap Aldo dengan tatapan penuh kemenangan. "Jadi, Tuan Aldo, masih ing

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Pewaris Tunggal

    Suasana tegang saat Nicolas datang bersama dengan Alex. Lalu, Aldo bersama dengan Maya, melihat hal itu Nicolas seperti bisa membaca apa yang sebenarnya terjadi."Nicolas, apa kabar? Hmm... Apa kabarmu sedang tidak baik-baik saja setelah mendengar kabar kontrak yang sedang di ambang kerugian."Maya kini merasa menang dan di atas awan. Nicolas hanya menanggapi semua dengan tenang walau hatinya ketar ketir.Nicolas menghembuskan napas perlahan, menahan emosinya agar tidak terpancing oleh provokasi Maya. Ia melirik Aldo yang duduk dengan ekspresi santai, seolah menikmati situasi yang sedang berlangsung."Aku baik-baik saja, Bu Maya. Justru aku penasaran, apa Anda yang sedang dalam kondisi baik setelah bermain api dengan kontrak ini?" jawab Nicolas dengan nada datar namun penuh makna.Maya menyilangkan tangannya di depan dada, menyeringai. "Oh, Nicolas, bisnis itu tentang siapa yang lebih cerdas membaca peluang. Sayangnya, kali ini kau kalah cepat."Alex yang berdiri di samping Nicolas m

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    akhirnya memeluk anakku

    Rosalia tersenyum untuk pertama kalinya pada Nicolas. Pria itu sedang tidak baik-baik saja. Ros bangkit dan hendak masuk.."Ros, tetap di sini. Apa kamu mau pergi meninggalkan aku yang sedang tidak baik-baik saja?" tanya Nicolas."Tuan, aku mau kedalam. Sudah malam, lebih baik Anda juga tidur. Besok bukannya mau bertemu dengan Tuan Tian?"Nicolas menghela napas panjang, menatap Ros dengan mata yang penuh kelelahan. "Aku hanya ingin berbicara sebentar, Ros. Aku lelah dengan semua ini, dengan pekerjaan, dengan perasaan yang terus-menerus tak bisa aku kendalikan."Ros menggigit bibirnya, ragu untuk tetap tinggal atau pergi. Tapi melihat ekspresi Nicolas, sesuatu dalam hatinya melunak. "Baiklah, sebentar saja," ujarnya pelan.Nicolas tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangannya ke langit malam. "Aku tidak pernah menyangka, hidupku akan serumit ini. Semua berjalan begitu cepat, dan sekarang… aku takut kehilangan sesuatu yang belum sepenuhnya aku genggam."Rosalia menunduk, merasakan geta

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Frustasi

    "Kenapa begitu tiba-tiba Tuan Aldo dari perusahaan Nyonya Agata mengambil alih project kita?" tanya Nicolas.Nicolas kaget saat tiba-tiba Alex mengabarkan berita yang tak terduga.Alex menyesuaikan kacamatanya sebelum menjawab. "Aku juga baru menerima laporan ini, Tuan. Tuan Aldo mengklaim kepemilikan atas sebagian saham proyek ini dengan dalih perjanjian lama yang tidak diperbarui."Nicolas menghela napas, ekspresinya mengeras. "Dan kenapa kita tidak tahu soal perjanjian itu sebelumnya?""Karena dokumen lama itu seharusnya tidak berlaku lagi. Tapi, entah bagaimana, Aldo berhasil mendapatkan celah hukum untuk menggunakannya."Nicolas mengepalkan tangannya. "Aldo tidak mungkin bergerak sendiri. Aku ingin kau cari tahu siapa yang ada di belakangnya."Alex mengangguk. "Baik, Tuan. Saya juga sudah menghubungi tim legal untuk meninjau ulang semua dokumen terkait. Tapi, sebaiknya Anda juga berbicara langsung dengan Nyonya Agata."Nicolas menatap lurus ke arah jendela kantornya, pikirannya d

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Persiapan Matang

    "Ros, sampai kapan kamu menutupi identitas kamu? Jika kamu menikah, Nicolas harus tahu siapa kamu," ujar Oma Agata. Ros menegang mendengar perkataan Oma Agata. Rahasianya selama ini menjadi beban yang terus menghantui. Dia tahu cepat atau lambat Nicolas akan tahu, tapi dia tidak siap untuk menghadapi reaksi pria itu."Oma... apa itu penting sekarang?" suara Ros terdengar lemah. Matanya menatap lantai, menghindari tatapan tajam Oma Agata dan Tian."Sangat penting, Ros," Oma Agata menegaskan. "Jika kamu menikah dengannya tanpa mengungkapkan siapa dirimu sebenarnya, kamu tidak hanya menipu Nicolas, tapi juga dirimu sendiri. Pernikahan tidak bisa dibangun di atas kebohongan."Ros menghela napas panjang. Pikirannya bercampur aduk antara ketakutan, keraguan, dan rasa bersalah."Aku takut, Oma... jika dia tahu semuanya, dia mungkin tidak akan menerimaku." suara Ros bergetar.Tian mendekat, menatap Ros dengan lembut. "Kalau dia benar-benar peduli padamu, dia akan mengerti. Kamu berhak dicint

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Keputusan Sulit

    " Jangan paksa jika memang tidak ada raasa," Ujar Tian. Pria itu duduk bersebelahan dengan omanya.Ros tersenyum getir. "Demi El, aku akan melakukan apa pun."Tian menghela napas panjang, pandangannya bergeser ke arah Ros yang tampak resah. "Ros, membangun hidup dengan seseorang hanya demi anak tanpa ada cinta di antara kalian... itu berat."Oma Agata menambahkan dengan lembut, "Cinta bisa tumbuh, Ros. Tapi kamu harus jujur pada dirimu sendiri. Jangan memaksakan sesuatu yang hatimu tolak."Ros menunduk, menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. "Aku hanya tidak ingin El terluka. Dia sudah terlalu banyak kehilangan."Tian menatap Ros dengan serius. "El lebih membutuhkan seorang ibu yang bahagia daripada melihatmu terjebak dalam hubungan yang tidak membuatmu nyaman."Ros menyeka sudut matanya yang mulai basah. "Aku... aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk El. Jika menikah dengan Nicolas adalah jalannya, mungkin aku harus mencobanya."Oma Agata menggenggam tangan Ros dengan erat.

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Belajar mencintai

    Ros meminta izin ke rumah sang nenek. Dia meminta Tian menjemputnya. Sepupunya itu langsung saja bertanya tentang Nicolas. Ada hubungan apa dan bagaimana bisa, pikir Tian. Tian menyandarkan tubuhnya ke mobil, menatap Rosalia dengan senyum samar. "Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Nicolas sekarang?" tanyanya santai, tapi ada sedikit ketertarikan dalam nada suaranya.Ros menghela napas, menyilangkan tangan di depan dada. "Entahlah, Tian. Dia tiba-tiba mengajak menikah, tapi aku tahu itu hanya karena El."Tian mengangguk pelan, lalu menyipitkan mata. "Dan menurutmu, hanya karena El?"Ros terdiam. Pertanyaan Tian seperti menamparnya. Dia ingin percaya kalau Nicolas hanya bertanggung jawab, tidak lebih. Tapi… ada momen-momen di mana tatapan Nicolas terasa berbeda, lebih dalam, lebih hangat."Aku tidak tahu, Tian. Aku takut berharap."Tian tersenyum miring, menepuk pundak Ros pelan. "Yang aku tahu, Nicolas bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa alasan yang kuat. Kalau dia ingin menik

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Pendekatan

    Ros mendesah pelan, menatap Nicolas dengan mata yang masih menyimpan luka. "Nicolas, hidupku bukan hanya tentang El. Aku juga punya perasaan, punya masa lalu yang menyakitkan, dan aku tidak yakin bisa menerima semua ini begitu saja."Nicolas melangkah mendekat, wajahnya serius. "Aku tahu, Ros. Aku tahu aku sudah membuat banyak kesalahan. Tapi aku juga tahu satu hal—aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu dan El."Ros tertawa kecil, getir. "Kau hanya takut kehilangan El. Bukan aku."Nicolas terdiam sejenak sebelum mengangkat tangannya, menyentuh lembut wajah Ros. "Aku tidak akan memaksa jika kamu benar-benar tidak mau. Tapi aku ingin kamu tahu... sejak kamu muncul lagi dalam hidupku, aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Dan aku ingin memperjuangkan itu."Ros menatap mata Nicolas, mencari kebohongan di sana—tapi yang ia temukan justru ketulusan. Dadanya berdebar, pikirannya berantakan."Beri aku waktu," bisiknya akhirnya.Nicolas mengangguk pelan, sudut bibirnya terangkat sedikit.

  • Bayi Presdir: Tante, Jadi Mamaku Ya!    Belajar mencintai

    Mobil melaju dalam keheningan. Nicolas menggenggam kemudi lebih erat, pikirannya berkecamuk. Dia ingin menjawab, tapi bibirnya seolah terkunci.Ros menunggu, namun saat Nicolas tetap diam, ia mengalihkan pandangan ke luar jendela. Angin malam meniup lembut wajahnya, tapi dada Ros terasa sesak. "Jika Anda tidak bisa menjawabnya, mungkin memang sebaiknya saya pergi," gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada diri sendiri.Nicolas mendadak menginjak rem, membuat tubuh Ros sedikit terdorong ke depan. "Kau tidak akan pergi ke mana pun, Ros!" suaranya terdengar tegas, tapi ada kegelisahan di baliknya.Ros menoleh, menatap Nicolas yang kini menatapnya dengan tatapan tajam. "Kenapa? Kenapa Anda menahan saya?"Nicolas mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. "Karena aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Karena... aku tidak ingin kehilanganmu lagi. El, bisa ngambek terus.""El mungkin aku bawa, dia anakku."Nicolas tersentak, sorot matanya menggelap. "Apa maksudmu, Ros?"Ros mena

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status