Share

Konspirasi di Balik Malam

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 14:48:00

Malam itu, Naomi sudah bersiap tidur ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk.

Fahri:

"Naomi, aku ingin bertemu denganmu sebentar. Ada Subhan juga. Dia ingin bertemu denganmu. Aku kirim lokasinya."

Naomi membaca pesan itu sekilas. Bukan hal aneh jika Fahri mengiriminya pesan.

Sejak lama, Fahri sering menghubunginya, entah sekadar menanyakan kabar atau mengajak bertemu. Namun, Naomi selalu mengabaikan pesan-pesan itu, tidak ingin lagi terlibat dalam urusan pria yang telah memilih menikahi Zakia.

Namun, kali ini berbeda.

Subhan.

Hanya dengan membaca nama itu, hatinya langsung tergerak. Ia sangat merindukan bocah itu. Naomi tahu bahwa Subhan bukan adik kandungnya, tetapi mereka sangat dekat sejak kecil.

Tanpa banyak berpikir, ia membalas singkat.

Naomi:

"Baik, aku akan ke sana."

Tak ingin membuang waktu, ia segera mengenakan jaketnya dan melangkah keluar apartemen tanpa suara.

Yang tidak disadariny

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Keheningan di Balik Pelukan

    Suasana di dalam mobil terasa sunyi. Hanya suara mesin yang terdengar, sementara Naomi terus memandangi Alto tanpa sadar. Pria itu memang dingin, tapi malam ini, Naomi melihat sisi lain darinya—sisi yang peduli dan melindungi.Jika bukan karena Alto, mungkin ia sudah terjebak dalam rencana licik Zakia. Naomi masih tidak habis pikir bagaimana sahabatnya sendiri tega melakukan hal itu padanya. Tapi satu hal yang lebih mengejutkan adalah bagaimana Alto menangani semuanya dengan kepala dingin. Ia tidak menyakiti Zakia, padahal ia punya kesempatan. Bahkan, Alto memastikan wanita itu dibawa kepada Fahri agar tetap dalam pengawasan.“Kau mau terus menatapku seperti itu, atau mau bilang sesuatu?” suara Alto tiba-tiba memecah kesunyian.Naomi tersentak dan langsung membuang muka ke luar jendela. “Aku cuma… masih syok.”Alto meliriknya sekilas sebelum kembali fokus ke jalan. “Itu wajar. Tapi kau aman sekarang.”Naomi mengangguk kecil. Perjalanan menuju apartemen dilanjutkan tanpa banyak bicara.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Batas yang Tertahan

    Naomi masih terengah-engah setelah ciuman mereka berakhir. Tatapan Alto yang dalam seolah membakar kulitnya. Ia bisa merasakan tangan pria itu tetap bertahan di pinggangnya, jemarinya mencengkeram seakan enggan melepaskannya."Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu," gumam Alto, suaranya terdengar rendah dan berat.Naomi tidak menjawab. Ia hanya bisa menatap pria di hadapannya, merasakan detak jantungnya yang berdebar tak karuan. Namun, sebelum pikirannya bisa kembali jernih, Alto sudah kembali menundukkan kepalanya.Bibirnya kembali menyapu bibir Naomi, kali ini lebih dalam, lebih menuntut. Naomi tak sempat berpikir lagi, tubuhnya sudah mengikuti ritme yang Alto berikan. Ia membalasnya dengan penuh perasaan, kedua tangannya naik ke dada pria itu, mencengkeram kerah kemejanya seolah takut kehilangan pegangan.Alto menarik Naomi lebih dekat, hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka. Tubuhnya terasa begitu panas, setiap sentuhan pria itu membuatnya hampir kehilangan kendali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Kunjungan Mantan

    Siang itu, matahari bersinar terik, menyengat kulit siapa pun yang berjalan di bawahnya. Suasana kota masih sibuk, dengan lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang sibuk dengan aktivitasnya.Naomi baru saja turun dari mobil setelah kembali dari kunjungannya ke MUA. Tangannya masih memegang ponsel, jari-jarinya secara refleks menggulir layar, melihat-lihat pesan yang masuk. Tatapannya sesaat kosong. Pikirannya masih sedikit kacau setelah kejadian semalam—jebakan Zakia yang hampir membuatnya berada dalam situasi sulit.SMS dari Zakia masih tersimpan di ponselnya. Kata-kata penuh provokasi yang seolah ingin mengaduk-aduk perasaannya terus berputar di benaknya.Namun, langkahnya terhenti seketika saat ia melihat seseorang berdiri di depan apartemennya.Fahri.Jantung Naomi berdegup lebih cepat. Ia tidak pernah memberi tahu Fahri alamat apartemennya. Bagaimana pria itu bisa tahu?Sebelum Naomi sempat mengatakan sesuatu, langkah lain terden

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Hari Bahagia Naomi dan Alto

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Hari di mana Naomi dan Alto akan mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Acara ini tidak digelar dengan megah, hanya sebuah pernikahan yang dihadiri oleh orang-orang terdekat mereka. Naomi dan Alto memang sepakat untuk tidak membuat pesta besar-besaran.Hanya beberapa rekan kerja yang diundang, baik dari pihak Naomi maupun Alto. Orang tua Alto juga hanya mengundang teman kerja mereka, membuat suasana pernikahan terasa lebih intim dan penuh kehangatan.Di salah satu ruangan khusus, Naomi tengah bersiap dengan gaun pengantinnya. Sebuah gaun putih sederhana namun elegan yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata dengan rapi, dihiasi aksesori kecil yang semakin mempermanis penampilannya.Saat Naomi memandang dirinya di cermin, jantungnya berdebar kencang. Ia masih sulit percaya bahwa hari ini akhirnya tiba—hari di mana ia menjadi istri Alto Verdatoro."Naomi, kau sudah siap?" suara lembut seorang MUA m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Hambatan di Perjalanan

    Setelah hari pernikahan yang digelar dengan megah dan penuh kebahagiaan, pagi ini Naomi dan Alto bersiap untuk menikmati bulan madu mereka. Destinasi mereka adalah sebuah pulau pribadi milik keluarga Alto, tempat yang indah dan jauh dari hiruk-pikuk kota.Naomi yang duduk di dalam mobil menatap suaminya yang sedang fokus menyetir. Hari ini, Alto terlihat lebih santai dengan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku dan celana panjang hitam. Sementara itu, Naomi mengenakan dress berwarna biru muda yang memberi kesan lembut namun elegan."Apa kau yakin ingin menyetir sendiri? Kita bisa meminta sopir untuk mengantar kita sampai pelabuhan," ucap Naomi sambil melirik Alto.Alto tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Aku ingin menikmati perjalanan ini hanya denganmu. Lagipula, aku sudah terbiasa menyetir sendiri."Naomi tersenyum dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. "Baiklah, tapi kalau lelah, kita bisa berhenti sebentar."Perjalanan berlangsung dengan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Bulan Madu di Pulau Amora

    Stelah menempuh perjalanan panjang selama lima jam, akhirnya Alto dan Naomi tiba di Pulau Amora, sebuah pulau pribadi milik keluarga Alto yang telah dipersiapkan khusus untuk bulan madu mereka.Begitu mereka turun dari kapal, tiga orang pegawai sudah menanti di dermaga. Dua perempuan dan satu laki-laki, semuanya berpakaian seragam rapi dengan senyuman ramah di wajah mereka."Selamat datang, Tuan Alto dan Nyonya Naomi," ucap seorang wanita yang tampak lebih senior dari yang lain. "Nama saya Liana, dan ini Adinda serta Rudi. Kami akan memastikan semua kebutuhan Anda selama di sini terpenuhi."Naomi tersenyum sopan. "Terima kasih, senang bertemu dengan kalian."Alto hanya mengangguk kecil. "Pastikan semuanya sesuai dengan yang sudah saya instruksikan sebelumnya.""Tentu, Tuan," jawab Liana dengan penuh hormat.Mereka mengantar Alto dan Naomi ke dalam vila utama yang sudah didekorasi dengan sangat indah. Naomi hampir tidak bisa menyembunyikan ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Keputusan Alto

    Setelah semalaman menikmati kebersamaan yang begitu intim, pagi itu Naomi terbangun dengan senyum di wajahnya. Angin laut yang sejuk menerpa kulitnya, membawa aroma khas laut yang menyegarkan. Ia menoleh ke samping, mendapati Alto masih tertidur dengan ekspresi tenang. Pria itu terlihat lebih damai dibandingkan biasanya—tidak ada sorot dingin dan penuh tekanan yang sering ia tunjukkan saat berada di kantor.Naomi menyentuh pipi Alto dengan lembut, membuat pria itu mengerjapkan mata sebelum akhirnya membuka sepenuhnya. Ia tersenyum kecil."Selamat pagi," ucap Alto dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur."Selamat pagi," balas Naomi dengan lembut. "Ayo kita jalan-jalan. Aku ingin melihat keindahan bawah laut Pulau Amora."Alto meregangkan tubuhnya sejenak sebelum duduk di ranjang. Ia mengusap rambutnya yang sedikit berantakan. "Kedengarannya bagus. Tapi jangan menyelam terlalu dalam, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu."Naomi tertawa kecil. "Aku bisa berenang, Alto. Kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Kejutan Dari Fahri

    “Abang minta maaf, Naomi. Pernikahan ini tidak bisa kita lanjutkan," ucap Fahri.Deg.Tubuh Naomi mendadak kaku."Sekali lagi, abang minta maaf, Naomi. Pernikahan ini harus kita batalkan."Jantung Naomi terasa berhenti berdetak sesaat setelah mendengar ucapan Fahri, kekasihnya yang telah lima tahun menjalin cinta dengannya. Kini, tiba-tiba Fahri membatalkan pernikahan mereka yang tinggal menghitung hari. Empat hari lagi acara itu akan dilaksanakan, tetapi kini harus dibatalkan. Ada apa?"Aku telah tidur dengan ibumu, Naomi. Kini ibumu tengah hamil anakku," ucap Fahri, membuat sekujur tubuh Naomi membeku tak bisa berkata apa-apa lagi. Lelaki yang selama ini ia percayai, setelah orang tuanya meninggal, malah mengkhianatinya. Yang paling menyakitkan adalah wanita yang dia hamili adalah ibu tirinya, Zakia. Lelucon macam apa ini?Fahri memberi tahu Naomi di sebuah taman dekat kompleks perumahan mereka. Fahri sengaja mengajak Naomi berjalan-jalan di sekitar kompleks untuk menjelaskan apa pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Keputusan Alto

    Setelah semalaman menikmati kebersamaan yang begitu intim, pagi itu Naomi terbangun dengan senyum di wajahnya. Angin laut yang sejuk menerpa kulitnya, membawa aroma khas laut yang menyegarkan. Ia menoleh ke samping, mendapati Alto masih tertidur dengan ekspresi tenang. Pria itu terlihat lebih damai dibandingkan biasanya—tidak ada sorot dingin dan penuh tekanan yang sering ia tunjukkan saat berada di kantor.Naomi menyentuh pipi Alto dengan lembut, membuat pria itu mengerjapkan mata sebelum akhirnya membuka sepenuhnya. Ia tersenyum kecil."Selamat pagi," ucap Alto dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur."Selamat pagi," balas Naomi dengan lembut. "Ayo kita jalan-jalan. Aku ingin melihat keindahan bawah laut Pulau Amora."Alto meregangkan tubuhnya sejenak sebelum duduk di ranjang. Ia mengusap rambutnya yang sedikit berantakan. "Kedengarannya bagus. Tapi jangan menyelam terlalu dalam, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu."Naomi tertawa kecil. "Aku bisa berenang, Alto. Kau

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Bulan Madu di Pulau Amora

    Stelah menempuh perjalanan panjang selama lima jam, akhirnya Alto dan Naomi tiba di Pulau Amora, sebuah pulau pribadi milik keluarga Alto yang telah dipersiapkan khusus untuk bulan madu mereka.Begitu mereka turun dari kapal, tiga orang pegawai sudah menanti di dermaga. Dua perempuan dan satu laki-laki, semuanya berpakaian seragam rapi dengan senyuman ramah di wajah mereka."Selamat datang, Tuan Alto dan Nyonya Naomi," ucap seorang wanita yang tampak lebih senior dari yang lain. "Nama saya Liana, dan ini Adinda serta Rudi. Kami akan memastikan semua kebutuhan Anda selama di sini terpenuhi."Naomi tersenyum sopan. "Terima kasih, senang bertemu dengan kalian."Alto hanya mengangguk kecil. "Pastikan semuanya sesuai dengan yang sudah saya instruksikan sebelumnya.""Tentu, Tuan," jawab Liana dengan penuh hormat.Mereka mengantar Alto dan Naomi ke dalam vila utama yang sudah didekorasi dengan sangat indah. Naomi hampir tidak bisa menyembunyikan ke

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Hambatan di Perjalanan

    Setelah hari pernikahan yang digelar dengan megah dan penuh kebahagiaan, pagi ini Naomi dan Alto bersiap untuk menikmati bulan madu mereka. Destinasi mereka adalah sebuah pulau pribadi milik keluarga Alto, tempat yang indah dan jauh dari hiruk-pikuk kota.Naomi yang duduk di dalam mobil menatap suaminya yang sedang fokus menyetir. Hari ini, Alto terlihat lebih santai dengan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku dan celana panjang hitam. Sementara itu, Naomi mengenakan dress berwarna biru muda yang memberi kesan lembut namun elegan."Apa kau yakin ingin menyetir sendiri? Kita bisa meminta sopir untuk mengantar kita sampai pelabuhan," ucap Naomi sambil melirik Alto.Alto tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Aku ingin menikmati perjalanan ini hanya denganmu. Lagipula, aku sudah terbiasa menyetir sendiri."Naomi tersenyum dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. "Baiklah, tapi kalau lelah, kita bisa berhenti sebentar."Perjalanan berlangsung dengan t

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Hari Bahagia Naomi dan Alto

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Hari di mana Naomi dan Alto akan mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Acara ini tidak digelar dengan megah, hanya sebuah pernikahan yang dihadiri oleh orang-orang terdekat mereka. Naomi dan Alto memang sepakat untuk tidak membuat pesta besar-besaran.Hanya beberapa rekan kerja yang diundang, baik dari pihak Naomi maupun Alto. Orang tua Alto juga hanya mengundang teman kerja mereka, membuat suasana pernikahan terasa lebih intim dan penuh kehangatan.Di salah satu ruangan khusus, Naomi tengah bersiap dengan gaun pengantinnya. Sebuah gaun putih sederhana namun elegan yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata dengan rapi, dihiasi aksesori kecil yang semakin mempermanis penampilannya.Saat Naomi memandang dirinya di cermin, jantungnya berdebar kencang. Ia masih sulit percaya bahwa hari ini akhirnya tiba—hari di mana ia menjadi istri Alto Verdatoro."Naomi, kau sudah siap?" suara lembut seorang MUA m

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Kunjungan Mantan

    Siang itu, matahari bersinar terik, menyengat kulit siapa pun yang berjalan di bawahnya. Suasana kota masih sibuk, dengan lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang sibuk dengan aktivitasnya.Naomi baru saja turun dari mobil setelah kembali dari kunjungannya ke MUA. Tangannya masih memegang ponsel, jari-jarinya secara refleks menggulir layar, melihat-lihat pesan yang masuk. Tatapannya sesaat kosong. Pikirannya masih sedikit kacau setelah kejadian semalam—jebakan Zakia yang hampir membuatnya berada dalam situasi sulit.SMS dari Zakia masih tersimpan di ponselnya. Kata-kata penuh provokasi yang seolah ingin mengaduk-aduk perasaannya terus berputar di benaknya.Namun, langkahnya terhenti seketika saat ia melihat seseorang berdiri di depan apartemennya.Fahri.Jantung Naomi berdegup lebih cepat. Ia tidak pernah memberi tahu Fahri alamat apartemennya. Bagaimana pria itu bisa tahu?Sebelum Naomi sempat mengatakan sesuatu, langkah lain terden

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Batas yang Tertahan

    Naomi masih terengah-engah setelah ciuman mereka berakhir. Tatapan Alto yang dalam seolah membakar kulitnya. Ia bisa merasakan tangan pria itu tetap bertahan di pinggangnya, jemarinya mencengkeram seakan enggan melepaskannya."Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu," gumam Alto, suaranya terdengar rendah dan berat.Naomi tidak menjawab. Ia hanya bisa menatap pria di hadapannya, merasakan detak jantungnya yang berdebar tak karuan. Namun, sebelum pikirannya bisa kembali jernih, Alto sudah kembali menundukkan kepalanya.Bibirnya kembali menyapu bibir Naomi, kali ini lebih dalam, lebih menuntut. Naomi tak sempat berpikir lagi, tubuhnya sudah mengikuti ritme yang Alto berikan. Ia membalasnya dengan penuh perasaan, kedua tangannya naik ke dada pria itu, mencengkeram kerah kemejanya seolah takut kehilangan pegangan.Alto menarik Naomi lebih dekat, hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka. Tubuhnya terasa begitu panas, setiap sentuhan pria itu membuatnya hampir kehilangan kendali

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Keheningan di Balik Pelukan

    Suasana di dalam mobil terasa sunyi. Hanya suara mesin yang terdengar, sementara Naomi terus memandangi Alto tanpa sadar. Pria itu memang dingin, tapi malam ini, Naomi melihat sisi lain darinya—sisi yang peduli dan melindungi.Jika bukan karena Alto, mungkin ia sudah terjebak dalam rencana licik Zakia. Naomi masih tidak habis pikir bagaimana sahabatnya sendiri tega melakukan hal itu padanya. Tapi satu hal yang lebih mengejutkan adalah bagaimana Alto menangani semuanya dengan kepala dingin. Ia tidak menyakiti Zakia, padahal ia punya kesempatan. Bahkan, Alto memastikan wanita itu dibawa kepada Fahri agar tetap dalam pengawasan.“Kau mau terus menatapku seperti itu, atau mau bilang sesuatu?” suara Alto tiba-tiba memecah kesunyian.Naomi tersentak dan langsung membuang muka ke luar jendela. “Aku cuma… masih syok.”Alto meliriknya sekilas sebelum kembali fokus ke jalan. “Itu wajar. Tapi kau aman sekarang.”Naomi mengangguk kecil. Perjalanan menuju apartemen dilanjutkan tanpa banyak bicara.

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Konspirasi di Balik Malam

    Malam itu, Naomi sudah bersiap tidur ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk.Fahri:"Naomi, aku ingin bertemu denganmu sebentar. Ada Subhan juga. Dia ingin bertemu denganmu. Aku kirim lokasinya."Naomi membaca pesan itu sekilas. Bukan hal aneh jika Fahri mengiriminya pesan.Sejak lama, Fahri sering menghubunginya, entah sekadar menanyakan kabar atau mengajak bertemu. Namun, Naomi selalu mengabaikan pesan-pesan itu, tidak ingin lagi terlibat dalam urusan pria yang telah memilih menikahi Zakia.Namun, kali ini berbeda.Subhan.Hanya dengan membaca nama itu, hatinya langsung tergerak. Ia sangat merindukan bocah itu. Naomi tahu bahwa Subhan bukan adik kandungnya, tetapi mereka sangat dekat sejak kecil.Tanpa banyak berpikir, ia membalas singkat.Naomi:"Baik, aku akan ke sana."Tak ingin membuang waktu, ia segera mengenakan jaketnya dan melangkah keluar apartemen tanpa suara.Yang tidak disadariny

  • Batal Nikah karena Ibu Tiriku   Dekapan yang Menggoda

    Naomi masih merasakan debaran di dadanya. Apa yang Alto lakukan semalam membuatnya gelisah, bukan karena ia tidak menyukainya, tetapi karena ia tahu dirinya selalu kehilangan kendali setiap kali Alto menyentuhnya. Itu yang membuatnya takut—takut akan dirinya sendiri.Malam itu, Naomi memastikan dirinya tidur lebih awal dan mengunci pintu kamar rapat-rapat. Ia ingin menenangkan pikirannya sebelum kembali beraktivitas esok hari. Namun, satu hal yang ia lupakan—ini adalah apartemen milik Alto, dan pria itu memiliki semua duplikat kunci ruangan.Pagi yang MengejutkanKetika sinar matahari mulai masuk melalui celah tirai, Naomi perlahan membuka matanya. Ia merasakan sesuatu yang hangat dan berat di pinggangnya. Jantungnya seketika berdegup kencang saat menyadari bahwa Alto sedang memeluknya dari belakang.Matanya membelalak. Kapan Alto masuk ke kamarnya? Kenapa dia ada di sini?Naomi menahan napas, berusaha tidak membuat gerakan yang dapat membangunkan pria itu. Dengan hati-hati, ia mencob

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status