
Batal Nikah karena Ibu Tiriku
Naomi, seorang gadis sederhana, cantik dan pintar sedang mempersiapkan penikahannya dengan Fahri, pria yang ia cintai dengan sepenuh hati, harus menghadapi kenyataan pahit yang tak pernah ia duga. Semua berawal dari ulah Zakia, ibu tirinya yang licik dan penuh iri hati. Zakia menjebak Fahri saat bertemu dengannya di sebuah restoran dekat hotel tempat Fahri dinas, dengan cara memberikan obat pada minuman Fahri. Disaat mereka berdua berbincang di restoran itu, hingga Fahri tak bisa menguasai kesadarannya saat itu.
Merasa terjebak dalam skandal itu dan demi bertanggung jawab pada anak yang sedang di kandung Zakia, Fahri terpaksa menikahinya.
Hati Naomi hancur berkeping-keping, sekaligus menahan malu karena persiapan pernikahannya itu sudah 80%. Jika kabar ini datang sebelum Naomi mempersiapkan semuanya, walau hati Naomi sakit setidaknya dia tak menanggung malu juga.
Tetapi semua itu berganti dengan kebahagiaan, saat tak sengaja Naomi menabrak Alto Verdatoro seorang ceo perusahaan yang mencintainya. Walau Alto seorang yang dingin tapi cintanya begitu nyata dengan sikapnya pada Naomi.
Melihat kebahagiaan Naomi, Zakia merasa iri dan berniat merebut Alto dari Naomi. Tapi semua itu sia-sia, karena Alto bukanlah pria gampangan seperti apa yang Zakia bayangkan.
Hingga Fahri datang kembali pada kehidupan Naomi, meminta kesempatan kedua pada Naomi yang jelas sekarang telah bahagia bersama Alto.
Read
Chapter: Keputusan AltoSetelah semalaman menikmati kebersamaan yang begitu intim, pagi itu Naomi terbangun dengan senyum di wajahnya. Angin laut yang sejuk menerpa kulitnya, membawa aroma khas laut yang menyegarkan. Ia menoleh ke samping, mendapati Alto masih tertidur dengan ekspresi tenang. Pria itu terlihat lebih damai dibandingkan biasanya—tidak ada sorot dingin dan penuh tekanan yang sering ia tunjukkan saat berada di kantor.Naomi menyentuh pipi Alto dengan lembut, membuat pria itu mengerjapkan mata sebelum akhirnya membuka sepenuhnya. Ia tersenyum kecil."Selamat pagi," ucap Alto dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur."Selamat pagi," balas Naomi dengan lembut. "Ayo kita jalan-jalan. Aku ingin melihat keindahan bawah laut Pulau Amora."Alto meregangkan tubuhnya sejenak sebelum duduk di ranjang. Ia mengusap rambutnya yang sedikit berantakan. "Kedengarannya bagus. Tapi jangan menyelam terlalu dalam, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu."Naomi tertawa kecil. "Aku bisa berenang, Alto. Kau
Last Updated: 2025-03-06
Chapter: Bulan Madu di Pulau AmoraStelah menempuh perjalanan panjang selama lima jam, akhirnya Alto dan Naomi tiba di Pulau Amora, sebuah pulau pribadi milik keluarga Alto yang telah dipersiapkan khusus untuk bulan madu mereka.Begitu mereka turun dari kapal, tiga orang pegawai sudah menanti di dermaga. Dua perempuan dan satu laki-laki, semuanya berpakaian seragam rapi dengan senyuman ramah di wajah mereka."Selamat datang, Tuan Alto dan Nyonya Naomi," ucap seorang wanita yang tampak lebih senior dari yang lain. "Nama saya Liana, dan ini Adinda serta Rudi. Kami akan memastikan semua kebutuhan Anda selama di sini terpenuhi."Naomi tersenyum sopan. "Terima kasih, senang bertemu dengan kalian."Alto hanya mengangguk kecil. "Pastikan semuanya sesuai dengan yang sudah saya instruksikan sebelumnya.""Tentu, Tuan," jawab Liana dengan penuh hormat.Mereka mengantar Alto dan Naomi ke dalam vila utama yang sudah didekorasi dengan sangat indah. Naomi hampir tidak bisa menyembunyikan ke
Last Updated: 2025-03-01
Chapter: Hambatan di PerjalananSetelah hari pernikahan yang digelar dengan megah dan penuh kebahagiaan, pagi ini Naomi dan Alto bersiap untuk menikmati bulan madu mereka. Destinasi mereka adalah sebuah pulau pribadi milik keluarga Alto, tempat yang indah dan jauh dari hiruk-pikuk kota.Naomi yang duduk di dalam mobil menatap suaminya yang sedang fokus menyetir. Hari ini, Alto terlihat lebih santai dengan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku dan celana panjang hitam. Sementara itu, Naomi mengenakan dress berwarna biru muda yang memberi kesan lembut namun elegan."Apa kau yakin ingin menyetir sendiri? Kita bisa meminta sopir untuk mengantar kita sampai pelabuhan," ucap Naomi sambil melirik Alto.Alto tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Aku ingin menikmati perjalanan ini hanya denganmu. Lagipula, aku sudah terbiasa menyetir sendiri."Naomi tersenyum dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. "Baiklah, tapi kalau lelah, kita bisa berhenti sebentar."Perjalanan berlangsung dengan t
Last Updated: 2025-03-01
Chapter: Hari Bahagia Naomi dan AltoHari yang dinanti akhirnya tiba. Hari di mana Naomi dan Alto akan mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Acara ini tidak digelar dengan megah, hanya sebuah pernikahan yang dihadiri oleh orang-orang terdekat mereka. Naomi dan Alto memang sepakat untuk tidak membuat pesta besar-besaran.Hanya beberapa rekan kerja yang diundang, baik dari pihak Naomi maupun Alto. Orang tua Alto juga hanya mengundang teman kerja mereka, membuat suasana pernikahan terasa lebih intim dan penuh kehangatan.Di salah satu ruangan khusus, Naomi tengah bersiap dengan gaun pengantinnya. Sebuah gaun putih sederhana namun elegan yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata dengan rapi, dihiasi aksesori kecil yang semakin mempermanis penampilannya.Saat Naomi memandang dirinya di cermin, jantungnya berdebar kencang. Ia masih sulit percaya bahwa hari ini akhirnya tiba—hari di mana ia menjadi istri Alto Verdatoro."Naomi, kau sudah siap?" suara lembut seorang MUA m
Last Updated: 2025-02-27
Chapter: Kunjungan MantanSiang itu, matahari bersinar terik, menyengat kulit siapa pun yang berjalan di bawahnya. Suasana kota masih sibuk, dengan lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang sibuk dengan aktivitasnya.Naomi baru saja turun dari mobil setelah kembali dari kunjungannya ke MUA. Tangannya masih memegang ponsel, jari-jarinya secara refleks menggulir layar, melihat-lihat pesan yang masuk. Tatapannya sesaat kosong. Pikirannya masih sedikit kacau setelah kejadian semalam—jebakan Zakia yang hampir membuatnya berada dalam situasi sulit.SMS dari Zakia masih tersimpan di ponselnya. Kata-kata penuh provokasi yang seolah ingin mengaduk-aduk perasaannya terus berputar di benaknya.Namun, langkahnya terhenti seketika saat ia melihat seseorang berdiri di depan apartemennya.Fahri.Jantung Naomi berdegup lebih cepat. Ia tidak pernah memberi tahu Fahri alamat apartemennya. Bagaimana pria itu bisa tahu?Sebelum Naomi sempat mengatakan sesuatu, langkah lain terden
Last Updated: 2025-02-27
Chapter: Batas yang TertahanNaomi masih terengah-engah setelah ciuman mereka berakhir. Tatapan Alto yang dalam seolah membakar kulitnya. Ia bisa merasakan tangan pria itu tetap bertahan di pinggangnya, jemarinya mencengkeram seakan enggan melepaskannya."Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu," gumam Alto, suaranya terdengar rendah dan berat.Naomi tidak menjawab. Ia hanya bisa menatap pria di hadapannya, merasakan detak jantungnya yang berdebar tak karuan. Namun, sebelum pikirannya bisa kembali jernih, Alto sudah kembali menundukkan kepalanya.Bibirnya kembali menyapu bibir Naomi, kali ini lebih dalam, lebih menuntut. Naomi tak sempat berpikir lagi, tubuhnya sudah mengikuti ritme yang Alto berikan. Ia membalasnya dengan penuh perasaan, kedua tangannya naik ke dada pria itu, mencengkeram kerah kemejanya seolah takut kehilangan pegangan.Alto menarik Naomi lebih dekat, hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka. Tubuhnya terasa begitu panas, setiap sentuhan pria itu membuatnya hampir kehilangan kendali
Last Updated: 2025-02-27