Share

Bab 14

Author: Cahaya Suci
last update Last Updated: 2023-05-19 13:29:50
Theo seperti iblis yang mengeluarkan mengeluarkan kedua taring.

"Theo, aku tahu kamu nggak mau anak, tapi nggak perlu mengucapkan kata-kata sekejam itu." Anisa terlihat sangat sedih.

Theo menatapnya, lalu menjawab, "Aku hanya memperingatimu. Mana tahu kamu punya rencana licik?"

Anisa menghela napas sambil membuang muka. Rasanya seperti sedang berjalan ke jurang kehancuran ....

Respons Anisa justru membuat Theo penasaran. Dia bertanya sambil menyeringai, "Anisa, kamu mau melahirkan anakku?"

Pertanyaan Theo sontak membuat Anisa membelalak ....

"Aku tidak main-main, kamu tahu karakterku. Aku tidak akan segan-segan menyiksamu. Kalau tidak mau mati, jangan cari masalah!" Setelah selesai bicara, Theo kembali memang ke arah jendela.

"Tenang saja, aku pun nggak sudi mengandung anakmu. Yang terpenting sekarang adalah bercerai!" Anisa mengepalkan tangannya.

Kalaupun Anisa mau melahirkannya, Anisa yang akan membesarkannya. Setelah anak-anaknya dewasa, Anisa akan memberi tahu mereka kalau ayahnya sudah meninggal.

"Sekarang belum saatnya cerai. Tunggu sampai kondisi ibuku membaik." Sekarang nada bicara Theo terdengar lebih tenang. Mungkin dia lega setelah mendengar jawaban Anisa.

"Jangan terlalu lama." Anisa merasa agak cemas.

Kalau ditunda terus, perutnya Anisa akan sudah makin membesar. Takutnya Anisa tidak dapat menyembunyikannya lagi dan Theo akan memaksanya aborsi.

"Kamu kelihatan tidak sabar bercerai? Ada apa?" Theo menatap Anisa dengan curiga.

"Nggak, aku cuma nggak betah tinggal sama kamu. Memangnya nggak ada yang pernah memberitahumu? Tinggal bersamamu sangat frustasi." Anisa berusaha bersikap setenang mungkin.

Theo tersenyum kecil. "Tidak ada yang berani mengatakannya padaku."

Anisa mengerutkan bibirnya. "Pantas saja kamu nggak suka sama aku. Aku nggak bisa menahan isi pikiranku. Kalau ditahan, aku merasa sangat tersiksa."

Theo mengerutkan alis, ternyata wanita ini salah paham. "Tidak ada seorang pria pun yang tahan melihat istrinya berpakaian seksi untuk menemani pria lain."

"Apa salahnya mengenakan gaun? Memangnya kalau makan malam bersama pasti menemani pria lain? Terus bagaimana dengan kalian para pria yang minum dan karaoke di luar?" Anisa menjawab Theo tanpa sungkan. "Meskipun kamu menaruh pisau di leherku, aku tetap nggak merasa salah."

Anisa dan Theo seperti berasal dari dua dunia yang berbeda ....

"Maksudmu? Jadi masih ada lain kali?" Theo tersenyum menyindir.

"Aku saja nggak bisa minum alkohol, gimana menemani orang lain minum? Langit runtuh pun aku nggak akan minum," jawab Anisa sambil meringkuk di sudut mobil.

Anisa tidak mungkin mempertaruhkan nyawa janin yang sedang dikandungnya. Walaupun perusahaannya bangkrut, dia tidak mungkin menemani pria lain hanya demi mendapatkan uang.

Jawaban Anisa sontak memadamkan api yang berkobar di hati Theo.

Sesampainya di rumah, Anisa membuka pintu mobil dan kabur.

"Ke kantor," Theo memerintahkan sopir.

....

Anisa baru lega setelah Theo pergi.

Anisa kembali ke kamarnya untuk tidur siang sebentar. Setelah bangun, dia bersiap-siap dan pergi ke Kintara Group.

Akhirnya Anisa memutuskan untuk menjual semua aset-aset ayahnya sembari mencari investor. Dia hanya bisa berharap kepada investor, bank pasti tidak akan memberikan pinjaman.

Tadi malam Anisa sudah menyinggung kedua CEO tersebut, mereka tidak mungkin meminjamkannya uang.

"Anisa, kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Kalau semalam kamu minum, mereka pasti makin kelewatan," kata wakil presdir. "Kamu bukan wanita sembarangan ...."

Anisa mengangguk. "Kalaupun dipaksa, aku tetap tidak mau menemani mereka minum."

"Kemarin aku sudah membuat daftar nama perusahaan besar yang ada di kota ini. Mereka sanggup berinvestasi dan menyelamatkan perusahaan kita. Sekarang masalah cuma mau atau tidak," kata wakil presdir.

Anisa mengambil daftar tersebut dan membacanya.

Kolom pertama adalah nama, kolom kedua adalah jenis kelamin, kolom ketiga adalah perusahaan yang didirikan orang tersebut, kolom keempat adalah jumlah kekayaan orang tersebut, dan kolom kelima adalah nomor kontak.

Ada sebagian yang tertera dan ada juga yang tidak tertera nomor telepon.

"Bagaimana dengan yang tidak ada nomor telepon?" tanya Anisa.

"Harus ke kantornya langsung ...." Wakil presdir menggelengkan kepala.

Ketika membaca daftar ini, Anisa melihat nama "Theo Pratama" tertera di baris kedua.

Theo Pratama, pria, Tera Group, kekayaan di atas 200 triliun, nomor kontak tidak ada.

"Theo sekaya ini?" Wajah Anisa sambil memerah.

"Ini baru estimasi, jumlah kekayaannya pasti melebihi angka yang tertera," jawab wakil presdir.

"Oh ...."

"Sayang sekali ... aku tidak punya kontaknya. Kamu bisa menemuinya di kantor Tera Group. Kalau kamu sudah memutuskan, aku akan menemanimu ke sana."

"Aku tidak mau menemui dia." Anisa menggelengkan kepala, lalu mengambil pulpen dan mencoret nama Theo.

Theo tidak mungkin meminjamkan uang kepada Anisa. Meminjam duit kepada Theo sama dengan mempermalukan diri sendiri.

Di tengah perjalan pulang, Anisa singgah ke apotek untuk membeli obat oles.

Ketika pegawai apotek memberikannya obat, Anisa bertanya, "Apakah ibu hamil boleh pakai?"

"Sebaiknya jangan. Kamu lagi hamil?" tanya pegawai apotek.

Anisa mengangguk,

Pegawai apotek menyimpan kembali obat oles, lalu mengeluarkan beberapa botol obat yang lain. "Kamu hamil berapa bulan? Perutmu belum terlalu besar. Selama kehamilan, kamu harus mengonsumsi kalsium. Ini tablet kalsium, nutrisi dan penyerapannya sangat baik. Dokter sangat menyarankan kalsium untuk ibu hamil."

Anisa membeli semua vitamin yang disarankan dan pulang ke rumah.

Jam makan malam sudah lewat, tetapi Bibi Wina masih menyisakannya makanan.

"Nona, kamu membeli obat apa?" Bibi Wina bertanya karena melihat kantong obat yang dibawa Anisa.

"Oh, ini vitamin biasa ...." Anisa menyembunyikan kantongnya ke belakang punggung.

"Di rumah juga ada vitamin, kok. Di rumah ada berbagai macam vitamin dan obat, Nona tidak perlu repot-repot membelinya. Lain kali minta saja sama aku," kata Bibi Wina.

"Em. Aku ke kamar dulu." Anisa membalikkan badan dan bergegas kembali ke kamar.

Setelah membalikkan badan, Anisa menabrak Theo yang muncul di belakang. Ternyata sejak tadi Theo sudah berdiri di belakang Anisa.

Theo jelas-jelas melihat obat yang disembunyikan oleh Anisa.

"Kamu berbohong?" Tatapan Theo tertuju kepada vitamin kalsium yang dipegang oleh Anisa.

Related chapters

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 15

    Wanita hamil dan orang tua cenderung kekurangan vitamin kalsium. Oleh sebab itu kalsium paling banyak dikonsumsi oleh orang lanjut usia dan ibu hamil."Apa aku ada kewajiban memberi tahu semua makanan, minuman, obat, bahkan sampai vitamin yang aku konsumsi?" Meskipun panik, Anisa tetap berusaha bersikap tenang.Setelah bicara, Anisa langsung berlari ke kamar. Sesampainya di kamar, Anisa menyimpan vitamin kalsium ke dalam laci, lalu pergi mencuci tangan dan wajah.Tidak bisa seperti ini terus. Kalau Anisa tidak segera meninggalkan rumah ini, suatu saat pasti akan ketahuan.Semua surat dokter ada di dalam lemari. Jika Theo menggeledah kamarnya, semua akan langsung terungkap.Namun akal sehat Anisa mengatakan bahwa Theo memang gila, tetapi dia tidak mungkin menggeledah kamar Anisa.Tanpa persetujuan Theo, mereka tidak mungkin bercerai. Theo telah memberikan mahar yang banyak.Anisa duduk di tempat tidur sambil melamun. Rasa laparnya bahkan sudah hilang.Tak berapa lama, seseorang datang m

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 16

    "Anisa, beri tahu aku, siapa wanita yang Theo sukai? Kamu tahu dari mana dia menyukai wanita lain?" Clara mulai merasa cemas.Meskipun yakin kalau tidak ada wanita lain yang dekat dengan Theo, Clara ingin memastikannya sekali lagi.Anisa menggelengkan kepala. "Aku cuma memberikan pandanganku. Aku nggak tahu apa-apa soal Theo."Sepertinya kisah percintaan Theo agak rumit, Anisa tidak mau ikut terlibat. Dia hanya mau hidup dengan baik dan melahirkan buah hatinya."Aku kira kamu melihat dia sama wanita lain. Bikin kaget saja." Clara pun lega setelah mendengar jawaban Anisa. "Theo bukan pria cocok untukmu. Dia nggak suka wanita dan nggak suka anak kecil.""Apakah kamu tahu kenapa dia nggak suka anak kecil?" Anisa bertanya dengan hati-hati."Sejujurnya aku nggak tahu, tapi aku juga nggak mau tanya. Kalau dia nggak suka, aku nggak akan memberikannya anak." Clara mengerutkan alisnya dan melanjutkan, "Sebenarnya sikap Theo lumayan baik sama aku.""Yang penting kamu bahagia." Anisa berhenti mem

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 17

    Sesaat mendengar mobil yang melaju lewat, Anisa mengangkat kepalanya dan bergegas mengusap wajahnya yang berlinang air mata.Apakah itu mobilnya Theo?Setelah mengatur ulang suasana hati, dia pun berjalan ke arah pintu rumah. Sesampainya di depan, dia melihat mobil yang ada di depan pintu.Anisa berdiri di dekat pintu, dia tidak mau berpapasan dengan Theo.Sembari menunggu, Anisa mengangkat kepalanya dan memandang langit yang penuh dengan bintang-bintang dan berkelap-kelip.Pemandangan yang cantik ....Tak terasa Anisa sudah satu jam berdiri di sana. Mobil Theo bahkan sudah dimasukkan ke dalam garasi.Lampu ruang tamu masih menyala, tetapi tak ada seorang pun di sana.Anisa menarik napas panjang, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.Theo duduk di balkon lantai 2 sambil menikmati segelas anggur. Anisa berdiri selama satu jam, Theo juga sudah memandangi Anisa selama satu jam.Entah apa yang sedang dipikirkan Anisa, kenapa dia berdiri di sana?Sejak kecil, Theo bertemu dengan banyak orang

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 18

    "Duduk!" Theo menatap Anisa dengan tajam."Oh ...." Ketika berjalan ke depan sofa, Anisa melihat sebuah laptop yang terletak di atas meja. Dari layar laptop yang terbuka, dia melihat sebuah rekaman yang tampak familier.Rekaman itu tampak seperti rekaman CCTV di kamar utama. Kamera menghadap ke arah kasur, Theo dan Anisa sedang berada di atas tempat tidur.Seketika darah Anisa pun mendidih saat melihat rekaman tersebut."Deg!" Hati Anisa tersentak. Dia mengangkat kepalanya, lalu menunjuk ke arah laptop dan memarahi Theo, "Theo! Kamu gila, ya? Kamu memasang CCTV di kamar?"Padahal Anisa ingin melupakan bahwa dia dan Theo pernah tidur bersama selama 3 bulan. Selama 3 bulan Theo koma, Anisa tidak terlalu memedulikan pakaiannya di dalam kamar. Dia keluar masuk kamar mandi dengan mengenakan handuk, bahkan mengganti baju di dalam kamar.Pantas saja Anisa tidak terima begitu mengetahui bahwa selama 3 bulan ini semua gerak-geriknya dipantau melalui CCTV.Ketika Anisa pindah kemari, tak ada seo

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 19

    Hari ini adalah akhir pekan, Anisa baru bangun pada pukul 10.30Setelah sekian lama, akhirnya Anisa bisa bangun siang. Sesaat keluar dari kamar, semua mata sontak menatap ke arahnya.Anisa mengenakan daster longgar, rambutnya terurai, dan wajahnya masih polos.Anisa tidak menyangka Theo menerima tamu di akhir pekan seperti ini.Theo dan para tamunya menatap Anisa dengan ekspresi serius, tampaknya kemunculan Anisa agak mengejutkan orang-orang.Setelah mematung sebentar, Anisa terbangun dari lamunannya, lalu membalikkan badan dan hendak kembali ke dalam kamar.Tiba-tiba Bibi Wina muncul dan menggandengnya ke ruang makan. "Nona, kamu pasti lapar. Ayo, makan dulu. Tadi pagi aku lihat Nona nyenyak banget, aku jadi tidak tega membangunkan Nona.""Si-siapa mereka? Kok ramai banget?" tanya Anisa terbata-bata."Temannya Tuan, mereka datang menjenguk Tuan. Kalau Nona takut, tidak perlu sapa mereka," jawab Bibi Wina.Anisa mengangguk. "Em."Jangan temannya Theo, Anisa saja malas menyapa Theo.Kal

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 20

    Napas Anisa terasa sesak, sekujur tubuhnya merinding, kakinya lemas ....Pemandangan di depan mata terasa berputar-putar, bagaimana mungkin ....Bagaimana mungkin Theo adalah Tuan Zoe?Tuan Zoe mengirimkannya 10 miliar dan tertarik menjadi investor Kintara Group. Mana mungkin Theo sebaik itu?Jika Theo bukan Tuan Zoe, lantas kenapa Theo berada di sini?Melihat kursi roda, kemeja berwarna gelap, tatapan dingin, serta aura mengintimidasi yang dipancarkan, Anisa yakin kalau sosok di depannya ini adalah Theo. Dia tidak mungkin salah, pria ini adalah Theo.Tanpa sadar Anisa melangkah mundur, tetapi tiba-tiba pintu ruangan ditutup."Mau pergi begitu saja?" Theo menyeringai dingin melihat Anisa yang tampak gugup. "Kenapa kamu ada di sini?"Anisa berusaha mengontrol rasa gugupnya. Dia menyeka rambutnya, lalu menjawab, "Aku ... aku dan teman-temanku janjian makan di sini.""Di sini tempat minum-minum," jawab Theo."Oh ...." Anisa memandang ruangan yang besar ini. Meskipun dekorasinya mewah, Ani

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 21

    Malam yang menyakitkan terasa berlalu sangat lama.Ketika Theo melepaskannya, Anisa kelelahan sampai ketiduran.Keesokan hari, Tera Group.Theo berbeda dari biasanya, dia baru tiba di kantor pada pukul 10 pagi.Begitu Theo masuk ke ruangan, Sabai datang menyusul dan bertanya, "Tadi malam aku cari kalian, tapi tidak ketemu. Kamu dan Anisa pulang lebih awal?""Kamu datang untuk menanyakan ini?" Theo mengangkat kedua alisnya.Sabai tersenyum kecut, lalu menyerahkan sebuah dokumen. "Ini laporan keuangan Kintara Group selama beberapa tahun terakhir. Aku sudah membacanya, masalah mereka sangat rumit."Sabai terdiam sebentar, lalu lanjut menjelaskan, "Kepala pengawas departemen keuangan Kintara Group menggelapkan setidaknya 4 triliun. Aku dengar kepala pengawas adalah adik kandung dari ibu tirinya Anisa."Theo mengerutkan alis. Jika yang dikatakan Sabai benar, berarti bangkrutnya Kintara Group tidak sepenuhnya disebabkan oleh pengembangan produk terbaru mereka?"Cari istri tidak boleh sembara

    Last Updated : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 22

    Clara menuangkan minyak ke api yang panas. Semakin Theo marah, semakin Clara memprovokasinya."Theo, Anisa dan Leo berpacaran sebelum menikah sama kamu. Sebenarnya tidak masalah, itu semua bisa diterima. Tapi sekarang Anisa sudah menjadi istrimu, dia malah berselingkuh sama keponakanmu. Kayaknya mereka mengira kamu bakal mati, makanya mereka berani berbuat sejauh ini." Clara tersenyum licik.Theo melipat kedua tangan di dada, wajahnya tampak sangat masam. Dia terus menatap laporan pemeriksaan yang terletak di atas meja ...."Aku curiga mereka melakukannya untuk merebut hargamu. Begitu dokter mendiagnosa hidupmu tak akan bertahan lama, di situlah Anisa muncul dan bersedia menikah denganmu. Dengan mengandung anak yang ada di perutnya, semua hartamu akan jatuh ke tangannya." Clara terus memprovokasi Theo."Anisa dan Leo sudah merencanakan semuanya. Hanya saja takdir berkata lain, kamu sadar dan rencana mereka hancur." Clara tertawa kecil."Pergi!" Theo berteriak. Dia sontak merasa jijik s

    Last Updated : 2023-05-19

Latest chapter

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status