Dia bagaikan anjing yang jinak, matanya bersinar terang ketika menatapku. Ketika aku dengan sengaja memiringkan kepalaku, dia juga ikut memiringkan kepalanya. “kau memperlakukannya seolah itu adalah kucing, Akion.” Aku melihat ke arah Harzem yang sibuk memainkan rubik di tangannya. Di dunia ini juga ada rubik yang pernah kukuasai di dunia asliku. Harzem memiliki kemampuan yang hebat walaupun dia tidak bisa mengungguli kemampuan Akion. Aku pikir kalau dalam darah keluarga Sanktessy tentu saja mengalir deras kemampuan yang bagaikan anugrah. Ayahku tidak menyadari itu, dia kalah akan tekanan sehingga bakat tersembunyi ayahku tidak keluar dengan dominan. Padahal aku dengar dari Bastian, ayah memiliki ketertarikan dalam seni, mungkin sebenarnya bakat terpendam ayahku itu di bidang seni dan jika memang diasah dengan baik, Ayah bisa menjadi salah satu master sini di kekiasaran Elperanda. Aku selalu mengenangnya, tidak bisa dipungkiri kalau aku berpikir kalau aku dan Einsh adalah ayah dan
Di bagian ujung bawah jalanan ini, terdapat tempat yang digunakan untuk berkumpul. Itu adalah guild star, dari namanya sangat tidak sesuai. Tempat ini terlalu gelap dan tidak menyenangkan. Kami masuk ke dalam sana dan suasana semakin tidak menyenangkan, mereka terlihat sangat waspada dan aku menyadari beberapa dari mereka telah mengeluarkan senjata mereka. Di depan meja bar seorang pria berambut panjang menyambut kami dengan wajah penuh senyum dan ketenangan. Dibandingkan semua orang yang aku lihat di sini, pria berambut panjang inilah yang harus diwaspadai. “Kami ingin melakukan permintaan pada guild star. “ Aku bicara, ekspresi santia yang membuatnya diam beberapa saat sama sepertiku yang melakukan penilaian, aku tahu dia juga melakukan penilaian. “Apa yang kau inginkan?” pertanyaan itu telah aku nantikan dan memunculkan senyum lebar di wajahku. “Katakan kalau orang yang dia incar telah mengincarnya.” Pria tadi langsung menempelkan pedangnya ke leherku, Altair dan Veri
“Hewan ini hanya menurut padamu.” Harzem kesal dengan Max yang hampir saja menggigit tangannya. Walaupun Harzem sekarang menjadi cukup hebat, tobi digigit oleh hewan mistik seperti Max tetap akan membuatnya mengalami rasa sakit. “Dia baru kutundukkan dan dia belum bisa menerima sentuhan banyak orang.” Aku membaca koran di tanganku dan memikirkan tentang informasi yang sebelumnya kami dengar, sebentar lagi kami akan bergerak untuk ke kuil, Luke tidak akan ikut karena dia tidak bisa meninggalkan menara sihirnya, dengan kata lain dia sebenarnya malas untuk bergerak. “Kau menyadarinya kan kalau warna Max mengalami perubahan.”Aku melihat ke arah Harzem. Tentu saja aku menyadari hal itu. Warnanya sekarang bercampur dengan abu-abu yang membuatku heran. Tapi karena kata Tanka penundukan bisa terjadi, tentu saja pergantian Mana dasarnya juga bisa tergantikan. “Kak, kau bisa berlatih tanding dengannya kalau mau atau bertanding bersama Levian juga aku izinkan. Sekarang pergilah ke luar dari
Udara musim panas di kapital sama sekali tidak menyakitiku, aku yang sudah lama berada di Sanktessy menganggap kalau ini termasuk dingin. Kami berangkat ketika kami telah menyelesaikan sarapan mansionku. Kami saling menatap karena ini adalah sebuah perburuan. Yang akan membawaku ke tempat yang bisa membuatku lega, markas yang berisi bos dari black ring dan menghancurkannya.“Bukankah seharusnya masalah seperti ini akan diurus oleh para pendeta? Para ksatria suci pasti tidak menerima hak ini terjadi begitu saja.”Altair bicara ketika kami memilih untuk berlari dengan sangat cepat menuju kuil kuno di bagian jauh dari pusat ibu kota, dia berada di dekat pinggiran dan dikepung oleh hutan belantara, awalnya kuil itu tidak terpinggirkan begitu, dirawat dengan baik dan hutan-hutan tidak selebat itu. “jangan mengharapkan mereka, itu tidak berguna sekali karena mereka hanya akan menjadi penghalang untuk kita.” Aku melompat dengan cepat, lebih cepat dari yang lainnya setelah mengatakan itu.
“Hei, Tanka, kenapa dewa menjadikanku seorang saintess?” Aku sama sekali tidak memahami apa yang aku katakan, tapi ketika aku melihat ke sisi kananku, aku melihat Tanka sedang terbang sejajar dengan bahuku. Dia memiliki wajah yang lebih tenang dan tatapan matanya terlihat begitu teduh. Aku tidak pernah ingat kalau aku pernah mengalami kejadian ini, tanpa menggores senyum di wajahnya yang terlihat dingin. “Dewa yang paling mampu menilai, Caesar. Memangnya aku tahu apa? Bukannya kau bisa bicara dengan dewa? Tanyakan saja padanya tentang apa yang terjadi padamu.” Tanka masih cerewet seperti apa yang aku kenal. Namun, aku adalah Caesar, aku melihat air danau di depanku yang begitu tenang, keningku sangat mengerut walaupun wajah yang aku lihat di dari pantulan danau tidak sama sekali berkerut. Dan wajah Caesar persis sekali mirip seperti aku! Aku sungguh terkejut akan itu, dan kenapa siapa pun tidak mengingat wajah Caesar!?Aku ada dalam diri Caesar. Kenapa!?Kejadian berubah lagi, kal
“Bagaimana kabarmu, Caesar ...” Dia melihatku dengan mata yang sangat tenang. Sejak awal aku merasa kalau aku begitu mengenalnya, tapi aku tidak mengetahui dengan pasti tentang siapa dia sebenarnya. Dia kembali membuka mulutnya. “Atau kusebut .... Akion, atau Leon?” Dia memberikan senyum di saat mataku menyalang padanya, ini sangat mengejutkan.Setelah dia mengatakan itu, tubuhku yang melayang perlahan turun dna menyentuh dasar, aku sekarang berdiri dan melihatnya dengan mata yang sangat bingung. “Kau tidak mengingatku?” Dia tersenyum santai, sikapnya selalu terlihat begitu memiliki nilai kesempurnaan dan kebijaksanaan. “kita saling mengingat?” Aku menggelengkan kepalaku. Kepalaku sakit dan aku merasa begitu bodoh. “Bagaimana kau tahu aku adalah Leon? Akion? Dan Caesar ... kami berbeda.” Ucapku dengan suara yang gemetar. Aku sungguh ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang apa yang dia ketahui, perasaan ini berputar bagaikan pusaran yang menyakitkan. Dalam diriku menghantam da
Mereka semua kesulitan untuk berkata-kata, semuanya terlalu fokus dan menyentuh pipi mereka cukup kuat. “Akion, kau saintess!?” Harzem bertanya dengan suara yang begitu kuat. Di dalam kuil itu suaranya menggema. Aku menganggukkan kepalaku. Aku paham kenapa dia tidak percaya karena aku ini seorang swordmaster. “Ada banyak swordmaster yang berasal dari ksatria suci. Aku memahami kalau kau mengatakan hal seperti itu. Saintess bukanlah orang yang lemah, kekuatan fisik yang terlatih bisa saja terjadi.” Verion lebih cepat menerima apa yang baru saja aku katakan, dia menilai ku dengan tatapannya yang lembut. Tahi lalatnya seolah melakukan penerimaan atas sesuatu yang terdengar tidak masuk akal.“Jangan lupa kalau aku sendiri adalah pendeta yang sebenarnya adalah penyihir. Konsepnya semuanya pada dasarnya sama, hanya berbeda pada tujuan dan penyaluran. Kalau aku pikirkan ....” Belum lagi Verion bicara, Levian memotongnya dengan satu kalimat yang membuatku cukup terkejut. “Baron adalah s
Sudah lama sekali rasanya aku tidak merasakan hal seperti ini. Pengumpulan para bangsawan yang berjasa katanya, dan itulah yang membuatku bertemu dengan lady berambut perak ini. Tatapannya selalu tajam dan aku semakin tidak takut dengannya. Saintess? Kenyataannya dia bukan saintess, tapi aku masih memanggilnya dengan gelar itu. “Hormat kepada saintess yang agung, Tuan Putri Ophelia. Saya Baron Sanktessy memberi hormat.” Ophelia tidak menjawab ucapanku, aneh sekali biasanya dia memiliki kalimat balasan yang tajam dan membuat orang-orang tertawa. Aku melihat ke arah Ophelia, matanya itu bergetar, apa yang hendak dia lakukan selanjutnya aku tidak tahu, namun baru saja sebentar kami bertemu, dia memuntahkan darah secara tiba-tiba. Padahal hari ini aku hanya melakukan pertemuan sebentar, bertemu dengan Luke, dan kembali ke mansion, itu saja. Tapi malah menyaksikan hal luar biasa ini. Para ksatrianya langsung heboh, memegangi tubuhnya, membuatnya harus menghadapi ini di depanku. Tubuhny
Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru
Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel
Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba
Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan
Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku
Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk
Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c
Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi
Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya