Dalam ujian pertahanan kali ini, setiap peserta memiliki beberapa kesempatan. Jika merasa masih sanggup menantang tingkat kesulitan yang lebih tinggi, mereka bisa memilih untuk mencoba lagi.Begitu pertanyaan itu dilontarkan, mata Dustin berkilat. Dia lantas berseru dengan lantang ke arah panggung. "Aku! Aku mau meningkatkan kekuatan serangan ke puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi!"Usai berkata demikian, dia menoleh ke arah Afkar yang baru saja bangkit. "Afkar, ayo! Kita lanjutkan! Bukannya kamu bilang pertahanan adalah keahlianmu? Jangan bilang kamu sudah mau mundur hanya karena luka kecil seperti ini!"Mohit menyeringai. "Ya! Kalau kamu ingin mempertahankan nama baik keluargamu, ini saatnya untuk membuktikannya!"Tujuan mereka adalah menghancurkan Afkar, setidaknya membuatnya terluka parah agar tidak bisa mengikuti ujian berikutnya.Dengan begitu, meskipun Rose masih kuat, Keluarga Samoa tetap akan kehilangan haknya dalam Aliansi Seni Bela Diri Kuno.Afkar masih bisa berd
Selain itu, sikap Afkar yang sembrono dan sombong saat ini membuat semua orang semakin memandangnya dengan hina."Bersiap!""Serang!"Dengan satu perintah dari Zinia, patung-patung perunggu kembali melancarkan serangan.Kali ini, wajah Dustin berubah serius. Energi meledak keluar dari tubuhnya. Dia menggertakkan gigi, bersiap menghadapi serangan.Menghadapi serangan puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi dengan kekuatan tahap akhir tingkat pembangunan fondasi sebenarnya sangat berisiko. Bahkan, dia sudah siap menerima luka serius.Namun, selama dia bisa menghancurkan atau bahkan membunuh Afkar, maka semua itu sepadan.Lagi pula, meskipun dia tidak bisa melanjutkan ujian, masih ada Mohit dan para anggota Keluarga Pakusa yang bisa bertarung. Mereka tidak perlu khawatir kehilangan hak keluarga mereka.Namun, di Keluarga Samoa, hanya ada dua orang, yaitu Afkar dan Willy. Jika Afkar dihancurkan saat ini juga, Keluarga Samoa akan benar-benar tamat.Begitu mereka tersingkir dari Alian
"Gila! Bocah ini benar-benar sudah gila!""Iya! Apa dia sudah kehilangan akal sehat karena diprovokasi?""Mau menerima serangan tingkat pembentukan inti tahap awal? Ini sama saja dengan cari mati!""Sialan, dia sudah muntah darah dan hampir mati saat menghadapi serangan puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi, tapi masih mau lanjut?"Orang-orang mulai berdiskusi dengan heboh. Tatapan mereka terhadap Afkar berubah dari melihat orang bodoh menjadi melihat orang gila.Sementara itu, Dustin yang menghadapi provokasi gila dari Afkar hanya bisa termangu. "Kamu ... benar-benar gila ya?"Afkar menyeringai. "Kenapa? Kamu takut? Barusan kamu bilang sendiri, apa pun tingkat serangan yang aku pilih, kamu juga harus ikut! Hahaha, sekarang di hadapan semua orang, kamu mau jadi pengecut?""Ayo!" Afkar meludah darah di tanah, lalu berjalan menuju patung perunggunya dengan langkah goyah. Kemudian, dia berbalik dan menantang Dustin lagi dengan suara lantang. "Ayo!"Ekspresi Dustin semakin tak men
"Naikkan juga tingkat seranganku ke tingkat pembentukan inti tahap awal!"Dustin menatap Afkar dengan kebencian yang membara. "Ayo!""Ayo!" sahut Afkar"Maju! Ayo!""Yang takut berarti pengecut! Ayo!""Benar! Yang takut berarti keluarganya akan mati! Ayo!"Afkar dan Dustin kini seperti dua orang gila yang terus berteriak. Mata mereka memerah, penuh emosi yang meledak-ledak.Di tengah kerumunan, Rose dan Lena hanya bisa bertatapan dan merasa cemas. Wajah mereka penuh dengan keputusasaan. Mereka tahu sudah tidak mungkin untuk menarik Afkar kembali.Pria itu sudah gila! Hanya karena diprovokasi sedikit, dia rela mempertaruhkan nyawanya ....Di wajah Rose yang cantik, kini muncul ekspresi ejekan dan kekecewaan yang mendalam. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya kenapa ayah dan kakeknya bisa sebodoh ini? Kenapa mereka memilih orang seperti ini untuk mewakili Keluarga Samoa?Mungkin, memang sudah tidak ada pilihan lain ....Selesai sudah! Kali ini Afkar pasti tamat, begitu pula Keluarga Samoa.
Sebelumnya saat menerima serangan puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi, bahkan serangan tingkat pembangunan fondasi tahap akhir, Afkar selalu terpental jauh.Namun, kali ini ketika serangan tingkat pembentukan inti tahap awal menghantamnya, dia hanya mundur beberapa langkah.Begitu tubuhnya stabil, Afkar berdiri tegap, jauh berbeda dari sebelumnya yang terluka parah dan hampir tumbang. Di mana tanda-tanda luka seriusnya?Semua orang di tempat itu pun melongo, mengeluarkan suara terkejut dan menahan napas.Sementara itu, Saiful, Mohit, dan anggota Keluarga Pakusa menatap dengan ekspresi ngeri. Wajah Logan juga berkedut beberapa kali saat menatap Afkar, seolah-olah melihat hantu.Arisa pun mengernyit dan cukup terkejut. Bahkan, Zinia dan para juri lainnya ikut menunjukkan ekspresi kaget.Sepanjang ujian ini, Afkar terus menyembunyikan kekuatannya di tingkat pembangunan fondasi tahap menengah.Saat menggunakan energi sejatinya, dia hanya memperlihatkan kekuatan yang sesuai denga
Semua anggota Keluarga Pakusa hampir melompat karena marah.Seluruh arena gempar! Semua orang yang mendengar ucapan Afkar barusan nyaris ikut muntah darah ....Terlalu banyak darah, jadi membuang darah untuk hiburan? Sialan, bocah ini benar-benar licik.Semua orang awalnya mengira dia hanyalah seorang pemuda bodoh yang terpancing provokasi kedua bersaudara itu.Namun, ternyata bukan itu yang terjadi! Dia sengaja bertindak gegabah! Dia sengaja pura-pura muntah darah dan terluka! Bahkan, ekspresi nekat dan marahnya juga sandiwara belaka!Dari awal sampai akhir, bocah ini sangat sadar dan penuh perhitungan!"Anak ini ... menarik juga." Zinia menyipitkan matanya, mengamati Afkar dengan lebih teliti, lalu tersenyum samar.Sebagai ahli tingkat pembentukan inti tahap menengah, dia bahkan tidak bisa sepenuhnya menilai kedalaman kekuatan Afkar.Di sisi lain, juri dari Keluarga Pakusa itu menatap Afkar dengan wajah pucat. Di dalam tatapannya, tersirat niat membunuh yang samar.Di tribune, Arisa
Ujian pertahanan akhirnya berakhir menjelang siang!Dalam ujian ini, Afkar benar-benar mengejutkan semua orang. Dia berhasil merebut peringkat pertama.Namun, posisi pertama ini ditempati oleh tiga orang secara bersamaan. Selain Afkar, ada juga Lukas dari Sekte Pedang Emas dan Felix dari Keluarga Saloka.Keduanya berhasil menahan serangan dari ahli tingkat pembentukan inti tahap awal, sama seperti Afkar.Namun, Lukas dan Felix memang sudah berada di tingkat pembentukan inti tahap awal. Mereka tidak mencoba melampaui batas dan tetap memilih tingkat kesulitan sesuai dengan kekuatan mereka. Bisa dilihat betapa waspadanya mereka.Bagaimanapun, semakin tinggi tingkat kultivasi, semakin besar perbedaan kekuatan antara setiap tahap kecil. Seorang ahli tingkat pembentukan inti tahap menengah bahkan bisa mengalahkan 10 ahli tingkat pembentukan inti tahap awal.Jadi, Lukas dan Felix tidak mengambil risiko yang tidak perlu. Jika mereka terluka hanya demi ujian ini, hasilnya tidak akan sepadan.Ka
Mendengar ini, ekspresi Saiful langsung berubah. Sebuah tamparan keras pun mendarat di wajah Mohit."Dasar sampah! Kamu dan adikmu sama-sama sampah! Kalian berdua bisa apa sih?" bentak Saiful.Safwan juga mendengus dingin. "Kalian benar-benar cuma bisa merusak rencana!"Mohit terlempar ke tanah dan berguling beberapa kali. Saat bangkit, darah mengalir dari sudut bibir dan hidungnya, sementara wajahnya dipenuhi kemarahan sekaligus kesedihan.Meskipun demikian, dia tidak berani membantah. Di dalam matanya, tersembunyi kepedihan dan kebencian yang mendalam. Bagaimanapun, dia dan Dustin sudah berusaha untuk keluarga!Walaupun rencana mereka gagal, setidaknya mereka telah mencoba. Terlebih lagi, Dustin bahkan kehilangan nyawanya hari ini demi Keluarga Pakusa!Namun, apa balasan yang mereka dapat? Dihina sebagai sampah, dianggap pecundang yang tidak berguna?Kemarahan dan keengganan membakar hati Mohit. Afkar membunuh Dustin karena mereka adalah musuh. Namun, penghinaan dari keluarganya send
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih