Pada saat ini, di sisi lain. Setelah menyelesaikan urusannya, Afkar meninggalkan distrik militer ibu kota provinsi. Perlu diingat bahwa Bentley Mulsanne yang dia kendarai sebelumnya sudah benar-benar hancur.Saat dia menyerbu ke kediaman Keluarga Lufita, mobil itu ditinggalkan di luar gerbang. Afkar tidak menyangka akan terjadi ledakan dahsyat dan kini mobil tersebut hanya tersisa sebongkah besi tua.Namun, saat keluar dari distrik militer, dia melihat sebuah Rolls-Royce limosin sudah menunggunya di depan! Begitu melihat Afkar, Johan dan Tessa segera turun dari mobil dengan penuh hormat."Pak Afkar, begitu aku mendengar Anda datang ke ibu kota provinsi, aku langsung ke sini! Bagaimanapun juga, hari ini Anda harus mampir ke rumah kami! Biarkan aku menjamu Anda dengan layak!" Johan menjabat tangan Afkar dengan hangat.Tessa juga menyambut dengan antusias dan terus memanggil Afkar sebagai "penyelamat" dengan penuh rasa hormat.Awalnya, Afkar berencana langsung pergi ke stasiun untuk kemba
Baru saja tiba di terminal bus, Afkar menerima telepon dari Bian. Dia merasa agak heran. Seharusnya Bian sudah kembali ke Bumantra, lalu entah mengapa pria itu tiba-tiba menghubunginya?Begitu mengangkat telepon, suara Bian terdengar sangat hormat. "Dokter Afkar, semoga aku nggak mengganggu waktu Anda?"Sebagai seseorang yang sangat mengagumi keterampilan medis Afkar, terutama setelah mendapat pencerahan besar dalam diskusi terakhir mereka, Bian selalu memperlakukan Afkar dengan rasa hormat seperti kepada seorang guru."Nggak masalah, Pak Bian. Ada apa?" jawab Afkar dengan santai.Bian tertawa tipis dan berkata, "Sebenarnya bukan masalah besar. Aku punya sebuah informasi, semoga saja berguna untuk Anda."Setelah itu, Bian menjelaskan situasinya.Ternyata, Bian memiliki seorang sahabat karib di Kota Palako. Namanya adalah Jauhar. Dia juga merupakan seorang dokter hebat dan menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Provinsi Jimbo.Siang ini, Jauhar akan mengadakan konferensi
Keyla tampak kesal, tetapi tetap melambaikan tangan kepada beberapa teman sosialitanya sebelum pergi untuk menjemput orang yang diperintahkan oleh kakeknya. Meskipun merasa enggan, perintah kakeknya tetap harus dia patuhi."Cih, siapa sih orang ini? Sampai-sampai si Ratu Kampus kita yang harus menjemputnya?""Jangan-jangan, pewaris keluarga besar?""Di seluruh ibu kota provinsi ini, siapa lagi yang punya kehormatan sebesar itu selain tuan muda dari empat keluarga besar seperti Kak Fintan?"Para sosialita yang bersamanya mulai tertawa dan bercanda. Mendengar ucapan mereka, seorang pemuda berpakaian mewah menunjukkan ekspresi angkuh.Pemuda ini bernama Fintan Shahab, pewaris Keluarga Shahab dari ibu kota provinsi, juga merupakan salah satu penggemar Keyla.Sama seperti Keluarga Sanjaya dan Keluarga Lufita, Keluarga Shahab juga merupakan salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi.Tentunya, sekarang sudah menjadi tiga keluarga besar. Sebab, mereka semua juga sudah mendengar
Tak lama kemudian, Fintan dan teman-temannya juga turun dari mobil mereka. Dari sekilas saja, terlihat jelas bahwa mereka semua adalah putra-putri orang kaya. Ditambah dengan iringan mobil-mobil mewah ini, mereka langsung menarik perhatian banyak orang di sekitar terminal.Afkar tentu saja menyadari kehadiran mereka.Tatapannya tertuju pada wanita paling mencolok di antara mereka yang baru saja mengeluarkan ponselnya dan melihat sekeliling. Saat berikutnya, ponsel baru Afkar berdering.Dia mengangkat panggilan itu dan segera melangkah menuju rombongan pria dan wanita muda tersebut. Sambil berjalan, dia melambaikan tangan."Hai, cantik! Aku di sini!"Dalam hati, Afkar merasa sedikit bingung. Bukankah Jauhar terlalu berlebihan? Kenapa dia mengutus sekelompok pria dan wanita glamor dengan mobil mewah ini untuk menjemputnya?Apa ini tidak terlalu ... mencolok?Namun, dia tidak terlalu memikirkan hal itu. Mungkin Jauhar ingin menunjukkan rasa hormatnya dengan mengirim rombongan mewah sepert
Sekelompok pemuda kaya itu menatap Afkar dengan penuh penghinaan dan sindiran."Hahaha, kamu nggak ngaca dulu? Dengan penampilanmu yang lusuh ini mau naik mobil si Ratu Kampus?""Bahkan alas kaki di mobilnya saja lebih bersih dari wajahmu!""Kalau sampai mengotorinya, kamu nggak akan sanggup ganti rugi!""Uang 200 ribu sudah cukup untuk naik taksi. Masih nggak mau pungut uangnya? Haha ...."Mereka tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk uang yang jatuh ke tanah dan menghina Afkar seperti mempermainkan orang bodoh.Kelompok ini biasanya selalu mengikuti Fintan. Jadi, begitu melihat Fintan merendahkan Afkar, mereka langsung ikut-ikutan mempermalukan Afkar. Bagaimanapun, bagi mereka, Afkar tidak tampak seperti orang penting.Bukan cuma penampilannya yang tampak miskin, dia bahkan tidak punya mobil? Dalam lingkungan pergaulan mereka, hanya orang kaya dan berpengaruh yang dianggap layak untuk dihormati. Karena itulah, mereka sama sekali tidak menganggap serius Afkar.Ekspresi Afkar kini tamp
Renhad telah memutuskan bahwa begitu perusahaannya berdiri, produk utamanya akan menjadi versi modifikasi dari empat obat awal yang dulu dikeluarkan oleh Grup Farmasi Safira.Ketika dia masih memiliki kendali atas perusahaan Safira, dia sudah berhasil mendapatkan formula obat-obatan tersebut, termasuk "Cahaya Hati" dan tiga produk lainnya.Rencananya, mereka akan menambahkan sedikit bahan lain yang tidak memengaruhi efektivitas utama obat tersebut, lalu meluncurkan kembali produk serupa dengan merek mereka sendiri.Dengan begitu, mereka bisa menjualnya secara sah, sekaligus bersaing dengan Felicia dalam merebut pasar."Ayah, aku cantik nggak hari ini?" tanya Viola sambil tersenyum setelah turun dari mobil.Hari ini, dia tampil dengan pakaian mencolok, penuh pesona, dan riasan tebal yang membuatnya terlihat lebih menarik dan menawan. Meskipun Viola tidak secantik Felicia, dia masih termasuk wanita yang luar biasa memesona.Terlepas dari kepribadiannya, dengan penampilan seperti ini, dia
Renhad mengangguk. "Ya, itu juga mungkin! Tapi bagaimanapun juga, dia masih tetap baik-baik saja sampai sekarang. Kita tetap harus berhati-hati!"Viola menatap tajam ke arah Afkar beberapa detik. Ekspresinya penuh kebencian dan dendam. Dia memang ingin sekali mempermalukan Afkar. Namun, setelah mendengar peringatan ayahnya, dia memilih untuk menahan diri.Lagi pula, ayahnya benar. Mereka sudah terlalu sering dirugikan oleh Afkar. Di dalam hatinya, Viola sudah mulai merasa trauma menghadapi pria itu."Hmph! Baiklah, kita biarkan saja dia. Ayo masuk, Ayah!" Viola mendengus dingin."Tunggu sebentar! Sepertinya ada tontonan menarik di depan. Hahaha ...."Pada saat ini, Renhad menatap Afkar dengan ekspresi sinis dan merasa senang di atas penderitaan Afkar.Di sisi lain, Afkar sudah sampai di pintu masuk aula konferensi. Di sana, Keyla, Fintan, dan kelompok pemuda kaya lainnya sudah berdiri menunggu. Semuanya menatap Afkar dengan tatapan penuh ejekan.Di depan pintu, beberapa petugas keamana
Begitu mendengar kata-kata Keyla, semua pemuda serta beberapa petugas keamanan di sana langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka mulai bersorak dan mengejek, "Benar! Sesuai aturan, kalau nggak ada undangan, nggak boleh masuk!""Tapi tenang saja, aturan konferensi ini nggak melarang hewan peliharaan. Manusia nggak bisa masuk sembarangan, tapi anjing bisa!""Ayo, cepat pasang rantainya! Kamu bisa pura-pura jadi anjing peliharaan Keyla!""Hahaha, bisa jadi anjing Ratu Kampus kita adalah kehormatan besar bagimu!""Kamu nggak bisa masuk sendirian, tapi kalau Keyla menarik rantaimu, kamu bisa masuk dengan mudah!"Di kejauhan, Renhad dan Viola yang menyaksikan adegan ini dari jauh, langsung tertawa mengejek."Hahaha .... Ayah, lihat itu! Ada pertunjukan menarik! Si bajingan Afkar lagi dipermalukan di depan banyak orang! Hahaha!" ejek Viola dengan bersemangat.Renhad juga ikut tertawa sinis. "Memang menarik! Bocah ini sepertinya memang ditakdirkan untuk selalu menjadi musuh semua orang! Melihatn
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih