"Hah!" teriak Pencabut Nyawa karena terkejut dan hampir saja terjatuh ke tanah. Dia benar-benar yakin bahwa Afkar sudah mati, jiwanya telah hancur oleh roh jahat yang dia lepaskan. Namun, ketika dia mendekat untuk memastikan, Afkar tiba-tiba membuka matanya!Nyaris saja dia mati ketakutan di tempat."Ka ... kamu ... bagaimana bisa ...?!" tanya Pencabut Nyawa dengan kaget dan mata membelalak."Kamu mau tanya, kenapa aku masih hidup ya?" tanya Afkar sambil menyeringai.Usai bicara, dia mendengus dingin. TUbuhnya tiba-tiba meledak dan memelesat ke arah Pencabut Nyawa. Sekujur tubuhnya dipenuhi aura membunuh. Afkar melayangkan sebuah tinjuan ke arah Pencabut Nyawa dengan sekuat tenaga."Tidak .... Kamu berani membunuh ...."Bum!Baru saja Pencabut Nyawa ingin melontarkan ancaman, tetapi semuanya sudah terlambat. Menghadapi serangan brutal dari Afkar, Pencabut Nyawa terpaksa mengangkat kedua lengannya untuk memblokir. Dia berharap bisa bertahan dari pukulan maut ini dan selamat.Krak!Begi
Pada saat itu, kakinya melemas, dan dia langsung jatuh berlutut. Wajah Qaila terlihat ragu dan ketakutan, tubuhnya gemetar di bawah tekanan aura membunuh Afkar."Afkar, kamu sebaiknya mempertimbangkan konsekuensinya! Keluarga Lufita adalah salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi! Kalau kamu membunuh kami, Keluarga Lufita nggak akan membiarkanmu hidup!"Bahkan sampai sekarang, wanita ini masih mencoba mengancam Afkar. Namun, suara gemetar yang keluar dari mulutnya jelas menunjukkan bahwa dia sedang ketakutan!Afkar mendengus dingin. Perkataan itu justru membuatnya semakin marah. Dia sudah berniat untuk langsung menghabisinya di tempat.Namun tepat saat itu, seseorang tiba-tiba berlari masuk ke dalam vila Keluarga Manggala dengan tergesa-gesa!"Pak Afkar! Pak Afkar kumohon lepaskan mereka! Aku sudah kumpulkan uangnya! Uangnya sudah ada, jangan ... jangan bunuh mereka ...."Tampak Namish berlari masuk dengan napas terengah-engah dan keringat membasahi seluruh tubuhnya. K
"Apa kamu bilang? Tuan Pencabut Nyawa meninggal?" tanya Bruno dengan tak percaya. Dia begitu terkejut mendengar berita ini."Iya, Ayah! Sampah apaan yang kamu carikan untukku? Baru sekali pukul, langsung mati di tangan Afkar! Sebelumnya dia terlihat begitu sombong, sok misterius, dan hebat!""Apa-apaan sih? Ayah, dari mana kamu temukan ahli bela diri ini? Jangan-jangan kamu ditiupu orang?" Nada bicara Qaila sangat tidak acuh, bahkan dipenuhi rasa kesal terhadap Pencabut Nyawa.Kalau bukan karena Pencabut Nyawa terlalu lemah, apakah dia perlu merasa begitu ketakutan tadi? Reno juga tidak perlu sampai berlutut di depan Afkar.Mendengar kata-kata ini, kelopak mata Bruno langsung berkedut keras, bahkan kerutan di wajahnya seakan bergetar. "Apa kamu bilang?! Pencabut Nyawa mati di tangan Afkar dengan satu pukulan?! Qaila, kamu nggak lagi bercanda sama aku, 'kan?"Fakta bahwa Pencabut Nyawa telah mati saja sudah cukup mengejutkan. Selain itu, cara dia mati hanya dibunuh dengan satu pukulan?
Setelah Afkar meninggalkan rumah Keluarga Manggala, dia membawa berbagai jenis pil baru yang telah dibuat dan mengendarai mobil menuju rumah Keluarga Samoa.Saat lelang Keluarga Samoa terakhir kali, Fadly pernah membawanya ke sana sekali, jadi Afkar tentu sudah mengenali jalan.Afkar pernah menyelamatkan putra Keluarga Samoa, sementara Gael mewakili tuannya menyetujui persyaratan darinya. Namun, sampai sekarang, Afkar belum melihat sepotong pun giok spiritual surgawi.Bukan hanya itu, terakhir kali ada seorang pria tua yang mencoba memaksanya menyerahkan resep Pil Rejuvenasi.Afkar telah menyatakan niatnya, yaitu datang langsung untuk meminta giok spiritual surgawi, bahkan menciptakan latar belakang tak berdasar yang menakutkan!Jika Afkar tidak melakukan sesuatu, Keluarga Samoa pasti akan mengira dia ketakutan, bahkan bisa menebak bahwa waktu itu dia hanya membual.Saat itu terjadi, kemungkinan besar yang akan datang adalah balas dendam dan masalah. Bahkan, jika dia ingin menjual pil
Melihat Afkar berjalan masuk, Edbert dan para anggota Keluarga Samoa menunjukkan berbagai ekspresi."Salam, semuanya!" Setelah masuk, Afkar menangkupkan tangannya, memberi salam dengan sikap tenang dan penuh percaya diri.Edbert mengamatinya beberapa saat, lalu menepuk kursi dan bertanya, "Kamu benar-benar berani datang ke rumah Keluarga Samoa? Kamu nggak takut mati?"Saat ini, Afkar menarik sebuah kursi di sampingnya dengan santai dan duduk tanpa perlu dipersilakan."Mati? Aku rasa Keluarga Samoa nggak akan membunuhku! Kalau aku nggak salah, kamu Kepala Keluarga Samoa, 'kan?" Afkar menatap Edbert yang duduk di kursi utama.Mendengar itu, Edbert tertawa dingin. Tetua berjanggut putih di sampingnya menyipitkan mata menatap Afkar dan melepaskan tekanan aura ke arahnya. "Bocah, kamu telah melukai anggota keluarga kami. Apa yang membuatmu berpikir kami nggak akan membunuhmu?"Sambil berbicara, tetua itu menunjuk ke arah Gael, yang kepalanya masih dibalut perban dengan wajah miring.Sementa
Edbert secara refleks menangkap botol kaca itu. Setelah tertegun sejenak, dia menatap Afkar lekat-lekat. "Apa ini?"Di dalam botol kaca itu, tampak beberapa pil berbentuk bulat. Saat ini, Gustav menyipitkan mata sambil melangkah maju dengan cepat. "Pak, biar aku yang lihat."Edbert mengangguk dan menyerahkan botol itu kepadanya. Gustav membukanya, lalu menghirup aromanya. Kemudian, dia menuangkan beberapa pil dan mengamati dengan saksama."Ini semua ... pil obat?" tanya Gustav dengan ekspresi penuh keterkejutan.Afkar mengangguk. "Benar! Yang berwarna hijau adalah Pil Pembuka Meridian, yang biru adalah Pil Pemulih Energi, sedangkan yang merah adalah Pil Pemulih Cedera ...."Afkar menjelaskan efek dari masing-masing pil secara singkat. Setelah mendengarnya, para anggota Keluarga Samoa yang hadir pun menunjukkan ekspresi terkejut."Pil-pil ini ... semua kamu yang buat?" Gustav menatap Afkar dengan tatapan tajam.Beberapa alkemis Keluarga Samoa memang bisa membuat pil, tetapi hanya mampu
Sepengetahuan Edbert, keluarga dan sekte tersembunyi sering mengirim generasi muda mereka keluar untuk berlatih di dunia luar secara diam-diam. Para junior ini dilarang mengungkapkan asal-usul keluarga mereka.Hanya mereka yang berhasil tumbuh dengan kekuatan sendiri yang berhak mendapatkan status dalam keluarga mereka. Afkar sangat mungkin termasuk dalam kategori ini!Jika tidak memiliki latar belakang kuat, bagaimana mungkin dia bisa membuat begitu banyak pil, bahkan beberapa di antaranya merupakan pil berkualitas tinggi?Jika ada yang mengatakan bahwa anak ini hanyalah seorang ahli biasa dari dunia fana, Edbert tidak akan memercayainya meskipun nyawanya dipertaruhkan!"Pak Afkar, sebenarnya kamu berasal dari keluarga mana? Bisa berbagi sedikit informasi?" Edbert mencoba menelusuri lebih jauh, ingin mengetahui lebih dalam tentang latar belakang Afkar.Namun, begitu ucapan itu dilontarkan, Afkar langsung mengerutkan alis dan mendengus dengan dingin."Sudah kubilang, aku nggak punya la
Edbert menatap dengan tatapan yang berkilat beberapa kali, lalu melambaikan tangannya dan memberi isyarat kepada yang lain untuk tidak bergerak.Saat ini, Afkar menunjuk Gustav, lalu berkata kepada Gael dengan kesal, "Aku menyelamatkan tuan mudamu, tapi kamu bukan hanya nggak menepati janjimu, malah membawa orang tua ini untuk menekanku!""Kalau kamu cuma takut melawan perintah keluarga, setidaknya kamu bisa mencoba menengahi sedikit, bukan malah ikut memaksaku bersama orang tua ini! Dengan demikian, aku mungkin masih bisa memaafkanmu!""Tapi, kamu sama sekali nggak menunjukkan sedikit pun rasa bersalah saat itu! Barusan, kamu bahkan ingin menyuruh kepala keluargamu menghabisiku! Kalau aku nggak membunuhmu, orang lain akan menganggapku mudah diinjak!"Saat mengucapkan itu, mata Afkar bersinar tajam. Kemudian, dia mengayunkan telapak tangannya ke arah Gael.Bam! Krak! Dengan satu pukulan yang mengenai ubun-ubun Gael, tulang tengkoraknya langsung remuk. Dia pun meregang nyawa seketika."
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih