Share

Bab 335

Author: Russel
"Sialan! Afkar, kamu benaran sudah gila! Kamu kira kamu sudah bisa menentang siapa saja karena punya sedikit uang? Riwayatmu akan tamat! Beraninya kamu menyerang Jatmiko!" pekik Jerry sambil memegang wajahnya.

Orang lain juga merasa Afkar akan mendapat masalah besar kali ini. Siapa suruh dia bertindak gegabah seperti ini?

"Dasar pecundang! Kamu nggak punya otak ya? Kamu nggak pikirin konsekuensinya dulu?" bentak Bilqis.

"Sekarang kamu merasa puas karena menampar Jatmiko. Tapi, nanti kamu bakal dihabisi oleh keluarganya!" ujar Verica dengan dingin.

"Sebentar lagi kakak sepupu Jatmiko juga akan sampai. Ajal si miskin ini sudah dekat!" ejek seorang wanita.

Meskipun begitu, tidak ada satu pun yang berani menghentikan saat Afkar terus menampar Jatmiko. Bagaimanapun, Afkar terlihat sangat mengerikan!

Hanya Wulan yang meraih lengan Afkar dan membujuk, "Sudahlah, jangan sampai dia kenapa-napa. Kamu nggak bisa mengusik keluarganya. Cepat pergi dari sini sebelum terlambat."

"Nggak apa-apa," sahu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 336

    Jerry tercengang! Bilqis tampak tidak percaya! Verica ternganga ....Ternyata yang dikatakan Afkar memang benar? Hotel ini memang benar miliknya? Selain itu, kakak sepupu Jatmiko yang katanya sangat terkenal di dunia hitam adalah bawahan Afkar? Ini sungguh mengejutkan!Saat ini, Kenil tersenyum minta maaf kepada Afkar. "Apa yang sebenarnya dilakukan adik sepupuku? Beri tahu saja aku. Aku akan memberinya pelajaran.""Hehe, adik sepupumu terlalu ramah. Dia ingin aku mencicipi rasa minuman di sepatunya," sahut Afkar dengan dingin sambil melepaskan rambut Jatmiko."Minuman di sepatunya?" Kenil termangu sejenak sebelum akhirnya memahami apa yang terjadi. Seketika, sudut matanya berkedut.Saat berikutnya, Kenil langsung menyerbu ke arah Jatmiko. Dia mengambil botol anggur di atas meja, lalu menghantam kepala Jatmiko dengan keras."Kamu ini cari mati! Akan kuhabisi kamu! Jatmiko, kamu rasa kamu bisa mengendalikan seluruh Kota Nubes cuma karena punya sedikit uang?""Ayahmu cuma punya beberapa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 337

    Ketika ketiga orang itu berharap mereka bisa lolos, mereka malah dipanggil Afkar. Bilqis, Verica, dan Jerry pun memucat dan gemetaran."Afkar ... tadi aku cuma bercanda. Kita 'kan teman sekelas. Kamu nggak mungkin menganggap serius perkataanku, 'kan?" ucap Verica dengan terbata-bata."Afkar, sejak awal aku sudah tahu kamu yang akan paling sukses. Sekarang terbukti, 'kan? Bagaimanapun ... aku pernah jadi gurumu ...." Bilqis memaksakan senyuman sambil membujuk Afkar.Orang-orang yang suka menjilat dan membedakan orang berdasarkan status sosial, paling cepat berubah di situasi seperti ini. Bagaimanapun, mereka ketakutan setengah mati dipanggil Afkar."Kalian ... cepat bantu aku bicara!" ujar Bilqis dengan panik. Air matanya hampir berlinang.Sayangnya, tidak ada yang berani berbicara. Bagaimanapun, mereka tidak ingin terlibat. Semuanya fokus melarikan diri.Wajah Bilqis menjadi pucat melihatnya. Tatapannya saat tertuju kepada Afkar pun dipenuhi rasa takut dan cemas."Afkar, aku gurumu. Ka

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 338

    "Hubungi saja aku kalau punya waktu. Kapan-kapan aku perkenalkan istriku kepadamu. Kalian berdua pasti bisa jadi teman baik!" ucap Afkar dengan ramah. Namun, ada sedikit makna tersirat dari ucapannya.Begitu mendengarnya, Wulan termangu sejenak. "Istri? Bukannya ... kamu sudah cerai?""Aku nikah lagi," jawab Afkar sambil tersenyum."Oh." Tatapan Wulan terlihat suram untuk sesaat. Ternyata Afkar sudah menikah lagi. Dia sudah berpikir terlalu jauh. Lagi pula, Afkar sudah sukses. Bagaimana mungkin dia kekurangan wanita?"Ya sudah, nanti aku hubungi," ujar Wulan yang memaksakan senyuman.Afkar memandang Wulan, gadis yang dicintainya dulu. Dia bisa melihat mata Wulan yang agak merah, bahkan merasakan kelelahan pada dirinya."Oke. Kalau ada masalah, kamu boleh hubungi aku kapan saja. Mungkin, aku bisa membantumu," ucap Afkar.Wulan mengangguk dan mengiakan, lalu berpamitan dengan Afkar. Entah dia benar-benar mendengar ucapan Afkar atau tidak.Dua jam kemudian, Bilqis, Verica, dan Jerry akhir

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 339

    Sore hari saat Afkar pergi menjemput Shafa, dia melihat wali kelas Shafa sudah digantikan oleh seorang guru wanita yang masih muda. Nia yang matre itu seharusnya sudah dipecat.Ketika Afkar membawa Shafa keluar, dia melihat seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya di gerbang."Afkar ...." Sebuah suara yang terdengar penuh dengan perasaan campur aduk mencapai telinga Afkar. "Cucuku, sini peluk Kakek!"Itu adalah Freya, Anita, dan Gordon. Gordon berjongkok sambil menepuk tangannya kepada Shafa untuk menunjukkan kasih sayangnya.Namun, Shafa malah menggenggam tangan Afkar dan mundur sedikit saat melihat mereka. Terutama saat melihat Freya, dia merasa agak takut.Shafa tidak akan melupakan kejadian terakhir saat Freya membawanya ke tempat sepi dan berniat menyerahkannya kepada orang tak dikenal."Shafa, ada apa? Kamu sudah lupa pada kami?" tanya Anita dengan penuh kasih sayang.Afkar menatap pemandangan di depan dengan ekspresi jijik. Dia mendengus, lalu bertanya, "Freya, kamu mau apa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 340

    "Oke. Aku juga ingin tahu apa yang ingin kamu bicarakan," sahut Afkar.Freya memandang Afkar dengan tatapan agak rumit. Kemudian, dia berjalan di depan.Afkar mendengus, lalu membawa Shafa dengannya. Dia ingin tahu apa yang ingin dilakukan wanita ini.Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sekitar TK Asri, di sebuah kompleks perumahan tua berlantai enam.Entah Freya sengaja menjauh agar tidak menjadi bahan gosip atau karena ada alasan lain."Mau bilang apa? Langsung saja ke intinya," ucap Afkar dengan ekspresi datar. Dia menggenggam tangan Shafa dan berdiri bersama Freya di depan gedung."Afkar, tolong beri aku satu kesempatan lagi ya? Beberapa hari lalu, aku baru sadar aku nggak bisa hidup tanpamu dan Shafa. Aku selalu memikirkan kalian di siang hari dan memimpikan kalian di malam hari."Freya terisak-isak. Matanya berkaca-kaca. Kemudian, dia berjongkok dan hendak meraih tangan Shafa. "Shafa, apa kamu rindu Mama?"Afkar langsung menarik Shafa ke belakangnya dan menegur dengan dingin,

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 341

    Afkar tampak muram menatap Shafa yang berlari mendekati Freya. Dia ragu sejenak, tetapi akhirnya tidak menghalanginya. Saat ini, mencegah Shafa agar tidak berinteraksi dengan Freya hanya akan memperburuk keadaan!"Shafa, anak baik! Kamu rindu Mama, nggak?" tanya Freya sambil membuka tangannya dan menatap Shafa.Swush!Saat itu juga, sebuah pot bunga tiba-tiba jatuh dari langit! Dari kecepatan dan lintasan jatuhnya, kemungkinan besar pot itu akan mengenai Shafa.Ekspresi Afkar berubah dan dia langsung ingin melindungi putrinya. Namun, reaksi Freya ternyata lebih cepat daripada Afkar. Dia buru-buru berlari ke arah Shafa, meraih dan memeluk anak itu untuk melindunginya.Swush!Disertai suara angin yang menderu, pot bunga itu hampir saja menghantam kepala Freya.Saat itu, Freya memejamkan matanya. Batinnya diliputi pergolakan, tetapi akhirnya dia menggertakkan gigi dan tetap tidak bergerak. Dia tahu, ini hanyalah pot bunga kosong!Jika pot itu menghantamnya, paling parah dia hanya akan men

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 342

    Pada saat itu, ponsel David berdering. "Pak Noah!" David segera mengangkatnya dan menyapa dengan hormat."Kamu sudah singkirkan Afkar belum?" Suara Noah terdengar dingin di seberang telepon.Mendengar hal itu, David menjawab dengan nada gugup, "Belum ... belum, Pak Noah.""Nggak berguna! Benar-benar nggak berguna! Bukannya kamu sudah dapatkan Jimat Pencabut Nyawa itu? Kenapa sampai sekarang masih belum bunuh si berengsek itu?" Noah mengumpat dengan nada penuh amarah."Pak Noah ... aku ... aku nggak yakin apakah jimat itu asli atau nggak! Kalau ternyata palsu, aku ...." David menjawab dengan wajah penuh kesulitan.Meskipun dia sudah memastikan dari Keluarga Samoa bahwa jimat itu memang memiliki gelombang energi dan dia juga sudah bertanya pada Sahira, David yang pengecut ini tetap tidak berani mengambil risiko."Kamu mati saja! Dasar nggak berguna! Aku sekarang curiga, jangan-jangan kamu menelan uangku dan sebenarnya nggak pernah memenangkan jimat itu!" tuding Noah dengan suara penuh k

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 343

    Menjelang sore, Afkar membawa Shafa ke perusahaan farmasi untuk menjemput Felicia pulang kerja. Melihat gadis kecil itu, Felicia langsung mengerutkan alisnya. "Afkar, Shafa kenapa ini? Siapa yang buat dia sedih?"Wajah mungil Shafa terlihat jelas baru saja menangis."Bibi ...." Meskipun Shafa masih agak marah pada Afkar, dia tetap mengatupkan bibirnya dan menyapa dengan sopan ketika melihat Felicia."Shafa yang manis! Ceritakan sama Bibi, apa yang terjadi?" Felicia mendekat, mengangkat Shafa, dan bertanya dengan nada penuh kasih sayang.Melihat wajah mungil Shafa yang berlinang air mata dan bibir cemberut saat menyapa, hati Felicia hampir meleleh. Dia merasa Shafa sangat menggemaskan dan membuat Felicia merasa ingin melindunginya."Jangan pedulikan dia, anak kecil ini lagi ngambek." Afkar melambaikan tangannya dengan nada sedikit kesal."Shafa seimut ini, mana mungkin dia ngambek? Afkar, mengurus anak itu perlu kesabaran! Kalau kamu nggak sabar, biar Shafa tinggal sama aku saja!"Felic

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 817

    "Pak Fadly, gimana? Hehehe .... Masih belum mau menyerah? Organisasi NC paling menjunjung tinggi kepercayaan, kamu tenang saja.""Kalau kami sudah janji nggak bakal bunuh ayahmu sebelum malam ini, berarti dia tetap akan hidup sampai malam ini. Tapi ya ... kasih dia sedikit hiburan nggak apa-apa, 'kan?""Sebenarnya, kamu nunda-nunda buat apa sih? Hasilnya juga sama saja, 'kan? Kamu harus tunggu sampai akhir banget baru mau kompromi? Biar ayahmu makin menderita?" Suara Kobra di telepon terdengar sinis."Oke! Oke! Aku setuju! Aku setuju bawa semua anggotaku gabung ke Organisasi NC! Jangan sentuh ayahku lagi, paham?" Fadly akhirnya tidak tahan melihat Harun terus disiksa. Dia berteriak keras di telepon.Mendengar itu, Gauri yang ada di samping hanya bisa terus menghapus air matanya, tidak sanggup berkata-kata. Felicia pun tidak lagi menahan Fadly."Hehe, begitu dong dari tadi. Kapan kamu mau adakan pertemuan bawah tanah? Cepat kasih tahu!" Kobra terkekeh-kekeh, suaranya penuh kepuasan.Fa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 816

    Saat mobil berhenti untuk istirahat, Orion menghubungi Guntur."Guntur, selama aku nggak ada di tempat, apa ada masalah?" tanya Orion dengan suara berat.Saat ini, Guntur sedang berada di markas Organisasi NC Provinsi Jimbo, menunggu kabar dari Fadly apakah akan menyerah atau tidak. Siapa sangka, dia malah mendapat telepon dari Orion.Ekspresi Guntur sedikit berubah, tetapi dia tetap berkata, "Nggak ada apa-apa. Tenang saja, Pak!""Bagus kalau nggak ada apa-apa. Tapi, rencana ekspansi ke Kota Nubes yang sudah kita susun itu batal. Paham?" jelas Orion."Hah? Kenapa?" Nada suara Guntur berubah berat, penuh dengan rasa heran dan tidak puas."Karena di Kota Nubes ada orang yang nggak bisa kita usik! Pokoknya kamu cukup ikuti instruksi dariku!" jawab Orion dengan dingin. Dalam hati, dia sebenarnya merasa kesal karena Guntur mempertanyakan keputusannya.Guntur mendengus, menggertakkan giginya, dan berkata, "Ya, aku sudah paham. Omong-omong, kapan kamu kembali?"Orion berpikir sejenak. "Palin

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 815

    Detik berikutnya, si kakek melambaikan tangan sambil berkata pelan, "Naik mobil dulu, kita bicara di dalam."Afkar mengangguk cepat, lalu segera membukakan pintu mobil untuk si kakek, mempersilakannya duduk di kursi penumpang depan.Setelah Afkar duduk di kursi pengemudi, dia tak bisa menahan diri untuk kembali memandang pria tua itu dengan lebih saksama.Penampilannya benar-benar berantakan. Rambut kusut, wajah kotor, dan tubuhnya mengeluarkan bau tak sedap, bahkan lebih parah dari gelandangan di jalanan.Namun, orang seperti inilah yang memukul mati seorang kultivator tingkat inti emas hanya dengan satu pukulan."Senior, kamu ini siapa? Kenapa kamu menolongku?" tanya Afkar dengan hati-hati, tak mampu lagi menahan rasa penasarannya yang membuncah.Kakek gila itu tampak cukup waras untuk sekarang. Tatapannya saat menatap Afkar mengandung semacam emosi rumit yang sulit dijelaskan.Detik berikutnya, bukannya menjawab, dia malah bertanya balik, "Ayahmu di mana?"Begitu pertanyaan itu kelu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 814

    Afkar awalnya sudah bersiap untuk bertarung habis-habisan melawan Safwan. Namun, orang itu malah terpental begitu saja?Tampak sesosok pria tua berjubah compang-camping dan lusuh. Pria tua itu berdiri tepat di jalur di mana Safwan melesat tadi.Meskipun penampilannya acak-acakan, aura yang terpancar dari tubuhnya justru dalam hingga tak terprediksi, seperti jurang tanpa dasar.Afkar hanya bisa melongo, menatapnya dengan penuh kebingungan. 'Buset, bukannya ini kakek gila yang nabrak aku sampai jatuh ke kawah di Lembah Obat?'Sekarang, pria tua itu sama sekali tidak tampak gila. Justru ada aura agung dan tak terjangkau yang mengelilinginya, seperti dewa yang membuat orang ingin menunduk hormat.Safwan diserang olehnya hanya dengan satu telapak tangan, lalu tubuhnya terpental keras ke tanah. Badannya sempat mengejang beberapa kali, lalu langsung tewas di tempat!Darah dan cairan tubuh lainnya menyebar membentuk genangan yang menjijikkan. Pemandangan yang sungguh mengenaskan. Orang yang ti

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 813

    "Rasanya pasti sangat memuaskan membunuh seorang genius, 'kan? Bocah, kenapa kamu nggak menyembunyikan kekuatanmu sampai akhir? Sepertinya, mentalmu masih belum cukup matang!""Ingat baik-baik untuk kehidupan selanjutnya, sebelum kamu benar-benar tumbuh kuat, belajarlah untuk menunduk dan menyembunyikan taringmu!"Giiik! Giiik .... Di saat itu, beberapa mobil tiba-tiba berhenti tidak jauh dari sana. Suara rem mereka memecah keheningan.Jelas, mereka juga menyadari ada sesuatu yang terjadi di jalan ini dan memutuskan untuk menepi dan mengamati.Dari salah satu mobil, terlihat sosok Raditya, Santo Sekte Bulan Hitam, bersama dengan Kelam dan Orion."Santo, bukankah itu Afkar?" Kelam menyipitkan mata sambil bertanya dengan ekspresi terkejut.Raditya mengangguk pelan. "Yang berjubah biru itu sepertinya adalah perwakilan dari Keluarga Pakusa dari dunia misterius. Dilihat dari situasinya, sepertinya dia sedang mengincar Afkar.""Terus, kita harus gimana?" tanya Kelam.Orion yang duduk di kurs

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 812

    Afkar melajukan mobil off-road dengan kecepatan paling tinggi, melintasi jalanan di antara kaki pegunungan.Felicia sudah mengatakan, kalau Afkar tidak sempat kembali, paling-paling Fadly akan menyerahkan kekuasaannya. Namun, Afkar tetap memilih untuk mengambil risiko dengan meninggalkan Desa Langga.Dia tahu ini keputusan berisiko. Namun, yang lebih menakutkan adalah kemungkinan kecil yang bisa berakibat fatal.Afkar tidak bisa memastikan, jika benar Fadly mengadakan pertemuan dunia mafia dan secara resmi bergabung dengan Organisasi NC, apakah pihak lawan akan menepati janji atau justru berbalik menghancurkan setelah mendapatkan apa yang mereka mau.Jadi, jika memang harus ada yang mengambil risiko, Afkar lebih rela itu dirinya sendiri, bukan orang-orang yang dia sayangi.Mungkin memang begitu watak Afkar sejak dulu, seseorang yang lebih dikendalikan oleh perasaan daripada logika. Sejak dia rela menjual ginjal demi menyelamatkan putrinya, bahkan menabrakkan diri demi uang kompensasi,

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 811

    Setelah mendengar ucapan itu, Afkar tidak bisa membantah dan hanya bisa mengangguk pelan sambil berkata, "Baiklah."Saat itu juga, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan matanya langsung berbinar. "Kalau begitu, kita nggak perlu terburu-buru. Aku mau telepon orang dulu."Menghadapi kemungkinan penyergapan yang akan datang, Afkar tiba-tiba teringat akan seorang penolong, Murad.Putra Keluarga Hasyim yang seluruh tubuhnya seperti dilapisi kulit pohon itu punya latar belakang yang luar biasa kuat. Bahkan, pengikut yang selalu ada di sekelilingnya pun punya kekuatan yang tidak bisa diprediksi.Apalagi, Murad masih mengandalkan Afkar untuk menyembuhkannya. Pria itu tidak mungkin ingin melihat Afkar mati.Sekarang ada yang ingin menyergapnya, bukankah kekuatan Murad akan sangat berguna? Namun, kemungkinan butuh beberapa hari agar bala bantuan bisa tiba.Bagaimanapun, nyawa adalah hal yang utama. Afkar dan Rose bisa tinggal di Desa Langga beberapa hari, paling-paling keluar uang sedikit.Lagi pul

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 810

    Semalam pun berlalu dengan tenang.Setelah beristirahat semalaman, Afkar bersama dua rekannya meninggalkan wilayah Sekte Langga. Rose telah mendapatkan kualifikasi untuk menjadi murid Sekte Langga, tetapi dia belum langsung menetap di sana, karena masih harus pulang untuk mengurus beberapa hal.Saat itu, Afkar belum tahu bahwa Felicia dan yang lainnya sudah hampir gila karena tidak bisa menghubunginya sama sekali.Tentu saja, yang pergi bukan hanya mereka bertiga. Setelah uji coba peringkat individu selesai, keluarga-keluarga dan sekte-sekte juga turut kembali ke Desa Langga di luar.Ketika Afkar dan dua rekannya kembali ke penginapan di ujung desa itu, mereka langsung melihat rombongan Keluarga Darmadi di sana.Setelah Logan tewas, kini yang memimpin adalah seorang pria paruh baya dengan kekuatan tingkat pembentukan inti tahap awal. Namanya Rudy, paman Logan."Afkar, berani sekali kamu membunuh Logan! Menurutmu musuh Keluarga Samoa masih kurang banyak ya?" Begitu melihat Afkar, Rudy l

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 809

    Rose merasa dirinya yang mengambil alih kendali. Entah kenapa, di dalam hatinya, dia merasa Afkar ini ... agak menggemaskan.Saat sedang sombong, Afkar seolah-olah akan terbang ke langit. Namun, baru dicium sekali, dia langsung malu?Rose menutup mulutnya sambil tersenyum geli, lalu berdiri dan berkata, "Afkar, kamu memang nggak bisa menerimaku jadi wanitamu, tapi kita sudah pernah melewati hidup dan mati bersama. Nggak masalah kalau aku jadi sahabatmu, 'kan?""Pokoknya, aku sangat berterima kasih atas semua kebaikanmu terhadapku dan Keluarga Samoa. Aku sampai nggak tahu harus membalasnya dengan apa. Kelak kalau kamu butuh bantuan, aku pasti akan siap bertaruh nyawa untukmu."Setelah mengucapkan itu, dia sekali lagi menatap Afkar dengan dalam, lalu akhirnya membuka pintu dan pergi."Fiuh ...." Afkar akhirnya mengembuskan napas panjang. Dia merasa lebih lega.Dia menyentuh pipinya. Rasanya masih ada sisa kehangatan dan aroma lembut dari Rose. Sebuah senyuman getir pun muncul di wajahnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status