Begitu ucapan ini dilontarkan, para bos beserta Lukman dan Yuvan pun menatap Afkar dengan tatapan menghina. Jika ini bukan pesta teh, orang-orang tidak akan peduli bagaimana cara Afkar minum teh.Namun, kali ini berbeda karena yang hadir adalah para tokoh terkemuka. Pesta teh ini diadakan secara khusus. Ada banyak peralatan teh di depan. Afkar seharusnya mengikuti langkah khusus untuk menyeduh teh."Kalian ini kenapa sih? Minum teh saja banyak aturan," ucap Afkar sambil mengernyit dan menatap Gwen."Haha! Biarkan saja, Pak Afkar. Kamu boleh minum sesuka hatimu." Sutopo tertawa untuk mencairkan suasana.Namun, Gwen tidak ingin berhenti sampai di situ. Hari ini, dia harus membuat Afkar malu. "Yang kita minum adalah teh oolong berkualitas tinggi.""Air pertama yang digunakan untuk menyeduh teh oolong harus dibuang. Kamu malah langsung minum. Dasar kampungan!""Selain itu, kamu harus menghangatkan tekomu dulu sebelum memasukkan daun teh. Ini supaya aroma teh menyatu sepenuhnya dengan air.
Ryasa memberi tahu Lukman, hanya ahli bela diri yang bisa menyerap energi spiritual batu giok untuk dimanfaatkan.Beberapa hari ini, Lukman terus menyelidiki tentang "tamu Negara Sakura" hari itu. Begitu mendapat informasi, dia akan mengundang Ryasa untuk membantunya membalas dendam. Namun, mumpung ada Afkar di sini, Lukman pun tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memberinya pelajaran.Setelah melihat isyarat mata itu, Ryasa mengangguk dan berkata kepada Afkar, "Anak Muda, dengar-dengar kamu bisa mendeteksi energi spiritual pada batu mentah? Kalau kamu bisa merasakan konsentrasi energi spiritual, seharusnya kamu seorang ahli bela diri, 'kan?""Gimana kalau kita berduel? Aku bisa memberimu sedikit bimbingan nanti. Kamu nggak bakal nyesal kok."Sebagai ahli bela diri nomor satu di Provinsi Jimbo, Ryasa tentu sangat dihormati. Dia merasa dirinya tak tertandingi. Itu sebabnya, dia berani mengatakan akan memberi Afkar bimbingan.Afkar termangu sesaat mendengarnya. Kemudian, dia menyahut
Kebetulan, Ryasa juga telah mengambil tindakan dengan menerjang ke arah Afkar. Namun, saat melihat perubahan situasi ini, dia langsung mengubah arah dan menyerang salah satu sosok itu.Bam! Telapak tangan Ryasa berbenturan dengan telapak tangan sosok itu. Udara seketika terdistorsi karena energi keduanya. Bisa dilihat bahwa keduanya sama-sama kuat.Sementara itu, sosok lainnya langsung mengeluarkan pistol untuk membidik orang-orang yang ada di ruangan."Jangan ada yang bergerak!" Suara ini mengandung aksen orang Negara Sakura.Yuvan, Lukman, dan lainnya pun ketakutan hingga bercucuran keringat. Mereka semua mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.Sementara itu, tatapan Afkar tampak tajam. Dia tidak menduga orang-orang ini akan datang secepat ini.Adapun Gwen, dia ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia lantas melirik Afkar. Jadi, yang dikatakan Afkar benar? Memang ada yang mengincarnya?Gwen tentu tahu bahwa target sosok itu adalah dirinya. Untungnya, ada Ryasa yang melindunginya. Seh
"Hahaha! Cuma begini kemampuan kalian?" Tiano tergelak. "Orang-orang bilang pesilat Negara Yanura sangat hebat, begitu juga pasukan militer kalian. Tapi, nyatanya cuma begini kemampuan kalian!"Begitu mendengarnya, wajah Ryasa memerah. Saking emosinya, dia lagi-lagi memuntahkan darah. Ryasa menyergah, "Jangan sombong dulu! Ada banyak ahli bela diri di Negara Yanura! Aku memang bukan lawanmu, tapi pasti ada yang bisa membunuhmu! Di atas langit masih ada langit!""Oh? Masa?" Tiano memandang ke sekeliling dengan angkuh. "Di mana ahli bela diri seperti itu? Kenapa aku nggak melihatnya? Negara Sakura jelas lebih hebat dari negara kalian!"Usai berbicara, tatapan Tiano tertuju pada Gwen. Hari ini, targetnya adalah putri panglima."Di sini!" Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria yang tenang. Tampak Afkar yang sedang meneguk tehnya dengan santai."Hm?" Tiano termangu, lalu segera mengalihkan pandangannya. Para petarung Negara Sakura juga melontarkan tatapan mereka kepada Afkar.Sementara itu
Di hadapan kekuatan yang mutlak, semua trik akan menjadi trik murahan!Teknik tubuh Tiano memang rumit. Ahli bela diri biasa akan kewalahan menghadapinya. Sayangnya, lawannya adalah Afkar!Tulang pergelangan tangan Tiano hancur. Dia merasakan sakit yang sangat menusuk. Seketika, pisau spiral tiga sisi terlepas dari genggamannya.Sebelum Tiano sempat berteriak kesakitan atau melancarkan serangan balik, dia sontak merasakan hawa dingin pada lehernya!Jleb! Pisau spiral tiga sisi yang kini dipegang oleh Afkar telah menembus leher Tiano dengan kejam! Gerakan Afkar sangat cepat hingga Tiano tidak sempat bereaksi.Kemudian, Afkar menendang dada Tiano, membuatnya terhempas begitu saja. Setelah mendarat, Tiano hanya sempat meronta-ronta sesaat. Sesudah itu, tidak ada pergerakan apa pun lagi.Ternyata, selain luka mengerikan pada leher Tiano, dadanya juga penyok akibat tendangan Afkar. Jantung dan paru-parunya hancur. Dia tidak mungkin bisa bertahan hidup lagi.Dengan demikian, seorang ahli bel
Lawan jelas-jelas sudah mencapai tingkat semi-master, tetapi Afkar membunuhnya dengan mudah. Hanya seorang master yang memiliki kemampuan seperti itu!Sebelumnya, Ryasa malah mengatakan dirinya ingin memberi Afkar bimbingan. Sekarang dia merasa malu sekali! Ternyata dia memang hanya anak ayam jika dibandingkan dengan Afkar!Semua orang terkejut melihat Ryasa berlutut kepada Afkar. Mereka bukan pesilat sehingga tidak tahu betapa menakutkannya Afkar. Namun, setelah melihat tingkah Ryasa, mereka bisa menebaknya."Aku bukan master. Aku juga nggak menerima murid." Afkar melambaikan tangannya. Dia tidak tahu kekuatannya sudah mencapai tingkat apa. Yang dia tahu dirinya baru mencapai tingkat pembentukan energi, tingkatan terendah di Mantra Roh Naga.Ryasa merasa kecewa mendengarnya. Ahli bela diri tingkat master memang tidak menerima murid secara sembarangan. Harapannya yang terlalu tinggi. Sementara itu, Afkar yang membantah dirinya adalah seorang master, membuat Ryasa berpikiran bahwa Afkar
Para supplier yang hadir di sini punya hubungan kerja sama dengan Safira Farma. Safira Farma memiliki pesanan senilai 2,6 triliun, jadi volume bisnis mereka tentu meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.Bagaimanapun, peningkatan produksi berarti bahan obat yang dibutuhkan juga bertambah banyak."Benar, Bu Erlin yang mengusir mereka! Dengar-dengar semua aset mereka diambil!" sahut salah seorang supplier sambil mengangguk."Sekarang Safira Farma dikelola oleh Renhad, putra kedua Keluarga Safira. Safira Farma sudah nggak ada hubungannya dengan Bu Felicia dan Pak Afkar!" timpal orang lain.Selanjutnya, orang-orang itu sibuk berdiskusi, memberi tahu Sutopo semua yang mereka ketahui.Beberapa saat kemudian, ekspresi Sutopo tampak murka. "Berengsek! Bukankah ini berarti semua yang dilakukan Bu Felicia dan Pak Afkar jadi sia-sia? Malah orang lain yang dapat keuntungan!""Begitulah .... Hais ...." Para supplier menghela napas.Sutopo berucap, "Aku sudah membuat keputusan. Aku nggak ba
"Pesanan yang awalnya 200 miliar, kini mau diubah menjadi 1 triliun. Yang 1 triliun pun minta diubah jadi 2 triliun. Gimana menurutmu?""Tentu saja disetujui! Ternyata masih laku meskipun harganya dinaikkan. Terutama Cahaya Hati, itu adalah obat penyelamat nyawa. Haha!" Ketika mendengar para agen ingin menambah pesanan, Renhad tertawa girang. Dia tidak mungkin melewatkan kesempatan ini."Tapi, takutnya pabrik nggak bisa mengejar pesanan sebanyak ini." Jesslyn mengingatkan."Bukan masalah. Aku bisa telepon ibuku supaya dia menyuruh perusahaan lain ikut serta dalam produksi ini. Mereka bisa mengosongkan beberapa jalur produksi dan memprioritaskan produk Safira Farma.""Bagaimanapun, produk kita sangat laku! Industri lain tentu harus minggir dulu! Pokoknya kita harus bisa mengejar semua pesanan! Haha!"Renhad melambaikan tangannya, lalu langsung menelepon Erlin. Setelah panggilan berakhir, Renhad berkata dengan bangga, "Ibu setuju!""Hore! Ayah memang hebat!" Wajah Viola tampak merah saki
Tatapan Felicia saat ini terlihat agak tajam, sekaligus ada secercah harapan dan perasaan yang rumit. Dia menatap Afkar tanpa berkedip, seolah-olah menunggu sebuah jawaban.Afkar tertegun sejenak, lalu bertanya dengan wajah bingung, "Apa?"Felicia tersenyum sinis. "Kamu sendiri nggak tahu apa yang sudah kamu lakukan? Aku tanya sekali lagi, apa ada yang ingin kamu jelaskan padaku?"Di hari pernikahan, saat Felicia tiba-tiba melihat foto-foto itu, dia merasakan guncangan hebat di dalam hatinya. Rasa kecewa, hina, dan benci memenuhi dirinya. Dia merasa dirinya telah ditipu habis-habisan oleh bajingan ini.Dia pikir Afkar hanyalah pria playboy murahan yang diam-diam bermain dengan banyak wanita di belakangnya. Namun, sore ini, ucapan tak sengaja dari Freya justru membuat Felicia mulai ragu.Meskipun saat itu Freya segera menyadari sesuatu dan hanya berbicara sampai setengah, dengan instingnya yang tajam sebagai seorang wanita cerdas, Felicia menangkap sebuah petunjuk.Freya sepertinya tahu
'Freya! Kamu ini benar-benar nggak bisa tobat! Sebelumnya bersekongkol dengan Aldo, sekarang kamu bersekongkol dengan David dan hampir membunuh putrimu sendiri!''Apa kamu masih punya hati nurani sebagai seorang ibu? Sekarang semuanya jelas, ternyata waktu itu kamu berpura-pura melindungi Shafa dari pot jatuh hanya untuk bersandiwara!'Selain itu, niat membunuh Afkar terhadap Noah kini telah mencapai puncaknya. Berbeda dengan sebelumnya, saat dia hanya menggunakan Shafa sebagai sandera untuk menekan Afkar!Kali ini, Noah berpikir dirinya telah menghilang sehingga dia berniat membunuh putrinya! Ini benar-benar keterlaluan!'Noah, sepertinya kalau aku nggak membunuhmu, kamu akan terus menjadi ancaman! Pak Heru, jangan salahkan aku! Cucumu sendiri yang cari mati!' Afkar menggertakkan giginya dalam hati.Dulu Heru memohon sambil menangis, jadi Afkar berjanji bahwa dia hanya akan membunuh Noah jika mereka bertemu kembali. Namun, kali ini Afkar memutuskan untuk mencarinya dan menyingkirkanny
Saat ini, Fadly juga mendekat, memeriksa kondisi kakaknya dan Shafa dengan penuh perhatian.Kemudian, dengan wajah penuh semangat dan kekaguman, dia berkata, "Kak Afkar, aku sudah tahu kalau kamu itu tak terkalahkan! Si tua bangka ini kelihatannya hebat, tapi tetap saja mati di tanganmu! Hahaha ...."Afkar terbatuk pelan. "Apa maksudmu mati di tanganku? Dia hanya terpeleset sendiri dan jatuh. Nggak ada hubungannya denganku!"Mendengar ini, Fadly hanya bisa termangu sambil menatap Afkar dengan ekspresi aneh. Orang-orang di sekitar langsung merasa canggung ....Dalam hati, mereka berpikir, 'Pak Afkar, kami mungkin nggak cerdas, tapi bukan berarti bisa ditipu! Seorang ahli yang bahkan nggak bisa dibunuh penembak runduk malah dibilang jatuh sendiri dan mati begitu saja?'Namun, tak seorang pun yang ingin membongkar kebohongan ini. Mereka semua tertawa kecil dan mengangguk setuju untuk berpura-pura percaya.Pada saat itu, Mateo melangkah maju dengan wajah penuh rasa bersalah. "Pak Afkar, in
Bagaimana jika Afkar tahu mereka menunggu di sini, menantikannya berakhir tragis? Bagaimana jika dia memutuskan untuk membunuh mereka juga?Terutama Qaila dan Reno. Mereka begitu ketakutan hingga langsung meninggalkan Kota Nubes malam itu dan melarikan diri ke rumah Keluarga Lufita di ibu kota provinsi untuk mencari perlindungan.Bagaimanapun, mereka terlibat dalam penyerangan ahli Sekte Kartu Hantu terhadap Afkar. Qaila dan Reno sadar bahwa jika mereka tidak melarikan diri, besar kemungkinan Afkar akan datang untuk membalas dendam!Apa pun yang terjadi, yang terpenting adalah mencari tempat aman terlebih dahulu. Sehebat apa pun Afkar, seharusnya dia tidak akan nekat mengejar mereka sampai ke ibu kota provinsi, apalagi menyerbu rumah Keluarga Lufita, 'kan?Sementara itu, kepala pelayan Keluarga Samoa telah menyampaikan kabar kematian Hantu Senyap kepada keluarga."Hantu Senyap mati?" tanya Edbert dengan nada terkejut."Ya, Tuan! Mati dengan sangat tragis!""Gimana dia bisa mati? Afkar
Bam! Pukulan yang dihantamkan oleh Afkar mengandung amarah yang tak terbatas, langsung menghantam dada Hantu Senyap secara brutal.Seperti kata pepatah, siapa yang menabur angin akan menuai badai! Jika Hantu Senyap tidak menggunakan serangan jiwa yang keji dan licik, mungkin dia tidak akan mati secepat ini.Namun, karena jiwanya terkena efek serangan balik, dia kehilangan hampir semua kekuatannya untuk melawan.Dalam sekejap, pukulan Afkar mengenai tubuhnya. Tubuh tua itu terlempar bak karung bekas, melayang jauh di udara.Dadanya remuk, jantung dan paru-parunya hancur. Seorang ahli tingkat pembentukan inti mati seketika di tempat.Tepat pada saat itu, mata Afkar menangkap bayangan samar yang melayang keluar dari tubuh yang sudah hancur itu. Itu adalah jiwa Hantu Senyap. Jiwa itu melayang cepat, berusaha melarikan diri!Mata Afkar sedikit menyipit. Dia mendengus dan membentak, "Kamu nggak layak jadi manusia ataupun jadi arwah! Hancurlah!"Saat berikutnya, Afkar langsung menggunakan tek
Permukaan pusat energi Hantu Senyap memang telah mengeras menjadi bentuk padat, tetapi di dalamnya masih berupa energi cair. Akan tetapi, pusat energi Afkar berbeda. Makin mendekati inti dari pusat energinya, kepadatannya justru makin tinggi.Itu berarti, saat Afkar menembus ke tingkat pembentukan inti, dia akan mulai membentuk intinya dari dalam ke luar. Sementara itu, Hantu Senyap membentuk intinya dari luar ke dalam.Jelas sekali, inti yang terbentuk dari dalam ke luar akan jauh lebih solid dan kuat setelah prosesnya selesai. Inilah yang disebut sebagai pembangunan fondasi sempurna.Hantu Senyap menyaksikan sendiri bagaimana Afkar yang berada di puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi mampu menekan dirinya yang berada di tingkat pembentukan inti. Dia pun menyadari kemungkinan tersebut."Omong kosong! Pokoknya aku akan menghabisimu!" geram Afkar. Tatapannya menyala penuh semangat tempur."Kamu pikir, kamu bisa membunuhku? Mimpi!" Hantu Senyap meludah darah ke lantai, sementara
Afkar tertawa terbahak-bahak, lalu menerjang ke arah Hantu Senyap dengan penuh semangat tempur. Pada saat ini, tidak ada lagi rasa takut dalam dirinya. Dia ingin melampiaskan semua perasaan terhina yang sebelumnya dirasakannya saat ditindas oleh Hantu Senyap."Eh, jangan sombong!" Ekspresi Hantu Senyap berubah garang saat berucap demikian. Energi dalam tubuhnya bergejolak, darahnya mendidih, dan aura merah pekat meledak keluar dari tubuhnya. Kali ini, dia mengerahkan seluruh kekuatannya tanpa menahan sedikit pun untuk menghadapi Afkar.Buk, buk, buk ....Pertarungan antara dua kekuatan berbeda tingkat pun pecah dalam sekejap. Suara bentrokan antara mereka bergema tiada henti, seperti guntur yang terus mengguncang langit.Di bawah gedung stasiun TV, semua orang yang menyaksikan dari kejauhan menunjukkan ekspresi penuh keraguan dan kebingungan.Harun bertanya dengan cemas, "Apakah itu Afkar yang sedang bertarung?"Fadly berseru dengan serius, "Kak Afkar, bagiku kamu adalah yang terkuat!
Afkar merasa agak bingung. Lawannya jelas memiliki tingkat kultivasi yang lebih tinggi darinya. Secara logika, seharusnya dia tidak bisa menghindar dengan begitu mudah."Papa, semangat!""Afkar, hati-hati!"Dari kejauhan, Shafa dan Felicia yang menyaksikan pertarungan sangat cemas dengan Afkar. Dari sudut pandang mereka, Afkar terus-menerus mundur dan menghindari serangan Hantu Senyap, seolah-olah berada dalam posisi terdesak. Tanpa sadar, keduanya pun mulai khawatir.Mendengar suara mereka, mata Hantu Senyap berkilat. Sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya. Kerutan di wajahnya menjadi makin dalam, lalu senyuman keji mulai terbentuk.Hantu Senyap mencela, "Dasar pengecut! Kali ini, biar kulihat kamu bisa sembunyi ke mana!"Alih-alih melanjutkan serangannya ke Afkar, Hantu Senyap tiba-tiba berbalik dan memelesat menuju Felicia dan Shafa.Melihat ini, ekspresi Afkar berubah drastis. Dalam sekejap, dia mengerahkan seluruh kecepatannya dan bergegas untuk mengadang Hantu Senyap."Hehe! Ter
Felicia tidak ragu sedikit pun. Dia segera menggendong Shafa dan berlari menjauh dari Afkar serta Hantu Senyap secepat mungkin.Felicia tahu bahwa saat ini, baik dirinya maupun Shafa tidak bisa membantu Afkar sama sekali. Tidak menambah beban baginya sudah merupakan bantuan terbesar yang bisa mereka berikan.Hantu Senyap bertanya sambil tersenyum dingin, "Eh, sepertinya lukamu sudah hampir sembuh ya?"Tadi, Afkar sempat melepaskan energi internal yang cukup kuat untuk menghancurkan peralatan siaran langsung. Tindakan itu cukup mengejutkannya.Padahal saat terakhir kali mereka bertarung, Hantu Senyap sudah menghancurkan meridian Afkar dan membuatnya nyaris mati dengan hanya sisa satu tarikan napas. Meskipun tidak mati, pemuda itu seharusnya sudah menjadi cacat.Tidak disangka, hari ini Afkar masih bisa mengeluarkan serangan jarak jauh dengan energi internalnya."Omong kosong! Itu cuma seperti digigit nyamuk, memangnya bisa terasa gatal berhari-hari?" balas Afkar sambil mencibir dengan s