“Tidak ada yang kami sembunyikan darimu, kami hanya menunggu si penculik menghubungi kami,”tukas Fardian“Tante Maya dan Om Fardian, aku pamit dulu,”pamit Axel“Oke Axel, terima kasih,”jawab Maya dan FardianLalu memilih pergi dari pada melihat Raja terus berdebat dengan kedua orang tuanya itu.Setelah kepergain Axel, Maya bermaksud menghentikan pembicarannya mengenai Vanesa.“Raja, Nura, kalian pulanglah, besok kami kabari lagi,”suruh Maya“Baik Mah,”jawab NuraRaja bangkit dengan perasaan kecewa, ia merasa ada yang disembunyikan lagi darinya. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya Raja hanya diam, membisu, sedangkan Nura juga memilih diam, dan tak tahu harus berkata apa.“Akhir-akhir ini, kamu sangat dekat dengan Axel, dengan dalih mencari Vanesa,”ucap Raja ketus“Aku dan Kak Axel memang mencari keberadaan Vanesa,”jawab Nura“Sepertinya hanya aku yang tidak dilibatkan dalam pencarian Vanesa, mungkin Mamah dan Papah Fardian tidak lagi mengangapku bagian dari keluarga.”Nura meno
Nura menaiki taksi, walau tubuhnya masih terasa lemah, taksi yang ditumpanginya menuju Red kafe , kafe milik Salma, yang masih ditunda grand openingnya itu dijadikan tempat pertemuan Nura dan Axel.“Hai Nur, selamat pagi, kamu terlambat,”ucap Axel, ketika melihat Nura masuk“Maaf Kak Axel, tadi aku sempat terjebak dalam lift apartemem,”jawab Nura“Kamu baik-baik saja ‘kan?”“Iya aku baik-baik saja, lebih baik kita bahas bagaimana cara kita agar bisa masuk ke apartemen Bu Ambar.”“Aku tadi sudah membahas ini dengan Om Fardian, tugasmu hanya membuat Ambar membukan pintu apartemenya, dan mengulur waktu sampai bunyi alarm kebakaran dibunyikan, dan kamu harus bisa memaksa Bu Ambar keluar kamar,”jelas AxelNura mendengarkan dengan seksama, apa yang diperintahkan Axel.“Baiklah aku siap,”jawab Nura“Setelah kamu berhasil membawa Ambar keluar, aku akan menyusup ke apartemenya,”jelas Axel lagi“Oke Kak aku paham, mudah-mudahan kita berhasil,”jawab NuraLalu keduanya pergi menaiki mobil Axel
“Raja, lebih baik aku tidak ikut ke rumah sakit, karena di sana ada Tante Maya dan Om Fardian, turunkan aku disni saja, biar aku naik taksi,”pinta Fara“Baiklah.“Fara turun dari mobil Raja, lalu Raja kembali melanjutkan perjalananya menuju rumah sakit dimana Vanesa dirawat, sesampainya di sana, Raja melihat Maya dan Fardian saling menggenggam tangan dengan wajah sedih dan cemas.“Mah, bagaimana keadaan Vanesa?”tanya Raja pelan“Raja, kamu sudah di sini, siapa yang memberitahukanmu?”tanya Maya“Apa itu penting, apa seharusnya aku tidak boleh tahu hal ini,”cerca Raja kecewa.“Bukan seperti itu Raja,”sahut Maya terlihat bingung harus mengatakan apa pada putranya itu.“Raja, kita bicarakan hal ini setelah Vanesa membaik, sekarang lebih baik kamu temani Nura , dia juga terluka dan dirawat di sini,”suruh Fardian“Nura terluka, bagaimana bisa terjadi?”“Nura membantu kami menemukan Vanesa,”jawab MayaHelaan napas kesal terdengar dari bibir Raja. “Kalian sangat keterlaluan, jadi hanya aku y
Rendra menatap serius wajah putra kandungnya itu, lalu tertuntuk sedih.“Bertahun lamanya aku menantikan dirimu untuk menyebutku ‘ayah’, tapi saat ini kamu sudah tahu kebenarannya, dan kita masih seperti orang asing.”Rendra tidak menjawab pertanyaan Raja.“Jangan mengalihkan pembicaraan , saat ini diriku berdiri sebagai Raja, anak dari Maya dan Fardian, saudara lelaki Vanesa, jadi jawab pertanyaanku!”tegas Raja.“Aku tidak terlibat dalam penculikan Vanesa, bahkan aku tidak tahu siapa yang penculiknya,”dalih RendraTarikan napas lega terdengar dari bibir Raja.”Pelakuanya adalah Ambar yang katanya nenek kandungku, “balas Raja.“Ibuku memang memiliki dendam pada Maya, Fardian dan Rika, tapi aku tidak terlibat,”jawab Rendra dengan tegas.“Apa Pak Rendra tahu kemana Bu Ambar melarikan diri?”“Raja, seandainya kamu tahu, apa kamu akan menyerahkan nenekmu sendiri pada polisi?”Pertanyaan Rendra bagai buah simalakama, seakan Raja tak bisa memilih.“Raja, aku sarankan padamu, tidak usah mecam
Nura sedikit bahagia, karena Raja memberi perhatian. Pria itu lalu keluar kamar. Nura tesenyum kecil, dan berharap perhatian kecil yang Raja berikan suatu saat berubah menjadi cinta.Beberapa hari berlalu, Nura sudah sembuh, wanita muda itu kembali beraktivitas di dapur, aneka memu masakan rumahan sudah tersedia diatas meja, siap memanjakan lidah Raja, yang beberapa hari ini selalu memesan makanan lewat aplikasi online.“Aku akan menjenguk Vanesa, apa kamu mau ikut?”tanya Raja“Iya Kak, aku sudah kangen Vanesa, ini sudah satu minggu ia rehabilitasi, mudah-mudahan keadaanya membaik,”jawab NuraKeduanya lalu menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar suara bel pintu . Nura menghentikan suapannya dan berjalan ke arah pintu .Ceklek!” Bu Salma,”sapa Nura seraya tersenyum bahagia“Apa kamu sudah sembuh?”“Sudah Bu Salma, kebetulan kami sedang makan sinag, mari sekalian makan siang,”tawar NuraSalma mengangguk dan menerima ajakan makan siang. Kini wanita itu duduk di kursi dan mulai menik
Kini ia menatap rekaman yang sangat jelas, terekam wajah Ambar dan Rendra yang membicarakan tentang obat terlarang, dan jelas juga merekam di mana mobil itu melaju menuju kota Bogor, dan berada di perkampungan yang terpencil.‘Aku harus menemui Bu Ambar, ‘batin RajaSementara itu Rendra tersenyum sinis, setelah berhasil menghancurkan rekaman kamera dasbornya, ia tak menyadari jika Raja, telah menyalin rekaman itu.Di dalam klup malamya, Rendra meneguk minuman beralkohol, disampingnya Fara juga terlihat meraih gelas berkaki yang sudah terisi wiskhy.“Om Rendra, sepertinya Raja tidak terpegaruh dengan provokasiku,”ujar Fara“Tenanglah, aku sendiri yang akan memikirkan caranya, jika dengan cara halus tidak bisa, aku akan memaksanya meninggalkan Fardian dan Maya serta Nura,”jawab Rendra.Semua gerak –gerik Fara bersama Rendra dipotret oleh Axel, yang malam itu mengunjungi R Night Clup. Axel, sangat penasaran dengan Rendra yang ternyata adalah putra tunggal Bu Ambar. Detektif sewaan Fard
Keduanya terdiam didalam mobil, Rendra sangat kecewa dan sedih.“Kamu adalah penyebab kematian kedua nenekmu, kamu diam-diam menghianatiku,”cerca Rendra.“Pak Rendra juga berbohong padaku. Malam itu waktu aku bertanya apakah Anda terlibat dalam penculikan Vanesa? Anda berbohong, oleh karena itu malam itu aku memeriksa kamera dasbord dan menyalin rekaman kamera dasbord,”jawab Raja“Hemmm...”helaan napas kesal keluar dari bibir Rendra.“Aku tidak menghianatimu, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan damai, tapi ternyata Bu Ambar memilih jalanya sendiri,”lanjut RajaRendra melajukan mobilnya dengan sangat kencang“Aku bisa mengakhiri ini semua dengan sangat damai Raja, jika itu yang kamu mau,”ucap Rendra dengan nada pelan dan tegas.“Apa Pak Rendra akan bertindak konyol, seperti Bu Ambar?”Mobil semakin cepat melaju seakan Rendra sudah tidak peduli akan hidupnya. Tapi tiba-tiba ia menghentikan mobilnya, lalu menangis menengelamkan kepalanya di stir.“Pak Rendra, aku tidak akan me
Nura tersenyum bahagia, ia merasa sudah bisa mengambil hati Raja. Kini wanita muda itu duduk sendiri di sofa mulai mengingat perkataan Raja, untuk mencari kedua orang tuanya, entah mengapa keinginan itu tiba-tiba muncul, berkali-kali Nura menghempaskan keinginanya, tapi perkataan Raja, membuatnya ingin mengatahui siapa ibu yang tega meletakannya di pintu panti asuhan dan apa alasannya.Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Rika dan Ambar. Sedangkan Vanesa, sudah dibawa kembali ke pusat rehabilitasi untuk pengobatan. Maya dan Fardian lebih fokus pada kesehatan Vanesa.“Mas...aku rasa sudah saatnya untuk menyerahkan SRC pada Raja, beberapa bulan ini kinerjanya cukup baik,”ucap Maya“Aku setuju, Raja sudah cukup siap menjadi CEO, bagaimana proyek RSC di Bali, apa sebaiknya kita serahkan semuanya pada Raja, aku rasa dia mampu,”ucap Fardian“Aku belum membicarakan ini, minggu depan rencananya proyek pembangunan akan segera dimulai, aku akan bicara dengan Raja.”“Sebaiknya Raja, selesaik
Raja semakin serius mendengarkan penuturan Nura, ditatapnya wanita yang kini duduk di tepi ranjang dengan wajah serius.“Arnia, wanita yang menjadi penyebab perceraian Mamah Maya dan Ayah Rendra?”tanya Raja untuk memastikan pernyatatan Nura“Benar Ka Raja. Aku curiga dari awal, pada Fara, saat tak sengaja mendengar percakapannya di ponsel, dengan ibunya dan pagi tadi aku mendatangi sebuah hotel, yang aku duga milik orang tua Fara, dan kebetulan wanita yang bernama Arnia ada di sana dan menyebut nama Fara, lalu aku mengambil gambarnya dan bertanya pada Bu Salma.”“Coba lihat, aku ingin lihat fotonya,”pinta Raja“Aku akan mengirimkan ke ponsel Kak Raja,”jawab Nura lalu meraih ponsel, dan mengirimkan foto Arnia pada Raja.“Pantas saja Fara tidak pernah menceritakan tentang kedua orang tuanya,”Gumam Raja kesal sambil menatap foto Arnia.“Kak Raja lebih baik istirahat, besok kita bicarakan lagi hal ini,”suruh Nura“Kamu benar, dan terima kasih Nura, jika kamu tidak datang tepat waktu, pas
“Jangan beritahu ini pada Raja, aku rasa belum saatnya,”saran Salma“Tapi Bu Salma aku takut jika Fara mengelabuhi Kak Raja, apalagi saat ini kita berada di Bali, dan Fara masih saja mengikuti Kak Raja,”sahut Nura“Tapi kita ‘kan belum punya bukti, jika Fara dan Arnia berniat buruk , jika kamu mengatakan pada Raja, tanpa bukti kebusukan mereka, maka hanya akan menjadi boomerang bagimu.”Nura sesaat berpikir, hati kecilnya masih khawatir , tapi apa yang dikatakan Salma juga ada benarnya.“Lalu apa yang akan kita lakukan?”“Aku akan pikirkan Nura, sekarang kita makan dulu, siang tadi aku belum sempat makan,”ajak SalmaSementara itu di tempat lain disebuah rumah, Arnia dan Fara sedang berbincang serius.“Fara, ini kesempatanmu untuk mendekati Raja, jebaklah dia, setelah itu kalian bisa menikah, walau menikah siri, yang penting menikah, sampai Nura dan Raja, bercerai barulah menikah secara hukum!”perintah Arnia“Itu masalahnya Mah, Raja sekarang selalu mengajak Nura , dia mengatakan akan
duduk di depanya sambil menyesep kopi.“Irfan, kekasih Arnia?”Salma meastikanya karena ia ragu.“Betul sekali, dan gara-gara dirimu rencanaku dan Arnia berantakan,”jawab Irfan sambil tersenyum sinis“Maksudmu?”“Jangan berlagak bodoh, kamu ‘kan yang mencuri rekaman vidio kebersamaanku dengan Arnia dan memberikannya pada Maya? Apa sekarang kamu masih menjadi kaki tangan Maya?”tanya Irfan“Aku sudah tidak lagi menjadi sekertaris Maya,”sahut Salma“Oh baguslah, aku kira kamu masih bekerja dengan Maya. Tapi kamu semakin cantik Salma, tidak kusangka aku akan bertemu denganmu setelah 20 tahun berlalu, aku masih ingat bagaimana rasanya menikmati tubuhmu,”bisik IrfanPernyataan Irfan seketika membuat darah Salma mendidih.”Apa maksudmu?”tanya Salma ragu“Sayang sekali, malam di vila itu aku tidak merekam, waktu menikmati tubuhmu yang tak sadarkan diri, tapi tanda lahir di pungungmu sungguh membuatku terpesona,”jelas Irfan dengan nada pelan tapi terdengar jelas di telinga SalmaSalma terdiam, h
Nura mengerjabkan matanya, tak percaya dengan jawaban Raja.“Kak Raja..mau datang ke konser orkestra musik bersamaku?”“Iya, juga bersama Fara, lihat aku juga mendapat undangan dari Fara,”jawab RajaKebahagiaan Nura seketika menghilang bagai tertiup angin malam, wajah berserinya tiba-tiba muram. “Cepatlah bersiap-siap, aku akan menungumu di loby,”’suruh RajaNura hanya terdiam sambil menuju kamar mandi, ia sudah tak bersemangat lagi untuk datang ke orkestra musik, tapi ia juga tak mau jika Raja berduaan dengan Fara.“Aku tak akan biarkan Kak Raja berduaan dengan Fara,”gerutu Nura menatap wajahnya di cermin sambil menampakan wajah kesalnya.Nura keluar dari kamar mandi, lalu membuka travel bagnya,ia bingung harus memakai baju apa, pasalnya ia hanya membawa baju casual, rasanya tidak cocok jika dipakai dalam acara orkestra musik klasik yang romantis.Nura melamun manatap pakaian yang tertata rapi di travel bag, ditengah kebingungannya, suara ketukan pintu membuatnya mengalihkan tatap
“Pak Rendra mengenal Fara?”tanya NuraRendra menjadi salah tingkah, “Iya , Fara adalah putri temanku, jadi aku mengenalnya,”dalih Rendra“Oh...kenapa, Fara tidak bilang jika mengenal ayah, apa makssudnya menyembunyikan ini,”Raja tampak heran“Ah sudahlah , jangan kamu pikirkan, sekarang aku ingin menikmati menu hidangan yang terlihat enak ini,”jawab Rendra mengalihkan pembicaraan tentang Fara.Ketiganya mulai menyuap menu makan malam, sambil berbincang ringan, sesekali tawa terdengar, Rendra sudah terasa akrap dengan Raja dan Nura, seperti layaknya keluarga.“Aku tak menyangka, akhirnya bisa merasakan berkumpul dengan keluarga setelah puluhan tahun lamanya aku hidup sendiri, dan saat ini aku merasa bahagia, bisa makan malam bersama kalian,”ucap Rendra sebelum berpamitan pergi“Lain kali makan malam lah bersama kami lagi,”tawar Raja“Baik Raja, terima kasih atas undangan makan malamnya, dan masakanmu sungguh luar biasa Nura,”puji Rendra“Terima kasih PakRendra,”jawab Nura sambil mel
Nura tersenyum bahagia, ia merasa sudah bisa mengambil hati Raja. Kini wanita muda itu duduk sendiri di sofa mulai mengingat perkataan Raja, untuk mencari kedua orang tuanya, entah mengapa keinginan itu tiba-tiba muncul, berkali-kali Nura menghempaskan keinginanya, tapi perkataan Raja, membuatnya ingin mengatahui siapa ibu yang tega meletakannya di pintu panti asuhan dan apa alasannya.Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Rika dan Ambar. Sedangkan Vanesa, sudah dibawa kembali ke pusat rehabilitasi untuk pengobatan. Maya dan Fardian lebih fokus pada kesehatan Vanesa.“Mas...aku rasa sudah saatnya untuk menyerahkan SRC pada Raja, beberapa bulan ini kinerjanya cukup baik,”ucap Maya“Aku setuju, Raja sudah cukup siap menjadi CEO, bagaimana proyek RSC di Bali, apa sebaiknya kita serahkan semuanya pada Raja, aku rasa dia mampu,”ucap Fardian“Aku belum membicarakan ini, minggu depan rencananya proyek pembangunan akan segera dimulai, aku akan bicara dengan Raja.”“Sebaiknya Raja, selesaik
Keduanya terdiam didalam mobil, Rendra sangat kecewa dan sedih.“Kamu adalah penyebab kematian kedua nenekmu, kamu diam-diam menghianatiku,”cerca Rendra.“Pak Rendra juga berbohong padaku. Malam itu waktu aku bertanya apakah Anda terlibat dalam penculikan Vanesa? Anda berbohong, oleh karena itu malam itu aku memeriksa kamera dasbord dan menyalin rekaman kamera dasbord,”jawab Raja“Hemmm...”helaan napas kesal keluar dari bibir Rendra.“Aku tidak menghianatimu, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan damai, tapi ternyata Bu Ambar memilih jalanya sendiri,”lanjut RajaRendra melajukan mobilnya dengan sangat kencang“Aku bisa mengakhiri ini semua dengan sangat damai Raja, jika itu yang kamu mau,”ucap Rendra dengan nada pelan dan tegas.“Apa Pak Rendra akan bertindak konyol, seperti Bu Ambar?”Mobil semakin cepat melaju seakan Rendra sudah tidak peduli akan hidupnya. Tapi tiba-tiba ia menghentikan mobilnya, lalu menangis menengelamkan kepalanya di stir.“Pak Rendra, aku tidak akan me
Kini ia menatap rekaman yang sangat jelas, terekam wajah Ambar dan Rendra yang membicarakan tentang obat terlarang, dan jelas juga merekam di mana mobil itu melaju menuju kota Bogor, dan berada di perkampungan yang terpencil.‘Aku harus menemui Bu Ambar, ‘batin RajaSementara itu Rendra tersenyum sinis, setelah berhasil menghancurkan rekaman kamera dasbornya, ia tak menyadari jika Raja, telah menyalin rekaman itu.Di dalam klup malamya, Rendra meneguk minuman beralkohol, disampingnya Fara juga terlihat meraih gelas berkaki yang sudah terisi wiskhy.“Om Rendra, sepertinya Raja tidak terpegaruh dengan provokasiku,”ujar Fara“Tenanglah, aku sendiri yang akan memikirkan caranya, jika dengan cara halus tidak bisa, aku akan memaksanya meninggalkan Fardian dan Maya serta Nura,”jawab Rendra.Semua gerak –gerik Fara bersama Rendra dipotret oleh Axel, yang malam itu mengunjungi R Night Clup. Axel, sangat penasaran dengan Rendra yang ternyata adalah putra tunggal Bu Ambar. Detektif sewaan Fard
Nura sedikit bahagia, karena Raja memberi perhatian. Pria itu lalu keluar kamar. Nura tesenyum kecil, dan berharap perhatian kecil yang Raja berikan suatu saat berubah menjadi cinta.Beberapa hari berlalu, Nura sudah sembuh, wanita muda itu kembali beraktivitas di dapur, aneka memu masakan rumahan sudah tersedia diatas meja, siap memanjakan lidah Raja, yang beberapa hari ini selalu memesan makanan lewat aplikasi online.“Aku akan menjenguk Vanesa, apa kamu mau ikut?”tanya Raja“Iya Kak, aku sudah kangen Vanesa, ini sudah satu minggu ia rehabilitasi, mudah-mudahan keadaanya membaik,”jawab NuraKeduanya lalu menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar suara bel pintu . Nura menghentikan suapannya dan berjalan ke arah pintu .Ceklek!” Bu Salma,”sapa Nura seraya tersenyum bahagia“Apa kamu sudah sembuh?”“Sudah Bu Salma, kebetulan kami sedang makan sinag, mari sekalian makan siang,”tawar NuraSalma mengangguk dan menerima ajakan makan siang. Kini wanita itu duduk di kursi dan mulai menik