“Kamu tak perlu diam-diam melakukan test DNA, aku sudah jujur dihadapanmu, itu ‘kan yang kamu inginkan!”tegas Fardian sekali lagi dengan menatap tajam pada MayaMata Maya berkaca-kaca, telapak tangannya mengengam erat, dengan suara bergetar ia berucap,”Jadi apa maksudmu menikahiku?kamu tahu dari awal ‘kan, jika aku putri Agam Dirgantara?”“Aku tahu Maya, oleh karena itu aku menikahimu,waktu kesempatan itu ada, aku menikahimu karena aku menicintaimu,”jawab Fardian“Plak!Cinta...cinta itu yang selalu menjadi alasanmu, pembohong sepertimu tidak pantas mengucapkan cinta,”sarkas Maya“Lalu apa Rendra lebih pantas, dia menghianatimu dengan Arnia, waktu kalian masih menikah.“Maya terdiam dengan tatapannya yang tajam.”Kalian sama saja.”Maya dengan kesal, melangkah pergi, ia kini menyendiri di rumah kaca sambil menangis.“Aku benar-benar sendiri sekarang, Fardian dan Rendra.kedua pria itu sama-sama pembohong, “rutuk Maya mengusap air matanya dengan kasarSementara Fardian menatap ke rumah ka
Beberapa hari berlalu, Maya dan Raja datang ke rumah Rendra, di sana pria tampan berbadan tegap itu, sudah tak sabar menantikan kedatangan Maya dan putranya, tapi tidak dengan Arnia dan Ambar, perdebatan mereka mengenai Raja, tidak dihiraukan Rendra.Maya berjalan ke arah Rendra yang menyambutnya di depan rumah, tanganya mengandeng Raja, bocah kecil itu tampak sedikit takut, terutama, ia takut pada Parto si tukang kebun.“Mah, Raja, takut ada orang berwajah seram di sini,”ucap Raja pelan.“Jangan takut ada Pak Rendra, “jawab Maya“Selamat datang Raja, aku senang kamu dan mamahmu datang ke rumah ini,”sapa RendraRendra berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada Raja, lalu meraih tangan mungil itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.Bi Siti sedang sibuk mempersiapkan makan siang, dan ia menoleh ke arah Raja, ketika bocah itu sudah ada diambang ruang makan bersama Rendra dan Maya.Bi Siti tersenyum ke arah Raja, sambil berkata,”Selamat datang, Non Maya, Tuan muda Raja,”ucap Bi Siti“Raja, b
“Jadi kamu sudah mengetahui isi surat wasiat itu?”“Jika Maya tahu, ia bisa mengugat ibu, iya ‘kan?”Ambar tampak berpikir , tatapanya serius ke arah Arnia, berpikir apakah Arnia dapat dipercaya untuk memegang Mery Gold.“Aku akan pikirkan lagi saranmu,”jawab AmbarArnia tersenyum kearah ibu mertuanya,”Oh ,iya Bu, apa ibu mengenal, Rika dan Agam?”“Dari mana kamu tahu kedua orang itu?”balik tanya Ambar“Dari cincin yang disimpan Papah Dherma, aku menemukan dialmari Papah, dan cincin itu bertuliskan Agam dan Rika”jelas Arnia, seraya menatap dalam Ambar“Aku tidak tahu kedua manamu itu, jika kamu sudah selesai berbicara, keluarlah dari kamarku!”perintah AmbarArnia mengangguk paham, lalu ia bangkit dari duduknya, tapi dalam hati ia berpikir jika Ambar menyembunyikan sesuatu tentang kedua nama itu, bisa dilihat dari ekpresinya jika Ambar terkejut.Arnia menyusuri lorong rumah, kakinya sampai di ruang para pembantu, di sana ia melihat Parto sedang makan di meja sederhana.“Parto, aku ada
Mulai saat itu Maya berpikir, ada banyak rahasia tersimpan di rumah Ambar, mungkinkah pernyataan Rama Widata benar, jika ia hanya kambing hitam , penjahat yang sebenarnya adalah Ambar, itulah yang dipikirkan Maya saat ini.Raja tampak bahagia, seakan ia melupakan kejadian siang tadi, dan bersama Fardian, kini keduanya sedang menonton televisi, diam-diam Maya memperhatikannya, kedua orang yang berbeda usai itu, tampak bahagia, Fardian sukses memerankan peranya sebagai seorang ayah di mata Raja.Malam beranjak naik, hubungan Maya dan Fardian semakin berjarak. Maya duduk ditepi pembaringan menatap Fardian yang sibuk dengan laptopnya.“Aku ingin bicara,”ucap Maya“Bicaralah, aku akan mendengarkannya,”suara Fardian terdengar dingin“Aku ingin bercerai.”Fardian seketika menatap Maya, dan menutup laptopnya, lalu menaruhnya di atas nakas meja.“Maya...kamu ingin bercerai denganku dan akan kembali ke Rendra?”“Kembali atau tidak, itu bukan urusanmu, aku tidak bisa lagi menjalankan pernikahan
“Apa, Arnia, tahu jika Maya waktu itu hamil?”“Aku rasa, Non Arnia tidak tahu, yang tahu kehamilan Maya, adalah saya dan Nyonya Ambar,”jawab SitiRendra sangat kecewa, mendengar penuturan Bi Siti, lalu menyuruh wanita itu pergi, dari ruang kerjanya. Rendra memperlihatkan wajah tegang dan siap mencerca ibunya.‘Jangan –jangan ponselku menghilang adalah bagian dari skenario Ibu, jadi aku tidak bisa menghubungi Maya, dan Maya tidak bisa menghubungiku waktu di Singapura, sungguh aku merasa dipermainkan oleh ibuku sendiri,’batin Rendra.Tak berselang lama, Ambar kembali, dan melihat Rendra di rumah dengan menatapanya tajam.“Ini jam kerja, kenapa kamu ada di rumah?”tanya Ambar“Aku ingin bicara dengan ibu?”“Masalah apa?”“Masalah, Maya.”“Ahh dia lagi, kamu tahu ‘kan, ibu tidak suka membicarakan dia di rumah ini, paham!”gertak Ambar“Suka tidak suka ibu harus mendengarkannya.Ibu tahu ‘kan, jika Maya sebelum menandatangani berkas perceraian, dia hamil?”cerca Rendra“Masalah itu sudah berla
“Aku tak percaya sepenuhnya dengan apa yang kamu ucapkan, tapi aku berterima kasih padamu karena memberikan cincin ini padaku, “ucap Maya“Apa imbalan yang aku dapatkan karena telah mengembalikan cincin itu padamu?”“Apa kamu menginginkan uang, berapa yang kamu inginkan?”“Ha...ha...apa aku terlihat miskin hingga aku meminta imbalan uang.”Arnia menatap sambil tersenyum sinis ke arah Maya.“Katakan apa yang kamu inginkan?”“Jauhkan Raja, dari Rendra.”Arnia mencondongkan tubuhnya ke depan meja, sambil menatap dalam Maya.“Jika kamu tidak bersedia, aku akan mengambil cincin itu,”lanjut ArniaMaya terdiam, ia menatap cincin yang masih berada di atas meja kerjanya, lalu sejenak tidak ada suara.“Percuma kamu menginginkan hal itu Arnia, karena Rendra sudah bersikukuh akan membawa Raja, melalui kuasa hukumnya,”jawab Maya“Kamu bisa mencegahnya Maya, hanya dirimulah yang saat ini membuat Rendra takluk, katakan padanya, jika kamu menundannya sampai Raja dewasa,”suruh Arnia“Baiklah, aku akan
Langkah kaki Maya, dengan cepat menuruni tangga lantai dua, dan kembali duduk di sofa sebelum Rendra ,Ambar dan Arnia masuk ke dalam rumah.“Maya, apa yang kamu lakukan di dalam rumahku!”gertak Ambar“Maya, ada janji bertemu denganku, Bu, “sela Rendra“Iya, Bu Ambar, kami sudah mengadakan Janji,”jawab Maya“Jika mengadakan pertemuan, jangan di rumah ini, “sarkas Ambar terlihat tidak senang dengan kehadiran Maya.Arnia hanya diam, dan menatap ke arah Maya, ia beranggapan datangnya Maya untuk membujuk Rendra, supaya mengurungkan niatnya mengakui secara hukum bahwa Raja, adalah darah dagingnya.“Bicaralah kalian di ruang kerja,”suruh Arnia bernada santai, dan itu membuat Ambar kecewa.“Ayo, Maya, kita ke ruang kerja,”ajak RendraLalu keduanya melangkah menuju ruang kerja. Dan saat Maya berada dihadapan Rendra, mereka saling tatap sejenak.“Apa yang kamu ingin bicarakan Maya?”“Aku ingin membicarakan masalah Raja, melihat kejadian kemarin siang, alangkah baiknya, jika kita menunda untuk
Malam semakin larut, kini Maya dan Salma menjalankan misinya, berada di dalam mobil sewaan, mereka tampak serius mengamati rumah mendiang Dherma, rumah itu tampak gelap.“Apa kau yakin, jika aku masuk dari arah samping tidak terekam cctv?”tanya Maya“Aku sudah memeriksanya, cctv yang ada ujung sana, mengalami kerusakan, aku rasa ini waktu yang tepat untuk Bu Maya, keluar mobil, lalu berjalan kesamping sana, masuk kesemak, dan loncatlah ke pagar,”suruh Salma.“Oke, aku siap,tungglah di sini.”Maya melakukan apa yang diarahkan Salma, ia bergegas berjalan menuju samping rumah dan masuk kesemak-semak, lalu melompat pagar, kini Maya telah berada di dalam rumah Dherma, lalu ia mencari kamar Dherma.‘Aku rasa ini kamar Arnia, aku salah memasuki kamarnya, tapi aku juga penasaran dengan Arnia. Wanita itu berencana melenyapkan Raja, aku harus tahu siapa dia,’batin Maya mulai membuka dan mengedarkan matanya keseluruh ruangan yang gelap mengunakan senter.Laci almari dibukanya, mata Maya menata
Raja semakin serius mendengarkan penuturan Nura, ditatapnya wanita yang kini duduk di tepi ranjang dengan wajah serius.“Arnia, wanita yang menjadi penyebab perceraian Mamah Maya dan Ayah Rendra?”tanya Raja untuk memastikan pernyatatan Nura“Benar Ka Raja. Aku curiga dari awal, pada Fara, saat tak sengaja mendengar percakapannya di ponsel, dengan ibunya dan pagi tadi aku mendatangi sebuah hotel, yang aku duga milik orang tua Fara, dan kebetulan wanita yang bernama Arnia ada di sana dan menyebut nama Fara, lalu aku mengambil gambarnya dan bertanya pada Bu Salma.”“Coba lihat, aku ingin lihat fotonya,”pinta Raja“Aku akan mengirimkan ke ponsel Kak Raja,”jawab Nura lalu meraih ponsel, dan mengirimkan foto Arnia pada Raja.“Pantas saja Fara tidak pernah menceritakan tentang kedua orang tuanya,”Gumam Raja kesal sambil menatap foto Arnia.“Kak Raja lebih baik istirahat, besok kita bicarakan lagi hal ini,”suruh Nura“Kamu benar, dan terima kasih Nura, jika kamu tidak datang tepat waktu, pas
“Jangan beritahu ini pada Raja, aku rasa belum saatnya,”saran Salma“Tapi Bu Salma aku takut jika Fara mengelabuhi Kak Raja, apalagi saat ini kita berada di Bali, dan Fara masih saja mengikuti Kak Raja,”sahut Nura“Tapi kita ‘kan belum punya bukti, jika Fara dan Arnia berniat buruk , jika kamu mengatakan pada Raja, tanpa bukti kebusukan mereka, maka hanya akan menjadi boomerang bagimu.”Nura sesaat berpikir, hati kecilnya masih khawatir , tapi apa yang dikatakan Salma juga ada benarnya.“Lalu apa yang akan kita lakukan?”“Aku akan pikirkan Nura, sekarang kita makan dulu, siang tadi aku belum sempat makan,”ajak SalmaSementara itu di tempat lain disebuah rumah, Arnia dan Fara sedang berbincang serius.“Fara, ini kesempatanmu untuk mendekati Raja, jebaklah dia, setelah itu kalian bisa menikah, walau menikah siri, yang penting menikah, sampai Nura dan Raja, bercerai barulah menikah secara hukum!”perintah Arnia“Itu masalahnya Mah, Raja sekarang selalu mengajak Nura , dia mengatakan akan
duduk di depanya sambil menyesep kopi.“Irfan, kekasih Arnia?”Salma meastikanya karena ia ragu.“Betul sekali, dan gara-gara dirimu rencanaku dan Arnia berantakan,”jawab Irfan sambil tersenyum sinis“Maksudmu?”“Jangan berlagak bodoh, kamu ‘kan yang mencuri rekaman vidio kebersamaanku dengan Arnia dan memberikannya pada Maya? Apa sekarang kamu masih menjadi kaki tangan Maya?”tanya Irfan“Aku sudah tidak lagi menjadi sekertaris Maya,”sahut Salma“Oh baguslah, aku kira kamu masih bekerja dengan Maya. Tapi kamu semakin cantik Salma, tidak kusangka aku akan bertemu denganmu setelah 20 tahun berlalu, aku masih ingat bagaimana rasanya menikmati tubuhmu,”bisik IrfanPernyataan Irfan seketika membuat darah Salma mendidih.”Apa maksudmu?”tanya Salma ragu“Sayang sekali, malam di vila itu aku tidak merekam, waktu menikmati tubuhmu yang tak sadarkan diri, tapi tanda lahir di pungungmu sungguh membuatku terpesona,”jelas Irfan dengan nada pelan tapi terdengar jelas di telinga SalmaSalma terdiam, h
Nura mengerjabkan matanya, tak percaya dengan jawaban Raja.“Kak Raja..mau datang ke konser orkestra musik bersamaku?”“Iya, juga bersama Fara, lihat aku juga mendapat undangan dari Fara,”jawab RajaKebahagiaan Nura seketika menghilang bagai tertiup angin malam, wajah berserinya tiba-tiba muram. “Cepatlah bersiap-siap, aku akan menungumu di loby,”’suruh RajaNura hanya terdiam sambil menuju kamar mandi, ia sudah tak bersemangat lagi untuk datang ke orkestra musik, tapi ia juga tak mau jika Raja berduaan dengan Fara.“Aku tak akan biarkan Kak Raja berduaan dengan Fara,”gerutu Nura menatap wajahnya di cermin sambil menampakan wajah kesalnya.Nura keluar dari kamar mandi, lalu membuka travel bagnya,ia bingung harus memakai baju apa, pasalnya ia hanya membawa baju casual, rasanya tidak cocok jika dipakai dalam acara orkestra musik klasik yang romantis.Nura melamun manatap pakaian yang tertata rapi di travel bag, ditengah kebingungannya, suara ketukan pintu membuatnya mengalihkan tatap
“Pak Rendra mengenal Fara?”tanya NuraRendra menjadi salah tingkah, “Iya , Fara adalah putri temanku, jadi aku mengenalnya,”dalih Rendra“Oh...kenapa, Fara tidak bilang jika mengenal ayah, apa makssudnya menyembunyikan ini,”Raja tampak heran“Ah sudahlah , jangan kamu pikirkan, sekarang aku ingin menikmati menu hidangan yang terlihat enak ini,”jawab Rendra mengalihkan pembicaraan tentang Fara.Ketiganya mulai menyuap menu makan malam, sambil berbincang ringan, sesekali tawa terdengar, Rendra sudah terasa akrap dengan Raja dan Nura, seperti layaknya keluarga.“Aku tak menyangka, akhirnya bisa merasakan berkumpul dengan keluarga setelah puluhan tahun lamanya aku hidup sendiri, dan saat ini aku merasa bahagia, bisa makan malam bersama kalian,”ucap Rendra sebelum berpamitan pergi“Lain kali makan malam lah bersama kami lagi,”tawar Raja“Baik Raja, terima kasih atas undangan makan malamnya, dan masakanmu sungguh luar biasa Nura,”puji Rendra“Terima kasih PakRendra,”jawab Nura sambil mel
Nura tersenyum bahagia, ia merasa sudah bisa mengambil hati Raja. Kini wanita muda itu duduk sendiri di sofa mulai mengingat perkataan Raja, untuk mencari kedua orang tuanya, entah mengapa keinginan itu tiba-tiba muncul, berkali-kali Nura menghempaskan keinginanya, tapi perkataan Raja, membuatnya ingin mengatahui siapa ibu yang tega meletakannya di pintu panti asuhan dan apa alasannya.Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Rika dan Ambar. Sedangkan Vanesa, sudah dibawa kembali ke pusat rehabilitasi untuk pengobatan. Maya dan Fardian lebih fokus pada kesehatan Vanesa.“Mas...aku rasa sudah saatnya untuk menyerahkan SRC pada Raja, beberapa bulan ini kinerjanya cukup baik,”ucap Maya“Aku setuju, Raja sudah cukup siap menjadi CEO, bagaimana proyek RSC di Bali, apa sebaiknya kita serahkan semuanya pada Raja, aku rasa dia mampu,”ucap Fardian“Aku belum membicarakan ini, minggu depan rencananya proyek pembangunan akan segera dimulai, aku akan bicara dengan Raja.”“Sebaiknya Raja, selesaik
Keduanya terdiam didalam mobil, Rendra sangat kecewa dan sedih.“Kamu adalah penyebab kematian kedua nenekmu, kamu diam-diam menghianatiku,”cerca Rendra.“Pak Rendra juga berbohong padaku. Malam itu waktu aku bertanya apakah Anda terlibat dalam penculikan Vanesa? Anda berbohong, oleh karena itu malam itu aku memeriksa kamera dasbord dan menyalin rekaman kamera dasbord,”jawab Raja“Hemmm...”helaan napas kesal keluar dari bibir Rendra.“Aku tidak menghianatimu, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan damai, tapi ternyata Bu Ambar memilih jalanya sendiri,”lanjut RajaRendra melajukan mobilnya dengan sangat kencang“Aku bisa mengakhiri ini semua dengan sangat damai Raja, jika itu yang kamu mau,”ucap Rendra dengan nada pelan dan tegas.“Apa Pak Rendra akan bertindak konyol, seperti Bu Ambar?”Mobil semakin cepat melaju seakan Rendra sudah tidak peduli akan hidupnya. Tapi tiba-tiba ia menghentikan mobilnya, lalu menangis menengelamkan kepalanya di stir.“Pak Rendra, aku tidak akan me
Kini ia menatap rekaman yang sangat jelas, terekam wajah Ambar dan Rendra yang membicarakan tentang obat terlarang, dan jelas juga merekam di mana mobil itu melaju menuju kota Bogor, dan berada di perkampungan yang terpencil.‘Aku harus menemui Bu Ambar, ‘batin RajaSementara itu Rendra tersenyum sinis, setelah berhasil menghancurkan rekaman kamera dasbornya, ia tak menyadari jika Raja, telah menyalin rekaman itu.Di dalam klup malamya, Rendra meneguk minuman beralkohol, disampingnya Fara juga terlihat meraih gelas berkaki yang sudah terisi wiskhy.“Om Rendra, sepertinya Raja tidak terpegaruh dengan provokasiku,”ujar Fara“Tenanglah, aku sendiri yang akan memikirkan caranya, jika dengan cara halus tidak bisa, aku akan memaksanya meninggalkan Fardian dan Maya serta Nura,”jawab Rendra.Semua gerak –gerik Fara bersama Rendra dipotret oleh Axel, yang malam itu mengunjungi R Night Clup. Axel, sangat penasaran dengan Rendra yang ternyata adalah putra tunggal Bu Ambar. Detektif sewaan Fard
Nura sedikit bahagia, karena Raja memberi perhatian. Pria itu lalu keluar kamar. Nura tesenyum kecil, dan berharap perhatian kecil yang Raja berikan suatu saat berubah menjadi cinta.Beberapa hari berlalu, Nura sudah sembuh, wanita muda itu kembali beraktivitas di dapur, aneka memu masakan rumahan sudah tersedia diatas meja, siap memanjakan lidah Raja, yang beberapa hari ini selalu memesan makanan lewat aplikasi online.“Aku akan menjenguk Vanesa, apa kamu mau ikut?”tanya Raja“Iya Kak, aku sudah kangen Vanesa, ini sudah satu minggu ia rehabilitasi, mudah-mudahan keadaanya membaik,”jawab NuraKeduanya lalu menikmati makan siang, tiba-tiba terdengar suara bel pintu . Nura menghentikan suapannya dan berjalan ke arah pintu .Ceklek!” Bu Salma,”sapa Nura seraya tersenyum bahagia“Apa kamu sudah sembuh?”“Sudah Bu Salma, kebetulan kami sedang makan sinag, mari sekalian makan siang,”tawar NuraSalma mengangguk dan menerima ajakan makan siang. Kini wanita itu duduk di kursi dan mulai menik