Beranda / Urban / Bangkitnya Menantu Tertindas / Bab 249 - Akhirnya Mengaku Juga

Share

Bab 249 - Akhirnya Mengaku Juga

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 09:46:38

Anggia merasakan jantungnya berdetak kencang, sekujur tubuhnya gemetaran hebat.

Ia mengigit bibirnya kuat-kuat, kentara sekali jika perempuan itu sedang dilanda ketakutan.

Bagaimana ini? Aliando akan melaporkan dirinya ke polisi jika hasil test DNA menyatakan sebaliknya? Lalu dia akan dijebloskan ke penjara setelahnya? Dan dia akan melahirkan di penjara?

Enggak-enggak.

Anggia buru-buru menggeleng, ia tidak mau masuk penjara dan melahirkan di sana.

Astaga.

Kenapa jadi kayak gini sih! Teriak Anggia dalam hati. Frustasi bukan main. Gagal sudah tugas yang ia jalankan.

Kini semua mata tengah tertuju ke arah Anggia, menunggu perempuan itu bersuara.

Anggia baru saja diintimidasi dan diancam oleh Aliando dan Pak Irawan.

Mereka berdua mengancam Anggia jika akan melaporkan Anggia ke polisi atas tuduhan palsu dan pencemaran nama baik.

Pak Irawan baru kepikiran soal itu setelah Aliando menyinggung akan melaporkan Anggia ke polisi.

Maklum, tadi karena saking marahnya, ia jadi tidak bisa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 250 - Tambah Menegangkan

    "E-ee....i-itu Tuan...Nona...s-saya..." Kata Anggia terbata. Pandangannya langsung jelalatan ke mana-mana setelah sebelumnya menatap ke arah anggota keluarga Sadewa agak lama. Sekujur tubuhnya gemetaran, dia tampak sedang dilanda ketakutan. Anggia masih dilema ; antara mengatakan hal yang sebenarnya kepada Aliando dan Nadine atau tidak. Melihat Anggia yang ketakutan sekaligus seperti kebingungan itu, Nadine dan Aliando segera mendesak perempuan itu untuk melanjutkan kalimatnya. "Tuan Al...Nona Nadine..." Ucap Anggia setelah terdiam sebentar, masih terbata, suaranya juga tercekat di tenggorokan. Aliando dan Nadine mengangguk. Kedua alisnya terangkat, menunggu kalimat Anggia selanjutnya. "Sebenarnya...aku melakukan hal ini karna disuruh sama seseorang Tuan dan Nona...bukan karna kemauanku sendiri..." Kata Anggia lagi. Seketika Aliando dan Nadine terkejut mendengar pernyataan Anggia yang lain, diikuti oleh semua orang yang ada di situ. Jadi perempuan itu disuruh oleh seseorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 251 - Terungkap Dalangnya

    Anggia terus mengucap terima kasih tak terhingga kepada Nadine karena telah mengampuninya. Ia juga meminta maaf kepada Nadine untuk yang kesekian kali karena ia telah membuat Nadine sempat jantungan tadi dan sakit hati -padahal hati Nadine seperti malaikat. Nadine berkata jika dia mengampuni Anggia karena merasa kasihan dan dia sendiri pun juga tengah hamil.Namun, tentu saja, awalnya Nadine juga marah dengan Anggia. Sangat marah malahan. Tak mau Nadine berubah pikiran, Anggia akan berkata jujur saja secepatnya. Kemudian, Anggia tampak menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar lebih dulu. Tengah mempersiapkan diri untuk menceritakan hal yang sebenarnya kepada Aliando dan Nadine. Lagi dan lagi, tatapan matanya lalu terarah kepada anggota keluarga Sadewa. Hal itu tentu saja membuat keluarga Sadewa jadi belingsatan. Deg deg an tak karuan.Kenapa perempuan itu terus-terus an menatap ke arah mereka? Apa seseorang yang telah menyuruhnya itu memang salah satu dari mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 252 - Sudah Tak Ada Kata Maaf Untuk Dion dan Dimas

    "BOHONG!!!" Dion berseru dengan rahang mengeras dan muka merah padam. Sontak saja, semua orang terbelalak. Dion menatap tajam Anggia seraya berkacak pinggang. "Jangan bohong kamu perempuan gila! Berani banget kamu menuduh kami berdua yang udah nyuruh kamu?!" Kata Dion lagi sambil menunjuk-nunjuk Anggia. Anggia mengerjap mendengar hal itu, mendadak kebingungan.Hei ... kenapa dirinya yang malah dikira menuduh Dion dan Dimas? Apa-apaan ini! Jelas-jelas, mereka berdua lah yang menyuruh dirinya. Anggia mendengus kesal, mengepalkan kedua tangannya, balas menatap Dion tajam. Ia tidak akan gentar menghadapi mereka berdua. Ia harus bisa meyakinkan Aliando dan Nadine bahwa mereka berdua lah yang berbohong. Sementara itu, Lidya tengah memejamkan mata kuat-kuat, jantungnya tengah berdetak kencang, ia tak habis pikir dengan suaminya yang masih saja mengelak.Kenapa suaminya itu tidak mengaku saja?! Dengan begitu, masalah akan cepat selesai dan tidak akan sampai berlarut-larut! Dimas den

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 253 - Mendapat Amukan

    Nadine lalu berjalan menyusul Aliando. Tiba di samping sang suami, pandangan Nadine menatap ke sekitar lebih dulu sebelum akhirnya jatuh pada sosok Lidya. Kakaknya itu terlihat gemetaran dan wajahnya juga dipenuhi dengan gurat ketakutan. Nadine mendesis seraya melipat tangan di depan dada. "Jadi...Kak Lidya udah tahu rencana Bang Dion dan Dimas? Atau bahkan...Kak Lidya ikut merencanakan ini bersama mereka berdua?" Tanya Nadine, setengah menuduh. Kedua mata Lidya seketika melebar mendengar hal itu, kemudian mendongak demi memastikan pertanyaan Nadine. Detik berikutnya, Lidya buru-buru menggeleng sambil menjawab. "A-aku enggak ikut-ikutan merencanakan hal itu Nad...sumpah...aku enggak terlibat sama sekali! Aku juga enggak tahu menahu!" Lidya lalu melangkah maju dan meraih kedua tangan sang adik. "Aku aja baru dikasih tau sama Mas Dion dan Dimas tadi Nad...tapi aku takut mau ngasih tau kamu dan Al...jujur, Nad -" "Kenapa Kak Lidya enggak ngasih tau sama aku dan Mas Al saat itu j

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 254 - Dion dan Dimas Berakhir

    Pandangan Reno lalu beralih kepada Dimas, sang anak. Dengan wajah mengeras, mata melotot, otot-otot yang menegang hebat. Dia pun berkata dengan nada meledak-ledak. "Papa kan udah bilang sama kamu, Dim...untuk jangan cari masalah lagi sama Al!" Bentak Reno. Dia kemudian menambahkan dengan napas menderu. "Tapi apa ini, hah?! Apa yang kamu lakukan, Dimas? Telingamu itu dipasang atau tidak sih?! Kamu dengerin apa kata Papa atau tidak sih?!"Dimas yang tengah menunduk, tampak mendongak secara perlahan. "Pa...aku... --" Plak! Namun belum sempat Dimas bicara, Reno sudah menampar pipinya lebih dulu.Annnnnjingg...kenapa aku terus kena tampar sih?! Rutuk Dimas dalam hati. Emosi bukan main. Tapi, sepertinya itu bukan tamparan yang terakhir untuknya, pasti masih akan ada tamparan selanjutnya setelah ini.Bisa-bisa bonyok dong mukanya setelah keluar dari pesta ini karena harus mendapat hajaran dari orang-orang yang murka kepadanya! "Pa...aku diajak Bang Dion untuk melakukan rencana itu...

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 255 - Harus Dihukum, Biar Kapok!

    "Udah. Kamu jangan pikirin kejadian tadi lagi ya...semuanya udah selesai sekarang...udah berakhir!" Kata Aliando sambil mengusap-usap kepala sang istri yang sedang rebah di dada bidangnya dengan punggung Aliando bersandar pada tepi ranjang.Saat para pelayan sedang disibukan dengan bersih-bersih dan beres-beres ruang pesta setelah pesta usai, mereka berdua memutuskan pergi ke kamar hendak beristirahat.Lebih tepatnya -Nadine lah yang perlu segera beristirahat! Tamu-tamu undangan sudah pada pulang semua. Juga keluarga dan kerabat.Kebenaran telah terungkap saat itu juga. Aliando tidak berselingkuh! Apa yang dituduhkan oleh Anggia kepada Aliando ... itu ... tidak benar sama sekali! Semua orang percaya jika Aliando benar-benar mencintai Nadine.Namun, disisi lain, mereka masih tak menyangka jika keluarga Nadine sendiri lah yang ternyata dalang dibalik kejadian yang nyaris saja membuat rumah tangganya berantakan itu. Alhasil, setelah semuanya terungkap, Dion dan Dimas jadi bahan gos

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 256 - Akan Menjadi Presiden Direktur

    "Besok kamu datang ke perusahaan ya, Al...main-main dulu...sebelum kamu resmi dilantik menjadi Presiden Direktur yang baru." Kata Tuan Besar Arya dengan senyum yang terkembang lebar di bibirnya, lelaki paruh baya itu sedang duduk di kursi kerjanya, seraya mengerjakan sesuatu. Aliando yang duduk di kursi sebrang tersentak kaget, refleks menoleh ke arah sang Ayah. Menatap, mencerna kalimat sang Ayah dalam sepersekian detik. Saat ini, Aliando sedang berada di rumah kedua orang tuanya. Tadi, ia mendapat pesan dari Ayahnya (Sang Ayah menyuruhnya untuk datang ke rumah karena ada hal yang mau dibicarakan). Aliando datang ke rumah kedua orang tuanya sendirian karena Nadine belum pulang dari kantor. "Besok, Pa?" Ulang Aliando dengan suara terbata, hendak memastikan. Ia cukup terkejut.Ternyata, Ayahnya hendak membahas hal yang amat sangat penting. Tuan Besar Arya mangguk-mangguk. "Sudah waktunya, Al...dan sudah waktunya pula kamu harus segera diumumkan ke publik." Kata Tuan Besar Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 257 - Menjadi Istri Presdir

    Tuan Besar Arya memperbaiki posisi duduk, menghadap Aliando. "Oh ya...denger-denger...Dion dan Dimas membuat masalah, cari gara-gara sama kamu waktu di pestamu, Al?" Tanya Tuan Besar Arya dengan rahang mengeras, mengganti topik pembicaraan. Aliando menghela napas berat seraya mengangguk. Membenarkan. Tuan Besar Arya terbeliak begitu mendapati hal itu, mencerna dalam sepersekian detik, kemudian mukanya berubah merah padam -seketika. "Kurang ajar!!!" Geram Tuan Besar Arya. "Masih punya nyali juga ternyata anggota keluarga Sadewa? Sehingga masih berani mencari gara-gara denganmu, Al?!" Kata Tuan Besar Arya lagi, dengan dengusan napas kasar, juga dengan suara meninggi dan wajah mengeras. "Mereka sudah sangat kelewatan kali ini, Pa...aku benar-benar marah besar sama mereka...karena rencana mereka itu...nyaris saja membuat aku dan Nadine jadi ribut!" Aliando berseru jengkel. Mendadak emosi lagi. Tuan Besar Arya menoleh sebentar ke arah Aliando demi memastikan ucapannya barusan sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08

Bab terbaru

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 280 - Kebahagiaan Keluarga Aryaprasaja

    Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, senyum dan tawa yang tengah menyertai obrolan diantara anggota keluarga Aryaprasaja mendadak pudar begitu saja. Detik berikutnya, tatapan mereka berubah sinis. Juga dingin. Di saat yang sama, terbit senyum penuh kemenangan di bibir mereka masing-masing. Rasakan pembalasan dari keluarga Aryaprasaja! Sementara Tuan Aryaprasaja mendengus dingin, ekspresi wajahnya buruk, entah kenapa, masih muak melihat melihat wajah-wajah anggota keluarga Sadewa. Akan tetapi, tiba-tiba ia menyeringai kala teringat keluarga mereka yang kini telah hancur! Dengan segala sisa-sisa tenaga, keberanian, Reno segera menjatuhkan diri di lantai diikuti yang lain setelahnya. Bersimpuh di hadapan Tuan Besar Arya dan Nyonya Kartika. "Tu ... tuan Aryaprasaja ... " ucap Reno dengan suara terbata selagi kepalanya tertunduk. "Ma ... maafkan keluarga kami karna selama ini keluarga kami telah berbuat jahat kepada Tuan Muda Aliando, kepada putra Anda ... kami mohon,

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 279 - Pesta Keluarga Aryaprasaja

    Setelah Aliando resmi diumumkan ke publik, Tuan Besar Aryaprasaja menggelar pesta besar-besar an. Pesta itu digelar sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas anak laki-laki, satu-satunya keluarga mereka yang telah lama menghilang—yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aliando—akhirnya ditemukan juga dan telah kembali ke keluarga mereka. Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari juga ingin mengenalkan Aliando kepada semua kerabat, kolega dan kenalan mereka. Serta mengumumkan Aliando sebagai pewaris tunggal keluarga Aryaprasaja. Kerajaan bisnis keluarga Aryaprasaja. Juga sebagai Presiden Direktur perusahaan milik keluarga mereka yang baru. Tidak hanya Aliando saja yang akan dikenalkan, keluarga Aryaprasaja juga akan mengenalkan Nadine, sang istri sekaligus menantu mereka, yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga mereka. Selain itu, untuk merayakan kebahagiaan atas hamilnya Nadine, yang mana, itu berarti mereka akan segera dikaruniai cucu. Anggota keluarga Arya

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 278 - Anggota Keluarga Sadewa Meminta Maaf dan Ampunan Kepada Aliando!

    Tiba di ruangan Presiden Direktur perusahaan milik keluarga Aryaprasaja, semua anggota keluarga Sadewa kompak membelakakan mata saat melihat Aliando yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan balutan jas mahal nan elegan. Tampan sekali. Berbeda jauh dengan tampilan Aliando yang selama ini mereka kenal. Selama sesaat, tubuh mereka membeku di tempat. Mulut-mulut terbuka lebar, terpelongo. Jadi benar jika Aliando adalah Presiden Direktur Prasaja Group! Pewaris tunggal keluarga kaya raya—keluarga Aryaprasaja! Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, Aliando tersenyum kecut di kursi, lalu bangkit dari tempat duduk, keluar dari tempat kerjanya. Berjalan mendekat ke arah mereka dengan santai dan penuh wibawa. Nadine yang sedang duduk di sofa tengah menyesap teh, segera meletakan teh di atas meja, lantas berdiri dan ikutan berjalan mendekat ke arah anggota keluarganya. Melihat Aliando tampak sedang berjalan menghampiri mereka, membuat semua anggota keluarga Sadewa tersada

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 277 - Semua Orang Geger

    Reno dan Mayang yang sedang sarapan langsung tidak selera melanjutkan sarapannya setelah mengetahui bahwa Aliando beneran anaknya Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari. Keluarga konglomerat di Jakarta. Salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Pemilik Prasaja Group—perusahaan multinasional terbesar di negara ini. Raut muka mereka berdua langsung memancarkan aura ketakutan luar biasa. Pun pucat pasi bak mayat hidup. Di saat bersamaan, jantung mereka berdua berdetak kencang. Keringat dingin membahasi wajah mereka masing-masing. Sebab teringat akan kejahatan yang pernah mereka lakukan dulu kepada Aliando. Dalam waktu lama, mereka berdua membeku di tempat duduk masing-masing. Tengah mencerna fakta gila yang baru saja mereka berdua ketahui. Walau sebelumnya mereka sudah menduga, menebak, menerka-nerka bahwa kemungkinannya Aliando adalah putra tunggal dari pasangan salah satu keluarga terkaya di Indonesia itu, begitu tebakan mereka seratus persen benar, mere

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 276 - Resmi Diumumkan

    Terduduk di kursi ruangan rapat gedung kantor perusahan keluarga Sadewa, tampilan sang presdir itu kini benar-benar kacau. "Ini ... pasti perbuatan keluarga aslinya suamimu, 'kan, Nad? Mereka yang telah membuat perusahaan kita bangkrut?" tebak Reno. Suara dan bibirnya bergetar. Pun melemah di ujung kalimat. Serta dengan pandangan lurus ke depan, kentara lemas tak berdaya. Sementara semua peserta rapat sudah keluar dari ruangan tersebut, menyisakan dirinya, Nadine dan Arjuna. Reno tidak bisa menyelamatkan perusahaannya. Benar-benar telah bangkrut. Hancur lebur dalam sekejab! Nadine menoleh dan menatap sang paman diikuti Arjuna setelahnya. Akan tetapi, mereka berdua tidak langsung menjawab, terdiam untuk beberapa saat. Setelah menghembuskan napas berat, Nadine mengangguk pelan. Membenarkan. Alhasil, ekspresi wajah Reno langsung berubah murung. Seketika lemas sejadi-jadinya. Di titik ini, Reno menyadari kesalahan dan kejahatannya yang pernah ia perbuat kepada Aliando.

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 275 - Bangkrutnya Perusahaan Milik Keluarga Sadewa

    Di dalam kamar, Aliando dan Nadine terlihat sedang bersiap hendak tidur. "Aku mau memberitahu sesuatu sama kamu, sayang." Ucap Aliando dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Setelah mengatakan hal itu, pandangan pria tampan itu yang sebelumnya menatap lurus ke depan, berganti menoleh ke arah sang istri di sampingnya. Nadine yang sedang memposisikan diri di ranjang seketika balas menoleh. "Soal apa, Mas?" tanya Nadine setelah terdiam sebentar, lantas ikutan menyenderkan punggung ke tepi ranjang. Aliando menghela napas lebih dulu sebelum kemudian melanjutkan bicara. "Tapi aku mohon sama kamu untuk enggak menjadikan bahan pikiran dengan apa yang akan aku katakan ini sama kamu, ya, sayang karena kamu dan kedua orang tuamu enggak akan dibawa-bawa, enggak akan menjadi target, kalian adalah pengecualian. Okay?" Lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia dan kedua orang tuanya tidak akan dibawa-bawa? Tidak akan menjadi target? Adalah pengecualian? Nadine mencerna perk

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 274 - Bertindak Tegas!

    Pukul empat sore, mobil yang ditumpangi Aliando dan Nadine berhenti di depan halaman rumah mereka. Di dalam mobil, mereka melihat ada mobil yang tak asing terparkir di halaman rumah. Itu adalah mobilnya Lidya. Aliando dan Nadine sudah tahu jika kakaknya itu datang ke rumah sore ini karena Lidya memberitahu Nadine sebelumnya. Ditambah mendapat laporan dari satpam rumah pula. Akan tetapi, Nadine tidak tahu apa tujuan sang kakak ke rumahnya. Lidya tidak memberitahukannya di telepon. Namun keduanya menduga jika Lidya hendak memohon supaya sang suami dibebaskan dari penjara, memohon supaya keduanya mencabut laporannya. Lalu, keduanya turun dari mobil, segera membawa langkahnya masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya satpam rumah sempat melapor perihal kedatangan Lidya. Tiba di ruang tamu, Aliando dan Nadine langsung disambut Lidya dan kedua anaknya. Melihat kedatangan Aliando dan Nadine, mereka bertiga refleks berdiri. "Al ... Nadine ... " panggil Lidya dengan suara lirih, me

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 273 - Pembalasan Terhadap Keluarga Sadewa, Dimulai!

    Pagi hari. Di rumah keluarga Aryprasaja ruangan kerja sang kepala keluarga... Tampak Pak Irawan memasuki ruangan tersebut, berjalan mendekat ke arah Tuan Besar Arya yang saat ini sedang duduk di kursi meja kerjanya. Beberapa menit yang lalu, ia mendapat pesan dari Tuan Besar Arya yang menyuruhnya untuk datang ke rumahnya. Sepertinya ada hal penting yang mau dibicarakan atau ada tugas yang akan diberikan kepadanya. Tiba di hadapan sang Tuan Besarnya, Pak Irawan langsung membungkukan badan dengan hormat lebih dulu sebelum kemudian menegapkan tubuhnya kembali. Kemudian, Tuan Besar Arya menyuruh Pak Irawan untuk duduk. Mendapati hal itu, Pak Irawan pun segera menjatuhkan diri di kursi dihadapan sang tuan besar dan duduk di sana. Memperbaiki posisi duduk lebih dulu, telah siap mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh majikannya itu. Tuan Besar Arya menatap Pak Irawan untuk beberapa saat sebelum kemudian menarik punggung dari sandaran kursi. Di saat bersamaan, rahangnya men

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 272 - Benar-Benar Sudah Tidak Ada Kata Maaf

    "Asal Kak Lidya tau aja ya ... aku itu masih kecewa sama Kakak karna tindakan Kakak yang waktu itu enggak langsung memihakku ... dan tindakan Kakak waktu itu ... keputusan Kakak waktu itu ... menandakan ... kalau Kakak sepertinya senang melihat aku dan Mas Al ribut." Lidya buru-buru menggeleng dengan isak tangis yang terdengar semakin keras begitu mendengar hal itu, kini ia benar-benar menyesal dengan tindakannya waktu di pesta itu. Seharusnya ia bersikap semestinya. Bukannya malah ikut mengompor-ngompori. Selagi Lidya bungkam, Nadine lanjut berkata. "Dan soal masalah yang sedang terjadi ... semua keputusan ada di tangan Mas Al."Mendengar itu, semua orang langsung memasang wajah tak berdaya. Begitu juga dengan Lidya. "Kami akan melakukan apa saja, Al ... asalkan kamu mau memaafkan Dion dan Dimas ... asalkan kamu mau mencabut tuntutanmu." Reno kembali bersuara setelah agak lama terdiam. Ternyata dia belum menyerah juga. Aliando menoleh dan menatap Reno. Tertarik mendengar ucapa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status