Share

Mayang VS Haris

"Selamat siang, selamat datang Pak Beni, Bu Nengsih."

"Selamat siang," balas Nengsih dan calon suaminya berbarengan. Dua insan yang sebentar lagi melabuhkan cinta mereka di dermaga suci itu tersenyum.

"Gaun yang dipesan Bu Zahra sudah kami siapkan, Pak," kata karyawan toko itu ramah.

Mendengar itu, Nengsih dan Beni tersenyum. Mereka sudah tak sabar ingin mengenakan pakaian pengantin yang sangat indah dan mewah itu.

"Sebentar ya Mas, aku coba dulu." Nengsih masuk ke ruang ganti dan mencoba gaun yang sudah dipesan oleh ibunya Beni itu.

Setelah gaun berwarna putih dengan sedikit renda terpasang di tubuhnya, Nengsih mematut diri di cermin. Pantulan dirinya berbalut kain mahal itu nampak memukau. Rambutnya yang rapi semakin menambah aura elegant.

Namun, tiba-tiba saja hatinya terasa mendung. Nengsih ingat kedua orang tua dan adik-adiknya yang sudah tiada. Pernikahan tanpa keluarga membuat hatinya sedih.

"Bapak, Ibu ... aku mau nikah, tapi kalian gak di sini. Padahal, dulu Ibu sama Bapak se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status