Viona segera membaca dengan seksama email balasan dari produser Ali.
"Waaaa, yes yes yes. Asikkkk," teriak Viona begitu keras."Astaga Vi, kamu kenapa teriak-teriak begitu? Apa kamu kesurupan?" ucap Viona terbangun dari tidur siangnya karena kaget mendengar suara teriakan Viona."Ihh, aku itu sedang bahagia tahu Ta.""Bahagia kenapa? Kamu itu ya Vi, senang sekali membuat orang jantungan.""Akhirnya produser Ali sembuh, dan beliau langsung mau menerima dan membeli lirik lagu milikmu Ta. Dan besok aku disuruh datang langsung ke kantornya. Aku disuruh ikut serta dalam memilih penyanyi yang pantas membawakan lagu tersebut.""Benarkah begitu Vi? Syukurlah kalau hadiah yang aku berikan kepadamu bisa berguna.""Jadi kamu mau ikut aku tidak besok Ta? Kalau kamu mau ikut, besok pagi-pagi sekali kita harus segera berangkat. Aku akan meminjamkan pakaian untukmu karena bertemu produser itu kita harus menggunakan pakaian yang rapi dan juga menarik supaya meyakinkan kalau kita ini menghargai hasil karya kita sendiri.""Boleh Vi kalau kamu mau mengajakku besok. Tapi kali ini produser yang kamu pilih aman kan? Tidak yang aneh-aneh seperti kemarin?" tanya Rieta merasa curiga."Aku jamin yang kali ini aman Ta. Beliau adalah orang yang baik. Karena aku sudah sering sekali berkomunikasi dengan beliau.”"Oke deh kalau begitu. Aku akan ikut kamu besok.”Viona segera mencari pakaian miliknya yang mungkin muat digunakan oleh Rieta. Tetapi hampir satu jam mencari tidak ada juga pakaian miliknya yang muat untuk Rieta."Padahal berat badanmu itu sudah mulai berkurang, tapi kok pakaian aku belum ada yang muat ya untukmu Ta," ucap Viona mengetuk-ngetuk dagunya sambil berpikir."Badan kamu itu kecil, tinggi kamu juga lebih pendek daripada aku. Jelas saja pakaianmu tidak ada yang muat meskipun aku sudah berusaha untuk melakukan diet Vi.""Kalau begitu sekarang kita pergi ke toko pakaian saja yuk. Kita beli pakaian baru untukmu.""Tapi uangnya bagaimana Vi?""Gampang. Uang aku masih banyak, kalau cuma membelikan kamu pakaian baru tidak jadi masalah."Viona segera mengajak Rieta ke sebuah butik. Di butik tersebut Viona memilihkan banyak pakaian baru untuk Rieta. Sebenarnya Rieta merasa tidak enak karena jumlah totalan belanjaan miliknya itu sangat banyak. Apakah lirik lagunya tadi terjual mahal sehingga Viona membelikan dirinya banyak pakaian? Itulah yang ada di dalam pikiran Rieta saat ini.Keesokan harinya sesuai dengan rencana, Rieta dan Viona berangkat ke kantor prosedur yang mau membeli lirik lagu yang dibuat oleh Rieta. Viona benar-benar merombak total penampilan Rieta hari ini, Rieta terlihat begitu cantik. Apalagi tubuh Rieta saat ini sudah mulai terlihat seksi meskipun masih sedikit gemuk.Sesampainya di kantor, produser Ali segera memperhatikan penampilan Rieta dari bawah hingga ke atas. Menurut produser Ali, tubuh Rieta tergolong menarik. Tetapi wajah Rieta masih kurang menjual jika ingin membawakan sebuah lagu.Ternyata Viona berencana ingin membuat Rieta menjadi seorang penyanyi dan juga seorang pembuat lagu. Tetapi karena produser Ali tidak tertarik dengan Rieta maka keinginannya untuk membuat Rieta menjadi penyanyi harus ia pendam."Besok kalian berdua bisa datang lagi kemari. Kalian berdua memiliki andil untuk memilih penyanyi yang akan membawakan lagu ini. Saya sangat menyukai lagu yang kamu tulis. Jika dinyanyikan oleh penyanyi yang tepat, saya yakin lagu ini pasti akan terkenal dan laku keras dipasaran.""Baik tuan Ali. Terima kasih."Sebenarnya Rieta tidak merasa kecewa dengan jawaban yang diberikan oleh produser Ali, justru Viona lah yang merasa kecewa karena gagal membuat Rieta menjadi seorang penyanyi. Saat sore hari ketika Rieta sedang mandi, ia iseng menyanyikan lagu yang ia tulis dan berikan kepada Viona. Dan tanpa sengaja Viona lewat dan mendengar suara Rieta. Naluri Viona dan kekagumannya terhadap suara Rieta semakin menjadi. Ia pun segera merekam suara Rieta secara diam-diam."Aku yakin setelah tuan Ali mendengar suara Rieta, dia pasti akan jatuh hati," batin Viona optimis.Hari ini penampilan Rieta dan Viona tidak seheboh kemarin. Mereka berdua hanya menggunakan pakaian casual tapi masih rapi dan sopan saat datang ke kantor produser Ali. Disana sudah ada 4 orang penyanyi yang memiliki suara yang indah dan juga merdu. Tetapi menurut produser Ali, Viona dan Rieta, suara keempat penyanyi tersebut belum cocok untuk membawakan lagu yang dibuat oleh Rieta."Sepertinya aku harus mencari penyanyi lagi karena keempat penyanyi yang baru saja datang belum ada yang sesuai dengan apa yang aku bayangkan.""Tuan Ali, bagaimana kalau anda mendengarkan suara seseorang yang aku rekam ini. Dia sedang menyanyikan lagu yang ada di lirik tersebut."Produser Ali segera mendengarkan rekaman yang berada di ponsel Viona. Suara Rieta terdengar begitu merdu dan menghayati saat membawakan lagu yang ia tulis sendiri."Siapa yang menyanyikan lagu ini? Suaranya begitu merdu dan juga sangat cocok membawakan lagu ini," tanya produser Ali penasaran."Yang menyanyikan lagu ini adalah Rieta sendiri tuan. Bagus kan suara Rieta? Sesuai dengan apa yang aku katakan kemarin kalau suara dia itu bisa dijual tuan.""Tapi aku sangat yakin kalau Rieta yang membawakan lagu tersebut tidak akan banyak orang yang akan melirik. Kamu tahu sendiri kan Viona, penikmat musik itu awalnya melihat dari covernya terlebih dahulu. Jadi meskipun suara Rieta bagus tetapi kalau wajahnya belum begitu menjual maka pasti tidak akan laku di pasaran.""Maaf tuan Ali, apakah saya boleh menyampaikan ide saya," ucap Rieta memotong pembicaraan diantara Viona dan produser Ali."Boleh Rieta, silahkan sampaikan pendapatmu.""Apakah saya masih boleh menyanyikan lagu yang saya buat ini lalu saya upload sendiri ke sosial media? Tetapi saya tidak akan menunjukkan wajah saya.""Maksudnya kamu ingin mengcover lagumu sendiri lalu video klipnya hanya menggunakan lirik lagu begitu?""Iya tuan Ali. Benar sekali, itu maksud saya karena kata Viona suara saya sangat sesuai dengan lagu tersebut. Jadi saya yakin suara saya tersebut akan laku di pasaran.""Iya tuan Ali. Bagaimana kalau kita coba cara ini. Siapa tahu saja suara Rieta benar-benar akan lagu keras di pasaran.""Baiklah kalau begitu ayo kita coba masuk ke dalam dapur rekaman terlebih dahulu, nanti aku akan menyuruh orang untuk membuat video klip dari lagu ini.""Maaf tuan Ali, saya juga sudah memiliki ide tentang video klip lagu ini.""Bagus kalau kamu sudah punya gambaran tentang video klip lagu ini. Nanti kita bahas semuanya dengan para tim supaya lagu ini dapat laku keras di pasaran dan cepat beredar."Rieta dan Viona merasa senang karena akhirnya tuan Ali setuju dengan ide mereka berdua. Viona dan Rieta yakin jika rencana mereka ini akan berhasil.Rieta mulai bernyanyi di dalam dapur rekaman. Suaranya begitu merdu dan ekspresi wajahnya benar-benar sangat menghayati lirik lagu yang dibuat olehnya sendiri. Sebenarnya lagi yang dibuat Rieta menggambarkan isi hatinya, ia merasa sakit hati karena diceraikan begitu saja oleh Bima.Produser Ali sangat puas dengan rekaman suara Rieta. Ia pun menyerahkan semuanya kepada tim untuk membuat video klip dari lagu tersebut agar terlihat semakin menarik."Satu minggu lagi lagu ini akan segera rilis. Kalian berdua bisa mempromosikan lagu ini. Dan jika lagu ini laku keras di pasaran maka kalian berdua akan mendapatkan bonus dari hasil kerja keras kalian. Dan kita tidak perlu mencari penyanyi lagi.""Terima kasih banyak tuan Ali," ucap Rieta dan Viona merasa bahagia."Rieta, kita mampir ke supermarket sebentar ya. Stok gula di rumah habis.""Oke, siap Vi."Rieta dan Viona segera berjalan menuju supermarket yang letaknya tidak begitu jauh dari kantor produser Ali.KlontangSebuah minuman kaleng tiba-tiba saja terlempar dari mobil silver yang melewati Rieta dan Viona."Hei, kalau melempar sampah lihat-lihat dong.""Sabar Vi. Kamu mau teriak sekeras apapun orang itu tidak akan dengar. Sudah ayo kita ke supermarket.""Dasar orang gila," ucap Viona yang masih merasa kesal karena mobil yang melempar sampah sembarangan itu tidak berhenti sama sekali.Sambil menunggu Viona membeli gula dan keperluan lainnya, Rieta mengecek saldo tabungannya di mesin ATM yang terdapat didekat supermarket.Ini adalah gaji pertama Rieta bekerja sebagai seorang penyanyi dan pembuat lagu. Meskipun wajahnya tidak terekspos sama sekali justru Rieta merasa lebih percaya diri karena wajahnya tidak dipertontonkan oleh semua orang. "Hari ini aku ingin mentraktirkanmu makan. Kamu mau makan apa Vi malam ini?" "Ciee yang sudah jadi penyanyi, sudah bisa mentraktir makan malam nih," ucap Viona menggoda dan menyenggol lengan Rieta. "Aku belum jadi apa-apa Vi, ini baru permulaan dan semua ini bisa terjadi juga berkat dirimu. Kalau bukan karena kamu yang membantuku maka aku tidak bisa menjadi seorang penyanyi seperti sekarang meskipu
Akhir-akhir ini, Arlo menjadi orang yang pemalas. Kegiatannya hanya mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Rieta terus menerus. Entah mengapa perasaannya begitu tenang saat mendengarkan suara Rieta yang begitu menyentuh hati.“Bagaimana ya wajah penyanyi dari yang membuat lagu ini? Dia adalah seorang penyanyi dan juga pembuat lagu yang hebat. Pasti dia memiliki pengalaman yang begitu menyakitkan sehingga dapat menciptakan lagu yang begitu indah. Suaranya saja sudah membuatku terhipnotis, bagaimana kalau aku bisa bertemu dengannya secara langsung dan berbincang-bincang,” batin Arlo hingga membuatnya tersenyum sendiri.Tok tok tok“Tuan, apakah ........” ucap Jack terhenti saat ia masuk ke dalam ruangan dan melihat banyak dokumen yang masih utuh diatas meja kerja Arlo.“Ada apa Jack?” tanya Arlo dengan santainya.Jack hanya dapat mengelus dada. Ia ingin marah tetapi yang ingin ia marahi itu adalah bosnya.“Ada apa Jack, kenapa kau malah diam didepan pintu sambil mengelus dada? Apakah ka
"Aku harus bagaimana ya? Apakah aku harus membicarakan masalah ini kepada Rieta? Tetapi ini kan bukan sesuatu hal yang menjadi kepentingannya. Ini adalah masalah pribadiku. Karena jika aku menerima tawaran ini yang untung hanyalah perusahaan. Dan bagaimana jika bos dari pak Jack itu adalah orang jahat?" ucap produser Ali berbicara kepada dirinya sendiri karena merasa bimbang.Jack segera kembali ke kantor untuk menemui Arlo. Sebenarnya sangat mudah bagi dirinya untuk melakukan pembobolan akun media sosial milik Rieta. Tetapi Jack tidak ingin melakukan hal tersebut. Ia harus meminta persetujuan kepada Arlo terlebih dahulu untuk melakukan hal tersebut karena jika ia sampai gegabah bisa saja Arlo menjadi murka.Tok tok tok"Permisi tuan.""Ya, ada apa Jack? Apa kau sudah berhasil menyelesaikan misi yang aku perintahkan?""Maaf, belum tuan. Orang yang saya mintai tolong untuk membantu saya membutuhkan waktu tiga hari untuk berpikir.""Orang yang membantumu? Tumben sekali kau meminta bantua
Sesuai dengan rencana, sore hari ini Viona dan Rieta pergi ke tempat orang yang bisa membuat gerobak. Rieta berniat ingin mendesain gerobak yang ia inginkan itu agar terlihat menarik sehingga nantinya pembeli akan penasaran dengan apa yang ia jual.Viona tidak menyangka jika Rieta bisa memiliki pemikiran yang begitu luar biasa. Memulai sebuah usaha adalah tantangan tersendiri untuk setiap orang. Kegagalan ataupun kesuksesan adalah sebuah akhir dari usaha tersebut dan seseorang harus bisa menerimanya dari semua hasil yang akan dicapai.Namun bagi Viona, ia masih trauma jika mengingat kejadian dulu dimana dirinya mencoba membuka usaha tetapi bukannya untung yang datang melainkan rugi besar. Viona hanya bisa mendoakan agar usaha Rieta dapat laris manis sesuai dengan yang diharapkan.Rencana yang Rieta lakukan ini juga sudah diketahui oleh produser Ali. Produser Ali semakin menjadi bingung untuk menyampaikan kedatangan Jack kemarin kepada Rieta jika melihat Rieta yang sedang bersemangat da
Jacob segera melajukan mobilnya menuju ke perusahaan produser Ali untuk menyampaikan perintah dari Arlo. Disana tanpa sengaja sebenarnya Jacob sudah berpapasan dengan Rieta, tetapi karena Rieta memakai topi dan kaca mata sehingga membuat wajahnya tidak terlihat begitu jelas. Produser Ali merasa bingung mengapa bos dari perusahaan ternama ingin sekali menanam saham di perusahaannya hanya untuk bertemu dengan penyanyi pendatang baru seperti Rieta. Sepertinya produser Ali harus benar-benar menyampaikan masalah ini kepada Rieta agar Rieta lebih hati-hati kedepannya."Maaf pak Jacob jika saya terlihat seperti orang sombong. Tetapi saya benar-benar tidak bisa menerima tawaran dari bos kalian itu. Perusahaan rekaman saya ini hanyalah perusahaan kecil yang tidak dapat menghasilkan untung yang banyak. Jadi saya tidak ingin mengambil resiko. Apalagi Rieza ini adalah pendatang baru didunia hiburan, jadi dia tidak ingin sampai terlibat skandal dengan bos anda tersebut.""Hahaha, benar-benar menar
Setelah selesai bertemu dengan produser Ali, Rieta tidak langsung pulang. Ia teringat dengan sesuatu hal yaitu pergi ke sebuah cafe. Ia ingin menemui orang yang dulu telah menolong dirinya yaitu lelaki yang bernama Arlo.Rieta segera memesan taksi dan saat sampai di depan cafe tersebut, suasana cafe terlihat begitu berbeda."Apa cafe ini sudah tutup ya? Jangan-jangan tuan Arlo bangkrut? Ya Tuhan kasihan sekali. Lalu bagaimana nasibnya saat ini?" ucap Rieta seakan tidak percaya saat melihat kondisi cafe tersebut yang sudah terlihat banyak sarang laba-laba dan juga debu.Rieta melirik ke kiri dan ke kanan, suasana disekitaran cafe sudah sangat sepi. Ia pun memilih untuk pulang saja terlebih dahulu karena memang hari sudah gelap. Ia masih trauma jika mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat dirinya di rampok."Besok sepertinya aku harus kembali lagi ke cafe itu. Aku harus mencari tahu bagaimana keadaan tuan Arlo yang sebenarnya. Aku masih merasa tidak enak hati karena memiliki hut
Jacob akhirnya tidak jadi mengingatkan Arlo karena mommy Amera yang sudah memasang wajah menyeramkan bagaikan ingin memangsa musuh jika bergerak sedikitpun."Tuan Ali, ini sudah satu jam kita menunggu. Kenapa belum datang juga tamunya?""Iya ya. Sepertinya karena saya terlalu asik membaca novel online membuat tidak sadar jika tuan penanaman saham itu belum datang.""Saya juga dari tadi sibuk bermain game online tuan. Tapi karena saya ingin bunga air kecil makanya saya menengok jam, dan ternyata kita sudah berada disini selama satu jam tanpa memesan apapun. Apa tidak apa tuan?""Ya sudah kalau begitu biar saya pesan minum dulu. Kamu mau pesan apa Ta?""Jus apel saja tuan, kalau tidak ada air mineral juga tidak apa."Produser Ali dan juga Rieta masih tetap menunggu Arlo sampai datang, karena mereka berdua menghargai niat baiknya yang sudah menanam saham begitu besar di perusahaan rekaman. Tetapi hingga dua jam lamanya Arlo tidak juga datang dan itu membuat produser Ali menjadi kesal. Ia
Dikarenakan Rieta yang masih penasaran dengan kondisi cafe milik Arlo, sore ini ia akhirnya Pergi sendirian ke cafe tersebut lagi. Awalnya Rieta ingin mengajak Viona, tetapi Viona tidak dapat menemani karena dia harus menghadiri acara arisan di komplek."Jac, aku mau pergi sendirian sore ini. Tolong antarkan mommy pulang.""Baik tuan."Arlo menghela nafas lega saat semua pekerjaannya yang akhirnya sudah selesai ia kerjakan semua. Ia tiba-tiba saja merindukan tempat yang biasanya dulu ia gunakan bersama dengan mantan kekasihnya.Arlo segera melajukan mobilnya tanpa supir, ia ingin menenangkan pikiran dari banyaknya pekerjaan yang menumpuk tadi."Aku tanya-tanya sama siapa lagi ya tentang cafe ini? Tetangga sekitaran cafe ini tidak ada yang tahu sama sekali tentang pemilik cafe ini. Ada yang bilang pemiliknya seorang wanita, ada yang bilang juga pemiliknya seorang pria. Jadi yang mana yang benar?" ucap Rieta berbicara pada dirinya sendiri.Saat Arlo sampai di depan cafe miliknya, ia meng
"Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k
Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa
"Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi
Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka
Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye
Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini
Arlo tidak ingin dibuat pusing terlalu lama dengan masalah sang kekasih yang memang sepertinya tidak hanya satu orang saja yang ikut membuat keributan. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya karena memang ia ingin segera melamar Rieta."Siang Jenika. Bisa kita bicara sebentar," ucap Arlo yang siang itu langsung datang ke kantor produser Ali dan menghampiri Jenika."Siang tuan Arlo. Tuan ingin berbicara dengan saya?" tanya Jenika kaget."Iya Jen, saya ingin berbicara denganmu. Hanya sebentar, tidak lama dan kita bicara di cafe yang berada disamping kantor ini saja.""Baik tuan."Jenika mengikuti langkah kaki Arlo dari belakang. Ia gugup dan juga sedikit takut karena tiba-tiba saja Arlo ingin berbicara dengannya. Dibelakang Jenika ada Jack yang ikut mengawasi. Jenika seperti seorang tersangka yang sedang ingin diinterogasi.Para karyawan yang melihat Jenika berada di tengah-tengah Arlo dan Jack bertanya-tanya, ada urusan apa Jenika dengan kedua orang penting tersebut."Maa
"Tuan Arlo gawat. Ada berita kurang mengenakan mengenai nona Rieta.""Ada apa lagi Jack? Masalah kemarin saja belum selesai secara tuntas. Ini sudah ada masalah baru lagi?""Iya tuan. Dan kali ini saya yakin akan membuat nona Rieta semakin terpuruk.""Ada apa memangnya. Coba ceritakan semuanya kepadaku dengan jelas."Jack segera menceritakan jika tadi ia baru saja mendapatkan informasi bahwa ada sebuah gosip yang menggemparkan dunia maya yaitu tentang fakta perceraian Rieta dan kemandulannya. Arlo semakin geram karena masalah Rieta tidak kunjung usai justru semakin melebar. Sepertinya Rieta harus benar-benar mundur dari dunia hiburan agar tidak ada lagi yang nengusik ketenangan hidupnya."Sepertinya kali ini aku harus turun tangan. Masalah ini jangan sampai ke telinga mommy. Bisa bahaya nanti kalau sampai mommy mengetahuinya. Sekarang saja mommy belum merestui hubunganku dengan Rieta, bagaimana jika mommy tahu bahwa Rieta itu mandul.""Tapi tuan ingin melakukan apa?" tanya Jack penas
Hari ini Jacob sengaja datang ke kantor produser Ali. Ia ingin mendekati Jenika. Ia ingin membuat sedikit perhitungan terhadap wanita tersebut karena sudah berani mengganggu Rieta. Bagi Jacob mengganggu Rieta sama saja dengan mengganggu Arlo.Jenika merasa senang saat Jacob datang dan mengajaknya berbincang. Untung saja hari ini ia berdandan cantik karena baru saja ikut produser Ali menemui klien."Oiya Jenika, nanti malam apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama.""Ada tuan. Saya selalu ada waktu jika tuan Jacob yang mengajak.""Bagus lah kalau begitu. Nanti malam mau aku jemput atau kau datang sendiri ke restoran yang nanti akan aku beri tahu dimana tempatnya?""Kalau tuan tidak keberatan tuan bisa tidak menjemput saya nanti? Kebetulan saya sedang tidak ada uang untuk naik taksi karena ini akhir bulan," ucap Jenika dengan nada dibuat manja."Oke. Nanti malam akan aku jemput. Beri tahu saja dimana alamat tempat tinggalmu.""Baik tuan. Dengan senang hati saya aka