“A-aliska … ” Rylee seketika terbata, secara langsung melihat siapa wanita yang berada di dalam mobil dan apa yang dilakukan wanita itu di dalam mobil tersebut membuat hati kecil Rylee teremas dan mata tajamnya terasa memanas. Tangannya yang membuka pintu mobil tersebut, secara sadar mengikuti nalurinya, membuka pintu mobil milik orang asing sebab mendengar suara rintihan dan desahan wanita dari dalam mobil yang sangat terasa familiar suara wanita itu di telinganya.“Ugh … Ry—emm … ”“Ternyata benar itu kamu.” Senyum Rylee miris melihatnya, tidak ia sangka-sangka wanita pujaan hatinya akan melakukan hal hina di dalam mobil dengan dua pria yang sudah dalam keadaan telanjang dada, dan keadaan wanita itu sepenuhnya b*gil. Dilihat dengan kedua mata Rylee, mereka asik bercumbu mesrah dan tangan jahil keduanya menyentuh arena sensitif wanita tersebut, sampai desahan wanita itu terdengar kembali. Sudah tak terkirakan lagi rasa kecewa Rylee sekarang. Sampai begitu dingin sekali ekspresi yang
“Kenapa dengannya?”Sejak tadi Sofia mendiskusikan sesuatu dengan mereka berdua mengenai pekerjaan yang akan mereka kerjakan selama menjaga Nona Helena mereka.Sofia melihat Rylee yang hanya diam termenung, merasakan sesuatu yang salah, karena jujur saja ia tidak kenal Rylee yang seperti ini.Hart memberikan balasan sembari melirik ke temannya yang menunduk, “Ada sesuatu yang terjadi, saya tidak bisa memberitahukannya.”Sofia mengangguk paham. “Walaupun ada masalah, tetaplah professional mengerjakan semua pekerjaan yang sudah saya berikan. Jangan sampai salah. Dan satu lagi mengenai kejadian yang terjadi di kediaman keluarga Stewart, bisakah beritahu saya siapa pria yang bersama Nona muda saat itu?”“Dia tentu saja Hart,” ujar Rylee dengan senyuman yang baru ia tunjukkan sekarang, sepertinya suasana hatinya berubah setelah mendengar pertanyaan Sofia mengenai Hart temannya. Rylee menyenggol bahu Hart. “Dia kalau sudah mengenakan wig sudah tidak bisa dipertanyakan lagi bagaimana pesonan
“Rylee,” panggil Hart melangkahkan kakinya cepat mengejar langkahnya dengan Rylee yang sudah kelihatan jauh. Rylee begitu cepat melangkah, Hart hampir kehilangan keberadaannya dengan kecepatan jalannya itu. Panggilan saja sampai tak didengarnya.Hart mengeraskan suaranya memanggilnya, “Rylee!”Namun tetap saja Rylee tak mengindahkan panggilan Hart. Hart sampai berlari mempercepat laju langkahnya. “APA KAU TULI? AKU MEMANGGILMU B*NGSAT!”Malah hal itu membuat Rylee berlari lebih cepat menjauh darinya. Hart melihat itu merasa tak habis pikir, “KA … KAU SIALAN, BENAR-BENAR KAU YA!”Hart menghentikan langkahnya, ia tahu tindakan apa yang dilakukannya hanya sebuah hal sia-sia yang hanya akan membuatnya kelelahan sendiri. Hart menghembuskan napas kasarnya. “Huft … kekanankan sekali.” Hart pilih putar balik berjalan mengambil mobilnya yang masih berada di rumah Sofia.“Balik s
Hart mengenal seorang pejalan kaki yang hampir ditabraknya, dia wanita kekasihnya Rylee—Aliska, dan merupakan teman dekat Hart juga, cukup dibilang dekat karena sebelum mengenal Rylee, wanita itu lebih dahulu mengenal Hart, bisa dikatakan mereka temanan sejak kecil. “Sedang apa kamu di sini? Mau cari mati?” Hart melempari pertanyaan secara asal tanpa memikirkan perasaan Aliska. Padahal juga yang salah hampir menabraknya Hart. “Kau masih saja sama, cara bicaramu belum berubah Hart,” kata Aliska terdengar pelan disertai senyum miris. Hart dapat mendengar dari suara Aliska yang pelan sedikit terdengar gemetar. “Kau habis nangis?” Hart mengerut heran menatapnya. Aliska menggeleng. “Aku pergi dulu.” Ia mengambil langkah melewati Hart. “Mau sampai kapan melarikan diri terus?” Langkah Aliska terhenti, perkataan Hart tiba-tiba membuatnya tersentak kaget. Hart memutar balik tubuhnya, menatap punggung rapuh Aliska yang membelakanginya. “Rylee ada di sini, dia di dalam mobil, ceritakan keb
Huft …Sofia merasa lega ia bisa sampai tepat waktu kembali bekerja melayani Nona mudanya Helena sesuai waktu yang ditetapkan Helena, Sofia bisa datang setelah ia sarapan pagi dengan keluarganya.Masuk ke dalam kamar Helena membuat Sofia tertegun dengan apa yang dilakukan wanita itu sekarang. Duduk di sofa santai dekat jendela kamarnya sambil memegang sebuah buku terlihat begitu santai sekali membaca buku itu. Mengenakan kacamata dan bandana coklat di kepalanya. Karena pakaian yang dikenakan Helena lebih terlihat soft, sesuatu yang berbeda terpancar dalam diri Helena seperti biasa. Helena benar-benar terlihat seperti putri bangsawan. Dan dari posisi Sofia berdiri sekarang, seperti ia melihat lukisan yang terpajang.“Nona muda, adakah yang bisa saya bantu?” Sofia melontarkan tanya kepada Helena yang sangat tenang sekali menikmati buku yang di tangannya.Mendapatkan pertanyaan itu dari Sofia membuat Helena menghentikan membaca bukunya, menutup buku itu perlahan Helena letakkan di saping
“Suatu kehormatan bagi saya menemui Anda kembali Tuan Dawson.” Roky menunjukkan rasa hormatnya kepada pria paru baya yang sudah cukup matang untuk dikatakan paru baya juga, meskipun begitu wajahnya tak sedikitpun menunjukkan penuaan, hanya ada sedikit kerutan di bagian sudut matanya.Roky melakukan jabatan tangan dan Malvin membalasnya sembari memberikan pelukan singkat yang seperti biasanya dilakukannya jika sudah bertemu. Malvin juga menepuk cukup kuat punggung Roky, lantas pun berkata, “Kebiasaan kamu jika tidak diundang saja tidak datang ke sini.”Roky tersenyum canggung. “Saya hanya takut mengganggu Anda, biasanya Tuan Malvin Dawson orang yang super sibuk. Mana mungkin tanpa diundang saya datang.”“Wah, kau ini sikapmu semakin hari semakin mirip dengan wanita itu saja. Bahkan balasan kalian sama miripnya saat kutanyakan ini juga.” Malvin terkekeh mengatakan itu, tidak dengan Roky yang menjadi murung.Sampai Roky berkata, “Bisakah untuk sekarang jangan membahasnya dahulu?”Malvin
Semulanya hubungan Helena dan Iris tenang-tenang saja saat bersama Vincent di taman kesayangan Iris. Namun ketika pria itu beranjak pergi sebentar saja menerima panggilan telepon seseorang. Iris mulai memperlihatkan sisi dirinya yang berbeda kepada Helena. Wanita itu membuang dengan kasar gembor yang dipegangnya ke tanah membuat Helena yang tak mengelak terkena kecipratan air dari gembor tersebut.“Ibu!” Helena terperangah dengan tindakan yang dilakukan Iris. Ia menatap tak percaya Iris yang malah wanita itu melipat kedua tangannya di dada dengan angkuhnya tanpa sedikitpun rasa peduli padanya“Bawa gembor itu, sudah seenaknya mengambil bungaku—”“Yang mengambil putramu bukan aku,” tukas Helena ketus. Ia berdesis kesal, balik menunjukkan wajah angkuhnya tanpa sedikit pun menutupi sifat aslinya.Iris tak menyangka wanita muda itu, putri tirinya, dia akan dengan berani berkata seperti itu padanya, dan lagi Helena tidak menyebut Vincent dengan ‘kakakku’ seperti biasa, malah ia menyebutnya
“Saya mengetahui Anda pasti akan mengikuti saya. Nona Helena, saya tidak mudah ditipu,” bisik Roky mengarahkan wajahnya ke telinga kanan Helena, terasa napas hangatnya itu menggelitik kulit lehernya. Begitu merasakannya, Helena merasakan ketegangan. Apalagi ketika Roky membisikinya dengan mempersempit jaraknya, hingga hal itu membuat Helena terdiam temangu mendengarnya.Tapi tak berapa lama tubuhnya secara spontan bergerak ketika pria itu dengan lancangnya menyentuh rambut di dekat telinganya, bermaksud menyisipkannya ke belakang telinganya. Terkejut Helena mendorong tubuh Roky dan ia memundurkan langkahnya kian ke belakang sampai tak sadar tubuhnya sudah menempel ke dinding.Meski tersudutkan seperti ini, masih tak ada kegentaran di hati Helena menghadapi pria yang wajahnya saja begitu dikenalnya, namun sikapnya … Helena sudah merasa tidak mengenali sikap pria itu lagi.Semulanya Helena yang pergi lebih dahulu secara diam-diam mengikuti Roky, karena wanita itu penasaran dengan apa ya
Hart dan Rylee hanya menatap mereka berdua dengan tatapan heran.“Apa ini perasaanku saja, mereka sekarang jauh lebih dekat?” duga Hart melihatnya sampai keliling matanya memandang, hingga mobil yang dinaiki Helena dengan Roky sudah pergi menjauh dari mereka.“Bukan kau saja, aku juga merasa begitu,” ujar Rylee. “Jadi apa yang akan kita kerjakan sekarang? Nona Helena hanya memerintah kita bekerja tanpa memberitahu apa pekerjaan itu.”Hart mengedikkan bahu. “Jangan tanya padaku, aku pun tidak tahu.”“Kalian berdua tidak ada kerjaan ‘kan? Bagaimana jika kalian ikut denganku.” Vincent menghampiri mereka berdua yang tengah dilanda kebingungan berdiri di dekat mobil dan gerbang mansion besar milik Malvin Dawson—ayahnya Helena maupun Vincent.“Anda bukan Bos kami.” Hart menjawabnya dingin.Akan tetapi Rylee berbeda dengan Hart. Rylee langsung merangkul Hart dan Vincent, mengatakan, “Pekerjaan apa itu Tuan Vincent?”Hart mendengus dan berpaling wajah tak ingin melihat tingkah temannya yang t
“Semalam ini, kamu dari mana saja?”“Ah!” kaget Helena melihat Vincent yang berada di dalam kamarnya, duduk di kursi dengan tangan disilangkan. “Sepertinya kau senang sekali mengagetkanku, ya?! Ah~ kakak ini … ” Helena kelepasan menjadi berteriak, wanita itu pun memegang kepalanya dan menyugar rambutnya ke belakang.“Kamu juga sering membuat kakakmu ini terkejut dengan semua tindakanmu, adikku Helena.” Vincent membalasanya dan perlahan pria itu berdiri melangkah mendekat ke arahnya. “dari mana kamu sampai jam segini baru pulang?” Vincent mengintrogasinya.Helena berpaling wajah untuk menahan rasa kesalnya diperlakukan seperti itu. “Aku hanya mencari angin, aku ‘kan sudah pernah bilang berada di sini terus rasanya menyesakkan.”“Tadi ayah mencarimu, sebelumnya aku sudah lebih dahulu datang mencarimu, tidak melihat kamu berada di dalam kamar. Aku merasa yakin kamu keluar dan ternyata itu benar, untung saja aku menyelamatkanmu, adikku sayang.” Vincent memasukkan kedua tangannya ke dalam
“Lepaskan aku.”Rylee menjadi menghentikan langkah cepatnya, tergesa-gesa keluar dari apartemen mewah yang kini terdengar suara tembak menghebokan banyak orang. Tapi, herannya polisi masih belum terlihat datang, perasaan cemas kini menyelimuti Helena. Bagaimana jika sesauatu terjadi kepada Roky?Wanita itu menghentikan langkahnya yang dibawa cepat oleh Rylee sehingga Rylee merasakannya langkahnya ikutan terhenti, dan menoleh ke belakang menatap sang empu yang kemudian bersuara.“Nona Helena, Anda tidak ingin masuk ke dalam lagi ‘kan?” Dahinya mengerut sangat jelas menunjukkan tengah memastikannya.“Aku harus mengecek kondisi di sana, pamanku dia tinggal di sana, aku merasa sesuatu terjadi padanya.”“Kamu memperdulikannya?”“Tidak.” Helena mengedikkan bahunya. “aku memperdulikan Sofia.”Rylee seketika melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Helena.Seperti secara terbuka dipersilahkan kemauannya. Helena membalikkan tubuhnya dan melangkah cepat menuju kembali ke tempat itu.Tangan
Mengikuti firasatnya kini, Helena mengambil keputusan cepat bersama Rylee untuk ke tempat di mana keberadaan pria yang memiliki hubungan darah dengan Helena si pemilik tubuh asli dan juga pria itu sebagai mantan suaminya Sofia.“Di sini dia tinggal, Nona,” kata Rylee menunjuk apartemen elite di kawasan ini.Sesuatu yang tidak terduga. Senyum miring terpantri di bibir merah alaminya. “Tempat yang bagus bagi mantan napi sepertinya.”“Awalnya aku pun berpikir seperti itu. Tapi melihat bagaimana selama ini Sofia sering menemuinya, aku mulai berpikir, dia tinggal di sini karena Sofia.”Helena menatapnya, sedetik kemudian menghela. “Sepertinya hubungan keduanya tidak sesederhana yang dikira, apa ada mantan suami istri akan berhubungan sebaik itu?”Rylee menganggu, membalas, “Itu langkah, jikapun ada mungkin tidak sedekat seperti mereka. Walaupun mereka bertemu tidak secara terbuka. Tapi tetap saja, itu terasa janggal.”“Kita akan mencari tahunya,” kata Helena kemudian memberi perintah, “Tun
Perasaan Rylee dipermainkan lagi, ia merasa dilema mencari-cari keberadaan Helena yang tak kunjung ditemukannya. Tadi wanita itu menelponnya berada di halte, ia langsung menuju ke sana, tapi ketika sampai, bukannya ia langsung bertemu dengan Helena, malahan yang ditemukannya handphone milik wanita itu yang keadaan layar masih hidup. Untung saja tidak dicuri. Tapi …Rylee berhenti dan mengambil duduk di bangku halte. Pria itu memegangi dagunya, tengah berpikir, “Tadi ponselnya ini ada di bangku dan masih dalam keadaan hidup, setelah kulihat setelannya, ponsel ini akan mati tiga menit. Dan tadi setelah kulihat, ponsel itu mati, berarti … ”“Berarti sudah tiga menit berlalu aku pergi dan kau baru sampai,” sambung Helena tiba-tiba saja berada di sampingnya, duduk dengan santai sambil menikmati rolled ice cream di dalam wajah mini, yang terdapat strawberry di atasnya ice creamnya sebagai toping.“Eh?!” Rylee terperanj
Helena termangu manik coklatnya tak berkedip menatap Malvin yang memberikan intimindasi padanya secara tak sadar. Hingga melihat bagaimana dalamnya Helena menatapnya, Malvin seketika tersadar dan pria itu mengusap wajahnya kasar sambil berkata, “Bukan itu maksud Ayah. Ayah hanya tidak ingin kita saling mengingatnya setelah lama kita berusaha melupakannya.”“Aku sama sekali tidak mengingatnya, aku sangat berharap bisa mengingatnya. Setidaknya aku bisa tahu seperti apa dia. Aku tidak ingin benar-benar melupakannya, dia ibuku, Ayah,” kata lirih Helena, suaranya terdengar parau dan nyaris menghilang di akhir kalimatnya. Helena menyentuh dadanya. “dia yang telah melahirkanku, betapa berdosanya aku sebagai anak yang telah susah payah dilahirkannya, begitu saja melupakannya.”“Ibumu tidak berharap setelah kepergiannya kamu merasa menderita, sayang. Ayah juga tidak berharap kamu merasakan itu juga, kami sangat memperdulikanmu. Kamu tidak perlu mengingatnya, sekarang yang perlu kamu pedulikan
“Helena, kenapa basah kuyup seperti ini?” Malvin terkejut dan wajahnya tampak cemas memperhatikan penampilan Helena kini. Bagaimana tidak, pulang-pulang Helena basah kuyup padahal cuaca saja tidak sedang hujan.Ia yang akan keluar, menjadi berhenti ketika melihat sang putri berjalan dalam keadaan seperti itu memasuki mansionnya.“Aku kecebur kolam renang,” balas Helena pelan dan sedikit menggigil merasa begitu kedinginan. Tangannya mengusap-usap lengannya berupaya membantu meredahkan rasa dinginnya.“Cepat ambilkan handuk!” suruhnya pada para pelayan yang berada di sini. Sampai para pelayan tersebut bergegas mengambil handuk untuk Helena.“Bagaimana bisa kamu sampai kecebur, sayang? Apa ada yang mendorongmu?” Ia membawa Helena berjalan dengan melebarkan lengan panjangnya, ia memegang ujung bahu Helena dan mendekatkan Helena pada lengannya tak memperdulikan pakaiannya akan basah saling bersentuhan dengan Helena.“Hm, jika tidak bagaimana mungkin aku jatuh,” balas Helena sambil terus be
“Perkiraan saya benar ‘kan? Mereka akan datang, ayah dan kakak laki-laki Anda.” Roky memandang wanita yang duduk di sampingnya, berdua bersamanya di dalam mobil miliknya yang terparkir rapi di basement mobil rumah sakit ini.Sengaja Roky membawa Helena di sini, untuk memperlihatkan kebenaran yang mungkin saja wanita cantik berambut gelombang itu meragukannya. Sekarang, mana mungkin bisa dia menolak kebenaran yang telah terlihat nyata di depan matanya itu, jika memang dia terlalu dibutakan cinta keluarganya.Sekilas tak disadari oleh Roky senyuman Helena tertarik miris. “Aku hampir tidak percaya,” kata Helena.Ia masih bingung dengan situasinya, sebenarnya apa yang sedang terjadi. Tapi melihat setiap kebenaran yang dikatakan Roky, ada suatu dugaan buruk di dalam benaknya.“Apa sebenarnya tujuan mereka mencariku? Dan apa alasan kakakku Vincent ingin membawaku pergi? Aku bingung memikirkan itu.” Helena bertanya itu pada Roky.Roky tak menjawabnya, pandangannya lurus ke depan. Helena sebe
“Kita pulang sekarang Helena.” Vincent menyambar tangan Helena di tengah Helena sedang berbincang dengan Roky dan Hart mengenai Sofia. Wanita itu tentu terperanjat begitupun dengan dua pria bersamanya, atas tindakan tiba-tiba pria yang merupakan kakak laki-lakinya. Baru datang, dia langsung membawa Helena pergi tampak seakan dikejar oleh sesuatu, ia terburu-buru membawa Helenaa ikut dengannya. “Kak Vincent, ada apa?” Helena menghentikan paksa langkahnya dan menahan tangan Vincent yang menarik tangannya, meskipun kekuatannya tak seimbang, Helena sekuatnya berusaha menahan dirinya berhenti. Vincent berhenti merasakan tangannya berat menarik Helena, dia berbalik lantas menatap Helena yang memandangnya kebingungan. “Kita harus pergi. Di sini tidak akan aman,” ucap Vincent. “Kenapa?” tanya Helena, penasaran dengan apa yang terjadi. Biasanya Vincent tidak seperti itu kepadanya. Ini terasa aneh, dia jelas penasaran. Vincent menghela napas gusarnya, dia membalikkan tubuh dan bergantian ke