KECEMASAN TUAN STEVEN!
"Aku melakukan ini semua demi dirimu, Tuan Justin," lanjut Clarissa. Justin pun memeluknya dari belakang. Dia tak menyangka Clarissa akan bertindak seperti ini, padahal dia berpikir bahwa mungkin Clarissa menyukai tuan Steven. Ini karena selama dia tinggal bersama Clarissa hanya Tuan Steven yang memiliki kedekatan khusus dengn Clarissa. "Terima kasih ya Clarissa," ucap Justin begitu tulus. "Tuan Justin, kamu tidak marah padaku kan?" tanya Clarissa lagi. Justin menggelengkan kepalanya. "Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Tuhan Steven, Tuan Justin. Hanya saja setiap melihatnya seperti ada perasaan yang tak bisa di ungkapkan. Aku selalu merasa seperti sedang bertemu dengan orang tua ku sendiri, ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan. Aku merasa nyaman jika berada di dekat Tuan Steven," jelas Clarissa. "Seperti ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan," sambungnya. "Apa ini? Mengapa diaRARA YANG MERENDAHKAN HARGA DIRINYA DEMI HARTA! Sepanjang perjalanan Clarissa hanya diam dan terus memandaang ke luar jendela pesawat. Awan yang putih dan biru di tambah pemandangan bawah yang sedang melewati samudra. Sedangkan Justin melihatnya dari kaca, dia mengelus rambut Claarissa. "Kau sedang memikirkan apa, Clarissa? Apakah kau masih tidak enak badan?" tanya Justin pada Clarisa yang terlihat melamun. "Tidak, Tuan Justin," sahut Clarissa. "Lalu kenapa? Apa yang membuatmu melamun?" "Aku hanya saja sedikit kurang nyaman, takut jika pesawat ini kenapa-kenapa. Mungkin karena Ini pertama kalinya aku naik pesawat, Tuan Justin," jawab Clarissa sambil memandangi awan-awan di luar. Meskipun dia naik kelas bisnis tetapi itu tak mengurangi kegugupannya. Ini pertama kalinya dia berlibur dengan Justin dalam waktu yang lam ajuga. Apalagi ke luar negeri, hal yang tak pernah di impikan sebelumnya. "Oh iya, apakah pemberh
LIBURAN SPESIAL!"Kenapa dia menelpon ku saat seperti ini sih," omel Rara lirih."Halo Kevin, ada apa?" sapa Rara."Aku hari ini Jakarta, bukankah ini adalah hari ke-100 kita bersama? Jadi aku pikir kita bisa bertemu sebelum aku terbang besok ke luar negeri," ujar Kevin."Oh iya tentu saja, aku ada waktu. Bagaimana? Apa kita akan makan malam?" tanya Rara dengan wajah berbinar."Hari ke seratus bersama, apa dia akan memberiku hadiah lagi? Ternyata begini enaknya di cintai oleh lelaki dan pria kaya. Aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Mendapatkan du lelaki kaya keluarga Leonard, seperti ketiban durian runtuh saja," batin Rara."Nah kalau begitu aku akan menunggu di restoran tempat kita pertama kali berkencan, sebelum aku pergi ke luar negeri," ujar Kevin."Baik Sayang. Aku akan ke sana," sahut Rara.Panggilan itu di matikan, Kevin melihat ke arah monitor. Sebenarnya Kevin masihu masih ingin menyimpan Rara mendnegar cerita sedih dan latar belaka
DEBUT DI AMERIKA? "Bagaimana mungkin ternyata dia dan Tuan Justin adalah teman? Wahhh, aku tak menyangka jika Tuan Justin memiliki kolega dan kenalan yang seluas ini. Tak hanya berhenti pada sutradara Hanung ternyata dia memiliki channel untuk sampai ke Hollywood," sambung Clarissa. "Ini adalah istriku, Clarissa," ujar Justin. "Perkenalkan Clarisa, Tuan," sahut Clarissa. "Wahh cantik sekali. Kamu memiliki pesona dan aura tersendiri, kau akan membiarkanku membantunya kan Tuan Justin? Dia begitu alami untuk berdiri di bawah sorotan lampu," puji Tuan Gerry, produser itu. Clarissa pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Dia menggandeng lengan Justin sangat grogi sekali. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan seorang yang hebat seperti sutradara ini. "Silakan masuk," ucap produser itu menjamunya. "Ah, dia jauh lebih mempesona daripada pacar penyanyimu sebelumnya," bisik pr
BERTEMU DEVAN DAN WANITA LAIN MESKI DI LUAR NEGERI! "Wahhh! Ini benar-benar hebat! Dia memang layak menjadi superstar yang terkenal dan internasional," kata Clarissa. "Kamu juga bisa seperti itu kalau kamu mau," sahut Justin. "Semua itu tergantung bagaimana usahamu nanti. Lihatlah sebagai suami aku sudah memberikan semua fasilitas yang terbaik untukmu meski endingnya istriku untuk dikagumi oleh begitu banyak orang. Aku tidak nyaman sebenarnya, hanya aku yang memikirkan kebahagiaanmu, Clarissa," sambungnya. Clarissa menatap ke arah Justin. Dia melihat ketulusan di mata Justin, makin mengenal Justin maka Clarissa makin yakin bahwa lelaki itu adalah orang baik yang penuh ketulusan. Dia begeitu memperhatikan dan memprioritaskan Clarissa. Wanita itu menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak perlu Tuan Justin, aku hanya suka akting tapi aku tidak suka menjadi bintang. Kau tak perlu melakukan sejauh ini," ucap Clarisa. "Kenapa?"
LINGLING YANG BERMUKA DUA?"Clarissa, boleh kan aku ikut denganmu?" pinta Lingling."Baiklah kalau begitu kita pergi bersama saja. Bantu dia untuk sekali ini saja ya," pinta Clarissa berbisik lirih pada Justin."Baiklah, meski aku tidak suka jika wanita tidak jelas itu mengganggu dunia kami milik berdua tetapi sama sekali tidak ada cara untuk menolak permintaan apapun dari Clarissa," monolog Justsin pada dirinya. Dia pun hanya mengangguk setuju untuk bersamanya."Untuk sekali ini saja. Aku melakukannya karena ini permintaanmu," ucap Justin."Baiklah kau boleh ikut dengan kami," ujar Clarisa."Aku juga ikut!" sahut Devan. Justin langsung memeluk Clarissa."Apa kamu sudah lupa dengan peringatan dariku? Berani-beraninya kau mengatakan itu," kata Justin menatap ke arah Devan."Kenapa Lingling tiba-tiba berubah?" batin Devan.Mereka pun pergi bersama bertiga meninggalkan Devan. Sepanjang mereka berjalan bersama Lingling wanita itu terus menggandeng le
EVENT PRIVAT PARTY TUAN GERRY? "Ah, Kak Devan. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada Clarissa dan itu tidak nyaman bagimu untuk berada di sana. Jadi aku mencari alasan," kata Lingling, Lingling tipikal seperti Rara, dia bermuka dua untuk menghalalkan segala rencananya. Namun tak semua orang tahu karena wajah Lingling ini jauh lebih polos daripada Rara. Dan juga dia memiliki kepentingan bersama Tuan Hanung bukan motivasi harta. "Apa yang kamu tanyakan padanya sampai aku tak boleh tahu?" tanya Devan. "Aku ingin bertanya padanya tentang dirimu, Kak Devan. Aku juga tidak bodoh, aku menemukan sepertinya kamu lebih peduli kepadanya daripada kak Nara. Bukankah dia adalah mantan pacar yang kamu bicarakan kan belakangan ini? Dia kan mantan kekasihmu yang selalu kau ceritakan, ujar Lingling. Devan menelan ludahnya dengan kasar. "Terus apa jawabannya?" "Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi dengan suami di dekatnya sulit u
DI CULIK JARINGAN HITAM, LAGI? "Ah ternyata kamu juga menyukai karakter ini ya? Sungguh kebetulan karena aku juga menyukainya. Bkankah seler akita sama?" katanya sambil mendekati Clarissa dengan membawa guan malam yang sama dengan milik Clarissa. "Kebetulan sekali," ujar Clarissa langsung meras atak nyaman dengan tatapan wanita itu yang tak lain adalah Lingling. "Sudah giliranku ganti baju rupanya, aku masuk dan ganti dulu ya!" pamit Clarissa meninggalkan Lingling dan masuk ke ruang ganti. Dia berganti baju dengan gaun snowwhite berwarna putih dan biru. Dia merasa gaun itu sangat cocok dengan dirinya, berkali-kali dia bercermin. Innerchildnya selalu merasa terpuaskan dengan apa yang diberikan oleh Justin. "Entah apa kata Tuan Justin kalau dia melihatnya. Akankah dia merasa pakaian ini cocok untukku atau tidak," batin Clarissa dalam hati. Dia pun hendak pergi ke luar menunjukkan gaun itu pada Justin, namun secara tiba-tiba seorang ma
WANITA DALANG DI BALIK PENCULIKAN CLARISSA, SIAPA DIA? "Semua mobil yang mencurigakan sudah dikepung, Tuan," kata Andrea. "Lalu masih seberapa jauh lagi?" tanya Justin. "Sepertinya kita sudah hampir sampai," ucap Andrea, "Tidak aku sangka kita akan bertemu dengan orang-orang dari jaringan hitam bahkan saat di luar negeri. Sepertinya ada kaitannya," sambung Andrea. "Benar sungguh tidak disangka, apalagi ini di Hollywood," ucap Justin juga bingung dengan apa yang dilakukan oleh kelompoknya dulu. "Apakah ada kasus wanita hilang di sini beberapa waktu yang dekat ini?" tanya Justin pada detektif yang sudah di sewanya. "Tidak, Tuan," sahut detektif itu. "Kalau begitu mungkin Nyonya telah bertemu dengan kelompok orang jaringan hitam yang memang tak mengincar Nyonya saja. Namun memang sengaja melakukan penculikan besar-besaran. Saat melakukan pelacakan aku menemukan kalau orang itu bersangkutan dengan jaringan