Keesokannya, hari tampak cerah dan begitu juga dengan hati Karel yang tengah bersiap untuk mengunjungi rumah mantan orang yang pernah ia cintai. Dengan wajah sendu, Alexa memandangi Karel yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin. Karel pun tersenyum saat dirinya menyadari, jika sang istri asyik memandanginya.Ia pun mulai menggoda Alexa, "Aku tahu kalau aku ganteng, charming, pokoknya kualitas grade A+ ....""Plus narsis," celetuk Alexa datar, tetapi berhasil membuat Karel terkekeh. Karel pun membalikkan badannya, menghadap ke arah Alexa yang duduk di pinggir tempat tidur. Lalu, ia menyamakan tingginya dengan berdiri di atas kedua lututnya dan kedua tangan melingkar di pinggang Alexa. Alexa pun membalasnya dengan melingkarkan tangannya di leher Karel. "Is there anything wrong?" tanya Karel dengan lembut sambil menatap wajah Alexa yang oval seperti sebuah telur. Alexa menjawab dengan menggelengkan kepalanya, yang membuat Karel semakin yakin, jika ada sesuatu hal yang menggangg
"Ah, eh, alhamdulillah cukup, Bang. Malah lebih, jadi selalu ada sisa saldo setiap bulannya," jawab Maya sedikit gugup. "Alhamdulillah, kamu simpan aja semuanya. Nanti kalau kurang, kamu bisa WA saya. Oiya, untuk pembayaran kartu kesehatan, juga sudah saya lunasi semua. Oh satu lagi, tadi saya hubungi kang Ujang, nanti dia datang untuk beresin taman sama bersih-bersih rumah. Sekalian aja, kalau ada yang perlu diperbaiki.""Eh iya terimakasih, Bang," ucap Maya yang kembali terkejut, dengan perhatian yang Karel berikan. Belum cukup sampai disitu, Karel kembali bertanya, "Oiya, kapan terakhir mobilnya diservis?" "Hmm anu, hmm kayaknya lebih dari setengah tahun yang lalu, Bang," jawab Maya. "Kalau gitu, nanti saya hubungi servis mobilnya, untuk servis rutin di rumah. Kalau hari ini, bisa?""Bisa Bang, hari ini nggak ada rencana ke luar, kok," jawab Maya. "Yowes, kamu tunggu aja, mungkin siang nanti ada yang datang dari bengkel," ucap Karel sembari mengirimkan pesan ke bengkel kendaraa
Perseteruan dua anak, yang sama-sama lahir pada urutan ke-dua, dengan selisih usia yang hanya terpaut lima bulan itu semakin memanas dan melebar, sedangkan Alexa hanya membiarkannya saja, karena menurutnya itu adalah tontonan yang mengasyikkan. Bahkan Alexa dengan asyik, menonton keduanya dengan berpindah tempat, ia duduk di atas kasur sambil menyilangkan kaki disamping Kimi yang asyik merekam perdebatan adiknya. "Eh, sopan dikit dong!" seru Rasya sambil mendorong bahu Kiara dengan jari telunjuknya dan membuat kemarahan Kiara semakin menjadi. "Heeh! Kamu yang sopan dikit! Tadi masuk pakai nabrak, sekarang pakai dorong-dorong segala! Emangnya nggak pernah diajarin adab ke perempuan?!" bentak Kiara. "Maaf ya, kalau perempuannya nyolot kayak kamu... ""Heh, nyolot?! Kamu yang nyolot!"Keduanya masih terus bersitegang tanpa ada yang mau mengalah, hingga Kimi dan Rangga mulai lelah dengan adiknya, lalu keduanya pun berdiri dan mulai beraksi untuk menghentikannya. "Mengcapek ngeliatnya.
Suasana penuh canda dan tawa telah berganti dengan keheningan, saat bulan telah menggantikan posisi matahari. Semua anak telah berada di dalam kamarnya, menantikan lelapnya. Begitu juga dengan Karel dan Alexa, yang telah berada di atas tempat tidurnya. Tetapi keduanya bukan sedang memadu kasih, melainkan sibuk dengan telepon pintarnya masing-masing. Alexa sibuk dengan laporan hasil penjualan di sirkuit Remala, sedangkan Karel sibuk dengan laporan hasil acara balapan yang diselenggarakan dua hari yang lalu. Hingga waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam, Alexa yang telah selesai dengan laporan cafenya, bangkit dari tempat tidurnya. "Mau kemana?" tanya Karel sambil menahan tangan Alexa. "Ambil buku sketsa di tas, kemarin belum sempat aku keluarin," jawab Alexa. "Ngapain? Biarin aja, kan itu buku nggak bakalan kemana-mana," tahan Karel. Tetapi, Alexa segera menepis tangan Karel dan beranjak menuju tas ranselnya. "Katanya mau nurut kalau sudah sah?" protes Karel dengan wajah mem
Beberapa pekan kemudian, perhelatan resepsi pernikahan Karel dan Alexa pun diselenggarakan di cafe Chequered Flag dengan mengusung tema rustic. Tenda putih berukuran besar yang dapat menampung hingga lima ratus tamu undangan telah berdiri tegak.Meja panjang dan kursi yang berhiaskan pita dan bunga berwarna ungu dan putih, telah berjajar rapi bagaikan perhelatan gala dinner kaum jet set.Dekorasi untaian manik-manik bagaikan berlian menjuntai dari atap tenda. Pohon-pohon artifisial dengan daun berwarna putih berhiaskan lampu dekorasi berwarna kuning bagaikan kunang-kunang beterbangan, menghadirkan suasana yang penuh kehangatan. Suatu yang berbeda dihadirkan untuk mendukung suasana alam, yaitu dengan memperdengarkan audio suara burung berkicau dan suara gemericik air dari air terjun buatan yang diletakkan sebagai dekorasi pelaminan. Ditambah dengan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi menambah keromantisan suasana. Tamu undangan dan kerabat dari kedua belah pihak telah hadir memenuh
Sesudah sesi tanya jawab usai, acara pun dilanjutkan dengan makan malam dan ramah tamah. Berbeda dengan acara resepsi pernikahan yang pada umumnya diselenggarakan di Indonesia, kali ini Karel dan Alexa tidak berada di atas panggung pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu, melainkan merekalah yang mendatangi satu-perasatu tamunya untuk mengucapkan terimakasih. Bagaikan selebriti, kilatan cahaya kamera menyertai kemanapun Karel dan Alexa melangkah. Ucapan selamat pun tak kunjung usai dari mereka yang turut berbahagia menyaksikan momen indah pasangan pengantin baru ini. Di tengah ucapan selamat, langkah Alexa pun terhenti ketika ia melihat pria yang telah membuatnya sakit hati berkepanjangan. "Hon, what's wrong?" tanya Karel yang menyadari perubahan ekspresi istrinya. "Ternyata dia datang," lirih Alexa dengan matanya memandang ke arah pria terakhir yang ingin ia jumpai. Dengan mengerutkan keningnya dan menegapkan posisinya, Karel segera memahami siapa orang yang dima
"Hon, Honey?" panggil Karel sambil menggoyangkan lengan Alexa, yang membuatnya tersadar dari lamunan. "Eh iya, kenapa?" tanya Alexa dengan polos. "Kok ngelamun?" tanya balik Karel. "Wah, ternyata aku ngelamun! Padahal seru banget kalau itu beneran!""Hmm emangnya ngelamunin apa? lagian kok bisanya ngelamun lagi ramai kayak gini?" tanya Karel heran."Wah Mas, tahu nggak, aku tuh kok tiba-tiba ngebayangin Arga datang. Trus, Mas samperin eh langsung Mas tonjok itu si Arga, trus Mas ancam juga. Nah, lepas tu, aku pulak pakai jurus kamehameha, ke Arga! Waah seru banget!""Yang, how can you mimpi di tengah-tengah acara begini?!""Don't you know, itu adalah kemampuan tersembunyi yang kumiliki," jawab Alexa santai. "That's why I love you," sahut Karel gemas sambil mencubit pipi Alexa dengan lembut. "Love you too," jawab Alexa penuh senyuman. Tak lama, para pelayan datang membawa piring-piring yang telah berisikan hidangan makan malam mereka. "Come on, let's have dinner!" ajak Karel kare
Sebulan sudah Karel dan Alexa hidup berumah tangga, tidak banyak yang berubah dari keseharian mereka berdua. Karel tetap sibuk dengan pengelolaan sirkuit yang juga memiliki area outbound dan lapangan tembak, sedangkan Alexa tetap dengan bisnis kulinernya dan kini merambah pada fashion. Dengan ide-ide segar yang ia miliki, Alexa menghabiskan waktu berjam-jam dengan membuat sketsa dan dilanjutkan dengan pemilihan bahan. Tumpukan sampel aneka jenis kain dan warna, tersusun rapi di salah satu sudut ruang kerjanya. Alexa dan dua asistennya, Karina dan Sabrina, bekerja bersama untuk menghasilkan busana-busana muslimah kekinian tetapi tetap syar'isyar'i, dibantu juga dengan dua penjahit"Rin, tolong kamu bikin polanya, terus kasih ke mang Aksan," ucap Alexa sambil memberikan gambar desainnya. "Baik, Bu."Tetapi, ada sesuatu yang diluar prediksi Alexa, yaitu selama ia bekerja, ia tidak pernah memiliki seorang atasan, karena dia adalah atasan, karena dia pemiliknya. Tetapi, kini ada Karel y