Share

172. Video call.

Jam sudah menunjukkan kearah angka tiga. Tapi mata Mala belum juga terpejam. Hatinya gelisah juga terngiang-ngiang selalu tentang apa yang diucapkan oleh ibu mertuanya tadi siang. Dan apa yang dikatakan Tika, pun begitu menggerogoti pikirannya tentang kecemburuan besar Bu Samirah dan kedua iparnya itu, memang ia pun menyadari selama ini belum pernah memberikan perhiasan kepada Ibu mertuanya itu. Karena memang kondisi keuangan mereka yang hanya cukup, lagi pula gaji suaminya selalu dibagi dua dengan ibu mertuanya setiap bulan. Lalu bagaimana bisa ia memberikan hadiah untuk mertuanya? Mala terduduk lalu meraih botol minum di nakas yang memang selalu tersedia agar kalau kehausan tengah malam, ia tinggal bangkit saja tak usah ke dapur lagi.

Hadiah kemarin pun bukan darinya. Gelang dan jam tangan itu dibeli oleh Aisyah, karena hanya adiknya yang mempunyai penghasilan sendiri saat ini. Sedangkan Mala masih mengandalkan uang dari Rahman, dia hanya membelikan kuenya saja seharga seratus dua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status