Share

Chapter 6.

Author: Fitri_024
last update Last Updated: 2024-03-17 11:04:16

"Sayang, kamu udah baikan?" sapa Hana langsung menanyai putrinya yang baru saja pulang sekolah. 

"Udah mendingan kok Mah?" jawab Fitri menghampiri Hana yang sedang bersantai di ruang tamu.

"Kata Mamah kan tadi nggak usah sekolah, tadi siapa yang mengantar kamu pulang apa Papahmu sudah pulang?" Hana mencecar putrinya tanpa henti.

"Layla Mah, tadi di sekolah Fitri sempat pingsan juga tapi sekarang udah baikan." Fitri mengadu pada mamahnya.

"Fit Mamah mau nanya, apa benar kamu berpacaran Nak?" Hana berbalik dan menatap Fitri dengan mimik wajah serius.

"M-M-Mah A-a aku nggak pacaran kok Mah," jawab hendak mengelak.

"Mamah kenal kamu sayang, Mamah tahu saat kamu jujur dan Mamah juga tahu di saat kamu sedang berbohong. Kamu mau kan bersikap jujur dan terbuka sama Mamah?" Hana mengusap kepala Fitri sambil berbicara lemah lembut.

Fitri hanya diam, pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana jika ia jujur dan mamah nya tahu dia berpacaran pasti akan sangat sedih. Sungguh, ia sangat bimbang untuk menjawab pertanyaan Hana. 

"Fitri sayang, liat Mamah Nak tolong kamu jujur sama Mamah! Apa kamu sudah memiliki pacar?" Hana bertanya sekali lagi.

"Iya Mah Fitri pacaran, maafkan Fitri sudah membuat Mamah kecewa." Fitri menjelaskan semuanya, bibirnya bergetar menahan tangis.

"Kenapa kamu melanggar aturan Papahnya Nak?" tanya Hana memalingkan mukanya.

"Fit emang udah pacaran Mah tapi mamah tenang aja karna aku bisa jaga diri nggak bakal mengecewakan Papah sama Mamah." 

"Bukan masalah jaga diri tapi sedari dahulu memang sudah peraturan di keluarga kita seperti itu. Baik kamu maupun Kakakmu tidak ada yang boleh menjalin hubungan dengan lawan jenis sebelum selesai kuliah dan sebelum bisa hidup mandiri." Hana bicara panjang tanpa melihat ke arah putrinya yang sudah terisak.

"M-Mah M-Ma-maaf sudah melanggar aturan di rumah ini Mah. Tapi Fitri benar benar pacaran biasa tidak berlebihan," ucap Fitri di sela tangis sesenggukan ia berusaha meyakinkan Mamahnya.

"Mah, percaya sama Fitri Mah!" Fitri memeluk erat mamahnya.

"Mah, Fitri minta maaf tolong jangan diamkan Fitri seperti ini Mah! Sudah cukup Papah yang marah sama Fitri Mah asal jangan Mamah, Fitri hanya ingin punya tempat cerita selain Mamah dan Papah karena Fitti lihat kalian selalu sibuk Mah." Fitri meluapkan perasaannya sambil masih memeluk sang Mamah tanpa mau mengendurkan pelukannya sedikitpun.

"Sayang!" Hana akhirnya membalikkan badan menghadap putrinya, hatinya menjadi sakit mendengar ucapan Fitri yang seperti itu. Di balasnya pelukan putrinya mereka menangis bersama mengungkapkan perasaan yang lama terpendam.

"Maafkan Mamah sayang, Mamah yang salah sudah mengabaikan kamu. Mamah sadar betapa lalainya Mamah dalam memberikan kasih sayang yang kurang padamu." Hana membelai rambut panjang putrinya dan menciumi wajahnya berkali kali.

"Mah, jangan seperti ini Fitri yang salah sudah melanggar aturan Papah dan Mamah." Fitri  balas mengusap air mata mamah Anita.

Di peluknya kembali putrinya untuk beberapa saat, ia amat merasa bersalah setelah mengetahui faktor penyebab putrinya menjalin hubungan dengan laki-laki.

"Siapa nama laki-laki yang sudah memikat hati anak Mamah ini heumm?" tanya Hana setelah puas memeluk dan menangis bersama putrinya.

"Namanya Revan Mah, dia udah nggak sekolah lagi." Fitri tersipu malu saat menyebutkan nama sang kekasih.

"Seperti apa rupanya lelaki itu Nak apa dia sangat tampan?" Hana semakin menggoda putrinya.

"Tampan dong Mah, anaknya juga baik dan sayang sama Fitri ." Fitri menatap ke arah depan seperti sedang membayangkan wajah sosok kekasih yang amat di cintainya.

"Hmm, apa dia tidak pernah membuatmu menangis?" tanya Hana lagi sepertinya ia ingin tahu banyak tentang sosok pria yang sedang menjalani hubungan dengan putrinya. 

Fitri terdiam bingung ingin menjelaskan seperti apa, karna ia tidak mungkin mengatakan bagaimana hubungannya dengan Revan saat ini.

"Sayang, kenapa kamu diam saja? Benarkah dia menyayangimu?" Hana menatap lekat putrinya.

"Be-benar Mah bahkan dia sangat menyayangiku dan selalu mengajarkan apa yang terbaik untukku." Fitri membanggakan kekasihnya di hadapan wanita yang sudah melahirkan nya tersebut. 

"Syukurlah kalau begitu, kalau dia menyakitimu mamah pastikan tidak akan ada restu untuk kalian berdua." Hana kembali mengusap rambut putrinya tanpa bosan.

"Iya Mah, Mas Revan pasti tidak akan melakukan itu. Fitri percaya kok sama dia Mah," ucap Fitri berusaha menyembunyikan kegugupan yang di rasakannya.

"Jangan terlalu percaya sama dia nanti sakit hati!" jawab Hana diiringi kekehan. 

Related chapters

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 7.

    "Ngomong ngomong usia Revan itu berapa Nak?" Hana tak hentinya menanyakan tentang Revan."Mamah jangan marah tapi yah kalau Key kasih tau, janji jangan marah karna usia kami berdua sangat jauh!" Fitri menunjukkan jari kelingkingnya agar sang Mamah mau berjanji."Fit, kamu jangan aneh-aneh yah! Mamah akan menolaknya kalau dia seorang lelaki tua atau suami orang," ceplos Hana spontan membuat Fitri memanyunkan wajahnya."Mah, makanya Mamah janji dulu baru Key kasih tau usianya berapa!" Fitri merengek melihat reaksi Hana yang menjengkelkan. "Iya Mamah janji, ayo cepat bilang berapa usianya?" pungkas Hana tidak sabar."Usia kami terpaut enam tahun Mah," jawab Fitri lirih takut sang Mamah akan menolaknya."Astagfirullah Fitri, tinggal bilang gitu aja lama banget Mamah kira kamu pacaran sama aki-aki. Mana pakai janji segala lagi buat jantungan aja," omel sang Mamah tetapi pada akhirnya ia tertawa juga membuat Fitri merasa lega."Mamah aku boleh kan pacaran sama Mas Revan, dia tampan loh Mah

    Last Updated : 2024-03-20
  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 8.

    "Papah besok ada acara, kamu ikut yah sekalian kenalan sama teman papah disana." Arjuna duduk di samping ranjang putrinya yang tengah berbaring."Kenapa aku harus ikut Pah?" tanya Keysa dengan nada yang terkesan jutek. "Yah dari pada kamu nggak ada pekerjaan di rumah kan sekalian jalan jalan nanti," ajak Arjuna seolah tak pernah terjadi apapun. Padahal ia baru tadi malam memarahi putrinya tersebut. "Nggak Pah, aku mau di rumah aja sama Bibi." Fitri berharap Papahnya mengizinkan."Apa alasannya? Apa akan ada orang yang datang ke rumah ini saat Papah dan Mamah sedang pergi," ucap Arjuna yang menebak-nebak membuat Fitri menggeleng cepat."Ng-Nggak kok Pah, lagian siapa juga yang mau datang nggak ada."Fitri memalingkan wajahnya."Kalau begitu kamu bersiap besok pagi! Kita akan berangkat jam delapan." Arjuna keluar tanpa menghiraukan penolakan dari putrinya, begitulah seorang Arjuna yang semua kehendaknya harus dituruti."Papah kapan sih aku bisa bebas? Kenapa nggak ada waktu untuk menik

    Last Updated : 2024-03-26
  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 1.

    "Apa lagi Fitri, aku sibuk kamu bisa ngertiin aku nggak untuk kali ini aja," bentak seseorang di seberang telpon."Aku cuma pengen tahu kabar kamu apa itu salah? Lagian, pagi tadi aku udah chat kamu banyak banget tapi nggak kamu balas satupun.""Kamu tahu kan Fit... " ucapan Revan terputus."Kerjaan kamu nggak dua puluh empat jam megang hp terus. Iya aku tahu itu, bahkan aku udah hapal tanpa perlu kamu kasih tahu." Zahra memotong ucapan kekasihnya.Zahra Safitri, seorang gadis berusia tujuh belas tahun. Fitri mempunyai keinginan sederhana, ia ingin hidup tanpa tekanan dan memiliki seorang kekasih yang menyayanginya. Keysa ingin kisah cintanya bisa seperti cerita di dalam novel yang selalu bahagia dan saling memahami."Udah ya Fit, jangan kekanakan begini. Aku harus kerja itu juga tujuannya buat masa depan kita bukan buat orang lain.""Aku nggak kekanakan, aku cuma ..."Tutt.. tuut..Belum sempat Zahra menyelesaikan ucapannya tetapi panggilan sudah di akhiri sepihak oleh sang kekasih.

    Last Updated : 2024-03-16
  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 2.

    "Mah, dimana Fitri apa dia masih di kamarnya?" Arjuna yang baru pulang berteriak memanggil Hana dan menanyakan putrinya. "Iya kan Kamu sendiri yang mengunci dia di kamarnya gimana bisa dia keluar?" ujar Hana sembari meneruskan aktivitasnya menata menu makan malam.Tanpa menghiraukan jawaban sang istri, Arjuna pergi begitu saja menaiki tangga menuju lantai atas tempat dimana kamar putrinya berada.Cklekk..Arjuna membuka pintu kamar Fitri, ia tersenyum senang mmelihat Fitri yang sedang fokus belajar."Nah begini dong sayang, belajar yang rajin jangan membuat papah marah terus!" Arjuna mengelus rambut panjang putrinya dengan lembut."Iya Pah, apa sekarang aku sudah boleh keluar?" Fitri bertanya penuh kehati-hatian, untung saja setelah bangun dari tidurnya ia menyadari kepulangan sang Papah hingga cepat-cepat beranjak menuju meja belajarnya. "Kamu selesaikan dulu belajarnya tunggu sepuluh menit lagi baru boleh keluar!""Hufhh, iya Pah." Fitri terpaksa memenuruti aturan Papahnya yang me

    Last Updated : 2024-03-16
  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 3.

    Saat jam istrahat tiba, Fitri kembali menghubungi nomor kekasihnya namun belum juga aktif sejak pertengkaran kecil yang terjadi malam tadi."Sayang, kamu dimana sih?" batin Fitri bertanya-tanya, hatinya kembali risau. Di pikirannya saat ini terbayang sang kekasihnya sedang bersama orang lain, hatinya tidak siap jika memang itu menjadi kenyataan."Astagfirullah, semoga saja itu hanya pikiranku. Tolong jaga dia ya Allah aku nggak mau kehilangan lagi." Fitri berusaha menetralkan perasaannya yang semakin tidak kendali."Fit, lo ngapain sih diem disini pakek ngelamun lagi?" Layla menghampiri sahabatnya yang sedang duduk di bawah salah satu pohon yang ada di sekolahan, seperti itulah kkebiasaan Fitri jika sedang galau maka ia akan menyendiri untuk menenangkan pikirannya."Nggak ngapa-ngapain kok lagi pengen sendiri aja," jawab Fitri singkat sambil terus menimang ponselnya berharap ada notif pesan dari sang kekasih."Kenapa? Berantem lagi, gue bilang juga apa tuh cowok nggak bisa bahagiain l

    Last Updated : 2024-03-16
  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 4.

    "Non, mau makan apa biar saya buatkan?" sapa artnya (Mirna) yang melihat anak majikannya sedang duduk di ruang makan."Nggak usah Bi, nanti saja aku sedang tidak lapar." Fitri menjawab sambil sesekali meneguk minuman dingin yang baru saja diambilnya dari dalam kulkas."Bibi kupaskan buah yah Non," tawar Mirna. Ia memang begitu pengertian pada Fitri dan keluarganya. Mirna sudah sangat lama mengabdikan diri pada keluarga Arjuna, ia sudah menganggap majikannya itu sebagai keluarganya sendiri terlebih jasa-jasa Arjuna dan Hana yang sudah banyak dalam membantu biaya pendidikan ketiga anaknya."Boleh Bi, tolong kupasin buah mangga sama buah kedondongnya yah kalau ada buah yang lain tolong campurkan juga soalnya aku mau bikin rujak Bi." Fitri meneguk habis minumannya."Iya Non sekalian saya buatkan sambalnya juga yah, tapi ngomong-ngomong non kan belum makan nanti sakit perut kalau makan rujak sebelum makan nasi Non," ucap Mirna memperingatkan Fitri."Tenang aja Bi, aku tadi sudah makan kok

    Last Updated : 2024-03-16
  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 5.

    Hana yang berhasil mendapatkan kunci gudang pagi itu langsung saja membukanya, ia segera membangunkan Fitri yang ternyata badannya sangat panas karena demam."Mah..! Panggil Fitri lirih hampir tak terdengar."Bangun sayang, ayok Mamah bantu ke kamar!" Hana mengecup kening putrinya dan membantunya untuk berdiri."Kepalaku pusing Ma, badanku juga lemas banget." Fitri mengadu sembari mengingat-ingat apa yang terjadi malam tadi."Kamu istrahat dulu nanti mamah buatkan sarapan, hari ini kamu libur dulu sekolahnya!"Usai mengantarkan putrinya ke kamar, Hana segera kembali ke dapur untuk membuatkan putrinya teh hangat dan membawakan nya sarapan.Tidak lama sejak Hana keluar, kini gantian Arjuna yang masuk untuk melihat putrinya yang tadi sempat dia periksa di gudang."Fitri, Fitri!" panggilnya mmembuat Fitri perlahan membuka mata, ia masih takut papahnya akan kembali marah."Cepat bangun dan berganti seragam sekolahmu! Kamu tidak lihat ini sudah jam berapa?" ucap Arjuna sambil menyibak selim

    Last Updated : 2024-03-16

Latest chapter

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 8.

    "Papah besok ada acara, kamu ikut yah sekalian kenalan sama teman papah disana." Arjuna duduk di samping ranjang putrinya yang tengah berbaring."Kenapa aku harus ikut Pah?" tanya Keysa dengan nada yang terkesan jutek. "Yah dari pada kamu nggak ada pekerjaan di rumah kan sekalian jalan jalan nanti," ajak Arjuna seolah tak pernah terjadi apapun. Padahal ia baru tadi malam memarahi putrinya tersebut. "Nggak Pah, aku mau di rumah aja sama Bibi." Fitri berharap Papahnya mengizinkan."Apa alasannya? Apa akan ada orang yang datang ke rumah ini saat Papah dan Mamah sedang pergi," ucap Arjuna yang menebak-nebak membuat Fitri menggeleng cepat."Ng-Nggak kok Pah, lagian siapa juga yang mau datang nggak ada."Fitri memalingkan wajahnya."Kalau begitu kamu bersiap besok pagi! Kita akan berangkat jam delapan." Arjuna keluar tanpa menghiraukan penolakan dari putrinya, begitulah seorang Arjuna yang semua kehendaknya harus dituruti."Papah kapan sih aku bisa bebas? Kenapa nggak ada waktu untuk menik

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 7.

    "Ngomong ngomong usia Revan itu berapa Nak?" Hana tak hentinya menanyakan tentang Revan."Mamah jangan marah tapi yah kalau Key kasih tau, janji jangan marah karna usia kami berdua sangat jauh!" Fitri menunjukkan jari kelingkingnya agar sang Mamah mau berjanji."Fit, kamu jangan aneh-aneh yah! Mamah akan menolaknya kalau dia seorang lelaki tua atau suami orang," ceplos Hana spontan membuat Fitri memanyunkan wajahnya."Mah, makanya Mamah janji dulu baru Key kasih tau usianya berapa!" Fitri merengek melihat reaksi Hana yang menjengkelkan. "Iya Mamah janji, ayo cepat bilang berapa usianya?" pungkas Hana tidak sabar."Usia kami terpaut enam tahun Mah," jawab Fitri lirih takut sang Mamah akan menolaknya."Astagfirullah Fitri, tinggal bilang gitu aja lama banget Mamah kira kamu pacaran sama aki-aki. Mana pakai janji segala lagi buat jantungan aja," omel sang Mamah tetapi pada akhirnya ia tertawa juga membuat Fitri merasa lega."Mamah aku boleh kan pacaran sama Mas Revan, dia tampan loh Mah

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 6.

    "Sayang, kamu udah baikan?" sapa Hana langsung menanyai putrinya yang baru saja pulang sekolah. "Udah mendingan kok Mah?" jawab Fitri menghampiri Hana yang sedang bersantai di ruang tamu."Kata Mamah kan tadi nggak usah sekolah, tadi siapa yang mengantar kamu pulang apa Papahmu sudah pulang?" Hana mencecar putrinya tanpa henti."Layla Mah, tadi di sekolah Fitri sempat pingsan juga tapi sekarang udah baikan." Fitri mengadu pada mamahnya."Fit Mamah mau nanya, apa benar kamu berpacaran Nak?" Hana berbalik dan menatap Fitri dengan mimik wajah serius."M-M-Mah A-a aku nggak pacaran kok Mah," jawab hendak mengelak."Mamah kenal kamu sayang, Mamah tahu saat kamu jujur dan Mamah juga tahu di saat kamu sedang berbohong. Kamu mau kan bersikap jujur dan terbuka sama Mamah?" Hana mengusap kepala Fitri sambil berbicara lemah lembut.Fitri hanya diam, pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana jika ia jujur dan mamah nya tahu dia berpacaran pasti akan sangat sedih. Sungguh, ia sangat bimbang untu

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 5.

    Hana yang berhasil mendapatkan kunci gudang pagi itu langsung saja membukanya, ia segera membangunkan Fitri yang ternyata badannya sangat panas karena demam."Mah..! Panggil Fitri lirih hampir tak terdengar."Bangun sayang, ayok Mamah bantu ke kamar!" Hana mengecup kening putrinya dan membantunya untuk berdiri."Kepalaku pusing Ma, badanku juga lemas banget." Fitri mengadu sembari mengingat-ingat apa yang terjadi malam tadi."Kamu istrahat dulu nanti mamah buatkan sarapan, hari ini kamu libur dulu sekolahnya!"Usai mengantarkan putrinya ke kamar, Hana segera kembali ke dapur untuk membuatkan putrinya teh hangat dan membawakan nya sarapan.Tidak lama sejak Hana keluar, kini gantian Arjuna yang masuk untuk melihat putrinya yang tadi sempat dia periksa di gudang."Fitri, Fitri!" panggilnya mmembuat Fitri perlahan membuka mata, ia masih takut papahnya akan kembali marah."Cepat bangun dan berganti seragam sekolahmu! Kamu tidak lihat ini sudah jam berapa?" ucap Arjuna sambil menyibak selim

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 4.

    "Non, mau makan apa biar saya buatkan?" sapa artnya (Mirna) yang melihat anak majikannya sedang duduk di ruang makan."Nggak usah Bi, nanti saja aku sedang tidak lapar." Fitri menjawab sambil sesekali meneguk minuman dingin yang baru saja diambilnya dari dalam kulkas."Bibi kupaskan buah yah Non," tawar Mirna. Ia memang begitu pengertian pada Fitri dan keluarganya. Mirna sudah sangat lama mengabdikan diri pada keluarga Arjuna, ia sudah menganggap majikannya itu sebagai keluarganya sendiri terlebih jasa-jasa Arjuna dan Hana yang sudah banyak dalam membantu biaya pendidikan ketiga anaknya."Boleh Bi, tolong kupasin buah mangga sama buah kedondongnya yah kalau ada buah yang lain tolong campurkan juga soalnya aku mau bikin rujak Bi." Fitri meneguk habis minumannya."Iya Non sekalian saya buatkan sambalnya juga yah, tapi ngomong-ngomong non kan belum makan nanti sakit perut kalau makan rujak sebelum makan nasi Non," ucap Mirna memperingatkan Fitri."Tenang aja Bi, aku tadi sudah makan kok

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 3.

    Saat jam istrahat tiba, Fitri kembali menghubungi nomor kekasihnya namun belum juga aktif sejak pertengkaran kecil yang terjadi malam tadi."Sayang, kamu dimana sih?" batin Fitri bertanya-tanya, hatinya kembali risau. Di pikirannya saat ini terbayang sang kekasihnya sedang bersama orang lain, hatinya tidak siap jika memang itu menjadi kenyataan."Astagfirullah, semoga saja itu hanya pikiranku. Tolong jaga dia ya Allah aku nggak mau kehilangan lagi." Fitri berusaha menetralkan perasaannya yang semakin tidak kendali."Fit, lo ngapain sih diem disini pakek ngelamun lagi?" Layla menghampiri sahabatnya yang sedang duduk di bawah salah satu pohon yang ada di sekolahan, seperti itulah kkebiasaan Fitri jika sedang galau maka ia akan menyendiri untuk menenangkan pikirannya."Nggak ngapa-ngapain kok lagi pengen sendiri aja," jawab Fitri singkat sambil terus menimang ponselnya berharap ada notif pesan dari sang kekasih."Kenapa? Berantem lagi, gue bilang juga apa tuh cowok nggak bisa bahagiain l

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 2.

    "Mah, dimana Fitri apa dia masih di kamarnya?" Arjuna yang baru pulang berteriak memanggil Hana dan menanyakan putrinya. "Iya kan Kamu sendiri yang mengunci dia di kamarnya gimana bisa dia keluar?" ujar Hana sembari meneruskan aktivitasnya menata menu makan malam.Tanpa menghiraukan jawaban sang istri, Arjuna pergi begitu saja menaiki tangga menuju lantai atas tempat dimana kamar putrinya berada.Cklekk..Arjuna membuka pintu kamar Fitri, ia tersenyum senang mmelihat Fitri yang sedang fokus belajar."Nah begini dong sayang, belajar yang rajin jangan membuat papah marah terus!" Arjuna mengelus rambut panjang putrinya dengan lembut."Iya Pah, apa sekarang aku sudah boleh keluar?" Fitri bertanya penuh kehati-hatian, untung saja setelah bangun dari tidurnya ia menyadari kepulangan sang Papah hingga cepat-cepat beranjak menuju meja belajarnya. "Kamu selesaikan dulu belajarnya tunggu sepuluh menit lagi baru boleh keluar!""Hufhh, iya Pah." Fitri terpaksa memenuruti aturan Papahnya yang me

  • Bahagia Setelah Bersama Mas CEO Tampan!    Chapter 1.

    "Apa lagi Fitri, aku sibuk kamu bisa ngertiin aku nggak untuk kali ini aja," bentak seseorang di seberang telpon."Aku cuma pengen tahu kabar kamu apa itu salah? Lagian, pagi tadi aku udah chat kamu banyak banget tapi nggak kamu balas satupun.""Kamu tahu kan Fit... " ucapan Revan terputus."Kerjaan kamu nggak dua puluh empat jam megang hp terus. Iya aku tahu itu, bahkan aku udah hapal tanpa perlu kamu kasih tahu." Zahra memotong ucapan kekasihnya.Zahra Safitri, seorang gadis berusia tujuh belas tahun. Fitri mempunyai keinginan sederhana, ia ingin hidup tanpa tekanan dan memiliki seorang kekasih yang menyayanginya. Keysa ingin kisah cintanya bisa seperti cerita di dalam novel yang selalu bahagia dan saling memahami."Udah ya Fit, jangan kekanakan begini. Aku harus kerja itu juga tujuannya buat masa depan kita bukan buat orang lain.""Aku nggak kekanakan, aku cuma ..."Tutt.. tuut..Belum sempat Zahra menyelesaikan ucapannya tetapi panggilan sudah di akhiri sepihak oleh sang kekasih.

DMCA.com Protection Status