Home / Romansa / Bad Romance / Bab 3 . Terlalu Baik dan Menjadi Bodoh

Share

Bab 3 . Terlalu Baik dan Menjadi Bodoh

Author: Venny
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Crystal berusaha keras untuk berdiri, tetapi karena mabuk, kakinya tidak mampu berdiri tegak.

Bella kembali menghampiri kakaknya itu dan menangkap tubuh Crystal yang kembali limbung. Merasakan sentuhan tangan Bella di lengannya, membuat Crystal murka dan kembali mendorong tubuh adiknya itu dengan kuat.

Brukkk!!!

Bella terduduk di atas lantai, cukup keras. Hal itu membuat Bella meringis kesakitan dan menatap Crystal dengan rasa tidak percaya.

"APA?"

"Kamu tidak senang dengan perlakuanku? Semua yang terjadi padamu bukan salahku! Semua itu terjadi karena kamu terlalu baik dan menjadi bodoh!"

"BODOH!!!"

Crystal bersandar di dinding rumah yang sudah lapuk dan menatapnya dengan penuh kebencian, kemudian lanjut berkata, "Aku hanya ingin menjadi kaya dan terlepas dari kedua orang tua bodoh itu!"

"Dan dirimu tentunya! Adik kecil yang selalu bertingkah layaknya seorang malaikat! Kau tahu, karena aku kakakmu, maka aku akan memberimu nasehat!"

"Jangan terlalu baik, itu akan membuat orang memperalat dirimu dan kemudian membenci dirimu, saat tidak ada lagi yang dapat digerogoti."

Crystal mengoceh sambil menunjuk wajahnya.

Bella sendiri, tahu kakaknya itu walau selalu terlihat tidak peduli, tetapi memiliki begitu banyak beban pikiran. Tentu saja, hal itu terlihat dari bagaimana Crystal selalu berusaha tampi sempurna. Untuk satu hal itu, Bella bersyukur tidak memiliki standar hidup yang begitu tinggi.

Bella berdiri dan kembali mendekati Crystal yang terlihat seakan dapat tertidur kapan saja. Kali ini. Crystal tidak menolak dan menjatuhkan tubuhnya, sepenuhnya bersandar pada Bella. Bella tersenyum dan teringat akan masa kecil mereka. Dulu, hubungan mereka cukup baik, tetapi semua berubah saat ayah mulai terjerat minuman beralkohol dan keuangan keluarga mereka terpuruk.

Bella merebahkan tubuh kakaknya di atas ranjang. Lalu, Bella melepaskan sepatu boot kulit yang membungkus kaki kakaknya itu. 

Bella menarik selimut dan menyelimuti tubuh Crystal. Sangat cantik, walaupun mereka bersaudara, tetapi paras mereka berbeda. Crystal mirip ibu, tubuh tinggi semampai, kulit putih dan rambut hitam yang lurus. Wajah Crystal sendiri sangatlah cantik, mata bulat dengan bulu mata yang panjang, hidung mancung dan bibir tipis. Semua itu disempurnakan dengan pakaian dan riasan serta perawatan wajah yang mahal.

Sedangkan dirinya, Bella seperti Sang Ayah. Bertubuh pendek, kulit sedikit gelap dan rambut ikal kecoklatan. Wajahnya sama persis dengan wajah ayahnya, mata runcing tidak besar, hidup mancung sedikit besar di bagian depan dan bibirnya tebal. Bella tidak suka bibirnya yang begitu tebal, tetapi seperti itulah dirinya dilahirkan.

Beruntung kulit wajahnya cukup bersih, walaupun tanpa perawatan apapun. Untuk rambut, Bella angkat tangan, tidak ada yang dapat dilakukannya selain menggunting pendek sebahu. Jika tidak, rambutnya yang panjang akan mekar dan kusut di setiap tempat. Dari semua kekurangannya itu, ada kelebihan yang diberikan Yang Maha Kuasa kepadanya, yaitu otak cemerlang dan hati yang baik.

Bella menatap Crystal sekali lagi, sebelum keluar dari kamar dan menutup pintu. Bella mengambil tas tangan kakaknya yang tergeletak di lantai dan membawanya masuk ke dalam kamar, diletakkan di lemari kecil samping ranjang Crystal.

Saat itulah, Bella mendengar pintu depan rumah terbuka. Apakah itu ibu? batin Bella, sambil berlari keluar dari kamar.

Bella menelan ludah dan mulai panik. Itu bukan ibu, tetapi ayah yang sedang mabuk berat. Biasanya, ayah tidak akan kembali secepat ini. Apa yang harus dilakukannya? Ayah sudah melihat dirinya dan Bella tidak dapat kembali masuk ke kamar. Jika itu dilakukannya, maka ayah akan mengamuk dan menghancurkan semua benda yang ada di hadapannya.

"A-ayah ...!"

Panggil Bella dan berjalan cepat ke arah dapur untuk memanaskan sayur untuk ayahnya. Jantungnya berdegup kencang, dirinya tidak tahu kapan ayah akan mengamuk.

Tuan Swan, berjalan sempoyongan dan duduk di kursi meja makan yang kecil.

"AIR!!!"

Teriak Sang Ayah minta minum.

Teriakan ayah yang tiba-tiba membuat Bella terlonjak kaget dan mangkuk sayur yang ada di tangannya terlepas.

PRANGG!!!

Mangkuk kaca pecah berserakan dengan sayuran di dalamnya muncrat ke segala arah.

BRAKKK!!!

Tuan Swan memukul meja begitu keras dan kembali membuat Bella ketakutan. Bella jongkok dan tangannya tertancap pecahan kaca, karena berusaha buru-buru membersihkan kekacauan yang ditimbulkan olehnya.

"ANAK BODOH! PANGGIL IBUMU KEMARI!!!"

Teriak Sang Ayah dengan wajah merah karena mengamuk.

"I-ibu ..., ibu belum kembali!" jawab Bella dengan suara yang sangat kecil dan bergetar.

"KAU BOHONG! PANGGIL IBUMU KELUAR!"

Teriak Sang Ayah kembali.

Bella tidak berani menatap ayahnya, dirinya sibuk membersihkan pecahan kaca dengan tangan gemetar dan berlumuran darah.

"KAU MELAWAN???"

Teriak ayahnya dan berdiri, lalu berjalan sempoyongan menginjak pecahan kaca yang berserakan di lantai. Beruntung ayah memakai sepatu, jika tidak kakinya akan terluka parah.

"APA KAMU BISU???"

Teriak Sang Ayah kembali yang sudah berada tepat di hadapannya.

Bella menelan ludah dan berdiri dengan tangan yang memegang pecahan mangkuk tadi.

"T-tidak ...."

Bella menutup matanya dan tidak lagi mampu melanjutkan perkataannya, setelah melihat tangan ayah yang sudah diangkat tinggi hendak memukul dirinya.

"HENTIKAN!"

Teriakan Sang Ibu membuat Bella membuka mata dan air mata mulai mengalir membasahi wajahnya. 

"I-ibu ...," panggil Bella dengan suara bergetar.

Ayah tidak jadi mendaratkan pukulan dan langsung berbalik menatap ibu.

"Masuk ke kamar!" perintah ibunya yang menatap tajam ke arah ayah. 

Ayah berjalan sempoyongan menghampiri ibu. Bella tahu apa yang akan terjadi berikutnya, ayah pasti memukul ibu.

Bella meletakkan pecahan kaca yang ada di tangannya ke dalam bak cuci piring. Lalu, melompati pecahan kaca yang ada di hadapannya. Hal ini harus dihentikan, batin Bella.

Bella tidak lagi melihat bagaimana ayah mulai memukuli ibunya. Dengan tubuh gemetaran dan tangan berlumur darah, Bella berlari keluar rumah.

Bella berlari tanpa alas kaki dan mata buram karena air mata. Dirinya berlari ke satu tempat tujuan, yang telah lama ingin di datanginya. Berlari dengan kaki telanjang mengitari tiga blok dan berhenti tepat di depan tempat itu dengan napas memburu.

Kehadirannya, membuat orang-orang yang berada di dalam tempat itu langsung keluar dan menghampirinya. 

Bella mengatakan apa yang terjadi dengan terbata-bata. Dirinya tidak yakin apa yang diucapkannya, tetapi sepertinya pria-pria berseragam itu mengerti apa yang dikatakannya. Mereka mulai sibuk dan memberi perintah. Bella tidak lupa memberitahukan di maka alamat tempat tinggalnya. 

Setelah itu, seluruhnya pandangannya gelap gulita. Tubuhnya tidak bertenaga, limbung. Bella bersiap merasakan rasa sakit di tubuhnya yang akan terjatuh di atas aspal yang kasar. Namun, dirinya mendarat di pelukan yang empuk dan hangat. Bella merasa lega dan dirinya tidak lagi sadarkan diri.

***

Bau antiseptik memenuhi indera penciuman Bella. Bau itu membuatnya mengernyitkan dahi, perlahan Bella mencoba membuka matanya. Namun, hal itu terasa sangatlah sulit. Seakan kelopak matanya sangat berat atau melekat erat. 

Setelah berusaha begitu keras, akhirnya perlahan matanya terbuka. Sinar lampu terang, menyilaukan pandangannya, hal itu membuat Bella kembali memejamkan matanya.

Bella menutup matanya kembali dan ingatannya akan malam itu berputar jelas di benaknya. Hanya dengan mengingat kejadian itu, membuat jantung Bella berdegup dengan kencang.

Ingatan terakhir menghampiri benaknya, ingatan dirinya berlari ke kantor polisi dan itu membuat Bella membuka matanya lebar-lebar. 


Comments (1)
goodnovel comment avatar
anggi
bacanya pingin marah tapi apa daya ngga sanggup buat ga lanjut baca (T-T ) btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow~
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bad Romance   Bab 4 . Apa Yang Kamu Lakukan, Sudah Tepat

    Bella mengedarkan pandangannya, dan terlihat jelas dirinya berada di rumah sakit."ISABELLA SWAN!!!"Bella mendengar jelas, suara ibu yang meneriaki nama lengkapnya. Itu tanda, bahwa ibu benar-benar marah.Bella memalingkan kepalanya ke arah asal suara tadi. Dirinya melihat, ibu melihatnya dengan raut wajah begitu marah. Apa yang terjadi dengan wajah ibu? Wajah ibu hampir separuh tertutup lebam, bahkan salah satu mata ibu begitu merah."A-apa yang terjadi terhadap Ibu?"Tanya Bella, dirinya bahkan kesulitan mengenali suaranya sendiri. Suaranya saat ini, terdengar begitu lemah dan serak. Untuk mengucapkan satu kalimat tadi, membuat tubuhnya berkeringat dingin.Di samping ibu, Ellena melihat Crystal yang seperti biasa, selalu terlihat tidak peduli."Kau ...! Kau anak durhaka!"Cecar ibu kepada Bella, ini pertama kalinya Bella melihat ibu begitu marah."Sudahlah, Bu! Ayah pantas menerima hukuman itu. Lihat apa yang

  • Bad Romance   Bab 5 . Andaikan Waktu Dapat Diputar

    Nnn"Nyonya Swan tidak bisa menjemput dirimu. Jadi, aku menyempatkan waktu untuk mengantarmu pulang."Inspektur David mencoba menjelaskan. Sebetulnya, dirinya hanya kebetulan lewat dan memastikan apakah gadis itu sudah pulang. Namun, informasi yang di dapat dari perawat, sama sekali tidak ada keluarga gadis itu yang datang hari ini. David sendiri tahu jelas, ibu gadis itu sangat marah karena keberaniannya melapor kepada polisi dan hal yang diucapkan Sang Ibu juga masuk di akal. Kedepannya Keluarga Swan akan sulit menghadapi para tetangga dan warga sekitar.Bella mengangguk dan berdiri, lalu berjalan mendekati Inspektur David."B-bagaimana dengan biaya rumah sakit?" tanya Bella. Dirinya memiliki tabungan, tetapi tidak banyak dan disimpan di rumah."Kantor sudah membayarnya!" jawab Inspektur David singkat. Dirinya pribadi membayar tagihan rumah sakit gadis itu, karena rasa iba.Bella tidak lagi berkata-kata, dirinya patuh mengikuti Inspektur David d

  • Bad Romance   Bab 6 . Itu Pantas

    "Itu pantas! Ayah sudah mengkalkulasi, kami akan mengambil cicilan untuk 10 tahun. Jadi, uang muka tidak terlalu berat," ujar Tuan Hall tersenyum bahagia."Tapi-"Nicholas tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan keberatan, karena ibunya lanjut berkata, "Turuti perkataan orang tuamu! Itu akan membuat dirimu lebih dipandang tinggi!""Namun, kami masih kekurangan sedikit untuk pembayaran uang muka! Bella, apakah kamu mau membantu Nicholas? Aku yakin, kamu tidak akan keberatan!" ujar Nyonya Hall menatapnya tajam.Bella menelan ludah. Dirinya memiliki sedikit tabungan, tetapi itu untuk biaya kuliahnya tahun depan."Ayolah, Bu! Jangan merepotkan Bella, dirinya sendiri harus-"Kembali ucapan Nicholas terpotong, tetapi kali ini oleh Bella yang buru-buru berkata, "Tentu! Aku akan membantu Nicholas!"Seketika senyum merekah di wajah Tuan dan Nyonya Hall. Hal itu membuat Bella merasa sedikit tenang, walaupun itu artinya dirinya akan kehilang

  • Bad Romance   Bab 7 . Bukan Tanggung Jawabnya

    "Kita akan melewati ini semua bersama," bisik Nicholas.Bella merasa matanya hangat, begitu juga dengan hatinya. Saat ini, Bella merasa sangat beruntung dengan keberadaan Nicholas di sisinya.Bella melangkah masuk melewati pagar rumah dan kembali berbalik menatap Nicholas yang masih menatap dirinya."Pulanglah!" ujar Bella sambil menggerakkan tangannya meminta pria itu segera pergi."Selamat malam," ujar Nicholas sambil melambai pada Bella.Bella menunggu sampai Nicholas menghilang baru membuka pintu rumah. Namun, tangannya yang diletakkan di kenop pintu terhenti, saat sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan rumah mereka.Bella berbalik dan melihat seorang pria berpakaian rapi keluar dari pintu pengemudi, berjalan ke arah pintu penumpang bagian belakang dan membuka pintu itu. Bella melihat sepertinya pria itu adalah seorang supir, jika dilihat dari pakaiannya yang terlihat seperti seragam.Crystal turun dari mobil da

  • Bad Romance   Bab 8 . Berkecil Hati

    Setidaknya, hari ini Bella dapat melihat ibunya tersenyum dan dirinya berterima kasih karena kedatangan Nicholas.Hari-hari berlalu dengan cepat, tidak terasa tiga tahun sudah berlalu. Saat ini, Bella berusia 20 tahun. Enam bulan lagi, ayahnya akan dibebaskan. Karena kelakuan ayah yang baik, beliau mendapatkan remisi.Bella tidak lagi kuliah. Keuangan keluarga mereka sangat buruk. Uang yang di dapat dari menjahit boneka tidak seberapa. Terlebih, Bella masih harus ikut membayar cicilan kendaraan Nicholas. Namun, Bella tidak keberatan. Nicholas tumbuh menjadi pemuda yang begitu memukau dengan otak brilian.Terkadang, Bella akan merasa berkecil hati saat bersama dengan Nicholas. Banyak hal yang tidak lagi dapat mereka bicarakan, bisa dikatakan jenjang sosial mereka sudah berbeda. Bahkan, Bella sudah jarang pergi ke rumah keluarga Hall. Orang tua Nicholas beberapa kali secara terang-terangan menolak kehadirannya, dengan mengabaikan deringan bel yang dibunyikan olehnya.

  • Bad Romance   Bab 9 . Akan Segera Menikah

    "Apa yang membawamu kemari sepagi ini?" tanya Bella yang segera menghampiri Nicholas.Nicholas tidak menjawab pertanyaan itu. Dirinya tahu, setiap hari Sabtu pagi Bella akan ditinggal sendirian oleh ibunya dan karena alasan itulah dirinya datang ke sini pagi-pagi sekali.Bella menatap lekat ke arah Nicholas. Setelah mengenal pria itu begitu lama, Bella tahu ada yang mengganggu pikiran pria itu."Ada apa?" tanya Bella cemas.Nicholas menyentuh wajah Bella dan berpikir, Bella begitu berbeda dengan saudarinya itu. Bella tidak memiliki kecantikan Crystal, tetapi senyum Bella dapat menerangi hatinya. Bahkan, pakaian yang dikenakan adalah pakaian itu-itu saja. Kaos dan celana jeans lusuh. Tidak ada riasan apapun di wajah manis Bella dan itu dulu yang disukainya, saat dirinya belum memiliki pergaulan seluas sekarang. Nicholas akan mulai membandingkan penampilan Bella dengan kenalan wanita lainnya dan itu membuat Nicholas merasa begitu buruk.

  • Bad Romance   Bab 10 . Godaan

    Bella meletakkan gagang telepon kembali ke tempatnya. Kecewa, benar dirinya merasa kecewa. Namun, itu hanya ditelannya sendiri dan tidak diutarakan kepada kekasihnya itu. Bella menghela napas dan kembali duduk di ruang tamu, kembali menjahit mata boneka. Perlahan, air mata mulai membasahi wajahnya. Di lubuk hatinya, Bella tahu Nicholas malu akan dirinya. Namun, ada rasa berhutang yang membuat pria itu tetap bertahan di sisinya.Seharusnya, waktu itu Bella tidak menyerahkan kesuciannya kepada Nicholas. Hal itu, malah akan membuat Nicholas terikat padanya. Namun, rasa takut ditinggalkan membuat Bella menyerahkannya.Impiannya yang tersisa, tinggal satu. Hanya satu, yaitu menjadi istri Nicholas Hall. Hanya pria itu yang dimilikinya. Jika, Nicholas meninggalkannya maka dirinya tidak lagi memiliki harapan dan impian. Jadi, karena alasan itulah Bella bersedia menyerahkan kesuciannya, pagi itu. Saat ini, dirinya hanya berharap mengandung dan Nicholas segera meminang

  • Bad Romance   Bab 11 . Kambing Hitam

    "Crystal, kemarilah!" Tuan Mark Adams meminta Crystal duduk di sofa yang ada di hadapannya. Tentu, malam ini pria itu akan menjaga sikap di hadapan calon tim hukum perusahaannya."Silahkan duduk!" kembali Tuan Mark Adams mempersilahkan mereka.Mereka membahas masalah bisnis dan ternyata Tuan Adams cukup profesional. Begitu juga dengan Crystal, yang sangat cerdas dan kembali membuat Nicholas merasa kagum.Pertemuan mereka berjalan lancar. Pertemuan ditutup dengan jabatan tangan dan senyuman di wajah mereka masing-masing. Tuan Mark Adams tergila-gila dengan Crystal, jadi apapun yang dikatakan oleh wanita itu akan didengarkan dan dipatuhinya.Nicholas merasa semua berjalan begitu lancar dan hal itu membuat rasa percaya dirinya semakin kuat. Setelah selesai membahas bisnis, Tuan Mark Adams menjamu mereka dengan anggur yang mahal. Nicholas minum satu gelas, dirinya tidak pernah minum minuman beralkohol. Pengecualian untuk malam ini, dirinya

Latest chapter

  • Bad Romance   Bab 63 . Kediaman Keluarga Baker

    David bukanlah pria suci, walaupun memiliki impian yang mulia. David sudah begitu sulit mengendalikan diri, terhadap setiap rayuan yang dilancarkan oleh Bella. David tahu, dirinya hanya akan menjadi bagian dari rencana balas dendam wanita ini. Mirisnya, peran yang dipikul hanyalah sebatas teman kencan bagi Bella, tidak lebih.Apakah dirinya mampu menjalani hubungan seperti itu? Apakah dirinya mampu melanggar semua norma yang dijunjung tinggi selama ini? Yang terpenting adalah, bagaimana dirinya menjalani hidup pada saat Bella meninggalkannya?Bella mempererat pelukan dan memperdalam ciumannya. Bibir pria ini amat berbeda dengan bibir Ben. Bella menyukai rasa David, bahkan ingin rasa pria ini yang tertinggal pada dirinya.Pertahanan David luluh lantak. Ya, anggap saja ini bagian dari petualangan yang tidak berarti.Malam itu, Bella menerima David dengan penuh sukacita. Perlakuan David yang begitu lembut dan memuja dirinya, membuat B

  • Bad Romance   Bab 62 . Percintaan yang Buruk

    Anehnya, kedua orang tuanya sama sekali tidak menghubungi. Namun, hal itu lebih membuat David merasa khawatir. Seakan, ada sesuatu yang direncanakan oleh kedua orang tuanya itu.TING TONG!Bel apartemennya berbunyi."Sial!" gerutu David dan bangkit dari sofa. Dirinya tahu, ayah dan ibu tidak akan tinggal diam. Mereka pasti datang untuk membicarakan apa yang terjadi tadi.Namun, David akan mengusir mereka pergi. Bagaimana mereka tidak mengerti, bahwa dirinya butuh waktu sendirian.Dengan kesal, David membuka pintu kasar."BUKANKAH SUDAH KUBILANG-"Teriakan David terhenti saat melihat siapa yang berada di depan pintu apartemennya.Bella langsung melangkah masuk dan memeluk pria itu. Seperti perkiraannya, memeluk pria ini terasa begitu tepat dan nyaman. Seakan apa yang menggerogoti jiwanya seketika sirna, ditelan kehangatan pria itu.David mengangkat kedua tangannya ke atas. M

  • Bad Romance   Bab 61 . Hukuman

    Bella menundukkan wajahnya. Setidaknya dengan begitu, dirinya tidak perlu melihat wajah buruk pria itu. Lift berhenti dan pintu terbuka. Ben menarik kasar dirinya keluar dari lift. Sepanjang koridor, dapat dikatakan Bella diseret. Dengan sepatu setinggi ini, membuat Bella sulit menyamakan langkah kaki lebar pria itu.Beberapa kali, Bella hendak terjungkal. Namun itu tidak terjadi, sebab cengkeraman Ben begitu kuat.Bella tidak tahu ini lantai berapa, dirinya bahkan tidak peduli. Dirinya masih membutuhkan pria ini. Saat langkah ini diambil, Bella tahu jelas tidak ada jalan mundur. Kecuali, dirinya melepaskan rasa dendam dan kebenciannya. Namun, itu tidaklah mungkin.Ben memasukkan kartu dan mendorong pintu kamar hingga terbuka lebar. Lalu, dengan satu tarikan kuat, menarik Bella masuk ke dalam dan melepaskannya. Tubuh Bella limbung dan menabrak dinding kamar itu. Ben membanting pintu kuat hingga tertutup dan melangkah maju, menutup jarak di anta

  • Bad Romance   Bab 60 . Kenikmatan Duniawi

    Langkah kaki David terhenti. Tatapannya terkunci pada sosok yang berada di hadapannya. Sosok memukau yang melangkah pasti ke arahnya. Gaun merah itu ikut bergoyang mengikuti hentakan langkah kaki indah itu. Yang sesekali akan menyelinap keluar dari belahan gaun yang begitu tinggi.Semua itu dilihat David dalam gerakan lambat. Seketika suasana di sekitarnya menjadi hening. David hanya mampu mendengar suara detak jantungnya sendiri. Yang perlahan dan pasti, itu berdetak semakin kencang.Bella mengunci tatapannya, hanya kepada pria itu. Selain untuk menghindar dari Crystal, Bella juga ingin membuktikan perubahan dirinya. Apakah dirinya mampu mencium David di tengah ruangan yang ramai ini? Bahkan, di hadapan kedua orang tua pria itu? Bagaimana jika, David mendorongnya? Tidak, Bella tidak akan mengizinkan hal tersebut terjadi.Setelah menjadi seorang wanita dewasa, penuh percaya diri dan sadar akan kemolekannya, Bella yakin, dirinya tidak akan mampu

  • Bad Romance   Bab 59 . Menyelamatkan Diri

    Mereka tiba di ballroom hotel mewah itu dan tempat itu dihias dengan begitu mewah, nuansa warna hitam dan emas. Penjagaan sangat ketat, hanya mereka yang memiliki undangan dipersilakan masuk.Bella menyerahkan undangan yang dikirimkan oleh Ben. Mereka diantar masuk ke dalam dengan penuh hormat dan menempati bangku di meja paling dekat dengan jalur catwalk.Suasana begitu meriah dan para tamu yang hadir terlihat spektakuler. Bella dan David duduk saling berhadapan, pelayan datang menawarkan sampanye. Bella juga mulai belajar minum minuman beralkohol dan siapa sangka, dirinya memliki daya tahan yang cukup tinggi. Bahkan, dirinya tidak pernah mabuk setelah minum bergelas-gelas. Jadi, Bella tanpa ragu mengambil satu gelas sampanye dan meneguknya.David melakukan hal yang sama, mengambil satu gelas sampanye dan meneguknya. Dirinya tidak lagi khawatir saat melihat wanita itu minum, karena David tahu jelas Bella tidak akan mabuk. Tidak seperti pertama

  • Bad Romance   Bab 58 . Tidak Berencana Melewati Batas

    "Tidak! Itu tidak normal dan perlu ditemukan penyebabnya. Jika tidak, maka itu akan menjadi trauma!" tegas David, yang tidak lagi memiliki selera makan. Dirinya tidak suka membahas hal tersebut dengan Bella, tetapi profesionalitasnya diuji kali ini."Benar, aku yakin juga seperti itu. Itu salah satu alasan, mengapa aku ingin memiliki pengalaman lebih akan hal tersebut," ujar Bella yang sambil menyantap makanannya."Kamu tidak bisa menikmatinya dengan Ben, itu artinya juga akan sulit dengan pria lain. Ben, kamu mengenalnya dan kamu kesulitan. Apalagi dengan pria yang tidak kamu kenal," jelas David.Bella mengangguk dan kembali berkata, "Mungkin itu benar. Tetapi, alasan mengapa aku tidak dapat menikmati percintaan itu adalah saat kami bercinta, aku akan memikirkan bagaimana perlakuan Ben terhadap wanita lain. Itu yang menggangguku! Karena itu, aku ingin memiliki pria lain, seperti Ben!" jelas Bella."Apakah kamu mencintainya? Ada ke

  • Bad Romance   Bab 57 . Tidak Menikmati

    Hari ini Bella sama sekali tidak melakukan apa-apa. Dirinya tidak mengikuti kursus apa pun, apalagi pergi ke kampus. Saat langit gelap, Bella turun dari ranjang, mandi dan berganti pakaian. Lalu, makan sedikit. Ya, seharian ini, Bella sama sekali tidak makan maupun minum.Suasana hatinya begitu buruk. Setelah berganti pakaian, Bella pun meninggalkan apartemennya. Menggunakan taksi, dirinya pergi ke klinik David Baker. Saat ini, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam.Bella sampai dan melangkah masuk ke dalam klinik."Selamat malam, Nona Bella," sapa salah seorang perawat yang berada di klinik."Selamat malam," sapa Bella kembali."Bukankah hari ini Nona tidak memiliki jadwal temu dengan Dokter?" tanya sang perawat."Benar, aku memang tidak memiliki jadwal temu. Namun, aku ingin menemui David.""Baiklah, Nona. Akan aku sampaikan kepada Dokter. Namun, di dalam masih ada pasien. Bisakah Nona menu

  • Bad Romance   Bab 56 . Berharap

    Bella mandi dan keramas. Dirinya berusaha menghapus semua jejak pria itu di tubuhnya. Ini sulit, sangat sulit bagi Bella. Dirinya sama sekali tidak menikmati percintaan tadi. Namun, itu dilakukan karena kewajiban, jadi cukup menyiksa.Bella keluar dari kamar mandi, dengan rambut basah dan tubuh terbalut jubah mandi. Dirinya mendapati Ben masih berada di sana, duduk di sisi ranjang menatapnya."Mengapa kamu minum obat ini?" tanya Ben, sambil menatap botol obat yang ada digenggamannya.Bella melangkah maju dan melihat botol obat miliknya, sudah berada di genggaman pria itu."Bukankah itu harus?" tanya Bella."Bukankah, seharusnya kamu membahas masalah ini padaku terlebih dahulu?" tanya Ben kembali, tanpa menjawab pertanyaannya.Bella maju satu langkah dan menghela nafas berat, lalu menatap pria itu sambil berkata, "Kamu tahu jelas akan pengalamanku? Lagipula, di dalam kontrak tidak dikatakan aku harus mengandung anakmu! Jadi,

  • Bad Romance   Bab 55 . Tidak Memiliki Hak Untuk Keberatan

    Uhuk Uhuk Uhuk!David tersedak ludahnya sendiri, saat mendengar permintaan Bella."Tunggu! Tunggu! Ada yang harus diluruskan!" sanggah David buru-buru."Tentu! Katakan saja," jawab Bella."Begini, aku akan mendampingimu. Kamu ingin melihat kehidupan malam, maka aku akan menemani dirimu. Aku akan membantumu menemukan pria yang tepat! Walau, itu tidak aku harapkan," jelas David."Apa?" pekik Bella, sambil memutar bola matanya kesal."Aku tidak butuh teori! Aku butuh praktek langsung!" jelas Bella tidak sabar."Ini tawaranku! Apakah kamu mau terima atau tidak, itu terserah padamu!" tegas David."Itu artinya tidak ada ciuman atau seks?" tanya Bella."Tidak! TIDAK!" tegas David kembali.Bella mengangguk dan bertanya, "Namun, tidak masalah jika aku merayu dirimu bukan?""Apakah kamu bisa?" tanya David dengan menaikkan sebelah alis matanya."

DMCA.com Protection Status