Accept You
...
Mayya menerjabkan matanya pelan. Mata hazelnya langsung bertemu pandang dengan lapisan kayu berwarna coklat yang menjadi langit-langit kamarnya. Ia pikir seperti sudah sangat lama ia tak terbangun dengan kondisi seperti ini. Hampir tiga hari pikirnya ia menghabiskan waktu dikamar seharian penuh. Mayya juga melewatkan acara mandi pagi dan sorenya lantaran ia tak memiliki cukup tenaga untuk bangkit dari tempat tidur yang ia tiduri itu.
Dengan langkah hati-hati Mayya, bangkit dan berusaha duduk bersandarkan head bed besi dibelakangnya. Sejenak ia memutari pandangan disekitar kamarnya. Tentu meski sudah beberapa hari berada dirumah ini, rasanya Mayya masih merasa asing dengan pemandangan ini.
Jika dulu dirumahnya setiap ia terbangun, Mayya selalu disuguhkan dengan pemandangan rerumputan dan taman kecil yang ia buat di halaman rumahnya. Bunga mawar merah yang menjadi bunga kesukaannya tak pernah terlewatkan untuk dia hirup. Namun kini
Jackson’s Mom...Akhirnya Mayya kembali menatap Tia. Mata hazelnya lalu turun mengarah pada Jackson yang sedang bermain dengan ujung dress merah yang dipakai Tia. “Aku punya Jackson sebagai kado terakhir yang diberikan Mikhaela untukku.”Tia mengernyit semakin aneh. “Apa maksudmu?”Mayya membawa kaki Jackson mendekat ke wajahnya lalu menciuminya hingga bayi itu kembali terkikik geli. “Jackson, adalah hadiah terakhir yang dilahirkan Mikhaela untukku.”“Mayya..”Tak lama mata hazel itu telah mengeluarkan cairan bening dari sudut matanya. Hidung mungil Mayya memerah dan napasnya tersengal. “Hanya karena Jackson aku mampu bertahan. Dia masih membutuhkanku.”Tia ikut bersimpati pada Mayya. Tak disangkanya dibalik wajah polos milik gadis itu, Mayya menyimpan kesakitan. Ia pikir setelah ia kehilangan ibunya, rasanya dunia hancur lebur. Meski ia masih bayi kala itu, namun ia bisa merasakan rasa sakit itu. masih ia ingat bagaimana senyuman terakhir
Greeting...Mayya tersentak dalam kegelapannya. Mata hazelnya langsung terbelalak begitu mendengar suara bariton yang dikenalnya dengan baik. Ia langsung terperanjat dan bangkit dari tempat tidur.Dilihatnya pria bermata merah itu tengah memandanginya sambil bersedekap. Dengan kaos abu-abu berkerah lengan pendek miliknya, otot yang ada disekitar lengannya tercetak jelas.“Rowman...” ucapnya lirih.“Biasakan untuk tak terkejut melihatku.” Ucap pria itu datar. Dari nada bicaranya Rowman terdengar sedikit jengkel dengan reaksi Mayya untuknya.Rowman berjalan ke arah kasur Mayya. Mata merahnya memperhatikan sudut mata sembab milik Mayya. Ia memilik untuk berdiri didekat gadis itu dengan ekor mata musangnya yang terus menatapnya tajam.Sejujurnya Mayya agaknya kurang nyaman dengan tatapan itu. Rowman menatapnya seakan menelanjanginya. Mata merah milik pria itu seolah bisa menembakkan laser dari dalam sana. Aneh memang, ta
Knowing You...Seorang gadis berambut cepak berjalan menuruni anak tangga. Pipinya yang merah nampak merona karena memang demamnya belum sepenuhnya turun. Tubuhnya saat ini terasa sangat segar. Mungkin ia terlihat begitu pucat bukan hanya karena sakit, melainkan karena ia sudah lama tak membersihkan dirinya selama kurang lebih tiga hari. dan seharian ini yang ia lakukan hanya bermalas-malasan diatas tempat tidur. Ketika ia terbangun, nyatanya hari sudah mulai sore. Percakapan kedua orang yang tadi pagi menyambangi kamarnya seakan-akan seperti mimpi. Tak pernah dibayangkannya Rowman yang ia kira adalah orang yang bertipe irit bicara, mengeluarkan kosa kata aneh yang membuatnya tergelak dalam tawanya.Saat berjalan menuruni undakan anak tangga, mata hazel milik Mayya mencari ke setiap sudut dimana orang-orang yang biasa ia lihat. Tia memang menyuruhnya untuk memanggil Arca atau dirinya bila perlu sesuatu. Namun Mayya sadar betul siapa dirinya. Ia tak berhak be
Welcome Lady...Semilir angin dibulan April berhembus tenang dan teduh. Meski pekat malam menenggelamkan sinar matahari yang terlanjur tak terlihat, namun langit malam ini begitu terang bagi siapa saja yang melihat. Tentu merupakan momen yang pas untuk sepasang insan yang tengah menghabiskan waktu berdua.Namun dari semua praduga itu, kini hanya ada sosok pria yang duduk diatas kursi taman dibelakang rumahnya. Angin menerbangkan rambut brunetnya yang sedikit memajang dibulan ke lima setelah ia memotongnya. Mata merah yang terbingkai oleh bentuk mata bak musang itu memandang sejajar langit diatasnya. Tak diperdulikannya angin malam yang dingin menerbangkan bulu halus pada kulitnya. Toh, rasanya terasa sama ketika suhu itu menerpa kulit pucatnya meski mantel coklat telah membungkus rapat tubuhnya.Rowman memilih taman kecil yang ada dibelakang rumahnya sebagai tempat merefleksikan diri. Sejenak hembusan angin malam seketika menerpa wajahnya dengan kekuat
Vlad RowmanKebodohan akan tetap menjadi sebuah kebodohan jika kau tak bisa mengubahnya....Sosok pemuda dengan kemeja biru tua dan celana denim panjangnya nampak menyipit melihat bangunan yang bediri didepannya. Sesekali ia berjinjit guna melihat ke arah jendela yang melubangi rumah itu. Disinilah. Sosok yang ia cari.Meski begitu, ia tak menemukan siluet sosok yang dicarinya. Hanya aromanya saja yang ia hirup berada tak jauh darinya, tepatnya disalah satu bangunan rumah yang kini berdiri didepannya.Di dalam sana, siapa yang menyangka kalau sosok yang dicarinya sudah berjalan jauh ke sana. Siapa sangka kalau sosok yang selama ini ia pantau bisa berakhir ditempat mengerikan seperti ini.Sungguh ironis.Setelah seminggu penuh mencari, kaki Max jatuh pada jantung kota Last Town, tempat terakhir yang ia yakini belum dicarinya. Setelah menghirup aroma tubuh sosok itu, Max semakin meyakini keyakinannya. Aroma tubuh
Bimbang..Kedua orang wanita dan satu bayi tengah berada dalam sebuah kamar yang luas. Kamar bernuansa merah marun itu nampak begitu memiliki nilai sensual yang terpancar. Cat dinding yang berwarna semerah darah itu merupakan salah satu dari semua kamar yang paling luas dirumah ini. Tentu, satu yang paling besar adalah milih sang Tuan rumah.Seorang gadis nampak mematut bayangan dirinya didepan cermin. Sesekali ia menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, melihat penampilan barunya yang telah disulap entah menjadi apa oleh Tatiana.Mayya memperhatikan penampilannya didepan cermin. Dengan pakaian yang ia kenakan saat ini, ia sedikit merasa aneh. Tak biasanya ia memilih untuk mengenakan model pakaian yang sedikitnya membuat jati dirinya sebagai seorang wanita terungkap. Lagi pula, rambutnya yang dulu pendek kini mulai memanjang. Mungkin pertumbuhan yang cepat untuk seorang wanita sepertinya.“Kau sangat cantik!” puji Tia. Wanit
Pria asingCinta tak pernah melarang siapapun untuk mencintai, tak peduli berapa usia yang membentang jarak diantaranya....Rowman dan Mark memutuskan untuk turun kebawah setelah pembicaraan antar sesama lelaki yang mereka lakukan. Baru saja turun dari dua undukkan anak tangga mereka dikejutkan dengan adanya suara lelaki lain yang ada di rumah itu. suara laki-laki itu terdengar tenang namun lantang hingga terdengar sampai ke penjuru rumah.“Aku tak pernah menyangka kalau kau tinggal ditempat ini, Mayya. Sungguh mengejutkan semi-vampir itu membawamu ke sini, tempat dimana seharusnya ia berada.”Rowman berhenti melangkah turun. Ia mendengar dengan jelas bagaimana lelaki asing itu mengutarakan kalimatnya, tentu didepan wajah Mayya.“Apa maksudmu?”Kedua pria yang kini berada dibelakang Mayya tak bisa melihat bagaimana perubahan raut wajah gadis itu. namun dari kalimat tanya yang ia ucapkan, tak bisa lagi disembunyikan s
Half..“Kalian para vampir dilarang untuk meminum darah half.” Kata Max dengan raut wajah datar.Mayya tersentak dari posisinya. Matanhya terbelalak saat mendengar uraian langsung itu dari Max. Apakah yang selama ini ia duga benar-benar terjadi. Apakah yang ia lihat dulu adalah sebuah kenyataan dan bukanlah sebuah ilusi..Mayya sudah menduganya namun tak mau mencari kebenarannya. Ia terlalu takut mendengarnya lebih lanjut. Ingatan mengenai Mikhaela yang berubah menjadi sosok yang menyeramkan membuatnya takut. Dengan darah yang berada di sekitar bibirnya, ia melihat sendiri bahwa Mikhaela telah berubah.Apakah ini adalah alasannya Mikhaela pergi menjauhinya. Bukan karena kebutuhan materiil mereka?“Mikhaela...”Max menatap Mayya dengan tatapan datarnya. Dengan sabar ia menunggu hingga saat gadis itu bernapas dengan tenang. “Mikhaela adalah seorang vampir.. tepatnya Half, Mayya.”DEG“Jangan dekati
"Jadi kau sudah melihat semuanya ?"Maria hanya bisa menganggukan kepalanya pelan. Ia sudah melihat dengan jelas bagaimana kehidupannya sebagai Mayya dulu. Sosok dirinya yang dulu pernah hidup sebagai seroang smei vampir dan meninggal setelah melahirkan kedua anak kembarnya. Ia juga tahu siapa sosok Rowman yang merupakan belahan jiwanya. Namun, ada hal yang masih mengganjal di dalam benaknya."Apakah setelah semua ini, aku tidak akan bisa mengingat kembali kehidupanku sebgaai Maria ?" Tanyanya Lirih. Entah mengapa ia merasa begitu sedih mengingat bahwa setelah semua ini mungkin saja ia tidak akan bisa lagi mengingat siapa sosok MAria dalam hidupnya. Setelah ini ia akan hidup sebagai Mayya.Celeste hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tahu bahwa semua ini tentu akan berat bagi Maria. Namun, sejak awal kedua orang tua wanita itu sudah memohon agar sang anak bisa hidup kembali meskipun hanya sebagai sebuah cangkang. Sejak awal dalam hembusan napas terak
Rowman masih setia menunggui wanita yang enggan menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan terbangun. Beberapa jam sudah terlewati namun pria itu msih saja enggan meninggalka wanita yang bernama Maria itu seorang diri. Ada sebuah rasa ketakutan ketika membayangkan bahwa sekali lagi ia akan kehilangan wanita ini, seandainya ia lengah sediit saja.Dulu saat Mayya masih hidup, ia bisa mempertimbangkan segala kondisi dan mudahnya mengatakan untuk mengakhiri hubungan mereka. Sewaktu itu ia masih memikirkan situasi yang bisa saja gaduh sejak berita hubungannya dengan Mayya terhendus oleh Shed dan kawanannya. Rowman masih mempertimbangkan keselamatan klannya. Namun, sekarang ia sudah tidak peduli lagi. Baginya kehilangan wanita itu juga merupakan kematian baginya. Harinya yang dulu penuh penantian yang tak pasti nyaris membuatnya gila Hanya demi anak-anaknya saja Rowman masih bisa menjaga kewarasannya. Kalau tidak ada Tia, Jackson, Iris dan Ares, Mungkin saja Rowman sudah menggila
Maria berhenti menatap kilasan masa lalu Mayya, yang merupakan kehidupannya terdahulu. Hidupnya yang merupakan Myya di masa lalu telah membuatnya tahu mengapa ia dipilih sebagai bentuk reinkarnasi dari Mayya. Ia telah terlahir kembali setelah kecelakaan yang seharusnya membuatnya sudah tidak ada lagi di dunia ini.Doa ayah dan ibunya, kedua orang yang telah berjasa melahirkannya ke dunia ini telah meminta para dewa untuk memberikannya sekali lagi kesempatan untuk hidup. Sebagai Maria, yang tentunya ia tetap akan kembali pada keluarga kecilnya di kehidupannya sebelumnya.Dirinya adalah Mayya, seorang semi vampir yang mengasuh Jackson, anak kakak kembarnya dan juga sebelum kematiannya dirinya yang dulu juga telah melahirkan sepasang aak kembar dari rahimnya sendiri. Bersama Rowman, ia telah menjadi belahan jiwa lelaki itu.Mungkinkah ia menerima semua mimpi-mimpinya dulu karena ia harus mengingat dulu semua kisah hidupnya di masa lalu sebelum ber
Seorang lelaki nampak berdiri didepan sosok wanita yang masih setia memejamkan kedua matanya. Ini sudah hari keempat dimana wanita itu tak urung sadarkan diri dari tidurnya. Banyak yang mengatakan bahwa wanita itu hanya sekedar tertidur. Namun dilihat dari jangka waktu kedua mata itu tertutup, ia sangsi jika ini hanyalah sebuah tidur semata. “Mayya, kapan aku akan membuka matamu? Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan padamu.” Ucap lelaki itu. Ia sengaja tak menempatkan dirinya untuk menduduki pinggir tempat tidur. Ia cukup sadar posisinya yang tak pantas untuk berdekatan secara lancang dengan wanita itu. sesuai janjinya dulu, ia akan menjaga wanita itu beserta keturunannya. Dan Mayya, akan menjadi pembayaran sumpahnya dulu. “Maaf karena aku datang terlambat Mayya. Maafkan aku juga
Maria menggelengkan kepalanya. Penyesalah yang diperlihatkan wanita berambut pirang itu sangat kentara dan ia harus mengataka bahwa wanita itu telah membayar semuanya. Celeste, sudah membayar semua kesalahannya dengan mengabulkan doa kedua orang tuanya dan memberikan kesempatan kepadanya dan Mayya untuk hidup sekali lagi."Lantas, bagaimana Mayya bisa meninggal dunia padahal dia adalah vampir ? apakah dia juga telah melakukan pengorbanan ?"Celeste menganggukkan kepalanya. Mayya memang melakukannya. Demi melindungi anak-anaknya, Mayya rela menjadi tameng agar bisa mengalahkan perang yang diciptakan ayahnya dan juga pria yang menjadi ayah dari keponakannya. Semua itu agar ia bisa pergi dengan tenang dan tanpa ada gangguan yang menghampiri keluarga kecilnya."Ya, dia melakukannya agar bisa melindungi orang-orang yang ia cintai."**“Kenapa? Kau terkejut melihat kedatanganku, Ayah?” tan
"Mayya, semi vampir ?"Maria berbisik pada dirinya sendiri begitu kegelapan kembali menemani kesendiriannya. Ia seperti mendapatkan penjelasan mengapa dirinya bisa sampai ke tempat ini. Jika dirinya merupakan reinkarnasi dari wanita itu, maka sudah sewajarnya takdir membawanya ke dalam wilayah ini. Tempat di mana seharusnya ia berada sebelumnya, tapi sampai detik ini ia masih tidak bisa mengingat satu pun kenangan di masa lalunya."Kau pasti bingung ?"Maria pun mendongakkan kepalanya dan melihat sosok wanita berambut emas yang sebelumnya ia temui, dan wanita itu mengaku sebagai ibu dari sosok Mayya, yang bereinkarnasi menjadi dirinya."Ada banyak kata yang harus kau dengarkan jika kau mau terdiam sebentar dan tidak menolak satu pun fakta yang keluar dari mulutku."Wanita itu menunduk dan menimbang. Ia sendiri selama ini hidup dalam ketidak ingatan akan hidupnya sebagai Maria sebelum ia mengalami amnesia, tapi sejak ia terbagun dari kom
“Kau..”Mayya dengan reflek langsung memutar tubuhnya. Namun mata hazelnya langsung di perlihatkan dengan dada bidang milik pria itu. perlahan Mayya menaikkan pandangannya ke atas. Dilihatnya mata merah itu menatapnya dengan tatapan datar.Seketika Mayya merasakan bahwa mata itu begitu mengintimidasinya. Mata merah itu nampak memiliki arti sendiri saat bersitatap dengannya. Mungkin setelah berjam-jam ia berada disini, satu hal yang belum disadarinya. Rowman memiliki mata sipit yang berbentuk seperti musang. Mata pria itu memang memiliki ciri khas bentuk seperti orang asia.“Kau..” Rowman kembali bersuara. Suara berat miliknya menggema diruangan dapur dengan tajam dan menusuk.Mayya berulang kali mencoba meneguk air liurnya sendiri. namun mata itu kembali seperti sedang memenjarakannya. Ia hanya bergeming, mematung ditempatnya. Selalu seperti ini. Saat pertama pertemuan
Seorang gadis dengan penampilannya yang sedikit maskulin, nampak berdiri didepan jendela besar yang ada di kamar yang ia tempati dengan pandangan kosong. Jauh didalam pikirannya, ia tak pernah menyangka bahwa ia akan sampai pada tempat ini. Dirinya tahu kalau ia sudah menjajakkan dirinya untuk berada dalam pusaran maut. Bersama dengan makhluk yang ia pikir nyaris tak pernah ada dimuka bumi ini dan hanya terdengar dari cerita tua, Kini Mahkluk itu berada didepan matanya.Mayya, ia sudah hidup sejak kelahirannya di kota ini. Sejak saat dimana pertama kali ia membuka matanya, Mayya sudah mengenal seluk beluk kota ini dari warga desa yang sering berpergian ke hutan mencari kayu. Namun tak banyak, karena setelah ia beranjak usia 10 tahun, seluruh warga memilih untuk bertransmigrasi ke kota yang lebih makmur, seperti Seattle atau New York. Mungkin Mikhaela adalah salah satu contoh dari mereka. Kakak kembarnya lebih memilih mengadu nasib di kota besar dan mencari
“Halo! Bisakah kami menumpang dirumahmu?” ditangannya terdapat bungkusan berwarna merah muda yang terlihat aneh di mata Tatiana. Ia bisa mengendus bau wanita ini, namun tidak dengan bayinya. Tatiana berjalan maju membelakangi ayahnya. Tubuhnya yang tinggi membuatnya bisa dengan mudah melihat apa yang berada dibalik kain merah muda itu.“Bayi?” tanyanya dengan alis terangkat.Wanita itu kembali tersenyum dan mata hazelnya memancarkan sesuatu yang tak Rowman mengerti. Beruntung tubuh putrinya sedang menutup wajahnya. Kalau tidak mungkin ia akan melihat lebih lagi dari wanita itu.“Halo. Aku Mayya. Bisakah kau memberikan tumpangan untukku dan anakku?”Rowman tertegun. Bau ini begitu memikatnya. Gadis muda mungil itu nampak sangat kecil dimatanya. Ia yang bertubuh besar terlihat seperti seorang raksasa ketika berhadapan dengan gadis muda yang bernama Mayya itu.