Home / Romansa / Baby, oh Baby! / Chapter 3 - Aku Ingin Bercinta

Share

Chapter 3 - Aku Ingin Bercinta

last update Last Updated: 2021-03-09 21:34:40

Chapter 3

-Aku ingin bercinta-

Empat tahun yang lalu.....

Satu minggu berlalu setelah menghabiskan waktu bersama, membuat Rosaline mengenal Dimitri lebih dekat dari sebelumnya. Lelaki itu sangat perhatian, bahkan bisa dibilang romantis, padahal hubungan mereka tak lebih dari sebatas kenalan.

Tapi tadi, saat keduanya terpana satu sama lain ketika melihat keindahan danau Onega, membuat Rosaline tidak menyangka jika Dimitri akan menautkan bibir mereka disana. Membakar tubuh mereka dengan gairah yang menyala-nyala. Bagaiamana mungkin ia merasakan perasaan seperti ini pada orang seasing Dimitri?

Dimitri lalu mengajaknya kembali dengan cepat, bahkan lelaki itu memilih menyewa hotel yang letaknya tak jauh dari danau. Dan kini, mereka tengah sibuk mencurahkan hasrat masing-masing.

"Aku menginginkanmu, Rose...."

"Aku mencintaimu..."

"Kau begitu cantik..."

"Biarkan aku memilikimu, maka akan kuberikan segalanya untukmu...."

Entah apa saja kalimat-kalimat yang keluar dari bibir Dimitri. Racauan-racauan tak jelas dalam bahasa Rusia, hingga yang dapat Rosaline lakukan hanya mengerang membalas semua racauan dari lelaki tersebut.

Rosaline telentang dengan pasrah di atas ranjang, sedangkan tubuhnya sudah polos setelah Dimitri melucutinya. Kini, lelaki itu tengah sibuh membuka pakaiannnya sendiri, membuat Rose takjub dengan keindahan yang terpampang sempurna di hadapannya.

Tubuh Dimitri tampak kekar, berotot, dengan kulit putih khas orang Rusia. Lelaki itu tampak menggairahkan ketika tubuhnya sudah polos sama seperti dirinya. Rosaline menggeliat tak menentu di atas ranjang. Padahal Dimitri belum menyentuhnya. Dan ketika Dimitri membebaskan bukti gairahnya, yang bisa Rose lakukan hanya menahan napasnya, saat tahu betapa menakjubkannya bukti gairah lelaki itu.

Rosaline terduduk seketika, berharap jika Dimitri mengizinkannya untuk menyentuh bukti girah lelaki itu. Tapi apa yang Rose inginkan nyatanya tidak terpenuhi, saat Dimitri memilih kembali mendorong tubuh Rosaline hingga wanita itu kembali telentang di bawah tindihannya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Dimitri dengan suara yang sudah serak.

"Menyentuhmu, aku ingin menyentuh milikmu."

"Tidak akan kubiarkan."

"Kenapa?" Rose bertanya dengan penasaran.

"Karena aku yang akan menyentuhmu." Dan setelah itu, Dimitri kembali melumat bibir Rosaline. Jemarinya sudah bergerilya, mencari pusat diri Rosaline, memainkannya, menggodanya, hingga yang dapat Rose lakukan hanya mengerang pasrah dalam cumbuan Dimitri.

Bibir Dimitri turun kebawah, meninggalkan Rose dengan desahan-desahan panjangnya, lalu bibirnya mendarat pada puncak payudara wanita itu, melumatnya, menghisapnya, sedangkan jemarinya sudah membelai lembut pusat diri Rosaline.

Erangan yang keluar dari bibir Rose tak mampu membuat Dimitri bertahan, erangan itu bagaikan nyanyian erotis yang mampu meningkatkan gairahnya secara pelan tapi pasti. Oh, Rosaline benar-benar membuatnya frustasi dengan gairah yang menghantamnya lagi dan lagi.

Hingga ketika Dimitri tak mampu lagi menahannya, ia menghentikan aksinya lalu berkata lembut pada Rose. "Aku akan memulainya."

Rosaline tidak menjawab,ia hanya mengangguk pasrah, sibuk dengan kenikmatan yang menyerangnya hingga ia tidak peduli ketika Dimitri memasang pengaman pada bukti gairahnya sebelum menyatukan diri seketika dengan dirinya.

"Rose, kau, luar biasa." ucapnya dalam bahasa Rusia.

Rosaline tidak menjawab, karena ia masih sibuk mengontrol diri agar tidak berteriak ketika Dimitri terasa penuh mengisinya. Dimitri mulai bergerak, bibirnya kembali meraih bibir Rosaline, melumatnya bahkan sesekali menggigitnya. Keduanya begitu menikmati percintaan panas pertama mereka, hingga mereka tidak sadar, jika sejak saat itu, tubuh mereka seakan candu satu dengan yang lainnya.

****  

"Karena kau, aku melakukannya bukan hanya karena bayinya, tapi karena kau. Karena aku menginginkanmu."

Dimitri menarik Rosaline mendekat ke arahnya, mengulurkan jemarinya untuk mengusap lembut pipi Rosaline. Rosaline yang masih terpana dengan kelembutan Dimitri tidak menyadari jika kini wajahnya sudah semakin dekat dengan wajah Dimitri.

"Karena kau, karena aku menginginkanmu." Dimitri mengulangi kalimtnya lagi dengan suara nyaris tak terdengar, ia semakin mendekatkan wajahnya hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.

Rosaline semakin terpana ketika melihat bibir Dimitri, ia bahkan sudah menjinjitkan kakinya berharp bisa meraih bibir lelaki itu dan melumatya. Astaga, apa yang sudah terjadi dengannya? Kenapa berdekatan seperti ini saja membuat Rosaline merasa terbakar?

"Kau, ingin menciumku, Rose?" pertanyaan Dimitri sontak menyadarkan Rosaline dari fantasinya.

Ya, sial! Ia bahkan sempat berfantasi bahwa malam ini dirinya akan mendesah dibawah tindihan Dimitri.

Secapat kilat Rosaline melepaskan diri dari Dimitri, ia bahkan mendorong dada Dimitri agar menjauh dari dirinya. Rosaline menatap Dimitri dengan tatapan marah, marah karena lelaki itu sudah mampu membuatnya tergoda kembali. Sedangkan Dimitri, ia malah tersenyum melihat tingkah Rosaline.

Rosaline membalikkan diri, berjalan cepat meninggalkan Dimitri. Lalu langkahnya terhenti saat ia mendengar teriakan Dimitri.

"Kau masih mencintaiku, aku tahu, Rose!" Lelaki itu berteriak tapi dengan nada santai, bahkan lelaki itu menyisipkan senyuman mengejeknya hingga membuat Rosaline semakin kesal.

Dengan kesal Rosaline membalikkan tubuhnya dan berseru keras pada Dimitri "Pergilah ke neraka!" lalu ia kembali berjalan cepat meninggalkan Dimitri yang tak berhenti menyunggingkan senyuman kemenangannya.

Rosaline masih menjadi miliknya, wanita itu tak akan lepas dari genggaman tanganya....

***

Hingga menjelang pagi, mata Rosaline tak dapat tertutup. Ia gelisah tak menentu di atas ranjangnya. Entahlah, ia bahkan tidak mengerti kenapa tubuhnya bereaksi seperti ini. Bayangan tubuh telanjang Dimitri menari-nari dalam kepalanya. Membangkitkan fantasinya pada malam ini.

Astaga, apa yang sedang terjadi dengannya?

Rosaline bangkit, menyalakan lampu, lalu memilih keluar dari dalam kamarnya menuju ke arah dapur, sepertinya ia butuh minuman dingin untuk meredakan hawa panas di dalam tubuhnya.

Setelah menuangkan segelas air dingin, Rosaline menenggaknya hingga tandas, tapi ia merasa panas di dalam dirinya belum juga padam. Apa yang terjadi denganmu, Rose? Tanyanya pada dirinya sendiri.

Akhirnya, Rosaline meraih ponselnya, lalu menghubungi Ana. Ya, hanya Ana lah, teman yang sudah seperti saudaranya sendiri, dan wanita itu pastinya mau ia repotkan dengan curhatannya di tengah malam seperti saat ini.

Ana sepertinya sedang tidur karena temannya itu tak juga mengangkat telepon darinya, tapi Rose tidak patah semangat, ia menelepon lagi dan lagi karena ia memang butuh teman bicara agar pikirannya tidak memikirkan hal-hal panas yang membuat akal sehatnya hilang.

Setelah mencoba berkali-kali, Rosaline bersyukur karena Ana akhirnya mengangkat telepon darinya. Meskipun wanita itu terdengar kesal saat mengangkat telepon darinya.

"Rose,apa yang terjadi?" ya, itu adalah percampuran antara kesal dan juga khawatir.

"Uuum, apa aku mengganggumu? aku hanya butuh teman bicara."

"Rose, ini sudah menjelang pagi, dan kau menggangguku hanya karena kau butuh teman bicara? Ini tidak lucu. Aku akan menutup teleponnya."

"Ana, tolong. Jika kau membiarkan aku sendiri malam ini, maka aku bisa gila."

"Apa yang terjadi? Astaga, aku sedang memiliki malam yang panas dengan Sean, dan kau mengganggunya." Ana benar-benar terdengar kesal, dan Rosaline benar-benar menyesal karena sudah mengganggu temannya itu.

"Maaf, tapi kupikir, ini juga kesalahanmu."

"Apa yang membuatku salah?"

Rosaline memejamkanmatanya frustasi. "Karena kau sudah membiarkan pria Rusia itu mengusik hidupku kembali."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Ada apa dengan Dimitri?" Ya, ketika Rosaline mengatakan 'Pria Rusia' maka Ana tahu jika yang dimaksud Rosaline adalah Dimitri.

Rosline hanya diam, ia tidak tahu harus bagaimana menceritakan keadaannya pada Ana.

"Kenapa lagi, Rose?" tanya Ana lagi.

"Ya Tuhan! Aku ingin bercinta dengannya." Rosaline tidak mengerti setan apa yang saat ini sedang bersemayam di dalam dirinya hingga ia mengucapkan kalimat menggelikan itu.

Setelah beberapa detik tak bereaksi, terdengar tawa lebar dari seberang telepon. "Astaga Rose, kau ingin seks?" tanya Ana dengan nada menggoda, dan sungguh, itu benar-benar membuat Rosaline kesal.

"Sepertinya aku memang salah sudah menghubungimu." ucap Rosaline sembari bersiap menutup teleponnya

"Rose, tunggu." Teriakan Ana membuat Rosaline menghentikan aksinya untuk menutup sambungan telepon. "Aku tidak bisa membantu banyak, tapi sedikit informasi, bahwa kebanyakan ibu hamil memang selalu menginginkan seks."

"Maksudmu?"

"Hormon kalian sedang kacau, jadi keinginan untuk bercintapun semakin meningkat."

"Jadi, aku akan sering mengalami hal ini?"

"Ya, bahkan mungkin lebih parah lagi."

"Kau bercanda?" Rosaline bergidik ngeri. Sungguh, ia tidak bisa membiarkan dirinya gila karena ingin bercinta. Apalagi saat ia sedang tidak memiliki teman untuk diajak bercinta.

"Rose, sebaiknya kau memikirkan kahadiran Dimitri. Kupikir... dia cukup menarik untuk dijadikan teman bercinta." ucap Ana diiringi dengan tawa khasnya.

Ya, sempurna! Ana memang benar-benar sudah gila karena berani mengusulkan ide gila itu padanya.

Dimitri memang cukup menarik, Tidak! Bahkan sangat menarik untuk diajak bercinta. Rosaline tahu bagaimana mahirnya lelaki itu ketika di atas ranjang. Tapi menjadikan lelaki itu hanya sebagai teman bercinta untuk memuaskan dahaganya tanpa melibatkan perasaannya benar-benar mustahil. Ia tidak yakin dengan perasaannya sendiri, bahkan hingga kini, Rosaline tidak yakin, apa ia sudah mampu melupakan perasaannya dulu pada lelaki itu, atau belum.

Nyatanya, hingga kini, Dimitri masih sangat mempengaruhinya, mengintimidasinya hingga membuatnya seakan kehilagan akal sehatnya.

Tuhan! Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana mungkin ia mendapatkan nasib sesial ini?

-TBC-

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Kikiw
ini untung si Dimi, coba kalo Rose males wkkwkwk
goodnovel comment avatar
Yahya Alfrid Koroh
Luar biasa
goodnovel comment avatar
moushcute2
mbak buka lock next chap gmn?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Baby, oh Baby!   Chapter 4 - Mengintimidasi

    Chapter 4-Mengintimidasi-Keesokan harinya, Rosaline merasa tubuhnya letih, karena ia baru tidur ketika pagi menjelang. Saat ini, Rosaline memilih menenggelamkan diri di meja kasir Pet Shop nya. Perkataan Ana semalaman terputar lagi dan lagi dalam kepalanya.Apa iya dirinya harus memikirkan kehadiran Dimitri? Memanfaatkan kehadiran lelaki tersebut mungkin? Oh sial! Bahkan hingga kini saja gairahnya masih ada –meski tak separah tadi malam, membuat Rosaline membayangkan hal-hal panas ketika berada di atas ranjang.'Ting'Pintu Pet Shop-nya dib

    Last Updated : 2021-03-09
  • Baby, oh Baby!   Chapter 5 - Istana dan Gadis Manja

    Chapter 5-Istana dan Gadis Manja-Setelah menghabiskan makan siangnya, Ana memakan makanan penutupnya dengan mata yang sesekali melirik ke arah Dimitri. Sedangkan Dimitri sendiri tampak sibuk dengan kopinya. Lelaki itu tak tampak ingin memulai pembicaraan hingga Ana akhirnya mebuka suara."Apa yang ingin kau bahas?" tanyanya secara langsung."Kau, sudah selesai dengan makan siangmu?" Dimitri bertanya balik."Seperti yang kau lihat." jawab Ana. "Jadi, apa yang terjadi dengan Rosaline?"Dimitri menghela napas panjang."Mungkin kau pikir ini sedikit menggelikan, tapi aku ingin tahu, apa dia memiliki te

    Last Updated : 2021-03-09
  • Baby, oh Baby!   Chapter 6 - Membuat Bayi

    Chapter 6-Membuat Bayi-Empat tahun yang lalu....Dimitri menyusul Katavia dan menghentikan adiknya itu saat gadis itu berada tepat di sebelah kolam renang. Katavia tampak menangis, dan Dimitri tahu jika semua itu karenanya.Ya, Katavia memang sedikit berbeda, adiknya itu mengidap Brother Complex, dan Dimitri tak dapat berbuat banyak tentang hal itu. Dimitri ingin pergi, agar Katavia bisa sembuh, tapi tidak bisa, karena keluarganya sedang membutuhkan dirinya untuk membantu mengurus perusahaan. Belum lagi ayahnya yang tidak mengetahui keadaan Katavia, dan Dimitri tidak ingin ayahnya tahu

    Last Updated : 2021-03-09
  • Baby, oh Baby!   Chapter 7 - Ya, Aku Mencintaimu!

    Chapter 7 - Ya, Aku Mencintaimu!Empat tahun yang lalu…..Pagi itu, Rosaline sedikit merajuk dengan Dimitri karena Dimitri baru saja mengatakan padanya jika lelaki itu besok akan ada perjalanan bisnis ke London. Ya, selama tinggal di rumah Dimitri, Rosaline memang sering kali ditinggal Dimitri pergi ke luar kota, atau bahkan luar negeri, namun itu tak lebih lama dari satu atau dua hari. Tapi besok, Dimitri akan berada di London selama mungkin dua minggu lamanya. Bisa dibayangkan bagaimana bosannya Rosaline berada di rumah besar tersebut.Hubungannya dengan Katavia belum juga membaik, karena gadis itu seakan tidak memberi kesempatan padanya untuk sekedar menyapa. Padahal, Rosaline sudah berusaha belajar bahasa Rusia dengan ibu Dimitri.Yang dapat Rosaline lakukan saat Dimitri tak berada di rumah nanti mungkin hanya membaca atau menghabiskan waktu di dalam kamar me

    Last Updated : 2021-03-09
  • Baby, oh Baby!   Chapter 8 - Anak Daddy

    Chapter 8 - Anak Daddy“Ceritakan padaku, maka aku bisa mengerti apa yang kau rasakan. Aku bisa menerima kebencianmu jika kau mau mengungkapkan semuanya. Bukan malah kabur dengan surat sialan itu.” Dimitri berkata dengan lembut. Ia mendekat ke arah Rosaline, sedangkan Rosaline sendiri sudah mulai terpana dengan kelembutan Dimitri.Jemari Dimitri kembali terulur meraih dagu Rosaline, mengangkatnya, sedangkan kakinya semakin mendekat hingga jarak diantara keduanya semakin dekat.“Kau, masih secantik dulu, Rose.” Dimitri berbisik dalam bahasa Rusia. “Aku begitu rindu menyentuhmu.” bisiknya lagi.Rosaline tidak menjawab, ia kembali terpana dengan mata Hazel milik Dimitri. Begitu indah, begitu mempesona hingga ketika Dimitri mendekatkan wajahnya, yang dapat Rose lakukan hanya menutup matanya.Dimitri mendaratkan bibirnya pada bibir Rosaline. Melumatnya dengan lembut, lidahnya me

    Last Updated : 2021-03-10
  • Baby, oh Baby!   Chapter 9 - Berkompromi

    Chapter 9 - Berkompromi“Tidak!” Rosaline berseru keras. “Aku tidak bisa menerimamu kembali.” Jawabnya dengan ketus sembari memakan kembali steaknya. Rose berusaha bersikap seketus mungkin dan senormal mungkin, meski kini sebenarnya jantungnya tak berhenti berdebar cepat karena perkataan dari Dimitri tadi.“Aku tahu, ini sulit untukmu.”“Ya, sangat sulit.”“Setidaknya, berceritalah padaku tentang apa yang terjadi saat itu. kenapa kau tiba-tiba pergi dari rumah. Mungkin setelah itu aku bisa lebih mengerti.”“Jadi kau masih belum mengerti juga, ya? Baiklah, aku akan memberitahumu secara singkat. Karena aku tidak mau lagi menjadi orang bodoh yang kau manfaatkan.”“Apa maksudmu, Rose?”Rosaline menatap Dimitri sekletika. “Jadi, Katya tidak bercerita padamu?” Rosaline tertawa lebar. “Seharusnya kau tidak

    Last Updated : 2021-03-10
  • Baby, oh Baby!   Chapter 10 - Laki-laki

    Chapter 10 - Laki-LakiSetelah mandi dan membersihkan diri, Rosaline segera menuju ke arah dapur. Ia kelaparan, Ya, mengingat hari sudah mulai siang. Lalu ia teringat perkataan Dimitri bahwa lelaki itu sudah menyiapkan sarapan untuknya.Rose menuju ke arah meja makannya, dan benar saja, di sana ada Tiga potong roti isi seperti yang dikatakan Dimitri lengkap dengan saus kejunya.“Well, apa dia berpikir bahwa aku monster yang dapat menghabiskan semua ini?” gerutunya.Rosaline lalu duduk. Dan ketika ia duduk, Snowky berlari kearahnya sesekali menjilati kakinya.“Hei, hei… Maaf, Sayang. Kau tidur sendirian semalam?” tanya Rose pada Snowky sembari mengusap-usap bulu tebal anjingnya itu. “Ya, sepertinya aku punya teman tidur baru.” Ucapnya dengan pipi yang kembali memerah. “Astaga, apa yang sudah kukatakan?” Rosaline menggelengkan kepalanya saat sadar

    Last Updated : 2021-03-10
  • Baby, oh Baby!   Chapter 11 - Seorang Dawson

    Chapter 11 - Seorang DawsonSetelah makan siang. Dimitri menawarkan diri untuk mengantar Rosaline pulang, tapi Rosaline menolak, karena ia ingin kembali ke Pet Shopnya. Akhirnya Dimitri menuruti saja apa keinginan Rosaline. Toh, hari ini sepertinya sudah cukup kebersamaannya dengan Rosaline.Sepanjang makan siang tadi, mereka memang tak banyak saling bicara, tapi setidaknya, itu membuat Dimitri senang karena Rosaline tidak sedikitpun melawannya atau melemparinya dengan perkataan-perkataan sinis dari wanita tersebut.“Jika ada apa-apa, hubungi aku.” Ucap Dimitri ketika hampir sampai di pet shop Rosaline.“Ya.”“Jika kau membutuhkan tumpangan, hubungi aku.” Tambahnya.“Jadi kau beralih profesi sebagai supir pribadi?”“Jika itu memungkinkan untuk membuatmu tidak menumpang mobil pria lain, maka aku akan melakukannya.”

    Last Updated : 2021-03-10

Latest chapter

  • Baby, oh Baby!   Extra Part 3

    Rosaline melihat Ben, Katya dan juga Dimitri sedang berlari di halaman rumah mereka yang sangat luas. Rumah yang berada di Rusia. Ya, setelah berunding malam itu, mereka sepakat untuk pindah dan menetap di Rusia demi kebaikan bersama. Kedua orang tua Dimitri menyambut dengan baik keputusan mereka. Bahkan ibu Dimitri sangat berterimakasih kepada Rosaline karena mau menetap di Rusia. Rumah mereka yang ada di New York akan menjadi rumah untuk liburan. Mereka sepakat, ketika Ben, atau Katya libur sekolah, mereka akan ke New York untuk menghabiskan waktu di sana bersama dengan tetangga maupun teman-teman dekat mereka. Kini, Rosaline merasa sangat lega. Matanya masih menatap dengan damai kearah keluarga kecilnya yang kini sedang berlari-lari saling mengejar satu sama lain. Jemarinya terulur mengusap perut besarnya. Ya, dia hamil lagi, kali ini kembar. Dimitri benar-benar sangat antusias menyambut kehamilan Rosaline begitupun sebaliknya. Kini, lelaki itu tak

  • Baby, oh Baby!   Extra Part 2

    Seminggu berada di Rusia membuat Rosaline merasakan apa yang ia rasakan dulu ketika menjadi istri Dimitri sebelum ia meninggalkan lelaki itu dengan surat pembatalan pernikahan mereka beberapa tahun yang lalu. Rosaline diperlakukan seakan dia adalah nyonya dirumah Dimitri yang tampak seperti istana itu. Dan kadang, hal itu membuat Rosaline sedikit tidak nyaman. Masalahnya, ia sama sekali tak berniat untuk tinggal di Rusia selama-lamanya. Tapi para pelayan di rumah Dimitri seakan memperlakukannya seperti itu.Saat Rosaline sibuk dengan pikirannya sendiri sembari menyesap tehnya, Ibu Dimitri datang menghampirinya.“Rose, apa yang kau lakukan sendiri di sini?” tanyanya seraya duduk tepat di hadapan Rosaline.“Aku sedang menikmati sore dengan secangkir teh.” Jawabnya ramah. “Anak-anak?” tanyanya saat tak melihat Ben maupun Katya disekitar mereka.“Mereka sedang bermain dengan kakeknya di belakang.” Jawab Ibu Dimi

  • Baby, oh Baby!   Extra Part 1

    Setelah menghabiskan waktu di danau Onega, Dimitri dan juga Rosaline akhirnya kembali ke penginapan yang letaknya tak jauh dari danau tersebut. Penginapan itu adalah penginapan dimana Rose dan Dimitri memadu kasih untuk pertama kalinya kemudian memutuskan agar hubungan mereka menjadi lebih serius lagi dari sebelumnya.Ya, saat ini keduanya memang sedang berlibur ke Rusia tempat asal Dimitri. Ben, Putera pertama mereka dan juga Katya, Puteri yang baru dilahirkan Rose sekitar Satu tahun yang lalu juga ikut. Hanya saja saat ini keduanya sedang menghabiskan waktu di rumah Dimitri dengan kedua orang tua Dimitri. Hal itu membuat Dimitri dan juga Rose bisa menghabiskan waktu hanya berdua saja sembari mengenang masa lalu indah mereka.Memasuki kamar di penginapan tersebut, Dimitri membuka mantel yang ia kenakan, sedangkan matanya tak berhenti menatap ke arah Rosaline, istri yang begitu Ia cintai. Wanita itu tampak sudah duduk di pinggiran ranjang dan membuka sepatu boot yang i

  • Baby, oh Baby!   Epilog

    -Dimitri-“Ben…. Ben… Sayang, dimana kau?” Teriakan Rosaline membuatku dan juga Ben terkikik geli. Saat ini, kami berdua sedang bersembunyi di dalam rumah pohon yang memang sudah kubangun untuk Ben. Rumah diatas sebuah pohon di halaman rumah kami.Usia Ben saat ini sudah menginjak Lima tahun, dan dia sudah mulai bersekolah. Hari ini adalah hari dimana kami akan mengadakan pesta perayaan Halloween. Dan sepanjang pagi tadi, Rosaline sibuk menyiapkan segala sesuatunya di dapur kami. Ya, dia selalu saja seperti itu.Suara anjing membuat Ben kesal hingga berkata “Daddy, Snowky dan anak-anaknya akan menunjukkan persembunyian kita pada Mommy.”Ya, Snowky, Anjing kami itu kini sudah memiliki banyak anak. Sebagian sudah diadopsi oleh beberapa dog lovers, tapi beberapa diantaranya masih tinggal. Ada Timmy, Billy, Kessy, Chelly, dan entah apa lagi. Aku bahkan sulit mengingat namanya. Tapi

  • Baby, oh Baby!   Chapter 20 - Rumah Baru, Kebahagiaan Baru

    Mitya, kau berkata jika kau suka saat aku memanggilmu seperti ini. tapi apa kau tahu jika aku membencinya? Ya, aku ingin memanggilmu dengan menggunakan namamu saja, seperti yang dilakukan Ana, seperti yang dilakukan Rose, karena kupikir, itu akan merubah pandanganmu terhadapku, tapi ternyata aku salah. Mitya, jika kau bertanya seberapa besar aku mencintaimu, maka aku tak dapat menjawabnya. Aku bahkan tidak mengerti, inikah yang dinamakan cinta?Maaf, aku melakukan hal ini. karena sampai kapanpun juga, aku tidak akan pernah rela melihatmu bersama dengan perempuan lain.Ada sedikit keinginan, suatu saat nanti, kita bisa hidup bahagia bersama sebagai sebuah keluarga, seperti masa kecil kita dulu. Lalu putera dan puterimu memanggiku dengan panggilan ‘Aunty’. Kau bersama dengan perempuan yang kau cintai, sedangkan aku sudah menemukan penggantimu yang begitu kucintai. Tapi kupikir, semua itu hanya anganku, hanya bayang

  • Baby, oh Baby!   Chapter 19 - Tentang Dimitri, Anastasya & Katavia

    Rosaline duduk di sebuah kursi roda di taman rumah sakit. Dengan Ana yang duduk di bangku rumah sakit tepat di sebelahnya. Sedangkan Dimitri, lelaki itu diminta Ana untuk menjauh, dan memilih mengamati ikan-ikan peliharaan yang ada di sebuah kolam kecil di tengah-tengah taman rumah sakit tersebut.Rosaline merasakan de javu. Bagaimana tidak, Empat tahun yang lalu, ia juga sedang duduk di bangku taman rumah sakit dengan Ibu Dimitri yang duduk di sebelahnya. Lalu wanita paruh baya itu menceritakan tentang masa lalu Dimitri yang cukup membuat Rosaline tercengang. Dan kini, ia merasa dalam keadaan yang sama, dimana seseorang akan menceritakan sesuatu yang mungkin saja akan mencengangkan untuknya di sebuah taman rumah sakit.Oh, bagaimana bisa kebetulan seperti ini?“Apa yang dikatakan Katavia kepadamu, Rose?” tanya Ana dengan serius.“Dia hanya bilang, bahwa kau adalah salah satu puteri dari keluarga Dimitri, kalian saling jatuh cin

  • Baby, oh Baby!   Chapter 18 - Benjamin Armanzandrov

    Dimitri segera menghidupkan ponselnya saat ia turun dari pesawat. Ia sedikit mengerutka keningnya ketika mendapati banyak sekali pesan suara yang ia terima dari nomor Ana. Akhirnya Dimitri segera menghubungi Ana karena takut terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan.“Astaga, kemana saja, Kau?” tanya Ana dari seberang dengan suara yang sedikit meninggi.“Aku baru turun dari pesawat.”“Rose mengalami kontraksi. Kemungkinan bayinya akan lahir permatur.”“Apa?”“Kutunggu di rumah sakit.”Setelah itu, telepon di tutup. Dan Dimitri segera bergegas menuju ke rumah sakit, tempat Rosaline berada. Semuanya akan baik-baik saja, ya, semuanya akan baik-baik saja. Pikirnya.***Setelah mendapatkan penjelasan dari Ana dan beberapa dokter kandungan lainnya, akhirnya Rosaline mau tidak mau menghadapi kenyataan bahwa bayinya akan dilahirkan secara prematur melal

  • Baby, oh Baby!   Chapter 17 - "Masih Istriku"

    “Benarkah? Termasuk kenyataan bahwa Anastasya adalah kakakku yang merupakan cinta pertama Dimitri? Kau tidak ingin mendengar cerita tentang mereka?”“A-apa?”“Ya, Rose, hubungan mereka lebih dari yang kau kira.”Rosaline menggelengkan kepalanya. “Tidak mungkin. Ana adalah orang Inggris, bahkan dia memiliki keluarga yang cukup terpandang di sana.”Katavia tersenyum mengejek. “Biar kuceritakan sedikit cerita padamu.” Katavia menyesap kopi pesanannya, sebelum ia mulai membuka suara. “Ayah kami, yang hampir tidak pernah pulang, nyatanya memiliki seorang simpanan, wanita Inggris. Dari wanita itu, dia memiliki Anastasya. Wanita itu meninggal saat melahirkan, karena tidak ingin namanya tercoreng, ayah kami memberikan Anastasya pada salah seorang temannya, pun dengan nama belakangnya.”Sambil menggelengkan kepalanya, Rosaline tidak perca

  • Baby, oh Baby!   Chapter 16 - Hancur

    “Kateya?” Rosaline masih tak percaya dengan seorang gadis yang berada di hadapannya.“Ya, aku.” Katavia berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ia tahu sebenarnya gadis itu bisa berbahasa Inggris, tapi gadis itu tetap menggunakan bahasa Rusia untuk mengejeknya. Rosaline tahu itu.“Apa yang kau lakukan di sini?”“Menemuimu.”“Maaf, aku sedang sibuk.”“Kau tak akan sibuk saat mengetahui apa yang akan kukatakan padamu, Rose.”“Tidak Katya! Aku tidak ingin mendengarkan apapun. Kau hanya ingin merusak semuanya, dan aku tidak ingin kau melakukan itu lagi padaku.”Katavia tersenyum mengejek. “Benarkah? Bagaimana jika ini berhubungan dengan temanmu, Anastasya William?”Mata Rosaline membulat seketika. “Apa yang akan kau lakukan terhadapnya? Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya.”Kali ini gadis itu tertawa lebar seakan me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status