Beranda / Romansa / Baby Triplets Milik Om Tampan / Triplets dan Masa Depannya

Share

Triplets dan Masa Depannya

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-23 19:45:51

Tiana duduk di depan rumah membawa boneka ikan paus merah muda miliknya. Bocah cantik dengan rambut diikat dua, kaca mata bening berbingkai biru yang dia pakai, senada dengan warna dress cantiknya.

Anak itu ditemani Renhard yang kini bermain di rumahnya. Bocah itu tidak ada kapok-kapoknya meskipun beberapa hari yang lalu ribut dengan Tino.

"Renhard nanti kalau besar mau jadi apa?" tanya Tiana pada temannya itu.

"Jadi dokter. Di keluargaku semua bekerja di kantor, jadi aku ingin menjadi yang lain. Kalau Tiana mau jadi apa?" tanya balik Renhard.

"Emmm... Tiana mau jadi Ibu guru," jawab anak itu tersenyum manis.

"Ibu guru ya, wahh nanti pasti Tiana kalau sudah besar cantik sekali..."

"Iya dong. Kan Tiana pacarnya Aldrich!" jawab bocah kecil itu dengan senyuman manisnya.

Renhard terdiam, dia tidak tahu siapa yang Tiana maksud. Nama itu tidak sekali dua kali saja Tiana sebutkan.

Sampai akhirnya kini Renhard terdiam dan memperhatikan wajah Tiana.

"Tiana... Siapa itu Aldrich?"

"Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
Hai temen-temen, mampir ke buru baru author.. judulnya: 'Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan' terima kasih ^^
goodnovel comment avatar
Rumsari
ngak sabar nunggu besarnya Tiana...
goodnovel comment avatar
Arpin Gumbaris
semoga aldrick cinta ny..ahhaahahahha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   TIANA LOVE STORY

    Dua Belas Tahun Kemudian...'Papi ingin menjodohkan Tiana dengan anak teman Papi. Dan Papi harap, Tiana tidak menolaknya.' Kata-kata penuh penekanan itu terngiang-ngiang di telinga seorang gadis cantik berambut hitam sepinggang dengan bando putih yang melingkar, memakai kaca mata bening berbingkai gold, dan pakaian formal rapi. Dia sangat frustrasi setengah mati!Tiana Morine, gadis cantik itu kini sudah tumbuh dewasa, tujuh belas tahun usianya. Menjadi dewasa tidak seenak seperti yang Tiana bayangkan sebelumnya, dia tetap berdiri di dalam garis yang diatur oleh orang tuanya. "Papi dengan enaknya mau menjodohkan aku... Dengan siapa, coba?" lirih Tiana, dia berjalan masuk ke dalam kantor perusahaan tempat dia magang saat ini. "Aku kan masih kuliah, apa iya kuliah sambil menikah? Terus jauh dari Mami? Aaarrgghhh... Aku tidak akan bisa!" Gadis itu berbicara sendiri dan marah-marah sendiri sampai akhirnya Tiana menghela napasnya panjang-panjang saat sudah sampai di dalam kantor.Selam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) ASISTEN KESAYANGAN PRESDIR

    'Aldrich?! Dia Aldrich yang dulu, kan?!' Tiana kacau dengan pikirannya. Gadis itu mengusap wajah berulang kali sembari menatapi laptopnya dan sesekali melirik ke meja sebelah di mana Aldrich berada. Ingin sekali Tiana pulang saat ini, bagaimana bisa dia bertemu lagi dengan laki-laki itu dalam keadaan seperti ini?! Lebih lagi Aldrich sudah berbeda, sikapnya lebih dewasa dan sangat profesional. Tiana malu sendiri. "Aduhh..." Tiana menundukkan kepalanya. Aldrich menoleh, dia tersenyum kecil. Lucu, Tiana-nya sama sekali tidak berubah. "Kalau kau lelah, istirahat saja. Aku tidak mau dihajar kembaranmu," ujar laki-laki itu. "Eh, tidak kok!" jawab Tiana, dia kembali memakai kaca matanya dan menatapi laptopnya. Aldrich beranjak dari duduknya perlahan, dia menarik kursi duduk di samping Tiana. Menyangga kepala menatapi wajah cantik Tiana yang sudah lama tidak pernah dia lihat. Aldrich merindukan gadis ini, terkahir kali mereka bertelepon saat keduanya masih kecil. Saat mendengar kabar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) GADIS IDAMAN DUA PRIA

    Tiana turun dari dalam bus kota, gadis itu tersenyum lebar melambaikan tangannya secara langsung pada seorang laki-laki yang duduk di depan gedung sekolah kursus, dan laki-laki muda dengan stelan almamater jas merah itu, menunggunya. "Ren! Renhard...!" teriak Tiana berlari. Renhard, sahabat dekat Tiana sejak kecil hingga kini. Laki-laki itu juga menjadi guru bimbingan kursus di gedung yang sama dengan Tiana. Mereka kebetulan juga kuliah di kampus yang sama juga. "Jangan lari, Tiana," ujar laki-laki itu tersenyum manis pada Tiana dan menyambut kedatangannya. "Ren, maaf ya aku terlambat. Aku... Aku sangat senang hari ini!" pekik Tiana dengan wajah kesenangan dan heboh sendiri. Renhard menatapnya dan dia ikut tersenyum senang bila Tiana juga senang. "Ada apa? Ada hal menyenangkan di tempat magang?" tanya Renhard seraya melangkah bersama Tiana masuk ke dalam pekarangan luas gedung kursus. Tiana mengangguk antusias. "Iya! Kau tahu... Orang yang aku tunggu-tunggu selama ini sudah kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) TETAPLAH MANJA PADAKU

    Di dalam sebuah ruang tamu di dikediaman megah keluarga Casadin, seorang Renhard duduk berhadapan dengan Papanya yang sejak tadi membahas Tiana, putri rekan kerjanya. Renhard tidak seantusias biasanya saat sang Papa menyebutkan nama gadis dambaannya tersebut. "Sampai akhir musim ini Ren, Papa dan Om Sebastian berencana ingin menjodoh-""Tidak usah Pa," seru Renhard menyela. "Hah, tidak usah bagaimana?!" pekik Casadin menatap sang putra. "Itu hanya rencana, kan? Tiana itu temanku, dia sudah seperti adikku sendiri. Dia juga sudah punya seseorang yang dia cintai." Casadin dan Yelse menatap Putranya yang kini memasang wajah sedih, setengah kecewa. Biasanya Renhard memang senang saat membahas Tiana, tidak berhenti dia memuji gadis itu. "Ren, kami tidak akan memaksamu," ujar Yelse, wanita itu tersenyum. "Tapi Papa dan Om Sebastian sudah membicarakannya, dan itu semua masih rencana. Kalau kau mundur dan tidak mau, juga tidak papa." Renhard mengangguk kaku. "Iya Ma, lagipula Tiana menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) BOLEHKAH TIANA BERPACARAN?

    Pagi pun masih gerimis, Tiana yang baru saja keluar dari dalam kamar Aldrich, gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari-cari. Rumah megah kediaman keluarga Hubert sangat sepi. Tiana pun kini menyadari kalau Aldrich sendirian tinggal di sana. "Aldrich," lirih Tiana memanggil laki-laki yang tengah berdiri di depan jendela besar yang terbuka lebar. Laki-laki itu menoleh, dia menatap Tiana, gadis yang kini memakai dress merah jambu yang Aldrich belikan sudah dari beberapa waktu yang lalu sebagai hadiah untuk Tiana. "Mama Emma, mana?" tanya Tiana mendekati laki-laki itu. "Mama dan Papa masih di Italia, mereka akan kembali nanti. Kalau aku akan menikah," jawab Aldrich membalikkan badannya menatap Tiana lekat-lekat. Kedua mata indah Tiana mengerjap, bibirnya mengatup rapat dan pandangannya di balik kaca mata menjadi sayu. Satu langkah Tiana mendekat, dia mendongak menatap lelaki yang jauh lebih tinggi darinya. Dengan kepala sedikit memiring, Tiana mengembuskan napasnya lembut. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) ALDRICH YANG TEROBSESI PADA TIANA

    Tiana datang ke kantor saat siang hari, sesuai dengan perintah Aldrich padanya. Belum lagi kini Tino yang mengantarkan gadis itu. Jelas sekali banyak bicara dan banyak sekali peraturan yang Tino tekankan pada adik kembarannya tersebut. "Nanti kalau pulang hubungi aku saja, jangan menginap- menginap lagi!" omel Tino berjalan mengantarkan Tiana sampai ke dalam kantor. "Iya, iya Tino, sudah sampai di sini saja. Jangan ikut masuk!" pekik Tiana menarik lengan Tino. "Kenapa memangnya, hah?! Aku ingin bertemu dengan pacarmu itu!" sinis Tino dengan wajah serius. "Ya ampun, Tino..." Mereka berdua masuk ke dalam kantor, semua orang di sana menatap ke arah Tino dan Tiana yang baru saja tiba. Sosok Aldrich yang berada di sana lantas menoleh dan dia langsung tersenyum mendekati Tino. "Wahh, apa kabar, Piranha?!" sapa Aldrich tertawa pelan mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Tino. "Hemm, tentu saja kabarku baik-baik saja dan tetap kaya raya, Lalat Buah!" jawab Tino, dia juga t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) KECUPAN PERTAMA TIANA!

    Cengkeraman erat telapak tangan Aldrich terasa jelas di lengan Tiana. Gadis itu hanya bisa pasrah tanpa melawannya. Bahkan saat Aldrich meminta seseorang mengambilkan payung dan mereka pergi berdua dari kantor. Tiana hanya diam ditatap semua orang hingga mereka masuk ke dalam mobil. Saat di dalam mobil, seolah tak terjadi apapun, Aldrich tersenyum kembali dan menarik gemas satu pipi Tiana. "Jangan marah, Sayang..." Aldrich berbisik lembut. Dan bagi Tiana, ini ngeri setengah mati. "Antarkan Tiana pulang," pinta Tiana dengan nada pelan. "Tidak, beli makan dulu, baru pulang." "Tiana masih kenyang, Aldrich!" pekik gadis itu dengan wajah serius. "Kau tidak boleh membantah atasanmu, Tiana," tekan Aldrich sekali lagi. Wajah Tiana menjadi muram, melawan Aldrich sama halnya melawan Papinya, Sebastian. Benar-benar karakter yang sama, lembut dan keras kepala. Apapun yang dia mau, harus terwujud saat itu juga. Mau tidak mau, Tiana pun menuruti apa yang Aldrich inginkan. Mereka membeli

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   (TIANA STORY) AKULAH CALON SUAMIMU!

    "Kenapa sekarang kau semakin sibuk dan tidak ada waktu?" Renhard menyerahkan segelas minuman pada Tiana, mereka berdua berada di bangku taman di dekat gedung Sekolah Melodi di mana Tiana dan Renhard menjadi guru privat. Mendengar pertanyaan yang Renhard lontarkan, wajah Tiana menjadi sedikit murung. Padahal hanya dua hari saja mereka tidak bertemu, tapi Tiana tahu betul kalau teman dekatnya ini memang sangat mengkhawatirkannya. "Ren, kau tahu kan, sejak pagi Tiana sibuk di kantor, sorenya baru ada waktu bertemu denganmu. Jangan khawatir, kau tetap menjadi teman terbaikku, kok!" seru Tiana tersenyum dengan sangat manis. Renhard terkekeh. "Aku padahal punya sesuatu untukmu, Tiana." "Hem, kau punya apa?" Tiana mengerjapkan kedua matanya penasaran. Laki-laki dengan stelan kemeja putih itu mengeluarkan dua lembar kertas di hadapan Tiana. "Tiket nonton film," jawab Renhard. Kedua mata Tiana berbinar-binar, ia menyahut dua kertas di tangan Renhard dengan mata melebar kesenangan. "E

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28

Bab terbaru

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   AKHIR KISAH KITA YANG SANGAT BAHAGIA

    Sebuah acara makan malam yang begitu yang begitu menyenangkan di musim dingin di kediaman keluarga Morgan. Meskipun hanya dengan anak dan menantunya yang berkumpul di sana, namun kebersamaan ini membuat Shela merasa senang dan bahagia. "Kalau seperti ini setiap hari, Mami akan senang sekali. Andai saja kalian mau membeli rumah di sekitar sini," ujar Shela mantap para anak-anaknya. "Kakak kan sudah tinggal sama Mami," jawab Tiana membantu Shela menyiapkan makanan di meja. "Kami akan sering-sering ke sini, Mi," sahut Irish. Shela mengangguk, wanita itu tersenyum manis pada mereka. Sadari mereka semua memiliki keputusan yang tepat untuk kehidupannya masing-masing. Meskipun para anak-anaknya sudah dewasa, namun di mata Shela mereka adalah anak kecil yang dulu dia asuh dan ditimang ke mana-mana sendirian. "Mamimu sangat takut kalian jarang berkunjung," ujar Sebastian yang duduk berhadapan dengan Shela. "Tentu saja! Mami kan sayang sama kita, Pi. Dari bayi juga cuma Mami yang merawa

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- WAKTU BAHAGIA BERSAMA KELUARGA

    Beberapa Bulan Kemudian...Waktu berjalan dengan sangat cepat, hari-hari yang dilalui penuh dengan kebahagiaan untuk Irish dan Tino. Apalagi kini mereka telah menjadi orang tua, setelah kemarin Irish melahirkan anak pertama mereka. Doa-doa yang setiap harinya dia panjatkan ternyata dikabulkan oleh Tuhan. Dia memiliki seorang anak perempuan yang sangat-sangat cantik. "Mereka bertiga seperti anak kembar, ya?" Irish terkekeh melihat putri kecilnya dibaringkan bersama dua anak Sora dan Tiano. Sora dan Tiano memiliki anak kembar laki-laki yang lahir dua minggu lebih dulu dari Irish. "Seperti aku dan Kakak dulu ini, aku perempuan sendiri, dua saudara kembarku laki-laki!" seru Tiana sembari duduk di samping Irish. "Tapi tetap saja! Yang nangisnya paling kenceng seperti Mamanya, tetap Arabelle!" sahut Tino kini menggendong Arabelle yang memeluk botol susu cokelat miliknya. Anak manis berusia hampir satu tahunan itu merengek-rengek ingin turun setelah dibuat menangis oleh Tino. Irish me

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KEHAMILAN YANG DINANTI-NANTI

    Kabar kehamilan Irish sudah diketahui oleh semua keluarga, tentu saja mereka semua bahagia. Bahkan di kemungkinan besar Irish dan Sora akan memiliki anak yang seumuran nantinya, hanya selisih satu bulan saja. Kini Irish berada di rumahnya, gadis itu baru saja menghubungi Sora dan Tiana, untuk memberikan kabar bahagia pada saudarinya kalau dia hamil. "Rish, kau sudah makan?" tanya Tino mendekati istrinya yang tengah rebahan di sofa yang berada ruang keluarga di lantai satu. Gadis itu menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Tino... Aku tidak lapar, aku nanti bisa mual kalau makan terlalu banyak. Aku tidak mau," seru gadis itu menggelengkan kepalanya lagi. Tino pun tersenyum tipis dan menarik lengan gadis itu dengan pelan. "Makan sekarang, Sayang!" serunya dengan nada menekan dan memaksa. "Pemaksaan sekali, Tino..." gerutu Irish dengan wajah cemberutnya. "Aku mau makan, tapi suapi aku, ya!" "Iya! Aku akan menyuapimu. Sekarang ayo makan dulu," seru Tino lagi. Irish duduk dengan pel

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KABAR YANG MEMBAHAGIAKAN

    Hari dengan hari berjalan jemu, Irish sering kali merasa kesepian beberapa waktu ini. Suaminya rupanya sangat sibuk, selalu pulang terlambat, dan pergi saat Irish masih tertidur. Bahkan di minggu ketiga di mana Tino selalu sibuk dengan pekerjaan di kantor milik Sebastian kini, Irish merasa benar-benar membutuhkannya di saat dia tidak sehat kondisi tubuhnya. Irish bangun pukul delapan pagi, dan hari ini Tino masih di rumah. Kesempatan yang baik untuk Irish berbincang dengannya. "Sayang..." Suara Irish memanggil dari luar di lantai dasar. Gadis itu mencari-cari, dia menuruni anak tangga dan memperhatikan sekitar yang sepi. Sampai akhirnya langkah Irish benar-benar terhenti di penghujung tangga. "Hari ini jadwal saya akan padat Pak Kyle, boleh diundur sampai hari Senin besok? Tidak ada waktu luang sama sekali, Minggu ini saya juga akan ke luar kota untuk mengecek proyek. Satu jam dari sekarang saya ada meeting!" Suara penuh riuh kesibukan itu membuat Irish kembali menelan kesediha

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- DOA DAN HARAPAN TERBESAR IRISH

    Keesokan paginya, Irish dan Tino asik menghabiskan waktu untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di kawasan Salzburg. Mereka menikmati momen berdua di sebuah taman yang sangat indah. "Andai saja liburannya bisa diperpanjang," ujar Irish menyandarkan kepalanya di pundak Tino. "Aku juga tidak ingin pulang," jawab laki-laki itu mengecup pucuk kepala Irish. "Heem, kita menikmati momen yang indah di sini." Irish mengembuskan napasnya pelan, ia beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Tino, memegangi satu tangan Tino dan menatap sekitar. Sedangkan Tino masih selalu memperhatikan istrinya dengan tatapan kagum, ia yang selalu mencintai dan menyayangi Irish, tak mungkin bisa berpaling darinya. Sampai tiba-tiba sebuah bole menggelinding di bawah kaki Irish. Gadis itu menatap bola merah di bawah kakinya, sebelum ada seorang anak kecil perempuan yang baru saja bisa berjalan, menuju ke arahnya. "Wahhh, ini bola mi-milikmu ya?" Irish menekuk kedua lututnya dan mengulurkan tangannya me

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- INGIN TERUS MENYEMPURNAKANMU

    Hari sudah malam, Tino kali ini bersama dengan Paman Caesar di sebuah rumah kaca setelah ia meninggalkan istrinya yang sibuk berjalan-jalan dengan Bibi Alpen dan juga sopirnya ke kota. Kini Tino berdua saja dengan Paman Caesar, laki-laki itu menuangkan sebuah minuman ke gelas berukuran kecil di hadapan Tino. "Huffttt... Aku tidak pernah menyangka kalau Irish akan memiliki suami sepertimu," ujar Paman Caesar tiba-tiba. "Kenapa begitu, Paman?" tanya Tino menatap laki-laki di depannya itu dengan tatapan tak biasa. Caesar menghela napasnya pelan. "Irish anak yang sangat aneh, Tino. Tidak mudah baginya untuk dekat dengan sembarang orang, Irish... Irish punya masa lalu yang buruk sekalipun dia anak orang terpandang. Makanya aku mengajukanmu, dari keluarga Morgan untuk menjadi suaminya. Aku tahu kau tidak akan menyakitinya." Tino sedikit tercubit dengan kata-kata Caesar barusan, karena pada awalnya dia tidak sebaik ini pada Irish. "Irish tidak gagap, Tino," ujar Caesar lagi. Detak jan

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- BERLIBUR DAN HANYA BERDUA

    Tino dan Irish benar-benar bepergian bersama ke Salzburg. Mereka berdua sudah sampai di sana beberapa jam yang lalu, dan Paman Caesar lah orang yang menjemput mereka berdua saat ini. Sembari menunggu Paman Caesar, Irish melihat pemandangan sekitar yang memang sangat indah dan jauh dari hiruk pikuk seperti di kota asalnya. "Bagus ya, di sa-sana pegunungan kelihatan," ujar gadis itu menunjuk-nunjuk ke sana dan ke sini."Kau tidak pernah ke sini sama sekali, Sayang?" tanya Tino menatapnya. "Tidak, Mama dan Pa-papa yang sering ke sini. A-aku harus belajar yang gi-giat di rumah. Ja-jadi tidak pernah pergi ke ma-manapun." Tino yang mendengar itu merasa kasihan. Irish memang anak orang sangat terpandang, namun kehidupannya tidak seindah seperti yang Tino bayangkan. "Sekarang kan aku sudah mengajakmu ke sini," ujar laki-laki itu tersenyum. "Heem, tempat yang indah. Rasanya aku tidak mau pulang." Irish mengatakan tanpa gagap sedikitpun seraya memeluk Tino. Perasaan Tino menjadi sedikit

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KEINGINAN IRISH, MENJADI SEORANG IBU

    Pagi-pagi sekali Tino datang ke kediaman Sebastian. Ia ingin mengabari Papanya kalau dia ingin liburan beberapa hari di Austria. Sebelumnya Irish terlihat sangat cemas, sepanjang perjalanan mengunjungi kediaman mertuanya, gadis itu terus mengoceh panik kalau Sebastian diam mengizinkan Tino. "Tumben datang ke sini? Biasanya juga sibuk sendiri-sendiri, sampai istri dikurung di rumah!" Kalimat sarkastik itu terucap dari bibir Tiano, yang ternyata sedang datang berkunjung. "Apa kau tidak punya cermin?! Kau sendiri juga tidak akan datang ke sini kalau tidak ditelfon dulu! Memang kau ini tipe-tipe seleb!" maki Tino duduk di sofa bersama istrinya. Irish nampak begitu senang akhirnya ia bertemu lagi dengan Sora, mereka berdua seolah mempunyai dunia sendiri dan berbincang kesenangan menceritakan banyak hal. "Tino, Irish, sebentar lagi kalian akan punya keponakan baru," ujar Shela menatap Tino. "Ke-keponakan baru?" Irish mengerjap bingung. "Iya Sayang, Irish sedang hamil sekarang." Shela

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- SUAMIKU YANG SANGAT MENCINTAIKU

    Beberapa hari berlalu, Irish sangat bekerja keras untuk mempersiapkan penampilannya dalam acara sebuah pertunjukan. Hari yang dia tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Gadis itu sangat gugup, ia berada di belakang panggung pertunjukan sendirian. Irish perlu menenangkan diri sebelum keluar bersama beberapa temannya. "Huufffttt... Rasanya gu-gugup sekali!" Irish menepuk dadanya berkali-kali dan menarik napasnya dalam-dalam. "Bagaimana ini, bagaimana nanti kalau aku jatuh tiba-tiba?" Wajah Irish menjadi cemberut, gadis itu memainkan jemarinya di lantai sebelum ia merasakan seseorang menyentuh pipinya dari belakang. "Eh..." Irish mendongakkan kepalanya menatap siapa seseorang itu. Ternyata suaminya yang datang, Tino memberikan sebotol air mineral padanya. "Kenapa malah diam di sini, hem?" Tino ikut menekuk lututnya di samping Irish. "Aku masih mengumpulkan keberanian," jawab gadis itu. "Hemm? Mengumpulkan keberanian, kenapa? Kau tidak tampil sendirian. Ada beberapa temanmu yang ikut

DMCA.com Protection Status