Home / Romansa / BUNGA KEDUA / BAB 7. KEDATANGAN NATHAN

Share

BAB 7. KEDATANGAN NATHAN

Author: Mylla Milla Radit
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bunga duduk di kursi bersebelahan dengan Reno, dan menunggu es buah segar yang sedang di buat oleh Reno.

Selama kurang lebih lima belas menit, es buah itu pun jadi, dan mereka berdua pun memakannya dengan sangat lahap

Saat sedang asyik menikmati es buah, tiba-tiba gawai Reno berdering.

“Halo ...?”

“Mas, kamu di mana? Kok sudah larut malam begini kamu belum pulang? Apa kamu sudah bertemu dengan Bunga Mas?” Tanya seseorang di seberang sana.

Ternyata yang menelepon Reno adalah Vera.

“Ah, iya sayang, tadi Mas sudah menemukan Bunga, dan Mas mengantarkan dia pulang, kamu jangan khawatir Bunga baik-baik saja, aku akan segera pulang!” ucap Reno.

Bunga langsung berhenti mengunyah dan kembali memikirkan nasibnya.

“Bagaimana mungkin aku bisa menghianatimu Vera? Bagaimana mungkin kita bisa berbagi suami, aku takut Vera, aku takut akan menjadi benalu dalam hidupmu, merenggut kebahagiaanmu bersama Mas Reno,” Bunga bergumam dalam hati.

“Bunga, aku pamit pulang dulu ya, jaga dirimu baik-baik, jika kamu membutuhkan sesuatu atau kamu kenapa-kenapa, kamu bisa langsung hubungi aku,” ujar Reno.

Bunga pun mengangguk tanda mengerti.

Setelah Reno berpamitan, Bunga berinisiatif untuk mengantarkan Reno sampai di depan pintu.

Saat Reno hendak membuka pintu mobilnya, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan berjalan balik ke arah Bunga, sehingga membuat Bunga merasa bingung.

Belum sempat Bunga bertanya kepada Reno, tiba-tiba Reno mengusap perut Bunga.

“Sayang, Papah pulang dulu ya, kamu baik-baik dalam perut Mamah, besok Papah akan kembali lagi, ingat! Jangan nakal ya,” ujar Reno sambil mengusap perut Bunga, dan tersenyum menatap wajah Bunga.

Betapa bahagianya hati Bunga saat mendapatkan perlakuan seperti itu dari Reno.

Reno pun bergegas masuk ke dalam mobilnya dan pergi menjauh dari kediaman wanita yang tengah mengandung anaknya itu.

Setelah kepergian Reno, Bunga mulai berpikir.

“Apa yang Reno dan Vera katakab benar, anak ini butuh sosok seorang ayah, tapi bagaimana dengan rumah tangga mereka,” gumam Bunga dalam Hati.

Bunga pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Bunga berusaha untuk memejamkan matanya, tetapi ia sangat sulit untuk melakukannya. Bunga terus saja teringat tentang kebaikan dan perhatian yang Reno berikan.

Di sisi lain, Vera tengah menunggu suaminya pulang ke rumah dengan perasaan cemas.

“Assalamualaikum, sayang, mas pulang,” ucap seseorang di luar rumah.

Vera bergegas membuka kan pintu dan ternyata orang yang sedang ia tunggu-tunggu datang juga.

“Wallaikumsalam, Mas, sudah pulang, bagaimana keadaan Bunga?” Vera mencium punggung tangan suaminya itu dengan takzim.

“Bunga baik-baik saja sayang, tadi Mas menemukan dia di pinggir jalan, terus Mas mengajaknya untuk makan sebentar lalu Mas mengantarkan dia pulang ke rumahnya, dan pada saat dalam perjalanan tiba-tiba dia ingin makan es buah katanya, karena sudah tengah malam dan enggak ada yang jualan,  akhirnya Mas memutuskan untuk membeli bahannya dan membuatnya sendiri.” Reno bercerita sambil memeluk punggung istri tercintanya itu.

Dan tanpa Vera sadari, ia mulai merasa cemburu dengan Bunga, karena melihat dari sorot mata suaminya, bahwa ia sangat bahagia saat bersama Bunga. Namun Vera berusaha untuk menutupi perasaannya itu, karena bagaimanapun ini lah yang Vera inginkan.

Mentari pagi memancarkan sinar yang begitu terangnya, dan masuk dalam celah jendela kamar.

Bunga terbangun karena suara ketukan pintu di depan rumahnya, dan betapa terkejutnya Bunga saat mengetahui siapa yang bertamu di pagi buta seperti ini.

“Kak Nathan.” Bunga langsung menyalami seorang laki-laki dengan perawakan tinggi dan besar itu, pria tampan dengan menggunakan jas berwarna hitam dan kacamata itu adalah laki-laki yang selama ini menjadi panutan untuk Bunga.

“Masuk dulu kak, Bunga buatkan teh hangat untuk Kakak,” ujar Bunga mempersilahkan Kakaknya untuk masuk.

Nathan pun duduk di kursi dan menunggu Bunga membawakan minuman untuknya.

Setelah kurang lebih lima menit, Bunga pun datang dengan membawa nampan dan secangkir teh hangat untuk Nathan.

“Baiklah Bunga, tujuan Kakak kemari, ada sesuatu yang ingin Kakak tanyakan kepada kamu,” ujar Nathan.

“Memangnya ada apa Kak?” tanya Bunga dengan ekspresi gugup.

“Jawab pertanyaan Kakak dengan serius! Apa benar kamu sedang mengandung anaknya Reno?” tanya Nathan dengan menatap mata Bunga dengan tajam.

“Kakak tahu dari mana?” Bunga bertanya dengan nada ekspresi yang sangat panik.

“Jawab pertanyaan Kakak.” Nathan mulai meninggikan suaranya.

“Iya kak,” ucap Bunga sambil menundukkan kepalanya.

“Bruaaaaakkkkkkkkk.” Nathan menggebrak meja yang ada di hadapannya.

Bunga pun terkejut dengan tingkah Kakaknya itu, dan menangis ketakutan.

“Kak, maafkan aku.” Bunga menangis.

“Sudah berapa kali Kakak bilang sama kamu Bunga, lupakan Reno, lupakan Reno Bunga, dia sudah beristri,” ujar Nathan dengan nada tinggi.

“Maaf in Bunga Kak.” Bunga terus saja menangis.

“Akan aku beri pelajaran si Reno,” ucap Nathan dan langsung pergi meninggalkan Bunga di rumah.

Takut terjadi apa-apa dengan Vera dan Reno, Bunga pun bergegas mengejar Kakaknya menggunakan sepeda motor kesayangannya.

Sementara itu, di kediaman Reno, ia dan istrinya sedang menikmati sarapan sambil berbincang-bincang.

“Mas, hari ini kamu  lembur enggak?” tanya Vera.

“Kayanya sih enggak Sayang, memangnya ada apa?” tanya Reno kembali.

“Um .... Nanti sore aku mau main ke rumah Bunga Mas, kita harus secepatnya membicarakan pernikahan kalian,” ucap Vera yang seolah-olah ia sedang berbicara dengan orang lain yang bukan suaminya.

“Vera, ada apa dengan kamu Sayang? Dimana-mana, wanita itu tidak mau di madu, tetapi ini malah dia yang ngebet pengen di madu,” gumam Reno sambil menggelengkan kepalanya.

“Terserah kamu saja,” ucap Reno

Saat sedang asyik berbincang, tiba-tiba terdengar suara orang berteriak.

“Reno, keluar kamu.”

Related chapters

  • BUNGA KEDUA   BAB 8. BUNGA MENGALAMI PENDARAHAN

    “Siapa ya Mas?” Tanya Vera kepada Reno.“Enggak tahu sayang, ayo kita lihat,” ujar Reno.Reno dan Vera pun berjalan ke luar rumah untuk melihat siapa yang berteriak di pagi hari seperti ini.Mereka berjalan bersama dan bergandeng mesra, Vera memeluk pinggang suaminya, dan Reno pun merangkul pundak istrinya itu.Mereka berdua sangat terkejut saat melihat seseorang yang berdiri di depan rumahnya, terutama dengan Reno, ia seketika menghentikan langkah kakinya, dan melepaskan tangannya dari pundak Vera.“Pak Nathan.”“Dasar B*j*ngan,” ujar Nathan.Tanpa basi basa basi, Nathan langsung menghampiri Reno, dan mencengkeram kerah baju yang di pakai oleh Reno.“Apa yang kamu lakukan kepada Adikku? Hah?.” Nathan langsung melayangkan pukulannya tepat di pipi Reno.Bersamaan dengan itu, Bunga pun datang dan menghampiri Nathan yang sedang memukuli Reno.

  • BUNGA KEDUA   BAB 9.

    Sesampainya mereka di kediaman Bunga, Nathan dan Reno membantu Bunga untuk turun dari mobil dan mengantarnya untuk beristirahat di dalam kamar.“Reno, Vera, aku ingin bicara dengan kalian,” ucap Nathan.Reno dan Vera pun mengangguk tanda mengerti.Namun saat mereka akan melangkah keluar, tiba-tiba Bunga mencegahnya.“Kak, bisa tidak kalau bicaranya disini saja, Bunga ingin tahu apa yang kalian bicarakan,” ujar Bunga.Bunga adalah adik kesayangannya Nathan, semua yang dia inginkan sudah pasti Nathan akan memenuhinya.Kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan maut pada saat Bunga berusia delapan tahun, Nathan adalah anak sulung dari dua bersaudara.Saat orang tuanya meninggal, Nathan selalu menjaga dan melindungi Bunga dengan baik dan merawatnya deng

  • BUNGA KEDUA   BAB 10. POV VERA

    Tuhan, wanita mana yang tidak ingin merasakan betapa bahagianya menjadi seorang ibu, tetapi apalah dayaku, semua cara Sudah aku lakukan demi mendapatkan momongan. Namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan belum memberiku kepercayaan untuk memiliki momongan.Hingga pada akhirnya, aku merasa lelah, dan aku merasa, Bunga adalah wanita yang baik, dia adalah sahabatku dan juga Mas Reno.Menurutku Bunga adalah wanita yang pantas untuk menggantikan posisiku sebagai istrinya Mas Reno dan menjadi ibu dari anak-anaknya.“Mas, malam ini, kamu jadi 'kan? Temenin aku ke pesta reuni nanti malam,” tanyaku kepada Mas Reno.“Loh, bukannya kamu pergi sama Bunga, sayang?” tanya suamiku.“Iya, tapi 'kan aku juga mau berangkatnya Sama kamu Mas, soalnya Bunga ma

  • BUNGA KEDUA   BAB 11. TASYA

    “Vera ....” Bunga menghampiri Vera yang sedang duduk menyendiri di taman..“Eh, Bunga ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?” tanya Vera.“Ah, tidak, aku hanya ingin berbicara sama kamu,” ujar Bunga.“Oh, silakan duduk, mau bicara apa?” tanya Vera lagi.“Vera, aku mau minta maaf, soal ucapan kak Nathan tadi, aku tahu, kamu pasti sangat tersinggung dengan ucapannya,” ujar Bunga.“Sudahlah Bunga, kak Nathan benar, aku harus siap menerima risiko dari perbuatanku sendiri, aku harus siap untuk di madu, dan aku harus siap kehilangan perhatian dari Mas Reno. Kamu sedang mengandung anaknya sekarang, jadi otomatis Mas Reno akan lebih memperhatikan kamu.” Vera tersenyum, kemudian ia mengalihkan wajahnya, dan menggigit bibirnya dengan kuat, agar Bunga tidak mengetahui bahwa Vera meneteskan air mata. Sebagai sahabat sejati, Bunga sangat mengetahui apa yang di ra

  • BUNGA KEDUA   BAB 12.

    Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan juga Bunga.Acara di gelar dengan sangat mewah dan begitu banyak tamu undangan yang hadir ke acara pernikahan tersebut.Namun ada sesuatu yang mengganjal di hati Bunga, Reno dan juga Nathan.“Mas, Vera mana? Apa dia tidak kesini?” tanya Bunga Kepada Reno.“Um .... Vera sepertinya tidak bisa hadir Bunga,” jawab Reno.Mendengar hal itu, Nathan pun langsung mengambil tindakan.“Aku akan membawa Vera kemari, dan aku pastikan dia akan menyaksikan pernikahan ini,” ujar Nathan dalam hati.“Kak, aku mohon, jangan paksa Vera, tolong jangan membuat dia semakin merasa sedih,” ujar Reno.Nathan kemudian melirik ke arah Bunga, dan Bunga pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda Nathan harus meng-iyakan. Perkataan Reno.“Baiklah!” ujar Nathan dengan sangat dingin.Namun saat baru melangkahkan kaki beberapa langkah,

  • BUNGA KEDUA   Bab 13.

    Vera melepaskan diri dari pelukan sahabatnya itu lalu, mengusap air matanya.“Eh, aku enggak menyangka loh, kalau Bunga bisa menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya sendiri,” ucap seorang tamu undangan kepada temannya.“Iya, padahal 'kan mereka sudah lama bersahabat, kok bisa ya Bunga menikah dengan Reno, yang jelas-jelas suaminya Vera,” ujar tamu yang lain.Bunga menahan diri untuk tidak menangis di hadapan mereka, Bunga tahu, semua ini pasti akan terjadi jika ia menikah dengan Reno, semua orang akan menganggap Bunga adalah perusak rumah tangga orang.“Bunga, sudah jangan di dengarkan ucapan mereka.” Reno mengusap bahu Bunga dan menenangkannya.Vera pun beranjak pergi meninggalkan mereka dan tamu-tamu yang lain.Saat Reno akan mengejarnya, tiba-tiba Nathan datang untuk mencegahnya.“Reno, biarkan Vera menyendiri, mungkin dia butuh waktu untuk bisa menerima ini semua,” u

  • BUNGA KEDUA   BAB 14. KEMARAHAN RENO

    Rembulan malam kini telah berganti dengan mentari pagi, Bunga terbangun dari tidurnya, dan ia masih terkejut saat melihat Reno memeluk tubuhnya itu, Bunga bangun tanpa menggunakan sehelai benang pun di badannya.“Hari ini, aku telah resmi menjadi istrimu Reno, dan ini adalah impianku delapan tahun yang lalu. Entah aku harus bahagia atau merasa sedih saat ini, aku bahagia karena bisa bersanding dengan laki-laki yang pernah aku cintai, tetapi aku juga merasa sangat sedih, karena aku telah menjadi madu dan juga duri dalam kehidupan sahabatku.”Bunga membelai pipi Reno dengan lembut, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan diri di dalam kamar mandi.Saat Bunga selesai mandi, ia merias dirinya agar terlihat lebih segar saat suaminya terbangun dari tidurnya.Reno pun terbangun dan berjalan mendekati Bunga. Namun saat mereka semakin dekat tiba-tiba.“Huek, huek, huek.,” Bunga merasa sangat mua

  • BUNGA KEDUA   Bab 15. Rencana berbulan madu

    Vera sangat terkejut dengan ucapan suaminya itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya akan sesulit ini. “Kemungkinan selama satu Minggu ini, aku akan tinggal di rumah Bunga, karena dia belum siap untuk tinggal bersama kita disini, dan aku harap kamu akan terbiasa hidup dengan keadaan yang seperti ini, keadaan yang telah kamu buat rumit.” Reno kemudian pergi dengan membawa koper yang sudah berisi beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah istri barunya. 'Maafkan aku Vera, sebenarnya aku tidak tega melihatmu seperti ini, tetapi kamu harus sadar Ver, pernikahan bukanlah sebuah permainan' Reno berkata dalam hati, dan langsung pergi meninggalkan Vera. “Bik, saya minta tolong, Bibi,kalau bisa, menginap disini saja, saya akan menaikkan gaji Bibi, karena saya harus pergi ke rumah Bunga selama satu Minggu, d

Latest chapter

  • BUNGA KEDUA   Bab 15. Rencana berbulan madu

    Vera sangat terkejut dengan ucapan suaminya itu. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya akan sesulit ini. “Kemungkinan selama satu Minggu ini, aku akan tinggal di rumah Bunga, karena dia belum siap untuk tinggal bersama kita disini, dan aku harap kamu akan terbiasa hidup dengan keadaan yang seperti ini, keadaan yang telah kamu buat rumit.” Reno kemudian pergi dengan membawa koper yang sudah berisi beberapa pakaian untuk ia bawa ke rumah istri barunya. 'Maafkan aku Vera, sebenarnya aku tidak tega melihatmu seperti ini, tetapi kamu harus sadar Ver, pernikahan bukanlah sebuah permainan' Reno berkata dalam hati, dan langsung pergi meninggalkan Vera. “Bik, saya minta tolong, Bibi,kalau bisa, menginap disini saja, saya akan menaikkan gaji Bibi, karena saya harus pergi ke rumah Bunga selama satu Minggu, d

  • BUNGA KEDUA   BAB 14. KEMARAHAN RENO

    Rembulan malam kini telah berganti dengan mentari pagi, Bunga terbangun dari tidurnya, dan ia masih terkejut saat melihat Reno memeluk tubuhnya itu, Bunga bangun tanpa menggunakan sehelai benang pun di badannya.“Hari ini, aku telah resmi menjadi istrimu Reno, dan ini adalah impianku delapan tahun yang lalu. Entah aku harus bahagia atau merasa sedih saat ini, aku bahagia karena bisa bersanding dengan laki-laki yang pernah aku cintai, tetapi aku juga merasa sangat sedih, karena aku telah menjadi madu dan juga duri dalam kehidupan sahabatku.”Bunga membelai pipi Reno dengan lembut, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan diri di dalam kamar mandi.Saat Bunga selesai mandi, ia merias dirinya agar terlihat lebih segar saat suaminya terbangun dari tidurnya.Reno pun terbangun dan berjalan mendekati Bunga. Namun saat mereka semakin dekat tiba-tiba.“Huek, huek, huek.,” Bunga merasa sangat mua

  • BUNGA KEDUA   Bab 13.

    Vera melepaskan diri dari pelukan sahabatnya itu lalu, mengusap air matanya.“Eh, aku enggak menyangka loh, kalau Bunga bisa menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya sendiri,” ucap seorang tamu undangan kepada temannya.“Iya, padahal 'kan mereka sudah lama bersahabat, kok bisa ya Bunga menikah dengan Reno, yang jelas-jelas suaminya Vera,” ujar tamu yang lain.Bunga menahan diri untuk tidak menangis di hadapan mereka, Bunga tahu, semua ini pasti akan terjadi jika ia menikah dengan Reno, semua orang akan menganggap Bunga adalah perusak rumah tangga orang.“Bunga, sudah jangan di dengarkan ucapan mereka.” Reno mengusap bahu Bunga dan menenangkannya.Vera pun beranjak pergi meninggalkan mereka dan tamu-tamu yang lain.Saat Reno akan mengejarnya, tiba-tiba Nathan datang untuk mencegahnya.“Reno, biarkan Vera menyendiri, mungkin dia butuh waktu untuk bisa menerima ini semua,” u

  • BUNGA KEDUA   BAB 12.

    Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan juga Bunga.Acara di gelar dengan sangat mewah dan begitu banyak tamu undangan yang hadir ke acara pernikahan tersebut.Namun ada sesuatu yang mengganjal di hati Bunga, Reno dan juga Nathan.“Mas, Vera mana? Apa dia tidak kesini?” tanya Bunga Kepada Reno.“Um .... Vera sepertinya tidak bisa hadir Bunga,” jawab Reno.Mendengar hal itu, Nathan pun langsung mengambil tindakan.“Aku akan membawa Vera kemari, dan aku pastikan dia akan menyaksikan pernikahan ini,” ujar Nathan dalam hati.“Kak, aku mohon, jangan paksa Vera, tolong jangan membuat dia semakin merasa sedih,” ujar Reno.Nathan kemudian melirik ke arah Bunga, dan Bunga pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda Nathan harus meng-iyakan. Perkataan Reno.“Baiklah!” ujar Nathan dengan sangat dingin.Namun saat baru melangkahkan kaki beberapa langkah,

  • BUNGA KEDUA   BAB 11. TASYA

    “Vera ....” Bunga menghampiri Vera yang sedang duduk menyendiri di taman..“Eh, Bunga ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?” tanya Vera.“Ah, tidak, aku hanya ingin berbicara sama kamu,” ujar Bunga.“Oh, silakan duduk, mau bicara apa?” tanya Vera lagi.“Vera, aku mau minta maaf, soal ucapan kak Nathan tadi, aku tahu, kamu pasti sangat tersinggung dengan ucapannya,” ujar Bunga.“Sudahlah Bunga, kak Nathan benar, aku harus siap menerima risiko dari perbuatanku sendiri, aku harus siap untuk di madu, dan aku harus siap kehilangan perhatian dari Mas Reno. Kamu sedang mengandung anaknya sekarang, jadi otomatis Mas Reno akan lebih memperhatikan kamu.” Vera tersenyum, kemudian ia mengalihkan wajahnya, dan menggigit bibirnya dengan kuat, agar Bunga tidak mengetahui bahwa Vera meneteskan air mata. Sebagai sahabat sejati, Bunga sangat mengetahui apa yang di ra

  • BUNGA KEDUA   BAB 10. POV VERA

    Tuhan, wanita mana yang tidak ingin merasakan betapa bahagianya menjadi seorang ibu, tetapi apalah dayaku, semua cara Sudah aku lakukan demi mendapatkan momongan. Namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan belum memberiku kepercayaan untuk memiliki momongan.Hingga pada akhirnya, aku merasa lelah, dan aku merasa, Bunga adalah wanita yang baik, dia adalah sahabatku dan juga Mas Reno.Menurutku Bunga adalah wanita yang pantas untuk menggantikan posisiku sebagai istrinya Mas Reno dan menjadi ibu dari anak-anaknya.“Mas, malam ini, kamu jadi 'kan? Temenin aku ke pesta reuni nanti malam,” tanyaku kepada Mas Reno.“Loh, bukannya kamu pergi sama Bunga, sayang?” tanya suamiku.“Iya, tapi 'kan aku juga mau berangkatnya Sama kamu Mas, soalnya Bunga ma

  • BUNGA KEDUA   BAB 9.

    Sesampainya mereka di kediaman Bunga, Nathan dan Reno membantu Bunga untuk turun dari mobil dan mengantarnya untuk beristirahat di dalam kamar.“Reno, Vera, aku ingin bicara dengan kalian,” ucap Nathan.Reno dan Vera pun mengangguk tanda mengerti.Namun saat mereka akan melangkah keluar, tiba-tiba Bunga mencegahnya.“Kak, bisa tidak kalau bicaranya disini saja, Bunga ingin tahu apa yang kalian bicarakan,” ujar Bunga.Bunga adalah adik kesayangannya Nathan, semua yang dia inginkan sudah pasti Nathan akan memenuhinya.Kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan maut pada saat Bunga berusia delapan tahun, Nathan adalah anak sulung dari dua bersaudara.Saat orang tuanya meninggal, Nathan selalu menjaga dan melindungi Bunga dengan baik dan merawatnya deng

  • BUNGA KEDUA   BAB 8. BUNGA MENGALAMI PENDARAHAN

    “Siapa ya Mas?” Tanya Vera kepada Reno.“Enggak tahu sayang, ayo kita lihat,” ujar Reno.Reno dan Vera pun berjalan ke luar rumah untuk melihat siapa yang berteriak di pagi hari seperti ini.Mereka berjalan bersama dan bergandeng mesra, Vera memeluk pinggang suaminya, dan Reno pun merangkul pundak istrinya itu.Mereka berdua sangat terkejut saat melihat seseorang yang berdiri di depan rumahnya, terutama dengan Reno, ia seketika menghentikan langkah kakinya, dan melepaskan tangannya dari pundak Vera.“Pak Nathan.”“Dasar B*j*ngan,” ujar Nathan.Tanpa basi basa basi, Nathan langsung menghampiri Reno, dan mencengkeram kerah baju yang di pakai oleh Reno.“Apa yang kamu lakukan kepada Adikku? Hah?.” Nathan langsung melayangkan pukulannya tepat di pipi Reno.Bersamaan dengan itu, Bunga pun datang dan menghampiri Nathan yang sedang memukuli Reno.

  • BUNGA KEDUA   BAB 7. KEDATANGAN NATHAN

    Bunga duduk di kursi bersebelahan dengan Reno, dan menunggu es buah segar yang sedang di buat oleh Reno.Selama kurang lebih lima belas menit, es buah itu pun jadi, dan mereka berdua pun memakannya dengan sangat lahapSaat sedang asyik menikmati es buah, tiba-tiba gawai Reno berdering.“Halo ...?”“Mas, kamu di mana? Kok sudah larut malam begini kamu belum pulang? Apa kamu sudah bertemu dengan Bunga Mas?” Tanya seseorang di seberang sana.Ternyata yang menelepon Reno adalah Vera.“Ah, iya sayang, tadi Mas sudah menemukan Bunga, dan Mas mengantarkan dia pulang, kamu jangan khawatir Bunga baik-baik saja, aku akan segera pulang!” ucap Reno.Bunga langsung berhenti mengunyah dan kembali memikirkan nasibnya.“Bagaimana mungkin aku bisa menghianatimu Vera? Bagaimana mungkin kita bisa berbagi suami, aku takut Vera, aku takut akan menjadi benalu dalam hidupmu, merenggut kebahagiaa

DMCA.com Protection Status