Share

Bab 5

Penulis: Rose Marberry
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-07 16:13:54

Kosong!

Irish merasa kosong dengan hati dan jiwanya. Setelah pengakuan gadis cantik itu, Irish mematikan sambungan telpon. Tapi, ia tak merasakan apa-apa. Ia merasakan kekosongan. Lebih tepatnya, ia mati rasa!

Irish termenung. Bahkan di tempat kerja pun, gadis itu tak bergeming. Irish terus saja memikirkan Galen dan gadis bule itu, apalagi pengakuan yang keluar dari mulut gadis itu membuat Irish berpikir macam-macam. Jika gadis itu mengaku teman, tentu Irish masih merasa tenang. Galen butuh teman disana. Tapi, kekasih? Apa Galen harus butuh kekasih disana? Galen... nama itu benar-benar menyita semua perhatian Irish.

"Melamun terus kak." Tegur Brata. Irish hanya tersenyum tipis. Bahkan ia beberapa kali salah memasukan nama menu, hingga para pelanggan komplain. Berurung boss Irish begitu baik, hingga Irish tak dipecat segera.

"Kakak mau nggak, pulang kita ngopi bentar di Bread Bruh. Ada menu baru katanya." Irish menggeleng.

"Aku kuliah pagi. Nanti nggak bisa bangun."

"Benar. Aku lupa, kalau kakak kuliah." Kekeh Brata. Irish hanya membalas dengan senyuman. Bahkan, sampai saat ini Galen tidak lagi menghubungi Irish. Apa Galen bersenang-senang dengan gadis itu? Tentu Galen takkan rugi, hidup bersama gadis cantik itu, dia cantik, modis, apalagi bule. Apalagi yang kurang. Sedangkan dirinya? Hanya manusia dibawah rata-rata yang bersyukur bisa kuliah dan bersyukur bisa kerja di tempat yang nyaman seperti ini.

Irish terus saja melamun. Kebersamaan gadis itu dan Galen benar-benar menganggu dirinya. Entah bagaimana ia menenangkan hatinya sekarang. Irish merasa sesak, berkali-kali ia menarik napas. Tak munafik, di sudut hatinya terasa nyeri.

"Nih buat kakak." Irish tersenyum pada Brata yang tiba-tiba memberi Irish segelas milo dingin yang ia buat sendiri. Cowok itu begitu baik dan perhatian.

"Makasih ya."

"Mungkin kakak lagi ada masalah. Cobalah, kakak teriak, biasanya lega."

"Oh iya, makasih."

"Makasih terus kak. Aku nggak punya recehan." Senyum Irish kali ini, lumayan lebar. Ia menghargai usaha Brata agar dirinya terhibur. Namun, pikirannya sedang tidak fokus kesini.

"Bayar pakai dollar aja." Bicara dollar, Irish terdiam lagi. Tiba-tiba ia teringat Galen yang memakai duit itu setiap hari. Irish rindu Galen. Tapi, apa hubungannya dengan gadis itu?

Irish menutup matanya dan minum milo dingin dalam sekali tegukan. Bukannya lega, ia langsung merasa begah. Ada-ada saja, kesialan yang menimpanya. Irish tak punya ekpektasi apa-apa tentang hubungannya sekarang, entah mau berakhir atau tidak. Irish menunggu keputusan Galen, ia tak punya banyak pengalaman tentang hubungan seperti ini. Galen pacar pertama Irish dan berharap terakhir dan satu-satunya. Tapi, apa bisa? Jika kehadiran gadis itu, membuat Galen tak lagi menghubungi dirinya.

Hubungan mereka yang telah terjalin selama 5 tahun, terlalu manis jika harus berakhir sekarang. Banyak suka duka telah menemani masa-masa remaja keduanya. Semuanya takkan mudah dilupakan begitu saja. Galen yang selalu membuat Irish nyaman, Galen yang membuat Irish terus berjuang dari kerasnya hidup. Galen sudah seperti separuh nyawa bagi Irish.

Saat SMA, masa-masa terindah Irish. Ia ingat, saat itu musim hujan. Galen dan Irish akhirnya mandi air hujan di sekolah, dan mereka mempunyai kenangan itu. Ada yang memngambil gambar keduanya. Irish yang tersenyum malu-malu ke arah kamera dan Galen yang tersenyum begitu tampan. Terlalu banyak barang pemberian Galen untuk Irish. Mulai dari hal kecil, hingga besar, dan masih Irish simpan sampai sekarang. Galen tahu, Irish suka membaca novel. Cowok itu, sering memberikan Irish buku-buku best seller yang tebal-tebal. Biasanya Irish habiskan dengan membaca. Terlalu banyak kenangan mereka.

Terlalu banyak memory. Dan Irish merasa tak sanggup, jika ia harus merestart hubungan mereka. Rasanya terlalu menyakitkan, dan terlalu manis.

Irish masih ingat, mereka pernah bertukar pesan hingga subuh hari. Saat Galen kelaparan, Irish memasak untuk Galen. Dan cowok itu, datang diam-diam ke rumah Irish. Irish mengantungkan makanan yang berupa nasi goreng di pagar rumahnya, tepat di bawah pohon mangga. Pohon mangga itu, saksi bisu hubungan Galen dan Irish.

Itu satu dari seribu hal termanis yang takkan pernah dilupakan keduanya. Tapi moment yang takkan pernah Irish lupa, ketika mereka sering duduk di tempat favorit mereka, memandang luasnya lautan sambil memandang kapal yang berlalu-lalang. Sambil membicarakan masa depan bersama, atau Galen yang mengeluarkan kata-kata receh lainnya.

Galen... Irish berharap, semoga hubungan mereka terus berlanjut. Karena Irish telah berjanji, masa depannya adalah Galen.

_______________________________

Ada yang bilang, jika kita sedang stress liburan adalah solusi yang tepat. Tetap saja, Galen merasa kosong ketika Emery mengajaknya pergi.

Sekarang musim panas. Waktu yang begitu indah, menikmati sunset. Galen hanya memandangi, banyak kebun-kebun apel dan anggur yang mereka lewati. Cowok itu hanya terdiam. Irish. Galen memikirkan Irish, Galen tak ingin Irish berpikir macam-macam. Tapi, Galen tak ingin menjelaskan permasalahannya pada Irish, ia tak mau Irish berpikiran tentang nasibnya, tapi Galen juga tak ingin Irish berprasangk buruk tentang Emery dan dirinya.

Emery melajukan mobilnya, melewati padang rumput yang begitu luas sejauh mata memadang. Jalanan begitu lurus. Negara ini, benar-benar luas.

"Aku tahu spot terbaik untuk melihat sunset." Emery membelokan mobilnya memasuki rerumputan yang panjang-panjang, bahkan truck Emery tenggelam. Tapi, gadis itu menerobos masuk. Ketika, telah sampai di tengah ada sebuah lapangan luas yang rumputnya pendek-pendek. Sekarang, sudah pukul 8 malam. Setelah memakan sandwhich, Emery mengajak Galen pergi melihat sunset.

"Ayo babe turun." Galen turun mengikuti Emery. Gadis itu memakai tanktop, dan rok pendek sebatas paha dan memaki ankle boots. Galen tak mengerti dengan fashion Emery, tapi lama-lama ia terbiasa melihat gaya berpakaian Emery. Irish lebih suka, gadis sederhana seperti Irish kekasihnya.

Kedua sejoli itu duduk di atas kap mobil, masih memandang ke arah matahari, yang sudah berwarna merah keorenan. Begitu sempurna. Galen dan Emery berada di tengah padang savanah yang begitu luas.

"Terkadang, ada penggembala yang membiarkan domba-domba makan rumput disini." Ujar Emery sambil menunjuk rumput-rumput yang terlihat begitu hijau dan subur.

"Oh benarkah?" Galen menoleh pada Emery. Gadis itu mengangguk.

"Kau tahu babe. Aku suka sekali melihat sunset, jika diizinkan aku ingin melihat sunset setiap saat di tepi pantai. Aku merasa damai ketika melihat sunset dan laut." Curhat Emery. Galen sudah tahu, apa yang Emery suka dan benci. Gadis itu telah membeberkan apapun yang ia rasakan pada Galen. Dan Galen hanya menjadi pendengar setia. Karena, tak tahu harus merespon seperti apa. Yang penting ia memberi sedikit ekspresi, agar Emery merasa bahwa Galen menghargai Emery.

"Bolehkah, kita mengambil gambar berdua?" Galen mengangguk. Emery meloncat turun, dan mengambil polaroid di dashboard truck miliknya. Polaroid berwarna putih telah dipegang Emery.

"Babe senyum." Galen refleks menolah pada Emery yang telah mengambil gambaranya. Emery mencabut print hasil gambar yang ia tangkap. Emery mengipas-ngipas foto tersebut dan memberi pada Galen.

"Simpan ini. Nanti kita jalan lagi, dengan terus membawa polaroid." Galen menerima foto yang sudah jadi. Ia memperhatikan potret dirinya. Senyum kerinduan. Dalam senyum itu, tersimpan banyak kerinduan di dalam sana. Home sick. Galen rindu kampung halaman, rindu masakan ibunya, rindu nasi goreng buatan Irish yang begitu khas. Irish membuatkan Galen nasi goreng, dengan mencampurkan wortel di dalamnya. Padahal, Irish tahu Galen tak suka makan sayur. Tapi, Irish memaksa agar Galen suka sayur.

Galen memasukan gambar itu dalam saku celananya.

Emery meloncat naik ke tas kap truck miliknya. Keduanya berpose. Galen hanya tersenyum simpul.

Galen melihat ke polaroid yang dipegang Emery dan gadis itu mencium pipinya. Jika, orang melihat pasti mereka mengira, keduanya sepasang kekasih yang tengah kasmaran.

"Oh babe aku melewatkan moment terbaik sunset." Teriak Emery heboh. Gadis itu mengambil ponselnya dan memvideo susnset yang perlahan ditelan bumi.

"Semoga Galen menjadi jodohku." Gurau Emery.

"Make a wish, ketika bintang jatuh bukan matahari tenggelam."

"Bagiku, matahari bersinar lebih terang dari bintang, jadi keinginan kita lebih cepat terkabul, dari pada make a wish pada bintang jatuh." Bela Emery.

Galen memandang ke arah matahari yang perlahan menghilang. Warna orens itu, perlahan digantikan dengan warna hitam. Apa hidupnya akan seperti itu? Warna hitam akan datang menghampirinya. Kegelapan yang menyelimuti kehidupannya, atau hubungannya akan gelap seperti suasana sekarang.

"Kita benar-benar harus berlibur ke pantai. Atau kita ke Hawaii." Emery memeluk leher Galen, seperti kebiasannya.

"Terlalu banyak rencana."

"Tidak ada yang salah dengan sebuah rencana. Hidup penuh dengan misteri, jadi kita harus merencanakan seribu satu cara menghadapi semuanya." Galen memandang takjub pada Emery. Gadis ini ajaib. Galen juga senang, sekarang gadis itu tak lagi berteman dengan teman-temannya yang akan membawa dampak buruk pada pergaulan Emery.

"Tapi, aku sudah tida bersabar untuk berlibur ke negaramu. Aku akan pakai bikini setiap hari." Galen tak bisa membayangkan, bagaimana Emery menghadapi panasnya negara tercinta. Walau California termasuk negara panas di bagian Amerika, tapi tak semenyengat kampung halamannya.

Tanpa sadar tangan Galen melingkar di pinggang Emery. Gadis itu telah menyandarkan kepalanya di bahu Galen, sambil menikmati pergantian malam.

Mereka masih nyaman berada disana. 

I want to wear his initial

On a chain round my neck. Not because he owns me. But 'cause he really knows me.

Bisik Emery pada dirinya.

"You don't need to save me, But would you run away with me?" Emery memandang Galen, dan berakhir memberi ciuman pada cowok itu.

__________________________________

Irish memandang sunset. Ia berada di tempat favoritnya dan Galen. Ingatan bersama Galen, menari-nari di kepalanya sekarang.

"Aku bisa buat balon besar." Galen memakan permen karet, dan memasukan 5 biji permen karet dalam mulutnya.

"Aduh, nggak kuat ngunyah." Keluh Galen. Irish tertawa kecil. Mereka berada di jembatan yang menjorok ke laut. Keduanya nyaman berada di antara besi-besi penghalang sambil melihat kapal-kapal yang berlalu lalang, karema jembatan itu berdekatan dengan pelabuhan.

"Ai bisa." Irish mengambil dua permen karet dan memasukan dalam mulutnya.

"Ai bisa." Irish berseru senang, ketika permen itu sudah berbentuk balon yang besar hampir menutupi seluruh wajah Irish. Galen menusuk balon itu, hingga pecah, dan berakhir keduanya tertawa bersama. Mereka menikmati pemandangan di depan, sambil memperhatikan, bagaimana air laut yang surut perlahan menutupi batu-batu yang berada di pinggir pantai.

"Sebenarnya aku bisa loncat ke bawah." Irish tersenyum bangga. Ia tahu, Galen selalu berusaha agar ia kagum pada cowok itu. Walau bertingkah seperti apapun, Galen memang selalu berhasil menarik perhatian Irish.

"Tapi pakai pelampung." Tambah Galen. Keduanya tertawa lagi. Entah kenapa, bersama Galen, jarang sekali Irish merasa sedih atau merasa kesepian. Galen pelengkap bagi Irish.

Masa-masa sekolah yang begitu indah. Rasanya Irish ingin mengulang kembali memory tersebut, atau mengulang kembali bersama Galen disini sekarang.

Irish hanya memeluk lututnya. Hari ini, ia sengaja izin tak masuk kerja. Irish butuh liburan dari dadanya yang terasa sesak dari kemarin. Irish menggali kembali memory kebersamaan mereka. Dan--hasilnya ia menangis. Air mata gadis itu tak berhenti produksi. Sedih yang teramat dalam, Irish merindukan Galen, sangat rindu, dan merisaukan kehadiran gadis bule yang cantik itu. Demi apapun, Irish tak rela ada yang mengganti dirinya di sisi Galen. Tersiksa. Irish tersiksa dengan kerinduan ini.

Bahkan sunset itu tak lagi berwarna, tapi digantikan oleh langit berwarna hitam, yang menutupi cahaya digantikan dengan rintik-rintik hujan yang menemani air mata Irish sekarang. Rintik-rintik air membasahi tubuh gadis itu, tapi Irish enggan beranjak. Ia masih memeluk lututnya dan melihat ke arah laut yang tak lagi berwarna biru terang. Cuaca begitu mendukung keadaannya sekarang.

Jika ada manusia super baik yang mau meminjamkan Irish duit, gadis itu ingin terbang ke negara ujung itu sekarang. Irish ingin bertemu langsung dengan Galen dan gadis itu, ingin menanyakan seperti apa hubungan mereka. Apa Irish harus sadar diri dan mundur dari hidup Galen sekarang?

Walau kau berubah

Aku 'kan bertahan

Di sepanjang waktuku

Biarkan aku mencintaimu

Dengan caraku

Walau kau menghapus

Menghempas diriku

Mengganti cintaku (karena kamu)

Semua tak mampu

Hilangkan cinta

Yang telah kau beri (ku kan tak pernah berubah)

Lyrik lagu ini begitu mewakilkan perasaan Irish sekarang. Gadis itu makin terisak, memeluk kakinya rintik hujan semakin terasa membasahi tubuhnya. Irish cemburu, Irish rindu, semua perasaan aneh ini, menghantam dada Irish.

Apa kehadiran gadis itu menjadi duri dalam hubungan mereka? Apa Irish harus rela berbagi Galen dengan perempuan lain?

Irish semakin terisak. Ia mengeluarkan apa yang ia tahan selama ini. Sakit. Gadis itu memegang dadanya, hujan semakin deras dan mengguyur tubuhnya. Orang-orang yang berasada di jembatan sudah pergi. Meninggalkan dirinya, keadaan semakin gelap. Tapi, Irish ingin seperti ini. Menangis, hingga takdir menjawab, entah takdir akan mengganti dengan kebahagiaan atau kesakitan yang lain. Dan Irish akan tetap siap.

Asal tetap bersama Galen!

________________________________

Bab terkait

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 6

    Dengan tangan gemetar, dan napas yang memburu serta keringat dingin yang menjalar di tubuh gadis itu. Tubuh yang sedikit gemetar. Musim dingin, tak menyurutkan semangat gadis itu, untuk menginjakan kakinya di negri orang.Dengan modal nekat Irish pergi menyusul Galen. Dua tahun berlalu hubungan mereka tak ada hasil, akhirnya Irish menyusul Galen dan berjumpa langsung dengan cowok itu.Desember kelabu dengan musim dingin yang begitu menusuk. Berkali-kali Irish membenarkan scraf yang melingkar di lehernya. Katakanlah ia norak, tapi Irish tak nyaman dengan semua pakaian yang berlapis-lapis yang membungkus tubuhnya."Udah mending?" Tanya seorang cowok di samping Irish. Sekarang mereka berada dalam bus menuju kampus Galen. Modal nekat dan hanya berbekal nama kampus Galen, Irish akan mencari di segala sudut kampus sampai ia menemukan cowok itu.Irish yang tubuhnya berkeringat dingin sekarang hanya menggosok-gosok tangannya walau sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 7

    "Udah tahu, anak akuntan publik yang baru?" Tanya Welly. Pagi hari semua orang dihebohkan, dengan kehadiran sosok Galen dan istrinya--Emery Mclan. Sosok pirang yang menari perhatian siapa saja, karena berpenampilan unik sendiri.Hati Irish sudah kebal menerima semuanya. Kabar apalagi yang tak lebih mengenaskan dari nasibnya? Ia rela menabung selama 4 tahun dan berhemat demi menemui sang kekasih yang nyatanya tak membuahkan hasil sama sekali, dua bulan berikutnya Irish mendengar kabar, Galen kembali ke tanah memboyong istri. Demi biji-bijian yang ada di muka bumi ini, otak Irish mau pecah seorang Galendra Raksa telah menikah. Meni fucking kah. Dengan gadis pirang yang ia tak kenal sama sekali, Irish mengira keduanya akan berakhir bersama, nyatanya ia hanya jadi masa lalu.Galen tiba-tiba membuat kabar lebih mengejutkan lagi, ia kerja di kantor yang sama, bagian akuntan publik, walau mereka berbeda divisi. Irish hanya diam.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 8

    "Ai." tegur Galen pada Irish yang sudah terduduk sambil terisak. Ia tak sanggup berhadapan dengan Galen. Bahkan, selama 4 tahun berpisah pertama kalinya mereka bisa sedekat ini.Galen sengaja menghidupkan air di dalam toilet dan membiarkan air itu mengalir jika melubar akan membasahi baju Irish. Dan ia tak ingin orang lain mendengar mereka masuk ke dalam toilet dan ada skandal yang lain. Galen tak peduli pada reputasinya, ia bisa mencari pekerjaan lain, tapi ia tak mau gadis pendiam dan tulus itu mendapat masalah.Galen memandangi Irish, napasnya memburu."Ai." panggil cowok itu pelan. Irish terus saja menggeleng. Suara yang selalu ia mimpikan, memanggilnya dengan suara selembut ini, dengan penuh cinta. Tapi semuanya berubah sekarang, Galen milik gadis pirang. Salah jika ia bersikap seperti ini? Salah jika ia marah pada Galen? Salah jika Irish overact? Semesta tak pernah memihak pada mereka. Irish sudah tahu, perpisahan mereka akan terjad

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 9

    "Makan Irish." perintah Declan. Irish hanya memegang sendoknya dengan malu-malu dan memasukan nasi merah dalam mulutnya. Ia malu. Dan Declan benar-benar mendeklarasikan ucapannya, pulang bersamanya.Saat Irish sedang menunggu angkutan umum, mobil Range Rover warna hitam sudah berdiri gagah di depannya dan Declan dengan wajah tanpa dosa menyuruh Irish masuk. Irish memastikan terlebih dahulu sebelumnya, ia melihat sekelilingnya jangan ada karyawan yang lain, atau ada CCTV di sekitarnya.Irish hanya diam, dan Declan tidak berbicara sepanjang perjalanan, membuat gadis itu makin gugup. Dan tiba-tiba Declan sudah membawanya ke warung makan. Bahkan Declan yang memesan nasi merah, bebek goreng dan jus tomat. Padahal, Irish tak suka makan tomat. Karena merasa tak enak, Irish harus meminum jus yang rasanya tak karuan tersebut."Papah, suapin." pinta Nayjla manja. Bocah itu tidak ceria sekarang. Declan menjemput Nayjla di tempat les,

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-07
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 10

    Gosip.Menurut Wikipedia, Gosip, gibah, atau gunjing adalah sebuah obrolan atau rumor kosong, yang biasanya berkaitan tentang urusan pribadi atau orang lain.Masyarakat Indonesia merupakan salah satu negara dengan gemar bergosip. Apabila membicarakan keburukan orang lain. Dan biasanya kaum hawa yang paling banyak didominasi tentang masalah gosip, walau tak menutup kemungkinan kaum adam juga saat berkumpul bisa megunjing.Dan pagi ini, kantor Sehat Sentosa, mendapat gosip yang sangat baru seperti daging segar yang bisa dibagikan ke yang lain. Dan objek yang dibicarakan adalah manusia pemalu luar biasa. Irish Mauren menjadi centre topic karena ia ketahuan pulang bersama boss besar saat pulang kemarin. Dan hanya menunduk malu, saat satu kantor mencie-ciekan dirinya.Irish terus menunduk di kubikel miliknya, dan mengambil buku miliknya dan mulai mencoret-coret. Ia malu, kepalang malu dan tak berani bertatatapan dengan makhluk di kantor.&nb

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-09
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 11

    Dunia tak selalu ramah. Kadang kita bisa tertawa, kita bisa menangis. Bahkan, kita bisa merasakan dua hal itu dalam waktu bersamaan. Irish berada di tengah, ingin menangis dan tertawa sekarang. Setan menyuruhnya bahagia, dan malaikat hanya bisa menggeleng.Separuh hati Irish berontak, agar mendorong Galen segera, tapi ia sudah berjanji, dan tak ingin melakukan semua ini dengan setengah hati. Harus totalitas, jadi pelakor. Karena bagi Irish, ia melakukan hal yang benar. Mengambil kembali, apa yang menjadi miliknya.Dengan banyak pikiran yang bercabang, Irish melepaskan tautan keduanya dan hanya bisa menunduk. Tanpa sadar, sebutir air mata lolos. Tubuh gadis itu bergetar. Apa yang akan dikatakan orang-orang padanya, jika ia telah berubah jadi jalang sekarang? Ini bukan Irish yang orang kenal. Irish gadis polos, gadis pemalu, bukan gadis murahan! Bagaimana ibunya tahu ini?Irish menunduk, dan bisa merasakan napas Galen tepat di depan wajahnya. Galen

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-09
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 12

    Warning!!! Plus-plus, not for virgin eyes. __________________________________Irish hanya mampu tersenyum, setiap melihat wajah Declan. Boss besar itu walau hanya menampilkan wajah kaku, tapi entah kenapa menggelitik perasaan Irish. "Kenapa senyum-senyum?" tanya Declan membuka suara, setelah ia melihat bawahannya tak berhenti senyum dan ditanggapi Irish dengan gelengan. Melihat tingkah konyol Irish membuat Declan akhirnya ikut tersenyum. Tak ada hal lain yang bisa Declan ajak kecuali makan. Dan berakhir lagi mereka di pasar loak. Sekarang masih sore hari, Declan sengaja tak membawa putri cerewetnya, karena akan menganggu saja. Declan sedang melihat keadaan sekeliling. "Lihat pasar loak begini, saya ingat Jerman. Disana sama juga seperti ini, tapi lebih rapi dan bersih, yang menariknya mereka jualan di sepanjang pesisir sungai." Irish hanya tersenyum, karena ia tida mempunyai gambaran Jerm

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-09
  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 13

    Terdiam. Galen terdiam di samping Irish yang terisak. Nasi telah menjadi bubur sum-sum, bahkan jika ditambah gula merah sebagai pemanis Irish menjamin rasanya berubah hambar bahkan pahit. Gadis itu hanya mampu terisak. Dan Galen hanya duduk berjongkok di samping Irish tak tahu harus berbuat apa. Mereka yang sudah siap penetrasi dan mengarungi kenikmatan bersama, malah menghentikan semuanya. Galen dan Irish sama-sama sadar, ini salah. Nafsu tak boleh melemahkan akal sehat. Jadilah, keduanya terduduk sambil terdiam dengan posisi yang sama-sama bugil. Keduanya tak ada yang berinisiatif untuk sekedar memakai kembali pakaian keduanya. Dan Irish hanya terisak, ia hampir kelepasan, dan baru sadar ia akan menyerahkan harga dirinya sia-sia yang akan membuatnya menyesal seumur hidup. Galen merapatkan tubuhnya ke arah Irish dan memeluknya dari samping. Ia mencintai Irish, ia tak ingin merusak Irish, cukup tanda merah di bagian

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-09

Bab terbaru

  • [BUKAN] PELAKOR   LAST

    Kita adalah teman tumbuh bersama, kita adalah saksi hidup bagaimana terus berjuang melawan takdir dan hidup yang kadang terasa tak adil sama sekali, tapi selalu bersama bergandengan tangan dan tersenyum melewati semua hal.Galen tersenyum hidupnya mungkin penuh lika-liku atau bisa saja terlihat berjalan begitu mulus tergantung siapa yang mengambil sudut pandang, orang bijak akan mengambilnya sebagai pembelajaran yang harus dijadikan guru terbaik dan saat seseorang yang suka mengeluh melihat hidupnya terus saja mengeluh dan merasa dunia begitu kejam dan Tuhan begitu kejam.Galen akan menutup buku kisah hidupnya dan Irish dan membuka lembaran baru bersama Emery dan calon buah hati mereka yang seperti Tuhan kabulkan karena berjenis kelamin perempuan dan akan dinamai Emerald. Emery dan Emerald merupakan ratu di hidup Galen dan laki-laki itu akan terus mensyukuri hidupnya.Laki-laki itu sedang memperhatikan istrinya yang berolahraga menyambut detik-

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 40

    "Tante Mama! Nay mau pake seragam yang mana?" teriak Nayjla menghebohkan seluruh penghuni rumah seperti biasa.Irish sedang menyusui Baby Saxon yang baru tidur subuh tadi karena malam tadi mengajak begadang. Benar-benar luar biasa rasanya jadi ibu."Tante Mama!" Nayjla masuk ke kamar dan melihat ibu sambungnya yang suruh diam karena adiknya baru saja terlelap. Bayi berusia 4 bulan yang membuat Irish merasa satu hari 24 jam itu kurang, kalau boleh Irish mau minta sampai 36 jam. Agar ia bisa mengurus baby Saxon dengan leluasa lagi."Bentar. Tunggu adiknya berhenti nyusu dulu." Nayjla putar badan dan akhirnya ia mengurus dirinya sendiri. Terkadang ada kecemburuan, kenapa orang tuanya lebih peduli pada bayi itu tapi saat melihat bayi merah itu Nayjla sadar adiknya memang belum bisa apa-apa dan kepolosannya membuat Nayjla belajar mandiri. Bocah itu akhirnya ke meja makan dan sarapan sendiri.Irish mengelus-elus rambut putranya yang masih me

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 39

    "Aku udah nyiapin nama anaknya. Enakan Carrgil atau Saxon?""Kenapa namanya aneh begitu?""Nggak aneh!" Irish mengotot. Suaminya hanya bisa menggeleng, kenapa para wanita bisa bersikap begitu ajaib di saat bersamaan? Lihat bagaimana wajah Irish yang meringis menahan mulas dan masih ngotot tentang nama anak yang belum pernah mereka diskusi sebelumnya."Carrgil. Kenapa namanya seperti orgil? Orang gila?" tanya Declan."Papa jahat! Anak sendiri dikatain gila!" Declan tertawa. Apa yang ia bicarakan benar adanya. Bagaimana mungkin istrinya bisa menamai anak seunik itu? Trus apa katanya tadi? Saxon? Nama aneh dari mana lagi?"Saxon bukannya nama alat musik?""Nggak tahu! Ikutin aja, anak sendiri yang mau namain Saxon.""Namanya tidak elit!" Irish mencibir. Memangnya nama elit itu seperti apa? Harus ada kemewahan seperti emas dan mobil? Kenapa tidak dinamai emas bin berlian saja?"Masih mules?"&

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 38

    "Jangan bilang pada siapapun, kalau itu adalah anak kandung aku. Cukup kita berdua yang tahu." bisik Galen.Tubuh Irish langsung merinding. Wanita hamil itu merasa seluruh tubuhnya menggigil. Gila!"Jangan ngomong sembarangan!" sergah Irish sambil mencubit perut Galen. Laki-laki ini gila! Bagaimana ada yang mendengarnya dan salah paham?"Ampun kakak ipar, aduh galak bangat." adu Galen sambil memegang perutnya. Rasanya sakit beneran, lebih tepatnya pedas dan panas. Benar-benar cubitan maut."Jangan gitu. Kalau ada yang salah paham gimana?""Gurau aja aelah. Jangan tegang-tegang amat, nanti anak di perut susah keluarnya." Irish memukul dada Galen dengan membabi buat. Benar-benar mantan kekasihnya ini. Mulutnya tak bisa dijaga."Ini ada reunian atau apa?" Irish berbalik dan melihat Declan, yang tak senang melihat pemandangan Irish dan Galen akrab. Bukan apa-apa, kedua manusia ini pernah memiliki kisah bersama. Baga

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 37

    Andai manusia punya sayap dan bebas menjelajahi angkasa, dan terbang kesana-kemari tanpa merasa lelah. Maka, Galen dengan senang hati terbang menjelajahi angkasa, atau meminjam sayap elang untuk terbang.Senyum itu tak pernah lepas dari bibirnya, bahkan ia rela bibirnya robek karena terlalu senang, apa yang ia anggap telah hilang dan tak kembali kini kembali karena menemukan kembali jalan pulang."Aku memang tak bisa memprediksi masa depan, tapi hanya kamu yang akan terus bersamaku di masa depan." Laki-laki itu mencium punggung tangan istrinya sebagai bentuk syukur dan bahagia, ia mendapatkan kembali Emery di sisinya."Jikapun kamu mau kita tinggal di California, aku akan ikut. Aku akan pergi kemanapun kamu pergi."Emery langsung memeluk pinggang Galen, begitu juga laki-laki itu.Keduanya saling tersenyum. Sekarang pukul 09.48. Keduanya mendarat di bandara dengan selamat."Mungkin kita harus merayakan ini. Denga

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 36

    Galen tak percaya kesempatan, atau peluang menurut ilmu fisika. Kesempatan yang ia impikan musnah begitu saja. Mungkin alam bersekongkol agar ia tak mendapat kesempatan.Hari terakhir di Maldives. Pulau terindah di dunia bagi sebagian orang, namun bagi Galen ini seperti berlibur ke ujung neraka. Hatinya nelangsa, seperti ABG baru putus cinta.Laki-laki itu terduduk di pantai, sambil melihat jernihnya air yang dibilang seperti cermin. Bahkan, ikan mau muncul saja harus pakai baju takut ketahuan ia bugil saking jernihnya air."Huh!" Tarik napas, buang napas. Nyatanya tidak membuat Galen merasa lega, tapi semakin merasa tersiksa kenapa dengan hidupnya.Laki-laki itu terdiam dan merenungi nasibnya, sejuknya angin pantai tak membuat Galen merasa segar.Emery. Pikiran tentang wanita ini terus menganggunya. Galen yakin itu Emery, tapi kenapa kenyataan yang ia dapati seperti itu? Bukankah Emery ingin kembali bersamanya? Emery gadis ceria

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 35

    Dulu, saat Irish menjadi beban terus keluarga, ia tak pernah menikmati betul waktunya saat bangun tidur. Saat bangun tidur, Irish selalu merenungi nasibnya. Apa yang harus ia lakukan? Atau bagaimana ia keluar dari lingkaran kemiskinan. Walau yang ia pikirkan satu-satunya adalah kerja dan terus bekerja.Saat ia memilih resign dari kantor, Irish merasa ia benar-benar tak punya masa depan yang cerah atau masa depan yang menjajikan.Tapi lihatlah sekarang, ia tersenyum saat melihat punggung telanjang yang sedang mendengkur halus, sambil memeluk bantal dengan selimut sebatas perut. Irish tersenyum, mungkin tersenyum bangga atau tersenyum haru. Diam-diam air mata Irish menetes atas semua berkat yang ia rasakan, padahal ia tak banyak punya expectasi yang tinggi.Irish mengelus rambut suaminya dengan sayang dan memperhatikan laki-laki itu tak ada kata bosan. Seolah Declan adalah pusat tata surya bagi Irish.Sekarang sudah pukul 9.37 pagi. Wakt

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 34

    "Harusnya saya melamar kamu di sini." Irish hanya tersenyum malu-malu, saat Declan memeluk dirinya dari belakang. Melihat jembatan Golden Gate yang menjadi ikon negara bagian California.Dulu, Irish hanya bisa melihat di TV, saat menonton film Hollywood bagaimana jembatan itu hancur karena bencana alam, atau ada makhluk asing yang ingin menghancurkan jembatan tersebut.Tapi sekarang terbentang luas di hadapannya, bagaimana jembatan sepanjang 2.747 m. Ilene melihat dirinya seperti debu sekarang. Bagaimana luar biasa manusia bisa membangun jembatan raksasa seperti ini. Atau mungkin lebih sederhananya, ia yang anak orang susah bisa melihat negara lain yang rasanya seperti mustahil dicapai.Musim panas, terlihat begitu terik di cuaca California sekarang.Declan membawa Irish honeymoon kesini, seperti yang telah ia janjikan pada dirinya sendiri, ia akan kembali membawa Irish kesini dengan alasan yang berbeda. Dulu, mereka kesini saat musim

  • [BUKAN] PELAKOR   Bab 33

    Hampa.Pulang dalam kehampaan yang luar biasa. Cintanya kandas, sebelum ia memperjuangkan apa yang sudah ia rasakan selama ini.Dua kali, dua kali Galen gagal dua wanita yang berharga dalam hidupnya pergi dan sekarang hanya kekosongan yang mengisi hatinya. Galen pulang tanpa Emery, itu yang membuat Galen terus melihat ke awan di bawah. Perjalanan selama 30 jam membuatnya makin merana.Laki-laki itu menoleh ke samping, bukan Emery tapi seorang bapak tua yang tengah tertidur dengan mulut menganga yang lebar. Emery tak ada di sini, Emery memilih untuk bebas. Galen memang tak bisa memaksa jika memang itu keputusan yang telah Emery buat karena Galen juga tak punya alasan agar wanita itu tetap di sisinya. Bertahan karena cinta? Jangan bicara cinta, jika cinta juga yang menghancurkan kita.Pertemuan terakhir bersama Emery hanya begitu saja."Kau benar-benar tidak ingin pulang bersamaku?" Emery menggeleng. Galen menggengam tan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status