Share

RISKA MELAHIRKAN?

Penulis: Mithavic Himura
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-03 10:02:07

Karena khawatir dengan apa yang akan terjadi pada Riska, Gill akhirnya menghampiri wanita itu dengan cepat.

"Aku antar aja, ya?" tawarnya pada Riska.

"Aku bisa kok...."

Gill berjongkok, ia melihat di dalam mobil ada dua anak perempuan sedang menunggu. Anak Riska.

"Kakak bawa anak-anak, kondisi juga seperti ini, bagaimana kalau aku aja yang nyetir? Nanti kalau sudah sampai tujuan, baru Kakak sendiri selanjutnya yang penting di jalannya."

Kembali Gill bicara. Kali ini, Riska akhirnya mengangguk. Ia benar-benar merasa sangat payah, hingga berpikir harus digantikan saat menyetir oleh orang lain.

Lagipula, Gill bukan orang asing. Meskipun tidak akrab, toh, ia sudah kenal dengan pria tersebut. Jadi, Riska juga tidak sembarangan memutuskan.

"Kamu bisa nyetir?"

"Insya Allah."

Gill membantu Riska untuk masuk ke dalam mobil. Meskipun terlihat kesakitan, Riska berusaha untuk bersikap tenang ketika mereka masuk ke mobil. Reva mengawasi ibunya dan Rara menatapi Gill yang duduk di belakang stir.

"T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Elpit
Aduh Gill mau diomelin nih keknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RONAN MURKA!

    "Apa maksudmu? Kau ingin mencoba mengkritikku sekarang?" tanya Ronan pada Gill dengan nada suara yang terdengar dingin."Oh, tidak. Saya tidak bermaksud demikian hanya saja berbahaya menyetir mobil dalam keadaan kondisi istri Bapak yang seperti tadi, untungnya saya bertemu dengan istri Bapak, jadi-""Kau punya hubungan apa dengan istriku di masa lalu? Kau seperti sudah mengenalnya!""Kebetulan sempat kenal saat masih di Kalimantan, tapi tidak ada hubungan apapun, hanya kenal biasa saja.""Masa bodoh dengan itu, kau tidak perlu mengaturku, urus saja tugas yang aku berikan padamu di kota ini, kalau sampai gagal, kau tidak aku bayar sampai penuh!"Setelah bicara demikian, Ronan berbalik dan melangkah meninggalkan Gill yang hanya bisa geleng-geleng kepala mendapatkan perlakuan Ronan yang seperti tadi.***Ahmad melangkah menyusuri koridor rumah sakit, karena mendapatkan kabar dari Rifky bahwa Riska sudah akan melakukan proses kelahiran bayinya. Sesuai janjinya, ia harus datang ke Yogyak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    ADA APA DENGAN RISKA?

    Setelah bicara demikian, dokter itu melangkah meninggalkan Ahmad yang menghela napas lega karena dokter yang menangani Riska ternyata berpikiran luas.Ia beranjak menuju ruang di mana Riska dirawat. Perempuan itu belum sadarkan diri meskipun dokter sudah mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena sudah diatasi dengan cepat."Maaf."Sebuah suara terdengar saat Ahmad mengamati Riska yang terbaring dengan infus di tangan.Ahmad membalikkan tubuhnya."Ya?" katanya saat melihat ternyata yang menyapanya adalah suster yang merawat Riska."Suaminya pasien mana, ya? Tadi ada di sini, sekarang tidak ada.""Sudah pulang, ada keperluan, kalau ada sesuatu dan lain hal yang akan disampaikan, sampaikan pada saya saja.""Administrasi tolong diselesaikan, nanti ada beberapa hal yang akan disampaikan oleh dokter untuk pasien agar diperhatikan, itu saja.""Baik, nanti saya yang urus. Terimakasih."Suster itu mengangguk sambil membungkukkan tubuhnya. Lalu perempuan itu berbalik melangkah keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    SEMAKIN MUAK!

    "Jangan ingatkan tentang hal itu, setiap kali aku mengingatnya, aku merasa bersalah karena sebagai kakak, aku justru tidak tahu apa-apa tentang kondisi adikku sendiri."Wajah Riska terlihat suram saat mengucapkan kalimat itu pada Ahmad, hingga Ahmad menarik napas panjang."Maaf, tapi itu kenyataan, dulu Mitha juga selalu bilang aku baik-baik saja, tapi yang terjadi justru sebaliknya, itu juga kalau aku tidak memaksa dia untuk cek keseluruhan, mungkin sampai sekarang penyakit dia sudah terlambat untuk diobati, Kak. Mencegah itu lebih baik daripada mengobati.""Iya, aku tahu. Aku juga mikir kalau aku sakit, gimana dengan anak-anakku, jadi jangan khawatir, aku pasti akan serius memperhatikan kondisi, makasih ya, ohya, untuk biaya, Ronan sudah urus, kan?""Kakak diberi kepercayaan mengelola keuangan tidak?" Ahmad balik bertanya. Riska menggeleng mendengar pertanyaan Ahmad."Aku cuma dikasih per- sekian kalau memerlukan pengeluaran aja, tapi aku tidak pernah kekurangan kok, maksudku kebut

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    GILL DIBIUS!

    Gill menghela napas mendengar ucapan mengandung ancaman yang diucapkan oleh Ronan padanya.Semakin merasa ingin melepaskan diri rasanya Gill jika ia melihat sikap Ronan yang demikian. Namun, ia tahu sebelum Rifky memberikan perintah, ia tidak bisa memutuskan sendiri untuk menghentikan semuanya.Bukan karena ancaman Ronan, tetapi karena ia tahu ada Rifky yang meminta tolong padanya untuk menyelidiki pria di hadapannya ini."Saya hanya bertanya, Pak. Jadi, Bapak tidak perlu memberikan ancaman seperti itu pada saya, lagipula, bukankah ini juga nanti ada akhirnya, saya juga tidak akan selalu seperti ini bukan, karena orang-orang akan tahu lambat laun pada akhirnya.""Aku tidak peduli, jika kau berani macam-macam, aku tidak akan segan bertindak tegas padamu, ingat saja itu!"Usai bicara demikian, Ronan berlalu dari hadapan Gill setelah untuk kesekian kalinya meminta pria itu agar tidak melupakan apa yang sudah disepakati tentang dirinya yang harus datang ke kantor di jam yang sudah ditentu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    SITUASI YANG KACAU!

    Ronan bicara demikian dengan suara yang pelan, sambil terus mengawasi Ahmad yang masih menekan bel di depan pintu."Aneh, kenapa seperti kagak ada orang? Dicalling juga kagak diangkat, aneh," gumam Ahmad, sambil terus memandang ponselnya berharap panggilannya direspon oleh Gill. Tetapi sia-sia, hingga Ahmad memilih untuk menghubungi Rifky tapi pria itu melangkah, tidak di depan pintu kamar lagi, ia hanya ingin mencari tempat agar tidak terlihat orang dengan jelas berdiri di dekat pintu kamar hotel yang disewa Gill.Saat itulah, Ronan dan pria di dalam kamar hotel di mana Gill ada, mengira Ahmad sudah pergi.Ronan keluar dari persembunyiannya dan melangkah ke arah kamar Gill. Bertepatan saat itu Ahmad menunggu panggilannya dijawab oleh Rifky. Begitu ia melihat Ronan, niat Ahmad yang ingin menghubungi Rifky tertunda.Ia lebih tertarik memperhatikan Ronan yang datang ke kamar Gill. Sementara itu, Rifky yang melihat panggilan tidak terjawab milik Ahmad segera mengetik pesan ketika ia men

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    GILL DIJEBAK RONAN?

    "Gue tau, tapi kagak mungkin gue kagak nengok Kak Riska di rumah sakit, dari tadi yang nemenin dia itu Ahmad, Kak Riska pingsan, Ric!""Ya, udah! Gue yang jagain di sini, tapi lu jangan lama-lama, karena gue cuma cleaning servis di sini, akses gue susah untuk mengawasi.""Thanks ya.""Untuk apa?""Lu bersedia masuk perusahaan meskipun Kak Ronan menempatkan lu jadi cleaning servis."Rico tertawa sumbang mendengar apa yang diucapkan oleh Rifky."Wajar! Orang kayak gue mana bisa dapat posisi bagus di sini, kagak ada bakat gue!""Kagak, lu ada bakat, cuma lu aja yang kagak mau karena menurut lu bisnis itu merepotkan. Apapun alasan lu udah masuk perusahaan ini, gue tetap mengucapkan terimakasih, karena gue yakin apa yang gue katakan tempo hari itu udah lu pikirkan baik-baik.""Gue cuma mau balas budi sama bokap.""Alhamdulillah, apapun itu gue terima, yang penting, lu jangan merasa kagak dibutuhkan di keluarga besar kita hanya karena lu itu bukan saudara kandung.""Udah! Sana pergi! Cepat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RENCANA BERLANJUT

    "Jadi, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku patuh pada perintah dia atau bagaimana?" tanya Gill sambil menatap Ahmad dan Rifky satu persatu."Gue kagak mau memberikan lu perintah, karena sesuai janji, akting lu akan berakhir setelah kakak gue melahirkan, dan setelah ini kalau ada resiko yang timbul setelah lu mungkin kagak lagi patuh dengan Kak Ronan, lu bisa ngomong sama gue, dan gue akan bertanggung jawab atas itu.""Dengan kata lain, Rifky menyerahkan semuanya sama lu menerima atau kagak," sambung Ahmad yang langsung diiyakan oleh Rifky.Gill terdiam untuk sesaat. Ia berpikir apakah ia menerima atau tidak perintah dari Ronan, karena Rifky sudah membebaskan dirinya untuk memilih karena Rifky hanya memintanya patuh bersandiwara selama sang kakak belum melahirkan saja."Setelah ini apa yang akan terjadi dengan Kak Riska?" tanya Gill dengan wajah yang serius. Ahmad dan Rifky saling pandang, wajah mereka seperti ingin mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang akan terjadi pada Ris

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    BERDEBAT DENGAN RISKA

    "Kak, kenapa? Apa yang Kakak pikirkan?"Riska tergagap ketika suara Rifky membuyarkan lamunannya."Enggak papa. Aku cuma merasa lelah aja.""Ya, udah. Kalo lelah, Kakak rehat aja, aku mau balik ke kantor, kalau ada apa-apa Kakak jangan sungkan buat ngomong, entar papi dan mami datang nengok Kakak, mereka sudah ada di jalan."Riska mengangguk, mendengar perkataan sang adik. Akan tetapi, ketika Rifky ingin berbalik, ia menahan gerakan sang adik yang ingin beranjak keluar ruang rawat inapnya."Apakah kantor baik-baik aja?" tanyanya, dan Rifky menghela napas mendengar pertanyaan itu."Apakah, Kakak merasa kantor sedang tidak baik?"Rifky sengaja balik bertanya agar ia tahu apakah Riska menaruh curiga pada suaminya itu dengan pikirannya sendiri bukan dari informasi yang ia katakan pada sang kakak."Papi bilang, Rico masuk ke perusahaan, tapi Rico jadi cleaning servis, aku sudah coba membicarakan hal itu pada Ronan, tapi katanya Rico sendiri yang menyanggupi bahwa ia hanya bisa bekerja di b

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11

Bab terbaru

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    AIR MATA RONAN DAN BELLA

    "Tidak! Apa maksudmu?" Wajah Ronan terlihat tidak senang ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Bella."Hanya ingin membuktikan apakah aku ini bermasalah atau tidak!""Aku tidak mau!""Ya, sudah! Aku tidak tahan jika didesak ayah dan ibu kamu, lalu aku yang disalahkan, kita periksa bersama, kita buktikan bahwa kita memang benar-benar sehat.""Jika memang kita sehat, lalu kenapa kau tidak bisa hamil?""Berarti Tuhan ingin kamu istighfar, introspeksi diri, kamu sudah punya anak tiga perempuan dahulu tapi kau menelantarkan mereka, mungkin dengan minta maaf, dan mereka mau memaafkan kamu, kita bisa mendapatkan keturunan.""Kau percaya hal semacam itu? Yang benar saja. Itu hanya mitos. Tidak perlu dipermasalahkan. Lagipula, mereka selalu bilang kalau mereka sudah memaafkan aku, apalagi?""Mungkin memaafkan tapi masih sakit hati.""Sudahlah, kalau memang kamu tidak percaya aku tidak bermasalah, ayo kita periksa, aku berani menjamin, aku itu tidak bermasalah, aku berani bertaruh akan hal

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    KEMBALI DITOLAK ANAK

    "Bicara apa? Masalah kehamilan itu takdir dari Tuhan, kalau kita belum dikasih, artinya ada sesuatu yang indah dipersiapkan Allah untuk kita."Dengan bijak Rifky mengatakan hal itu pada sang istri dan ini membuat Aoi terenyuh. Meskipun mereka menikah bukan karena saling cinta, tapi hari demi hari Aoi merasa perlakuan Rifky semakin lembut dan perhatian. Tanpa kata-kata saja, Aoi sudah merasa perlahan tapi pasti hati sang suami mulai melunak. Aoi berdoa semoga saja ketika hati mereka sudah semakin bertaut erat, anugrah itu akan mereka dapatkan. Begitu doa Aoi setiap hari.***Kabar kelahiran anak Riska dengan Mark yang berjenis kelamin laki-laki membuat Ronan kesal dan marah. Berulang kali ia memastikan bahwa kabar itu tidak benar, namun bagaimana mungkin itu bisa ditampik, karena anak Riska dan Mark memang laki-laki.Sekarang, Ronan sedang menunggu Reva pulang dari sekolah, ketika ia habis bertengkar dengan Bella karena masalah sang istri yang belum hamil juga. Pertengkaran yang sa

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RISKA MELAHIRKAN!

    "Ya, tidak bisa dong, Sayang. Kita menikah memang tujuannya itu, kau paham, kan? Aku bercerai dari Riska, karena aku tidak mendapatkan anak laki-laki dari dia, jadi aku tidak mau kejadian serupa juga terjadi padamu.""Kejadian serupa?""Iya.""Kalo gitu, ayo dong ikut aku periksa! Kita periksa bareng-bareng! Aku sudah menunjukkan hasil pemeriksaan aku, sekarang tinggal kamu, beres, kan?""Aku bilang jangan bahas masalah itu lagi di hadapan aku! Aku sehat, Bella ingat itu! Tidak perlu periksa, kau saja yang harus ketat konsultasi dengan dokter!Kemarahan Ronan kembali terpancing.Ia meninggalkan Bella dan melangkah masuk ke kamar mandi, membanting pintunya membuat Bella hanya mengusap dada. Ronan benar-benar sudah membuat dirinya kesal.***"Mau kopi?" tanya Tedi, teman Ari ketika melihat Ari mampir ke rumahnya."Boleh."Tedi segera masuk ke dalam rumahnya setelah mempersilakan leader fans club GSB itu untuk duduk.Beberapa saat kemudian, Tedi keluar dengan kopi di tangan. Kopi itu i

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RISKA HAMIL!

    Ronan bicara demikian dan itu membuat Riska mengerutkan keningnya."Kamu ini bicara apa?" katanya dengan wajah tidak mengerti. "Kamu ke klinik ini agar kamu bisa hamil, kan? Lihat istriku, sudah hamil, anak kami laki-laki, tidak perlu program, karena aku dan dia sama-sama sehat, kamu hanya membuang waktu saja mengikuti program hamil, Riska. Buang uang."Ronan masih mengira Riska datang untuk mengikuti program kehamilan, hingga ia bicara demikian.Riska geleng-geleng kepala. "Aku ke sini untuk cek kandungan sudah jadwal, jadi bukan untuk ikut program kehamilan.""Apa? Kamu hamil?"Ronan seperti tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Riska hingga pria itu bicara demikian sambil menatap ke arah perut Riska yang masih ramping. "Iya, alhamdulillah, baru dua Minggu, bagaimana kandungan istrimu? Sehat? Jangan sering kau tinggalkan, cukup aku yang kamu perlakukan seperti itu Ronan, belajarlah untuk bertanggung jawab dengan anakmu sendiri.""Bohong! Kamu hanya akting bahwa sedang ham

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    TIDAK KUNJUNG HAMIL

    Ia ingin marah, tapi Riska segera menggamit lengan sang anak untuk mengikuti dirinya naik ke atas motor. Riska tidak peduli dengan wajah Ronan yang terlihat marah. Ia tidak mau terpancing kemarahan lagi, meskipun ia sudah dinyatakan sembuh oleh sang dokter setelah beberapa waktu lamanya berjuang melawan penyakit, Riska tetap harus menjaga kesehatannya jangan stress dan banyak pikiran karena dua hal itu akan memicu penyakit yang dideritanya kambuh kembali. Akhirnya, Ronan hanya bisa membiarkan Riska dan Reva meninggalkan dirinya. Kemarahan yang dirasakan oleh Ronan membuat pria itu bertekad akan hidup lebih bahagia bersama Bella, agar ia bisa memamerkan kebahagiaannya itu pada sang mantan istri. ***Beberapa bulan setelah Ronan menikah, Riska akhirnya menikah dengan Mark. Pernikahan mereka digelar tidak besar-besaran karena menurut Riska lantaran sekarang mereka sedang berusaha untuk membuat kehidupan mereka bangkit lagi, uangnya lebih baik digunakan untuk kehidupan mereka setelah

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    SINDIRAN RONAN

    "Aku akan berusaha, kau bisa percaya padaku, Bella."Ronan memberikan janji meskipun ia sendiri tidak yakin apakah ia bisa mengembalikan kehidupan seperti saat sebelum ia masuk penjara pada Bella, namun yang jelas Bella tidak boleh meninggalkan dirinya. Riska sudah tidak menerima dirinya kembali, jadi Ronan tidak boleh kehilangan Bella, jadi meskipun sedikit tidak yakin apakah ia bisa mengabulkan keinginan Bella yang menuntutnya tetap memberikan kehidupan yang mewah, Ronan tetap optimis ia bisa asalkan Bella tidak meninggalkan dirinya.***Pernikahan Ronan akhirnya berlangsung beberapa bulan kemudian semenjak Ronan keluar dari penjara. Meskipun dibantu orang tuanya yang kembali memberikan Ronan kesempatan untuk membangkitkan perusahaan bermodalkan pinjaman dan beberapa harta yang dijual namun, kembali hidup mewah memang belum bisa dilakukan lagi oleh Ronan dan Bella. "Bella, terima kasih, kamu mau menikah dengan Ronan, meskipun Ronan tidak sekaya dulu lagi, tapi kau harus percaya, s

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    RONAN DITOLAK

    "Aku tahu, aku berjanji jika aku diperkenankan untuk kembali dengan Riska, aku akan berubah.""Sudah terlambat, Riska sudah banyak menderita karena keegoisan kamu, sekarang mending kamu belajar menata hidup lagi, nikah saja dengan selingkuhan kamu itu, Riska tidak bisa aku biarkan untuk kembali bersama dengan kamu, Ronan!"Setelah bicara demikian sang ibu meminta Rico untuk meminta Ronan untuk pergi. Wanita itu berbalik dan tidak mempedulikan lagi Ronan yang memintanya untuk mendengar apa yang dikatakannya.Rico segera meminta Ronan untuk pergi tanpa peduli pria itu bicara apa untuk membujuknya agar Rico mau berpihak padanya.Rico sudah tidak peduli dengan kata-kata mantan kakak iparnya itu karena sekarang yang terpenting baginya adalah mengejar mimpinya bukan lagi tentang yang lain.Dalam rasa kecewanya, Ronan berbalik dan ingin melangkah pergi meninggalkan rumah orang tua Riska, namun motor Mark masuk ke pekarangan rumah itu, dan berhenti tepat di hadapannya.Mark baru saja membawa

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    KELUAR DARI PENJARA

    Riska menghela napas mendengar apa yang dikatakan oleh Rifky. Perempuan itu mengusap wajahnya perlahan, dan Rifky sangat tahu sekarang sang kakak sangat merasa tertekan."Aku nolak Mark karena aku rasa aku tidak cukup baik untuk dia.""Siapa bilang? Kakak itu sudah sangat baik untuk Kak Mark, dia juga masih sangat mencintai Kakak, dan yang paling penting dia itu tulus sama Kakak, beda sama Ronan yang selalu menuntut Kakak ini dan itu."Rifky merespon perkataan Riska dengan sangat yakin dan tegas."Aku tahu, Mark baik, sejak dulu sampai sekarang, dia enggak pernah menyakiti, justru aku yang menyakiti dia dengan menikah bersama Ronan, tapi, aku benar-benar tidak percaya diri untuk menerima dia kembali, Rifky, kamu tahu sendiri, meskipun sekarang dokter bilang aku sembuh, aku tetap enggak bisa punya anak lagi, bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan dia sementara aku enggak bisa memberikan keturunan buat dia?""Emangnya, dia mempermasalahkan hal itu? Aku lihat, dia akrab dengan Reva,

  • BUKAN MESIN PEMBUAT ANAK!    KETULUSAN MARK

    Setelah bicara demikian, Bella berlalu pergi meninggalkan Ronan yang hanya bisa terdiam tanpa bisa mengatakan sepatah katapun karena tidak tahu harus bicara apa.Meskipun marah, tetap saja Ronan harus berterima kasih pada Bella sebab, perempuan itu tidak menuntutnya hingga hukumannya menjadi ringan. Apakah ia bisa hidup di penjara? Mau tidak mau, Ronan harus bisa karena memang tidak ada cara lain untuk membebaskan ia sebab bukti tidak bisa membuat ia lepas dari hukuman.***Riska dan Rifky akhirnya bahu membahu untuk membuat perusahaan ayah mereka bangkit kembali, meskipun harus berhutang banyak untuk menutupi dana yang digelapkan oleh Ronan.Mark adalah orang yang paling banyak membantu Riska untuk dana meskipun ia sendiri bukan orang kaya. Namun, karena Mark seorang pekerja keras, ia bisa meminjamkan tabungannya untuk Riska yang digunakan Riska untuk membiayai perusahaan sang ayah agar bisa kembali beroperasi.Akan tetapi, tentu saja itu tidak mudah. Karena beberapa pemegang saham

DMCA.com Protection Status