"Aku tahu, tapi kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan mudah untuk dikelabui lagi apalagi jika ada hubungannya dengan percintaan, tidak akan semudah itu, kau tidak perlu khawatir tentang hal itu."Gill berusaha untuk meyakinkan Ari, agar pria itu tidak mengkhawatirkan apapun apalagi dirinya yang diburu oleh wanita bernama Etha itu, namun Ari masih saja tidak yakin karena ia sangat mengenal Etha wanita seperti apa, hingga tetap saja masih ada kekhawatiran yang ia rasakan karena sadar Gill sudah dijadikan target oleh Etha. "Kalo dia agresif sama lu, gimana?" tanyanya pada Gill, dengan tatapan mata serius. "Insya Allah, aku bukan Gill yang dulu yang mudah untuk digoda.""Lu yakin?""Insya Allah.""Kalo lu diberi obat lalu lu teler?""Astaghfirullah, tidak, aku tidak akan terjebak!""Tapi, lu udah kejebak sama si Ronan itu, kan? Ahmad bilang lu teler karena lu minum obat tidur, atau apa itu gue lupa tapi yang pasti lu teler, benar kagak?""Iya, aku tahu, itu kesalahanku, tapi aku bis
"Apa maksud kamu? Memangnya kamu kenal dengan Ronan?" tanya Gill tidak paham dengan Etha, mengapa seperti tahu banyak tentang ipar Rifky tersebut.Etha mengulum senyum. Ia melihat raut Gill berubah, artinya pembahasan yang dilakukannya tepat sasaran."Tidak sulit bagiku untuk menyelidiki seseorang seperti aku menyelidiki kamu, memangnya ada yang lebih hebat daripada kekuatan uang? Tidak ada, bukan? Gill, sebelum aku berubah pikiran lebih baik kau menerima tawaran dariku, kalau kau tidak suka padaku, kau bisa pura-pura suka, aku hanya butuh kamu beberapa waktu saja tidak lebih.""Maksud kamu, kita berhubungan sebentar agar kamu bisa merasakan sensasi seperti sedang berhubungan dengan almarhum?"Etha mengangguk."Tidak!" jawab Gill cepat. Dan itu membuat Etha tersenyum kecut."Cepat sekali kamu menolak? Kamu tidak ingin tahu apa yang bisa aku katakan tentang Ronan padamu?""Untuk apa kamu menyelidiki aku, Etha, kalau kamu terobsesi untuk menjadikan aku sebagai almarhum Rizky, aku tidak
"Apa maksud kamu dengan Riska yang tidak bisa hamil lagi? Dia masih muda, masih segar, tidak mungkin tidak bisa hamil lagi!"Ronan akhirnya menceritakan apa yang belakangan ini dialami oleh sang istri. Tentang apa yang dikatakan sang dokter, bahwa dirinya tidak boleh memaksa istrinya untuk hamil lagi karena alasan kesehatan, dan wajah sang ibu benar-benar terlihat terkejut setelah mendengar penuturan Ronan. "Kenapa kamu tidak cerita sama Mami? Ini penting, Ronan! Kamu ini!!""Maaf, Mi. Aku cuma tidak mau semua jadi kepikiran, aku dan Riska tidak cerita karena aku yakin kami bisa mengatasi, tapi ternyata, tidak. Kondisi Riska memang tidak bisa diharapkan lagi.""Ya, sudah! Ceraikan saja dia, kenapa kamu masih bertahan dengan istri yang tidak bisa memberikan kamu anak laki-laki?""Tidak bisa sekarang, Mi. Aku perlu waktu, ada beberapa hal di perusahaan yang harus aku selesaikan dulu agar aku tidak rugi baru aku melakukan tindakan, untuk sekarang, aku harus sabar tetap bersama Riska, ka
Beberapa saat kemudian, orang tua Riska datang setelah Ronan memberitahu bahwa Riska masuk rumah sakit karena keguguran.Saat orang tuanya datang, Riska berkali-kali meminta maaf pada kedua orang tuanya karena tidak bisa menjaga janinnya hingga keguguran.Namun dengan lembut baik ayah ataupun ibunya mengatakan bahwa yang penting dirinya selamat dan perkara janin yang tidak bisa diselamatkan adalah takdir Tuhan yang harus diterima.Berbeda dengan reaksi kedua mertua Riska yang sangat kecewa dengan apa yang dialami Riska, kedua orang tua Riska tidak menyalahkan Riska sama sekali bahkan mereka mendesak Riska untuk menjalani pengobatan intensif dan tidak boleh berpikir macam-macam dahulu sampai akhirnya ia sembuh termasuk memikirkan hamil kembali.Riska terharu dengan reaksi yang diperlihatkan oleh kedua orang tuanya pada dirinya. Rasa sakit saat dimaki oleh Ronan dan juga kedua orang tua Ronan terobati, hingga Riska merasa sedikit lebih mendapatkan kekuatan di antara perasaan sedih ya
"Aku, tidak mau tanda tangan!" kata Riska sambil melemparkan kertas itu pada sang suami."Kenapa? Kau tidak mau tanda tangan padahal kau tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan!" bentak Ronan murka. Sial! Andai saja saham miliknya sudah menjadi milikku, aku buang saja dia dan akan aku gantikan dengan Bella, kalau begini caranya bagaimana bisa aku bersama dengan Bella?Hati Ronan bicara setelah ia membentak sang istri dengan kata-kata demikian."Aku sakit, Ronan! Aku sedang berjuang untuk sembuh, kamu mempergunakan kesempatan itu untuk mencari keuntungan kamu sendiri? Keterlaluan kamu!""Sembuh? Setelah sembuh kamu tetap tidak bisa hamil, apakah kamu tetap ingin melarang aku untuk menikah lagi?""Aku tidak mau dipoligami, titik!!"Riska beranjak dari hadapan Ronan setelah bicara seperti itu tanpa mempedulikan teriakan Ronan yang sangat marah dengan reaksi kerasnya tersebut.Riska ke kamar anak-anaknya, meskipun sekujur tubuhnya terasa sakit karena diperlakukan kasar oleh sang suam
Riska mengakhiri pembicaraan itu ketika ia merasa hatinya semakin terasa sesak mendengar apa yang diucapkan oleh Ronan. Meskipun ia tahu poligami dibolehkan dalam agama yang dianutnya, namun tetap saja, Riska tidak mau dimadu. Perempuan itu beranjak dari tempatnya dan melangkah untuk bertemu dengan ayahnya, karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan pada sang ayah. Sesuatu yang tidak pernah ingin dilakukan oleh Riska, tapi sekarang harus ia lakukan karena Riska sudah tidak tahan lagi. Di beranda belakang ia bertemu dengan sang ayah yang terlihat sedang memperhatikan kolam ikan miliknya setelah beberapa saat yang lalu, pria itu bermain sejenak dengan cucunya, dan sekarang sang cucu sedang bersama ibunya Riska yang mengajak mereka untuk makan."Pi, bagaimana keadaan Papi?" tanya Riska setelah berada di samping sang ayah. "Alhamdulillah, Papi baik-baik saja, cuma tidak bisa terlalu lelah seperti dulu, ada saja yang dirasakan kalau kelelahan, Papi sangat rindu masuk perusahaan rasanya
Percakapan diakhiri, nihil. Riska tidak bisa membujuk Ronan untuk menemui orang tuanya agar mereka bisa membicarakan masalah mereka dengan baik.Perasaan Riska menjadi tidak menentu. Bagaimana caranya ia menyelesaikan kekacauan yang terjadi dalam pernikahannya dengan Ronan?Sementara itu, Ronan yang sedang kesal memaki tiada henti. Saat itu ia sedang berada di ruangannya, percakapannya dengan Riska membuat dirinya jadi tidak nyaman untuk bekerja. Hingga Bella sang sektretaris masuk ke dalam ruangannya dan melihat kekesalan itu terpancar di wajah Ronan."Setiap kali abis nelpon istri, pasti muka kamu kayak gitu, ngapain sih, istri udah enggak ada gunanya terus dipertahankan? Buang waktu tahu, bukannya beberapa persen aset perusahaan sudah atas nama kamu, apalagi yang ditunggu?"Perempuan itu bicara demikian sambil melangkah ke arah Ronan, dan Ronan langsung mengarahkan pandangan pada sang sekretaris."Masih ada yang harus aku alihkan, saham yang ada di tangan Riska itu penting, kalau
"Saya akan duduk diam jika Bapak mau memperlakukan kakak saya dengan baik!"Kesal karena Ronan bukannya sadar dengan apa yang sudah ia perbuat, Rifky akhirnya mau tidak mau membahas masalah itu di hadapan sang kakak ipar. Ronan mendelik ke arah Rifky, tidak suka Rifky mengatakan masalah itu di hadapannya, namun Rifky tidak peduli, sudah terlanjur kesal, hingga ia membahas masalah yang selama ini tidak pernah ia bahas namun sebenarnya sangat ingin ia bahas dengan sang kakak ipar. "Jangan kurang ajar kamu! Kalau kamu ikut campur dalam masalah rumah tanggaku dengan Riska, kamu akan tahu akibatnya!""Apa yang akan Bapak lakukan?" tantang Rifky sambil menatap tajam wajah sang kakak ipar. "Aku akan melakukan hal yang tidak pernah terpikir olehmu!""Contohnya? Membuat isu bahwa kakak saya masih hidup?"Ronan tersenyum miring, ingin sekali ia mengultimatum Rifky, tapi ia sadar jika ia melakukan hal itu, maka rencananya bisa saja tidak akan berjalan lancar."Apapun bisa saja terjadi jika k