#BUKAN_MENANTU_BODOH
SEASON 2
#10
"Reni! Keluar kamu!"
Aku terkejut saat mendengar suara teriakan yang begitu keras. Padahal, aku baru saja memejamkan kedua mataku.
Suara hujan pun masih terdengar menetes di atas genting rumah Mas Aksa. Ada apa ini? Mengapa berisik sekali di luar?
"Reni! Aksa! Keluar kalian."
Aku segera bangkit dari tempat tidur. Kemudian segera mengambil ponsel untuk menghubungi nomor Mas Aksa.
"Halo Mas, gimana ini?" tanyaku.
"Nggak tahu Ren, mereka tiba-tiba datang. Aku juga nggak tahu, kamu jangan keluar dulu, jaga anak-anak biar aku yang hadapi mereka semua," jelas Mas Aksa.
Aku pun segera pergi ke kamar dimana anak-anak tidur. Kemudian memeluk mereka agar mereka tidak terbangun karena teriakan warga diluar sana.
Namun, suara gaduh terus terdengar hingga asisten rumah tangga Mas Aksa datang menghampiriku.
"Gimana itu Bu, saya takut," ucapnya.
"Saya titip anak-anak ya Mba,
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#11Malam ini, aku semakin tak bisa memejamkan kedua mataku. Apalagi, aku memilih untuk tidur bersama Aira dan Mayang.Ada juga asisten rumah tangga Mas Aksa bersamaku karena aku benar-benar takut jika sesuatu yang jauh lebih buruk bisa saja terjadi."Bu, nggak bisa tidur?" tanya asisten rumah tangga yang sepertinya juga tak bisa terlelap.Aku menoleh ke arahnya kemudian bangun dari posisi tidurku, bersandar di sandaran tepat tidur."Iya nih, saya nggak bisa tidur. Nggak tahu kenapa rasanya saya kok merasa aneh sama warga-warga itu ya Mbak," jelasku.Wanita yang terlihat masih berumur dua puluh lima tahun itu pun bangun dari posisi tidurnya. Ia duduk dan menatapku."Iya Bu, kok aneh ya? Padahal kan, ibu ini juga mantan istri Pak Aksa. Lagipula, ada Aira di antara kalian berdua," jelas wanita tersebut.Entah mengapa, terlintas dalam pikiranku untuk mencari tahu tentang Dinda. Apakah mu
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#12"Mas ... aku ...."Aku benar-benar gugup saat melihat Mas Aksa sudah berdiri tepat di hadapanku. Apalagi, mata Mas Aksa menatapku tajam seolah ingin menegaskan tentang dirinya."Aku cuma nyari jepit rambut aku, cuma nggak tahu kemana. Udah aku cari karet aja," jawabku sekenanya.Segera, Mas Aksa menutup pintu kamar dan memintaku untuk segera pergi dari kamar itu jika aku tidak ingin menempatinya."Yaudah, kamu tidur di belakang kan? Kamu bisa ke belakang sekarang," ucap Mas Aksa.Entah mengapa, aku merasa jika sikapnya mulai dingin dan berubah. Apa mungkin ia tahu jika aku tengah mencari tahu tentang Dinda?"Tunggu apalagi?" tanya Mas Aksa.Aku sempat terdiam dalam lamunan, hingga Mas Aksa mungkin merasa tidak nyaman denganku. Gegas, aku pergi ke kamar belakang. Kembali berkumpul dengan putriku dan asisten rumah tangga Mas Aksa.Untunglah Mas Aksa tidak tahu jika aku telah
#BUKAN_MENANTU_BODOH SEASON 2 #13 "Kalau.begitu, lebih baik kamu kembali pada mantan suami kamu. Lagipula, saya sudah menyiapkan calon istri untuk Galih." "Apakah Anisa? Calon yang ibu maksud?" tanyaku. "Bagus kalau kamu sudah tahu. Harusnya saya tidak perlu lah ya kasih tahu kamu apa kelebihan Anisa di bandingkan kamu. Dia jauh di atas kamu Ren," ungkap wanita yang masih sah menjadi ibu mertuaku. Kata-kata itu sungguh menusuk ke dalam hatiku yang paling dalam. Bagaimana bisa wanita yang seharusnya menjadi panutan malah mengatakan hal sampah seperti itu? "Kelebihan Anisa? Mengancam maksud ibu?" Wanita paruh baya itu nampak terkejut ketika aku mengatakan hal itu. Mungkin dia tidak menyangka jika aku mampu mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua. "Lancang kamu! Ancam apa maksud kamu? Anisa adalah wanita baik-baik yang tidak mungkin mengancam saya!" teriak ibu penuh emosi. Aku s
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#14"Ren, apa maksud kamu blokir semua akses kami di perusahaan ini?" tanya ibu mertuaku.Wajah beliau begitu sinis, sama seperti wanita muda di dekatnya. Aku tak habis pikir, bagaimana bisa mereka dengan penuh percaya diri menanyakan hal seperti itu padaku.Bukankah mereka yang menganggap aku tidak penting? Bukankah mereka yang berusaha menyingkirkan aku?! Lalu, mengapa malah mereka ingin aku tetap baik pada mereka?"Lho, bukannya aku ini sudah tidak pantas jadi menantu ibu?" ketusku.Wanita yang masih sah menjadi ibu mertuaku itu nampak gelagapan, wajah beliau panik dan sempat sesekali beliau menelan Saliva."Jadi, kamu merasa menang? Jangan mimpi Ren!" cetus Anisa.Wanita yang terlihat cantik dengan kaki jenjangnya itu ternyata berusaha menelanku. Ia bahkan bersikap tidak tahu malu di hadapan banyak orang di dalam ruang kerjaku."Menang? Apa kita sedang berlomba? Ingat Nis, rumah t
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#15"Hey Din?" sapaku saat kami sama-sama berada di kantin.Dinda menoleh ke arahku, ia pun bangkit dari tempat duduknya untuk menyambut kedatanganku. Namun, aku segera menyuruhnya untuk kembali duduk karena memang kami pernah saling mengenal.Meski begitu, aku menghargai sikap Dinda yang berusaha menghargai aku dan tetap menghormati aku meski kami sudah saling mengenal."Jadi, kamu apa kabar?" tanyaku basa-basi."Ya, seperti yang kamu lihat aku sehat dan saat ini aku sudah menjadi jauh lebih baik."Ya, aku pernah melihatnya seolah dia baik-baik saja akan tetapi aku yakin ada sesuatu yang ia tutupi dan tidak ingin ia umbar pada siapapun."Aku bertemu Mas Aksa beberapa hari yang lalu, dan aku juga sempat menginap di rumahmu," jelasku.Dinda langsung menoleh dan nampak terkejut ketika mendengar penjelasan dari ku. Mungkin karena dia merasa bahwa aku tidak pernah lagi berhubungan dengan
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#16Aku berusaha tidak perduli meskipun sesungguhnya hatiku sakit mendengar Mas Galih pergi bersama wanita lain. Hatiku terus di penuhi dengan tanya.Apakah mungkin Mas Galih memang mendua? Pernikahan kami baru berjalan satu tahun, ia juga menjanjikan banyak hal padaku. Namun, mengapa ia bisa setega itu?Aku pikir sikap baiknya memang benar-benar tulus, akan tetapi bagaimana bisa aku percaya dia jika semua sudah seperti ini?Siang itu pembicaraan antara aku dan Dinda selesai sudah. Apa mungkin Dinda berusaha menipuku? Namun, apa untungnya bagi dia?Sore itu aku segera pulang ke rumah, berniat ingin beristirahat setelah banyaknya kejadian pagi ini yang membuatku begitu penat.Namun, saat aku tiba di rumah. Mas Galih tiba-tiba menyambutku, ia nampak tak bersalah setelah pergi entah kemana."Ren, bagaimana kalau kita pergi? Aku benar-benar tidak ingin bersama Anisa, aku ingin kita berdua tetap
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#17Aku ingin menyapanya, tapi rasanya gak mungkin aku langsung datang dan langsung menanyakan semuanya. Ia bisa saja mengelak dan semua sandiwaranya bisa saja berakhir.Ayok Ren, berpikirlah! Hatiku terus berbicara sendiri. Setengah mati aku berusaha mencari akal dalam waktu yang singkat. Aku tak ingin ketinggalan jejak dan akhirnya Mas Galih pergi begitu saja.Ah! Persetan dengan rasa malu! Aku segera bangkit dari tempat duduk dan berniat mendatangi Mas Galih bersama wanita misterius itu. Namun, langkahku terhenti.Aku melihat Anisa menghampiri mereka berdua. Langkahnya cepat dan penuh dengan emosi.Plaaaak!"Siapa dia Mas? Tega kamu ya! Kurang sabar apa sih aku nunggu kamu? Kurang apa kamu nyakitin aku dengan nikahi janda itu!"Anisa terus saja berteriak, sementara
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#18"Ren," ucap Mas Galih yang terlihat sangat gugup.Aku hanya tersenyum menyambutnya, kemudian segera menerobos masuk dan melihat semua isi kamar hotel ini. Namun, tak ada siapapun di kamar ini, entah bagaimana bisa aku salah melihatnya.Dimana Mas Galih menyembunyikan wanita itu? Rasanya tidak mungkin wanita itu melompat dari jendela karena lantai tiga hotel ini saja sudah cukup tinggi dan bisa membuat siapa saja cidera jika nekat melompat.Mas Galih terlihat kebingungan melihat tingkahku, mungkin ia masih berusaha menyembunyikan apa yang baru saja aku lihat. Namun, aku tidak bodoh! Akan aku temukan di manapun ia menyembunyikan wanita murahan itu.Tring!Dering ponsel Mas Galih berbunyi tepat saat aku melihat ke arah toilet. Ponselnya yang tergeletak di atas meja pun segera ia raih, ta