"Tuan Gerald, maafkan aku sudah mengganggumu di hari sibuk ini. Aku tau aku seharusnya tidak mengganggumu tentang Miss. Bia, tapi aku harus melaporkan ini padamu..., aku harus melaporkan ini."Hari ketika kesibukan di mansion Lagrave menjadi dua kali lipat lebih padat, ketika semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk pesta ulang tahun Erina malam nanti, Junie malah datang dan menginterupsi aktivitas Gerald.Mengingat Junia adalah kaki tangan ibunya yang diperintah untuk memata-matai Bianca, sudah sewajarnya Junie memberikan laporan dari hasil pengamatannya pada Melisa. Namun, karena belakangan ini Melisa begitu sibuk, sulit untuk Junie melaporkan informasi yang ia peroleh tentang Bianca."Jika itu sesuatu yang urgen, kau bisa melaporkannya padaku langsung." Gerald menutup laptopnya dan menaruh perhatian penuh pada Junie yang berdiri gelisah di hadapannya. Informasi apa pun itu, sepertinya itu informasi yang sangat mendesak. Apa lagi yang Bianca lakukan sampai pelayannya bergetar keli
"Gila, ya?"Pertanyaan itu keluar dari bibir Bianca, sudah sewajarnya. Yang tidak wajar adalah keberadaan Gerald Lagrave yang tertangkap matanya, berdiri tiga meter di seberangnya, di tempat yang tidak seharusnya. Tidak, karena..., mengapa Gerald berada di hadapannya ketika pria itu seharusnya berpesta dengan Erina sekarang? Berbahagia dan menyebarkan rumor kalau perasaannya masih berada di wanita yang sama, bukan istrinya?Iya, rencana Bianca sejak awal adalah membuat orang-orang yang datang di acara ulang tahun Erina menyadari kalau Gerald masih mencintai Erina, bahkan ketika dia sudah mempunyai istri. Bahwa, istri Gerald adalah wanita malang nan menyedihkan. Bianca sengaja keluar di suhu dingin ini semata-mata agar ia tidak hadir di acara ulang tahun Erina; agar orang-orang mengira ia malu menunjukkan diri dan sedang patah hati.Jika Gerald di sini, maka...Sialan, rencananya akan sia-sia bila Gerald malah berada di sini!"Mengapa kau di sini?" Suara Bianca menyapa Gerald yang berd
"Pfffttt..."Tawa jenaka lolos dari bibir Bianca, ia menepuk kuat pundak Gerald sampai pria itu merasakan perih di kulitnya yang tertutup kemeja biru tua. Ia mengernyit tak senang ketika Bianca menganggap ucapannya sebagai lelucon, lagi dan lagi. Seakan-akan dia adalah pria humoris yang menebar lelucon kesana-kemari ketika pada realitanya, Gerald adalah pria yang terkenal dingin dan selalu serius.'Mengapa Bianca tidak mempercayainya?'Pertanyaan itu lebih seperti keluhan dalam benak Gerald. Namun, di satu waktu ia menyadari kalau memang sulit untuk Bianca untuk mempercayainya. Mengingat selama ini hubungan mereka layaknya relasi Tom dan Jerry. Gerald sendiri pun, masih tidak mengerti mengapa dirinya berubah seperti ini.Gerald tidak mengerti mengapa pemikiran tentang Bianca yang melarikan diri darinya, berlayar ke Paris dengan pria lain di gandengannya membuat tekanan darah Gerald naik dan urat-urat nadinya ingin meledak. Ia tidak bisa duduk tenang di rumah, tidak bisa merasakan kean
Di ruang kerja Gerald Lagrave, alih-alih mendiskusikan pekerjaan dan proposal-proposal yang bertengger tebal di meja kerjanya, Gerald malah menatap Erik--asistennya--dengan delikan tajam yang penuh penghakiman. Erik, sebagai korban amukan Gerald, menunduk kikuk. Bingung harus mengatakan apa untuk membela dirinya karena bila ia membela diri, ia hanya akan menambah kekesalan atasannya yang memang di posisi yang salah sebenarnya."Bagaimana aku tidak tau sama sekali kalau Bianca adalah pelukis? Kau tau aku adalah suaminya, kau seharusnya menginformasikan segala informasi tentangnya padaku sebelum kami menikah. Kau membuatku dipermalukan di depan teman-temannya. Aku dianggap suami yang sudah menelantarkan istrinya, semua itu gara-gara ketidak-becusanmu!""Maafkan aku, Tuan..., tapi..." Erik mencicit, "A-aku sudah memberikan laporan itu padamu.""Jangan menipuku!""Aku tidak bohong..." bantah Erik, ekspresinya menunjukkan kejujuran. "Hanya..., hari itu, ketika aku hendak memberikan laporan
Bianca tidak bisa menolak Gerald, tidak ketika pria itu serius dengan ucapannya, Bianca hanya akan menimbulkan kecurigaan bila ia meminta Gerald tetap melekat kepada Erina. Bianca hanya mengatakan satu hal pada Gerald, satu peringatan, satu pesan dan satu konsekuensi di samping peringatan tersebut. "Jangan menyesali ucapanmu hari ini, aku akan memegang ucapanmu sebagai kesungguhan. Jika kau mengkhianatiku, aku tidak akan segan-segan meninggalkanmu." Bianca percaya peringatan itu cukup. Ia bisa memanfaatkan pesannya tersebut sebagai alat untuk menceraikan Gerald di masa depan, karena..., Bianca percaya Gerald tidak akan bisa memegang ucapannya. Bianca percaya hati Gerald masih terpaku pada Erina. Gerald hanya menyangkal perasaannya saja. Mungkin dia lelah mengejar Erina. Ketika ia mengumpulkan energinya kembali, dia akan kembali menekukkan lututnya di hadapan Erina. Setelah pembicaraan Bianca dan Gerald di taman, waktu terus berputar, pagi dan malam bergilir membawa mereka kepada pen
"Sempurna," gumaman lolos dari Bianca begitu panggilannya dengan Warren berakhir. Ketika Bianca berharap ayahnya akan menolak kunjungannya dan mengatakan dia sedang sibuk di sisi lain benua, Warren Dawson malah memberikannya tanggapan yang sialnya, tidak sesuai harapan. Warren setuju! Pria itu setuju untuk menerima kunjungan Bianca dan Gerald.Mengutip ucapan Warren, pria itu mengatakan, "Kediaman Dawson selalu terbuka untukmu, silakan berkunjung kapan pun. Ini memang waktu yang tepat untuk berjumpa dengan menantuku."Sekarang, Bianca sudah tidak punya alasan untuk menolak kembali ke kediaman Dawson di utara Richmond. Tidak ketika ayahnya pun mengharapkan kedatangan mereka. Menanti kedatangan Gerald, tepatnya. Entah apa tujuannya, Bianca menebak itu hanya sesuatu yang berkaitan dengan bisnisnya di Asia. Bianca tidak berminat untuk tau.Setelah menghubungi Warren, Bianca pun menghubungi Gerald dan menyampaikan tanggapan ayahnya. Dengan datangnya informasi Bianca, Gerald membuat keputus
Satu masalah terlupakan di benak Bianca. Terima kasih atas kecemasan dan keengganannya menemui Warren Dawson, Bianca melupakan fakta bahwa, bila ia dan Gerald akan menginap di kediaman Dawson, itu berarti mereka akan berbagi tempat tidur yang sama. Benar! Mereka akan tidur sekamar! Ketika Bianca menyadari hal tersebut, ia sudah berada di kamarnya, dengan Gerald berdiri di sisinya."Jadi, ini kamarmu." Gerald bergumam sambil memindai kamar Bianca. Memindai ruangan bernuansa biru muda tersebut seperti mengamati sebuah museum yang berisi barang-barang antik.Mata Gerald menyusuri satu-persatu benda yang berada di ruangan itu, dari keset kaki, lukisan di dinding, meja rias yang menampung beberapa aksesoris rambut, koleksi buku bacaannya di lemari, foto-foto di atas buffet, vas bunga yang dari asumsi Gerald merupakan pemberian Liam, dan oh..., Gerald melenggang menuju jendela kamar Bianca dan menemukan pemandangan tanah yang cukup lapang di bawah sana, kolam renang dan pepohonan rindang."
Tok! Tok! Tok!Septian Gresston, seorang kepala pelayan di kediaman Dawson mengetuk pintu kamar Bianca. Ia hendak mengundang Bianca dan Gerald untuk bertemu dengan Warren yang baru kembali dari pekerjaannya. Ia menanti di depan pintu yang terbuat dari kayu jati itu dan--Click!Pintu di buka dari dalam, Bianca muncul dengan wajah merah padam."Se-Septian, kau datang..., hahaha. Syukurlah kau datang." Ucapan Bianca membingungkan, tapi Septian tidak ada niat untuk menanyakan puteri dari tuannya tersebut."Miss. Bia, tuan Warren sudah sampai dan mengundang kalian untuk bersantai dengannya di halaman belakang.""O-oh, baiklah. Terima kasih. Aku akan segera..." Bianca menoleh ke belakang dan terperanjat begitu menemukan Gerald berdiri tepat di belakangnya, sangat dekat dan sangat memikat.'Keparat! Apa yang kau pikirkan Bianca Dawson?!'"Kami akan segera kesana," Gerald menegaskan kembali ucapan Bianca dan Septian menerima jawabannya dengan anggukan. Kepala pelayan yang minim ekspresi itu k
"Apa?" tanya Bianca, delikan matanya menyerang Gerald yang nampak kesusahan menahan senyuman.Iya, Gerald Lagrave yang terkenal dingin dan tak berperasaan itu sekarang cekikikan di sampingnya, meliriknya dengan tatapan jenaka yang menggoda. Jika saja Bianca tidak sedang kesal dengan Gerald, dia mungkin akan menganggap ekspresi pria itu begitu menawan dan memukaukan sekarang. Namun...Namun...Kekesalannya terhadap pria itu lebih mendominasinya, dan kekesalan tersebut bukan muncul tanpa alasan.Gerald Lagrave, suaminya yang memiliki energi dan stamina layaknya binatang buas di hutan sabana, sudah mengerjainya kemarin pagi, kemarin sore, kemarin malam dan oh, jangan lupakan tadi pagi juga. Dia terlalu bersemangat, demi Tuhan, dan semangatnya itu menakutkan.Permainan yang awalnya menyenangkan bagi Bianca, sesuatu yang menurutnya luar biasa, sekarang berubah menjengkelkan dan sangat melelahkan. Itu berubah menakutkan.Bianca jengkel setengah mati karena Gerald susah dibuat berhenti!Apa
"Kalian dari mana?"--merupakan pertanyaan yang menyambut Bianca dan Gerald begitu mereka sampai di rumah. Si penanya--Erina--berdiri di ruang tamu, menyambut mereka dengan penampilan yang begitu segar dan mengagumkan. "Kami baru saja selesai berjalan-jalan," Gerald berujar sambil merangkul Bianca rapat ke arahnya. Rangkulan itu pula membuatnya berujung disikut. Bianca masih kurang nyaman melakukan kontak fisik dengan Gerald, ia merasa nyalinya melunak dan jantungnya akan meledak. "Awww, kalau aku tau kalian akan berjalan-jalan, aku akan ikut." Erina mengerucutkan bibir. "Aku sangat suka jalan-jalan pagi." "Kau masih bisa jalan-jalan," Bianca menimpali. "Sekarang masih jam setengah tujuh, bukan? Gerald..., kau mau menemani Erina?" "Huh?" reaksi Gerald menyiratkan keterkejutan dan sedikit..., penolakan? Dia nampak tidak menyukai ide tersebut. "Aku baru saja berjalan-jalan denganmu. Aku berencana tidur kembali setelah ini." "Tidur lagi?" "Aku kurang tidur semalam." Semalam, ya? O
"Ugh..."Langit masih gelap di luar sana ketika Bianca terbangun dari tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 5. Ketika ia seharusnya kembali memejamkan mata, tidur dan membiarkan hangat selimut dan lengan Gerald melingkupinya, Bianca malah memutuskan bangun.Ia beranjak perlahan-lahan dari posisi berbaringnya, berusaha lepas dari dekapan Gerald tanpa membangunkan singa tidur tersebut.'Sialan,' pikir Bianca. Nyeri di ototnya, merah di kulitnya, membuat Bianca bertanya-tanya kegilaan macam apa yang sudah terjadi semalam? Apa yang sudah ia lakukan sampai memancing Gerald menciumnya dan menuntun mereka ke dalam pergelutan buas yang kalau Bianca ingat-ingat kembali, sangat memalukan?'Gerald adalah binatang,' Bianca sangat yakin sekarang.Pria itu mungkin mempunyai wujud manusia dengan raut tampan yang memukau dan mempesona. Namun, di balik ketenangan yang rautnya tunjukkan, ada binatang bersemayam di tubuhnya. Dia begitu liar dan tidak tau kapan harus berhenti. Tidak, mungkin dia memang tidak
Mungkin karena terlalu asik dengan dunia menggambarnya, Bianca tidak menyadari sesosok pria yang kini berdiri di depan pintu kamarnya, memantaunya. Atau, mungkin karena musik yang menyumpal kupingnya juga, Bianca tidak mendengar dan menyadari kedatangan pria itu.Pria itu--atau tepatnya--Gerald Lagrave."Dan di sini aku menembus badai salju karena mencemaskannya sendirian." Gerald menghela napas panjang.Di hatinya, ia merasa lega melihat Bianca baik-baik saja sendirian di kamarnya. Sebelum ini, Gerald mencemaskan Bianca, takut gadis itu akan diliputi kesedihan karena kesepian. Habisnya, siapa yang bisa berbahagia ketika di hari orang-orang berparade di pusat kota dengan senyum sumringah ceria, dia malah terjebak sendirian di kamarnya tanpa teman untuk diajak bicara.Setelah mendengar kabar Bianca tidak pergi kemana-mana, Gerald segera meninggalkan pesta alumninya. Perjalanannya pulang sempat terhambat karena salju yang menumpuk tebal di jalanan. Ia tidak mempunyai pilihan lain selain
Pergantian tahun tinggal hitungan jam lagi. Ketika orang-orang kerap berkumpul di pusat kota, merayakan tahun baru dengan kembang api yang menghiasi angkasa, berkumpul dengan keluarga, pergi ke restoran dan menikmati beragam hiburan, Bianca Lagrave--malangnya--terjebak di mansion keluarga Lagrave karena badai salju yang terjadi di luar.Alih-alih bergembira dan berpesta, ia terjebak di kamarnya, menatap langit-langit kamar dengan satu mug cokelat panas tergeletak di atas meja. Sendirian tanpa Junie, karena pelayannya itu mengambil cuti akhir tahun.Di luar kamarnya pun, mansion keluarga Lagrave begitu sunyi karena Melisa dan Roman Lagrave berangkat ke Newyork untuk merayakan tahun baru bersama kolega bisnis mereka di sana. Olliver, Erina dan Gerald di sisi lain, menghadiri selebrasi tahun baru yang dirayakan teman alumni sekolah mereka.Bianca--sebenarnya--bisa saja menempeli Gerald dan ikut menunjukkan wajahnya di pesta tersebut. Namun, demi mengikuti rencananya yang ingin menjadi 'i
"Mau bagaimana lagi," adalah gumaman Bianca begitu ia masuk ke kamarnya dan menemukan pot pemberian Liam sudah pecah di lantai.Junie berada di lokasi pecahan tersebut, mata bergetar gugup. Setelah Bianca datang, Junie langsung bersimpuh di kakinya penuh drama, memohon ampun karena sudah tidak sengaja memecahkan hadiah natal Bianca."Aku tidak sengaja menyenggolnya ketika sedang membersihkan meja, Miss. Bia. Aku sudah bersalah. Maafkan aku, aku tidak tau mengapa aku bisa selalai ini dalam bekerja. Aku benar-benar berdosa..."Bianca ingin marah, sebenarnya. Mengingat pot tembikar pemberian Liam adalah sebuah mahakarya yang hanya ada sedikit di dunia.Pot tersebut mungkin berharga puluhan juta dan sangat berarti bagi Bianca juga, karena itu adalah hadiah dari sahabatnya. Namun, bagaimana bisa ia menyalahkan Junie ketika wanita itu mengaku tidak sengaja?Ketidak-sengajaan bukanlah kesalahan. Terkecuali ia melakukannya berulang-ulang, dan ini adalah kali pertama Junie melakukan kesalahan.
Gerald berniat mengajak Bianca makan siang bersama di luar hari ini.Di pikiran Gerald, atau lebih tepatnya, dari jawaban yang ia temukan di internet, Gerald menemukan jawaban kalau keakraban dapat terjalin tergantung seberapa sering dua orang menghabiskan waktu bersama, bertukar obrolan dan terbuka pada satu sama lain.Bukan berarti Gerald adalah pribadi tolol yang tidak tau cara bersosialisasi. Namun, bersosialisasi dalam bentuk formalitas dan bersosialisasi untuk mendekati wanita adalah dua hal yang berbeda.Gerald ingin menerapkan pengetahuannya tersebut pada proyek yang akan ia jalankan mulai hari ini. Sebuah proyek yang ia namakan sebagai 'Meruntuhkan tembok pertahanan Bianca', sebuah awal dari masa depan mereka yang sudah berdamai.Gerald berniat mengajak Bianca keluar, tapi ketika ia masuk ke kamar Bianca, ia dihadapkan pada realita yang tidak berjalan sesuai ekspektasinya. Bianca, dalam keadaan bertiarap di tempat tidur, terlelap tanpa melepaskan mantelnya. Surai hitam ikalny
'Akhirnya...'Suara batin Bianca tertuang jelas dalam ekspresinya. Kelegaan menyeruak di dadanya, terima kasih pada pemandangan mansion keluarga Lagrave yang kini berada di depan hidungnya. Akhirnya, pikir Bianca, ia bisa kembali ke kamarnya pribadi, jauh-jauh dari suaminya yang bersikap unik dan terus-terusan menggodanya.'Hanya karena kami menghabiskan malam panas bersama...' Bianca membatin lalu ingin membentur kepalanya ke dinding. Tidak peduli seberapa keras ia ingin menyepelekan perihal itu dengan melabelinya sebagai 'Hanya'. Ingatan ketika ia merintih gerah di bawah Gerald muncul di benaknya, mempermalukannya. Bagaimana bisa bersikap sevulgar itu?"Gerry..., kalian akhirnya kembali." Menyambut Gerald dan Bianca, Erina muncul dengan cengiran manis yang menyegarkan mata. Bianca segera menapak selangkah lebih jauh dari Gerald yang sejak tadi menempeli punggungnya. Ia merasa risih memamerkan kemesraan yang hei, apa ini kemesraan?Bianca tidak tau apa pun, demi Tuhan. Ia hanya tidak
Sebelum Bianca bertemu muka dengan Gerald, pria yang dirumorkan akan menjadi calon suaminya, reputasi pria itu sudah mencapai telinga Bianca terlebih dahulu. Bahwa, Gerald Lagrave adalah pematah hati wanita, balok es yang mengambang di lautan antartika, ketampanannya mengintimidasi, tatapannya membekukan nyali.Bianca--sejak awal--selalu memandang Gerald berdasarkan imej pria itu.Setelah mereka menikah pun, Bianca menyadari kalau reputasi Gerald bukan sekedar omong besar orang-orang. Gerald memang pria dingin dan paling menyebalkan, dia juga pria bengis dengan sikap mengiritasi.Gerald adalah pria minim ekspresi dengan kepribadian yang tidak menyenangkan. Bianca sudah tidak meragukan itu lagi. Tidak sampai ia melihat pria itu tertawa riang begitu tubuhnya melayang di udara, melakukan bungee jumping dengan senyuman lebar mekar di paras batunya.Bianca berpikir, 'Oh, Gerald ternyata bisa tertawa juga!'. Lalu, ia memperhatikan kedekatan Gerald dan Erina, Bianca melihat Gerald kerap ters