Home / Thriller / BROKEN / Melepas Rindu

Share

Melepas Rindu

Author: Eluna
last update Last Updated: 2021-10-18 12:30:58

Di ruang makan, tersaji banyak menu makanan di meja. Meja yang dikelilingi dua belas kursi Inggris bergaya chippendale itu hanya diisi oleh Nick dan Jess. Senyap, hanya denting sendok yang terdengar. Sesekali Nick mencuri pandang, tetapi Jess sibuk mengalihkan pandang pada set porselen cantik dari India Timur yang tertata di meja kecil berwarna cokelat gelap.

“Jessy, kau baik-bak saja?” Nick bertanya usai makan.

“Ya, aku baik. Aku akan ke kamar.”

“Aku akan menyusul setelah menyelesaikan urusanku.” Nick mengecup lama kening istrinya, lalu berjalan ke perpustakaan.

Menelisik seluruh sudut ruangan, rak yang berdiri memenuhi sisi dinding menyimpan banyak jenis buku. Pria itu kerap menghabiskan waktu di sana semasa lajang, membaca buku adalah hobinya ketika senggang. Rumah impian itu sudah lama dimiliki sebelum bertemu dan menikah dengan Jess. Semua yang ada tampak terawat walaupun bertahun-tahun semenjak meringkuk di rumah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BROKEN   Dev Sadar

    Jiwa Dev memasuki portal gaib, mengarungi dimensi lain. Sepasang gendang telinga melanglang buana dalam ceruk suara aneh. Tengkuk pemuda itu meremang merasakan energi negatif sedang mengelilinginya. Sebuah kabut tebal menerjang mata. Dev hanya bisa melihat sekumpulan pohon aneh yang seolah memiliki roh. Ia menjatuhkan pandangan ke sepatunya yang bergetar. Sebuah kejanggalan terlihat, getaran itu bukan bersumber dari efek hatinya yang gelisah, tetapi berasal dari tanah gembur yang menjadi pijakannya.Bergerak-gerak, tanah yang ditumbuhi rumput belukar tersebut memperlihatkan retakan di sepanjang penglihatan. Belahan mengerikan yang hampir menelan tubuhnya itu menganga mengeluarkan asap panas, lalu menyempit kembali dalam durasi yang cepat. Mengerang, Dev merasakan seperti terpanggang di atas tungku sekaligus terhimpit.“Argh!” Bola mata Dev berkilat-kilat, pemuda itu dapat mendengar tulang belulangnya berbunyi serupa instrumen musik.Sebuah tawa mengg

    Last Updated : 2021-10-20
  • BROKEN   Reinkarnasi Dev Sasaka

    “Kau apakan wajahku?” Dev meraba wajah dengan keterkejutan yang bergelimang. Merasa sangat asing dengan sosok yang memantul di cermin. Tidak pernah terlintas bahwa ia akan mengalami hal sepahit ini.“Jangan terkejut! Patutnya kau bersyukur karena kerusakan itu masih bisa diperbaiki,” ujar Joana.“Hah!”“Duduklah aku akan mengobati telingamu!” Joana sedikit memaksa menggunakan dorongan kecilnya, lalu dengan sigap mengurus semuanya.“Aku akan memesan makanan untukmu, setelah itu kau harus beristirahat. Besok pagi perban ditubuhmu harus dibuka.” Dev hanya melirik sekilas perempuan yang berada di sampingnya. Tak berselera untuk berbicara walau hanya sepatah kata.Beberapa saat jarum jam berputar, dokter cantik itu keluar setelah memeriksa keadaan Dev yang mulai membaik, dan meninggalkan makanan yang baru saja datang. Dev menatap penuh arti makanan yang terhidang. Entah apa lagi yang mengganggu

    Last Updated : 2021-10-22
  • BROKEN   Siapa Aku?

    Musik rock menyala di ponsel Devada. Perempuan transgender tersebut menilik sebuah nama pada layar panggilan. Mark Paulus—polisi yang membuat janji temu tak henti-hentinya membuat gangguan. Me-reject adalah pilihan yang tepat, sebagai ganti untuk membungkam ponselnya yang berisik, chat pribadi dipilih sebagai alternativ.“Jangan takut aku tidak akan datang, sebentar lagi kau boleh menjemputku! Saat ini aku sedang bersiap-siap.” Klik send, centang dua berubah biru dengan cepat.“Baiklah gadis cantik. Aku harap kau tidak macam-macam denganku.” Sebuah kalimat bernada ancaman, Devada membalasnya dengan senyuman miring tanpa berniat melanjutkan obrolan.Jam sembilan malam, Joana belum juga datang. Ia memeriksa ponsel, sebuah chat masuk tiga menit yang lalu. Nomor asing yang mengakui dirinya sebagai Teresia—asisten pribadi Joana mengabarkan bahwa dokter berwajah Timur Tengah itu belum bisa datang karena sedang melakuka

    Last Updated : 2021-10-25
  • BROKEN   BEBAS

    Di Paranoa Lake, Nick dan Jess mencumbu indahnya sunset di tepian. Mengulang masa indah yang pernah mereka lakukan. Di sinilah Nick, kembali menuai keyakinan terhadap cinta Jess yang sejatinya tidak pernah mati. Rasa cinta wanita itu hanya tertidur selama beberapa waktu, di sepanjang gelora panasnya sebuah angkara yang tidak sengaja lahir dari keteledoran.Sudut kecil hati Nick bermekaran menyaksikan sinar tawa sang istri menyatu dengan ranumnya langit. Tawa kecil serupa aurora yang mampu membuat lelaki itu merasa bahwa dialah suami terbaik. Walaupun pada kenyataannya, sayatan elegi yang sempat meraja mungkin tidak akan pernah hilang, dan bekasnya akan terus terpatri dalam sebuah memori.“Nick!” Sebuah suara memalingkan mereka.“Hai, Michele!” Jess tersenyum melihat sosok penuh jasa berdiri di belakang mereka.“Halo, Jeselyn! Em … maksudku Jessy!”“Apa aku menganggu kalian?” Miche

    Last Updated : 2021-10-27
  • BROKEN   Astral Projection?

    “Putri Tuan, terakhir kali bekerja di Jeda. Hanya satu hari, kemudian perusahaan kehilangan kabar.” Casio berujar. Tanpa memberikan respon, Nick menyalakan Combat Motor meninggalkan Casio sendiri di halaman. Wraith yang ditunggangi meraung di sepanjang legamnya aspal. Nick tahu ke mana dia akan pergi saat ini.Tiba di gedung green brown, Asa Sul, Nick menghentikan motor kesayangannya. Di sana tampak seorang wanita yang melihat Nick seperti hantu. Bahkan, perempuan yang masih mengenakan pakaian tidur itu menggosok mata berkali-kali. Meyakinkan diri bahwa apa yang dilihat tidaklah salah.“Nick! Apa aku tidak salah lihat?” Wanita bergelung tersebut tergopoh-gopoh hanya untuk menepuk kedua pipi Nick.“Ya, seperti yang kau lihat, Joan!” tekan Nick seraya menurunkan tangan kecil yang menyentuh pipinya. Lelaki itu tidak menyukai ada tangan wanita lain yang menyentuhnya.“Masuklah!” ajak Joan. Sementara Nick duduk d

    Last Updated : 2021-11-01
  • BROKEN   Sebuah Petunjuk

    “Jess!” Nick tercengang melihat istrinya yang tiba-tiba muncul. Akan tetapi, ekspresi wajah Devada mungkin lebih menegangkan.“Mommy!” Ucapan itu keluar begitu saja dari mulut Devada. Pasangan suami istri tersebut tidak mengerti dengan sikap gadis itu, terlebih dia tiba-tiba memeluk Jess. Menyadari situasi tidak lagi sama, Devada menarik tubuhnya dari Jess.“Maaf, Nyonya Jess, aku tidak bermaksud lancang. Aku hanya teringat dengan mommy-ku,” terang gadis itu menyesal. Jess yang semula ingin marah, kemudian melebarkan senyum.“Kau mengenalku? Siapa namamu, Sayang?” tanya Jess dengan penuh kelembutan. Bergeming, wajah Devada semakin mendung. Gadis itu merasa cemburu mengingat perlakuan Jess yang tidak manusiawi kepadanya, bahkan kepada Elfara. Jika tidak mengingat apa tujuannya, ia akan memilih pergi saat ini juga.“Aku Devada!” ucap gadis itu, kemudian Jess menghampiri Nick, dan membisikkan sesuat

    Last Updated : 2021-11-03
  • BROKEN   Sebuah Petunjuk 2

    “Callin!” Terlihat Joana sedang menghampiri dengan tubuh terbalut selendang, sedangkan pemuda itu menoleh dan mengurungkan niatnya.“Suara apa tadi?”“Aku tidak tahu! Mungkin kucingmu!” Lelaki itu beralih pandang ke kucing abu-abu yang tengah bermain benang.“Oh!” Dengan gaya wanita penggoda, dokter cantik itu memeluk penuh gairah.“Kau ingin kita meneruskannya di sini?”“No! Di tempat yang tadi saja!” Dia berkata seraya mengulum bibir Joana. Setelah itu mereka lenyap dari pandangan. Melanjutkan jerat gairah yang terjeda.Devada membuang napas berkali-kali, merasa aneh dengan hubungan mereka berdua. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, dia bergegas mengambil ponselnya setelah itu kembali ke kamar. Semua tempat tak luput dari pemeriksaan, tetapi tidak menemukan apa-apa. Ada satu tempat yang terbesit di pikiran. Apartemen ini memiliki banyak ruang, tujuannya saat ini adalah gud

    Last Updated : 2021-11-05
  • BROKEN   Rahasia Besar yang Terbongkar

    Nick mengalihkan pandangannya pada Devada, dan mendapati mata gadis itu memerah menahan tangis. Sebuah kondisi yang menjerumuskan Nick ke dalam tanda tanya yang besar. Pria itu ingin mengetahui kelanjutan kata-kata yang terpenggal, tetapi gadis itu meneruskannya tanpa diminta. Devada berkata, “Dialah yang sudah membunuh Dev!” Mata Nick membulat dengan sempurna mendengar pernyataan yang serupa sengatan petir. Luruh sudah pertahanan Nick sebagai laki-laki yang perkasa.“Apa yang kau katakan?” Nick mengguncang bahu Devada, sedangkan perempuan itu hanya bergeming. Tak menampik perlakuan yang terbilang kasar.“Dia yang sudah menculik Dev, bahkan memperkosanya. Dia Callin, anak kandungmu sendiri dengan wanita lain!” Lutut Nick tersimpuh mencium lantai. Kenyataan yang terbongkar ternyata tak cukup untuk menusuk-nusuk gendang telinganya. Nick harus mendapati kenyataan yang lebih menyakitkan daripada dicambuk seribu kali di tiang gantungan.

    Last Updated : 2021-11-08

Latest chapter

  • BROKEN   Akhir hidup Ezhar

    “Callin?” Dev tersenyum miring mendengar suara gelisah Ezhar.“Kau menyentuh bonekaku?”“Tenanglah, aku hanya sebentar saja memainkannya!” Ezhar menjawab.“Tinggalkan kami, Ezhar! Aku ingin memainkannya sendiri.” Setelah berkata demikian, Ezhar mulai menghitung langkah dengan sorot mata penuh pertanyaan.Beberapa saat setelah kepergian Ezhar, Callin memulai aksinya. Ruangan 3x4 meter itu penuh dengan raungannya. Tidak ada apa pun yang bisa menjadi tempat pelampiasannya kecuali Dev. Callin menjadikan adiknya seperti mainan yang tidak diinginkan. Sesekali, tinju-tinjunya dilayangkan pada wajahnya sendiri. Hal itu membuat kepala Dev dipenuhi tanda tanya.“Apakah dia sedang mengingat penderitaannya?” gumam Dev.“Cih, untuk apa aku peduli soal dia!” Dev menggeliatkan sedikit badannya yang dipenuhi darah. Walaupun sedikit, pergerakannya membuat besi rantai yang membelenggu tangannya bergemerincing. Callin yang tengah berusaha untuk tenang seketika menoleh. Membalik badan dan menusuk Dev den

  • BROKEN   Rumah Penyiksaan

    Boom!Dentuman menggelegar meriuhkan jagat. Angin berdebu mengaburkan penglihatan dalam sejenak. Dalam satu pukulan itu, Callin berhasil membuat seluruh tempat menjadi porak-poranda."Dev!" Michele kembali berteriak saat dia melihat Dev bertelengkup dan mengangkat kepala dengan lemah."Jika kau ingin selamat, diam dan pergilah!" Callin berkata dingin kepada Michele. Dia kemudian menyeru semua anggota yang tersisa dan mengisyaratkan Ezhar untuk pergi."Dev!" Teriakan Michele terdengar pilu. Dia harus menyaksikan Callin menyeret Dev seperti menyeret babi hutan.Di sebuah tempat tersembunyi di São Paulo, Dev diasingkan. Rumah kayu yang tak bersekat di sana akan menjadi tempat baru yang sangat mengerikan untuk Dev. Bayangan Callin akan mengulitinya hidup-hidup terus berputar di kepala dan mungkin itu akan terwujud saat Callin muncul dengan tombak bermata tiga di tangannya."Apa kau merasa lelah dengan perjalanan kita sampai kau harus tidak sadarkan diri dalam waktu selama itu?" Callin ber

  • BROKEN   Kekalahan Dev

    "Dasar anak bodoh!" Elios membuka mata dan melihat Dev sudah ada di depannya."Kau? Apa kau berubah pikiran?" Elios menebak. Dev mendecak. Tidak bisa memahami jalan pikiran pemuda latin itu."Ikut aku!""Tidak! Aku harus mencari Devada.""Lupakan dia!""Hei, apa kau sudah gila?" Elios mendecih. Terlihat sangat tidak suka dengan perkataan Dev."Ikut aku jika kau ingin selamat." Elios memberi tanda penolakan dengan menggeleng."Kau bukan Tuhan yang menjamin keselamatanku. Bagaimana mungkin aku mengikuti orang yang tidak kukenal sementara gadis yang aku cintai sedang dalam bahaya?" Dada Dev kembang kempis. Ingin memukul Elios, tetapi pemuda itu tidak sepenuhnya salah."Kau terlalu banyak membual, Elios!" Dev berkata dingin."Membual? Apa kau tidak pernah mencintai seseorang sehingga kau bertindak seperti orang yang tidak punya hati?""Hei ... dia sudah mati!" Seketika, bentakan Dev membuat tangan Elios melayang keras ke pipi Dev."Dev! Sudah!" Michele menahan tangan Dev yang sudah terkep

  • BROKEN   Pernyataan Michele

    "Devada? Di mana Devada?" Seorang pemuda terbangun cemas setelah pingsan dari perjalanan menuju tempat tersembunyi."Diamlah, Elios!" Dev menghentikan aktivitas tangannya. Elios terhenyak, tetapi bukan karena suara dingin Dev melainkan laki-laki yang tergeletak tak berdaya di depan Dev."Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada orang itu?" Elios tersudut pada dipan yang menjadi dinding rumah yang mereka singgahi.Dev memutar badannya, lalu menumpahi Elios dengan tatapan kesal. Selanjutnya sebuah tanggapan dia haturkan, "Seharusnya aku meninggalkanmu saja di tempat terkutuk itu!"Dev mengangkat beban tubuhnya meninggalkan Elios yang belum pulih dari rasa syok. Hanya sebentar saja mengambil secawan air putih dia ambil dari mata air di area yang tidak jauh, lalu kembali lagi ke ruangan di mana Elios berada."Minumlah!" Dev mengulurkan gelas bambu pada Elios."Terima kasih!" balas Elios, keruh di wajahnya sudah hilang."Katakan kalau kau merasa lebih baik." Dev membalas."Maaf, aku sudah sala

  • BROKEN   Saat Semua Yang Mati Kembali Hidup

    "Apa hasilnya?" Dev menatap punggung seorang dokter yang baru saja memeriksa keadaannya. Dia beringsut dari brankar, lalu duduk."Tunggulah! Kau pasti akan mengetahuinya. Sekarang, kau hanya perlu pulang dan istirahat." Dokter perempuan itu berkata sambil berkutat dengan pekerjaannya."Aku tidak memiliki banyak waktu, Dokter!""Sepertinya kau tidak kalah sibuk dengan Jair Bolsonaro yang seorang pria nomor satu di Brazil." Dokter itu kemudian terbahak. Namun, keadaan menjadi hening ketika Dev menghentakkan telapak tangannya di meja."Ternyata kau sama keras kepalanya dengan ayahmu!""Jika aku menjadi pemilik rumah sakit ini, aku tidak akan membiarkan orang sepertimu menjadi tenaga kerja." Ucapan Dev membuat dokter itu mengunci tatapannya dalam sekejap."Apa kau benar-benar siap untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Dev Sasaka Erhan?" Mata tajam Dev seketika jatuh pada perempuan berseragam di seberangnya. Tidak disangka, dokter itu sudah terlebih dahulu menusuknya.Ketegangan meng

  • BROKEN   Bercinta Dengan Iblis

    "Siapa kau?" Perempuan telanjang itu bergeming dan terus mendekati Dev dengan membawa ular di tubuhnya. Dev mengelak saat perempuan aneh itu mengendusnya."Menyingkir dariku, Jalang!" Dev terlihat marah. Akan tetapi, lawan bicaranya hanya tersenyum, memamerkan gigi taring. Saat melihat itu, seketika Dev mengerti bahwa dia sedang berhadapan dengan iblis. "Apakah kau yang mereka panggil dengan sebutan dewi?" Dev mengejek."Jika kau makin banyak bicara maka aku akan makin tertarik. Mulutmu sangat wangi dengan bau Asmodeus. Kau sudah memakan jatahku malam ini dan kau harus menggantinya." Perempuan itu berkata sambil mengendus leher Dev. Jilatan lidahnya membuat Dev merasa sedikit terlena."Apa maksudmu?" tanya Dev."Raja Asmodeus, kau adalah raja kegelapan. Setiap tatapanmu adalah mutiara. Engkau Bapak penguasa singgasana neraka. Birahi dan napsu tunduk di bawah kakimu. Aku datang sebagai kekasihmu, naungi aku dengan geloramu. Berkati aku dengan keringatmu. Aku mempersembahkan seluruh ke

  • BROKEN   Hilang Kesucian Di Ranjang Succubus

    Dev masih menunggu orang-orang itu melepas topeng. Dengan sabar, dia menyimak obrolan yang mungkin akan memberinya petunjuk. Seseorang datang menduduki kursi agung. Sepertinya ia adalah pemimpin kelompok. Ia berkata, "Apa kalian sudah menjalankan tugas dengan baik?" Dari suaranya Dev tahu bahwa orang itu adalah perempuan."Tentu. Semua berjalan seperti yang kau inginkan. Jess sudah mati setelah melewati penderitaan yang pantas." Seorang laki-laki menjawab. Dev merasa tidak asing dengan suara tersebut."Bagus. Semua berkat Dewi Lilith. Haimm untuknya." Wanita itu menyeru."Wanita cantik, Lilith! Kau adalah angin malam. Ketika rambut panjangmu mengalir tanpa suara, tatapanmu menusuk hati para pria. Dalam kegelapan bayanganmu tumbuh. Dark Moon Lilith, ular yang menyiksa. Aku mengagumimu tanpa rasa takut. Dewi, kau penting dan kaulah yang aku hormati. Ibu Lilith yang selamat dari sisa-sisa waktu, roh dari semua yang liar. Perwujudanmu kematian Ilahi. Aku datang sebagai anakmu. Lindungi aku

  • BROKEN   Bisikan Asmodeus

    "Kau pikir aku tertarik dengan dunia sihir?" Elfara memandang gusar pada Dev."Aku tidak bertanya seperti itu, kan? Aku menemukannya di kamarmu.""Terserah kau, aku tidak peduli." Elfara berkata dingin dan Dev memilih diam. Tidak ingin memperburuk suasana hati Elfara.Sesampainya di rumah, keduanya saling diam hingga malam menjelang. Keanehan pun kembali terjadi. Dev di dalam kamarnya beberapa kali mendengar eraman naga, tetapi tidak bisa melihat wujudnya.Dalam keresahan, Dev menutup kedua lubang telinganya. Entah mengapa, tiba-tiba rasa panas mulai mengalir ke seluruh tubuhnya. Keringat mulai lolos dari pori-pori. Tetiba, Dev sangat membenci audio yang Mehmet setting putar otomatis setiap pagi, siang, dan malam. "Argh!" Dev mulai menggelinjang dan mulai merasakan listrik bertegangan rendah menyengat kakinya."Asmodeus!" gumamnya. Dia melihat makhluk berkepala tiga pada pantulan lemari kaca dengan wajah yang sangat murka."Mehmet é um inimigo em um cobertor! Você tem que matá-lo!" A

  • BROKEN   Sigil Lilith di Bawah Ranjang Elfara

    "Elfara!" Dev tergopoh-gopoh ke kamar rawat kakaknya. Gadis itu tampak sangat ketakutan."Apa ada yang menyakitimu?" Dev berusaha menenangkan Elfara."Nania! Nania menerorku!" Elfara menjawab setelah beberapa lama terpaku sejak kedatangan Dev. Genggaman Dev terlepas dari bahu kakaknya."Tenanglah! Aku akan memastikan dia tidak akan mengganggumu lagi." Sekeluarnya Dev dari kamar rawat Elfara, dia memutuskan keluar dari gedung rumah sakit."Cari tahu kebenarannya terlebih dahulu sebelum kau melakukan sesuatu." Langkah Dev terhenti di halaman depan rumah sakit."Kau mendengar semuanya. Apa kau tidak percaya pada Elfara?" Dev bertanya dengan tatapan lurus ke depan."Orang cerdas akan bersikap bijak, bukan?""Ya, aku mengamati Nania sejak lama. Aku harap kau tidak keberatan, Paman Mehmet!""Tentu. Aku selalu berpihak pada kebenaran."Dev menyiram tubuhnya yang lengket di bawah shower. Sejak dikejutkan oleh perubahan bentuk fisiknya, dia belum merasakan segarnya sentuhan air. Di bawah guyur

DMCA.com Protection Status