Home / Young Adult / BROKEN HOME / Viola Andini Pramanta

Share

Viola Andini Pramanta

Author: RISTA
last update Last Updated: 2021-08-31 11:45:37

Namamu cantik, tapi sayang takdirmu tak secantik namamu.

            Suasana MOS hari pertama ini ditemani terik matahari yang menyialaukan. Semua siswa baru digiring ke tengah lapangan oleh kakak-kakak Osis. Di lapangan mereka akan diajak untuk ice breaking yaitu sejenis permainan untuk meringankan pikiran. Terlihat anak Osis mendekat ke arah barisan para Siswa baru untuk memberikan intruksi tentang permainan ini.

            “Perhatian-perhatian, kali ini kita ke lapangan untuk melakukan permainan,” ucap salah satu kakak Osis perempuan berambut panjang.

            Semua murid tertuju pada kakak Osis tersebut dan mendengarkan dengan seksama intruksi dari dia.

            “Jadi permainan kali ini bernama Joget kelompok. Teknis dari permainan ini yaitu kalian akan berjoget ketika musik diputar dan ketika musik berhenti kalian cepat-cepat cari pasangan, jumlah pasangan akan diumumkan nanti oleh kakak-kakak Osis. Jadi semisal kakak Osis mengatakan ‘3 orang’ berarti kalian harus cari grup terdiri dari 3 orang, dan seterusnya. Apa kalian mengerti?” lanjutnya memberi intruksi.

            “Mengerti kak!” jawab serentak siswa baru.

            “Baik siap semuanya.”

            Musik telah diputar, semua berjoget tak terkecuali Viola, ia berusaha menikmati musiknya, ia belum kenal satu pun siswa baru disini.

            Tiba-tiba  musik terhenti. “5 orang!” seru kakak Osis.

            Semua mencari grup hingga terkumpul lima orang. Viola beruntung sekali mendapatkan grup karena jumlah keseluruhan siswa baru disini cukup untuk membuat grup lima orang, tidak ada yang tersisa.

            “Eh tanganmu kenapa?” Tanya salah satu siswa baru yang satu grup dengan dia.

            Belum sempat menjawab, musik sudah diputar kembali. Semua berjoget dengan santai, terlihat raut wajah semua siswa begitu berjaga-jaga. Karena kalau smapai tidak dapat grup ia akan dihukum ke depan.

            “Dua orang!” musik tiba-tiba berhenti dan ada seruan dari kakak Osis. Viola mulai bingung mau sama siapa dirinya. Cepat-cepat ia bergandengan dengan salah satu teman grupnya tadi. Namun saat Viola memegang tanganya ia mengibaskanya dan langsung bergandengan dengan orang lain. Viola kaget dengan perilaku tersebut, ia mencoba mencari di kanan kiri depan belakang namun sepertinya semuanya sudah mendapatkan pasangan.

“5..”

            Hitungan dari kakak Osis sudah terdengar, Viola semakin panik mencari pasangan. Siapa tau diantara banyak siswa baru ada yang belum punya pasangan.

“4..”

            Viola semakin panik, ia berlari diantara pasangan-pasangan namun tak kunjung ia temui seorang yang belum punya pasangan.

“3..”

            Viola berhenti, ia pasrah. Sudah tidak ada lagi siswa baru yang belum punya pasangan.

“2..”

            Kakak Osis terus berhitung mundur. Ia memejamkan mata menunggu namanya dipanggil untuk menerima hukuman.

“1!”

‘Yah matilah aku.!’ ucap batin Viola. Ia masih memejamkan mata dan menunggu namanya dipanggil.

            “ya semuanya pas ternyata, saya kira akan ada satu siswa yang tidak punya pasangan mengingat jumlah keseluruhan siswa seharusnya lebih satu anak”.

            Viola yang mendengar kakak Osis itu terheran, padahal dirinya tidak mendapatkan pasangan.

            Ia membuka mata dan betapa kagetnya. Kakak Osis berjas hijau sedang di depanya, ia memasang muka dingin. Namun sorot matanya terlihat lembut.

            “Apa yang kakak lakukan disini?” Tanya Viola dengan ekspreksi kaget.

            “Kasihan saja kamu gak dapet pasangan” jawab kakak Osis yang ada di hadapan Viola. Mendengar jawaban itu Viola ingin sekali marah, ia tidak suka dikasihani. Namun di lain sisi ia berterimakasih karena berkatnya ia tidak dihukum.

            Sedangkan di depan sana, kakak Osis laki-laki sedang membisiki kakak osis yang berambut panjang. Sedetik kemudia ia menyeringai.

            “Oh, aku tau kenapa pasangan bisa pas. Ternyata ada kakak Osis yang membantu menjadi pasanganya.”

            Semua mata tertuju ke Viola setelah mendengar ucapan dari kakak Osis yang berambut panjang tadi.

            “Ih ya ampun kok mau kakak itu.”

            “Aduh kenapa bukan aku saja.”

            “Hei si cacat dapat pasangan kakak ganteng itu.”

            Bisikan-bisikan dari anak-anak terdengar oleh telinga Viola. Ia bingung harus bertindak seperti apa. Ia hanya bisa menunduk.

            “Hei! Kalian semua. Dia juga manusia, memang apa salahnya jika dia punya kekurangan? Kalian semua juga pasti punya kekurangan Jadi jangan sok sempurna”

            Viola kaget dengan ucapan kakak Osis yang telah menolongnya. ia mengangkat pandanganya dan memandang kakak Osis itu, raut wajahnya tenang saat membalas ucapan anak-anak tadi.

            “Waw Vino! Tumben kamu seperti ini. Ada apa dengan gadis ini sehingga membuat sahabatku seperti ini” kakak Osis perempuan berambut panjang tadi menghampiri Vino dan Viola.

            kakak itu memandangi Viola lekat-lekat, ia melihat tangannya yang cacat dan kemudian dia tersenyum.

            “Nama kamu siapa?”

            “Viola Andini Pramanta” jawab viola to the point. Ia sebenarnya gerogi menjadi pusat perhatian siswa dan kakak Osis yang sebanyak ini. Ia merutukki dirinya sendiri kenapa hari ini sudah dua kali dirinya menjadi pusat perhatian.

            “Wah, cantik sekali namamu” ucap kakak berambut panjang. Lalu ia mendekatkan bibir ke telinga viola dan membisikkan sesuatu. “Tapi sayang takdirmu tak secantik namamu,” lanjutnya dengan berbisik.

            Bola mata Viola menunjukkan ekspreksi kaget setelah mendengar bisikan dari kakak berambut panjang. Namun Viola berusaha untuk menahan tangisanya, ia tidak boleh terlihat lemah atas ucapan itu.

            “Clara, Apa yang kamu bisikkan?” ucap Vino dengan tenang namun tatapan matanya tanjam.

            “Oh tidak ada apa-apa Vin, ternyata kamu tertarik sama adek gemes ini ya” ucap Clara dengan senyum palsu. Ia terheran-heran dengan sahabatnya ini, sebelumnya dia tidak pernah seperti ini. Namun namanya sahabat ia tak akan segampang itu membiarkan Vino untuk orang lain. Ia akan mengujinya terlebih dahulu.

            Di lain sisi Aneth melihat Viola sedang menjadi pusat perhatian. Ia menghampiri Viola karena memang dari tadi ia sedang mencarinya.

            “Hei” sapa Aneth kepada Viola. Aneth bodoamat jika disampingnya terdapat dua kakak Osis. Ia hanya ingin minta maaf kepada Viola.

            “Maafkan orang tuaku tadi ya.”

            Viola pun kaget dengan kedatangan siswa baru yang tadi pagi orang tuanya sudah membuatnya malu. Namun sedetik kemudian Viola tersenyum, ia tidak bisa marah dengan Aneth karena bukan ia yang bersalah. Setidaknya dia mau berterimakasih kepadanya itu sudah cukup.

            “Tidak apa-apa, lupakan saja kejadian tadi pagi” ucap Viola dengan senang hati.

            “Oh iya namaku Aneth namamu siapa?”

            “aku Viola, salam kenal ya” Viola tersenyum manis dan ia tidak menyadari perubahan raut wajah Vino. Ia tersenyum tipis, dalam hati Vino ia terheran-heran kenapa ada wanita yang penyabar seperti Viola. Padahal ia tadi lihat dengan kepala mata sendiri bahwa dia menangis sejadi-jadinya tadi pagi sebelum bel berbunyi. Hal itulah yang membuat Vino tertarik pada paras Viola.

            Clara kembali ke depan dan mengungumkan bahwa permainan diakhiri. Karena waktunya istirahat. Viola pergi meninggakan Vino dan Aneth setelah bilang terimakasih kepada Vino.

            Sekarang Viola ingin pergi ke atap saja karena ia ingin menyendiri.  

           

Related chapters

  • BROKEN HOME   Vino Langkara Satya

    Mungkin kamu dikirim Tuhan untuk membuatku tidak terlihat menyedihkan! Bel pertanda masuk jam ketiga telah berbunyi itu artinya setelah jam ketiga ini waktunya pulang. Semua siswa baru memperhatikan pemateri dan ternyata moderator dari materi kali ini adalah Vino. Ia duduk di sebelah pemateri dengan raut wajah tanpa ekspreksi. Sedangkan Viola mengetahui ternyata Vino menjadi moderator ia langsung menundukkan kepala. Entah kenapa dirinya tidak berani memandang Vino. Apakah ada benih suka tumbuh dihati Viola?. “Jadi kalian besok akan di tes untuk medapatkan kelas. Kalian cocok di kelas IPA atau IPS”. Tutur pak Robin- pemateri pada jam ketiga ini. Mendengar itu Viola bingung mau pilih kelas apa dan apakah tes nya nanti sesua

    Last Updated : 2021-09-01
  • BROKEN HOME   Tetaplah Menjadi Ayahku

    Tak mengapa aku tak mendapatkan hak sebagai Anak, yang penting hak Ayah sebagai Ayah sudah terpenuhi Sosok paruh baya yang semula sedang membaca Koran dengan suguhan secangkir kopi kini mengarahkan pandanganya ke arah Viola dengan tatapan mematikan. Viola yang ditatap pun merasa takut dan hanya menunduk sambil berdiam diri. Ia ingin sekali sepulang sekolah seperti ini bisa menyapa ayahnya seperti anak dan orang tua pada umumnya, namun apalah daya Viola, ia hanya bisa mematung jika di pandang ayahnya seprti ini. “Diantar siapa kamu?” setelah beberapa detik memandang Viola akhirnya ayahnya membuka suara. “Senior Viola di sekolah yah,” jawab Viola dengan takut. “Dasa

    Last Updated : 2021-10-18
  • BROKEN HOME   Secuil Perhatian

    Ayah, Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin mendapatkan sedikit perhatianmu *** Pukul 06.00. pagi ini hujan turun dengan lebat, langit seakan menangis menuangkan segala beban yang dideritanya. Memang bulan ini waktunya musim hujan. Pagi ini Viola merasakan badanya kurang sehat, karena tadi malam ia menangis di kebun sampai tengah malam ditemani udara yang dingin. Ia menarik selimut guna menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. “Uhuk uhuk” Viola batuk-batuk, ia benar-benar merasakan sakit disekujur badanya, rasanya ingin muntah juga. Sepertinya Viola terkena demam. “Ayah….. engghhhh” igau Viola. &

    Last Updated : 2021-11-02
  • BROKEN HOME   Kelahiran Yang Tak Diinginkan

    Setiap orang tua pasti mendambakan seorang anak karena darah daging mereka sendiri. “Aaaaakkkhhh.” “Trus sayang, bertahanlah.” “Aaaaakkhhh.” “Jangan tutup mata bu, trus bu, kepalanya sudah keluar!.” “Oeeeeek oeeekk oeekk.” Suara bayi yang dinantikan telah terdengar, tapi entah kenapa semuanya terdiam. Suasanya mencekam. Ekspresi Rudi- seseorang yang baru saja sah menjadi ayah itu menunjukkan raut yang tak bisa diartikan. Ratih d

    Last Updated : 2021-08-20
  • BROKEN HOME   Karna Ini Takdir

    Kita boleh saja punya impian yang besar dan indah namun, jika impian kita beda jalan dengan takdir mau diapakan? Kita hanya bisa menerimanya bukan? Ali dan istrinya turun dari mobil dan langsung menuju meja resepsionis. Ayahnya berjalan gontai karna sangat khawatir dengan keadaan menantunya. Meskipun Lina tidak menyukai ratih tapi ali sangat senang mempunyai menantu yang baik seperti Ratih. “Rudi!” Ali memanggil Rudi dari kejauhan. Ali melihat Rudi yang benar-benar keadaanya menjadi kacau. “Ayah, ibu” air mata Rudi keluar lagi. “Bagaimana keadaannya?”

    Last Updated : 2021-08-23
  • BROKEN HOME   Dibuang Saja

    Sesuatu yang berharga meskipun terdapat kekurangan seharusnya dijaga dengan sepenuh hati, bukanya dibuang. Kecuali sesuatu itu memang dari awal tidak berharga. Sosok tegap yang memegang payung itu berjalan di dalam kegelapan malam dan terguyur hujan. Ia menggendong sesuatu di tangannya, dan mulai berjalan mengendap-ngendap sambil melirik kanan dan kiri seperti takut bahwa tindakanya akan diketahui oleh orang. “Untung saja anak sial ini tidak berisik, ” ucap Rudi, ia ingin membuang anaknya ke pembuangan sampah. sungguh tega sekali seorang ayah melakukan itu semua hanya karna anak itu cacat dan membuat istrinya koma. Bayi yang tak bersalah harus menanggung ini semua. Rudi menurunkan bayi yang di gendongnya itu dengan tetap melihat kanan dan

    Last Updated : 2021-08-26
  • BROKEN HOME   16 Tahun Kemudian

    Ku kira semuanya tak sama, namun sepertinya aku salah. Pemandangan hari ini sangat cerah, langit yang sedikit berawan itu seperti lukisan, burung-burung berkicau ria dan bunga-bunga banyak yang bermekaran menemani langkah kecil dari sesosok gadis remaja yang sedang berjalan menuju sekolah. Hari ini adalah hari pertama dia masuk Sekolah Menengah Pertama. “Wah, aku nggak sabar ketemu teman baru” senyum ceria tercetak di wajah cantiknya. Bayi yang 16 tahun lalu ingin dimusnahkan oleh Ayahnya sendiri kini telah tumbuh remaja dengan cantik meskipun ada kekurangan dalam tubuhnya. Viola nama gadis cantik itu. nama itu adalah pemberian pembantu neneknya yaitu bi Inah. Viola tau siapa yang memberikan

    Last Updated : 2021-08-29

Latest chapter

  • BROKEN HOME   Secuil Perhatian

    Ayah, Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin mendapatkan sedikit perhatianmu *** Pukul 06.00. pagi ini hujan turun dengan lebat, langit seakan menangis menuangkan segala beban yang dideritanya. Memang bulan ini waktunya musim hujan. Pagi ini Viola merasakan badanya kurang sehat, karena tadi malam ia menangis di kebun sampai tengah malam ditemani udara yang dingin. Ia menarik selimut guna menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. “Uhuk uhuk” Viola batuk-batuk, ia benar-benar merasakan sakit disekujur badanya, rasanya ingin muntah juga. Sepertinya Viola terkena demam. “Ayah….. engghhhh” igau Viola. &

  • BROKEN HOME   Tetaplah Menjadi Ayahku

    Tak mengapa aku tak mendapatkan hak sebagai Anak, yang penting hak Ayah sebagai Ayah sudah terpenuhi Sosok paruh baya yang semula sedang membaca Koran dengan suguhan secangkir kopi kini mengarahkan pandanganya ke arah Viola dengan tatapan mematikan. Viola yang ditatap pun merasa takut dan hanya menunduk sambil berdiam diri. Ia ingin sekali sepulang sekolah seperti ini bisa menyapa ayahnya seperti anak dan orang tua pada umumnya, namun apalah daya Viola, ia hanya bisa mematung jika di pandang ayahnya seprti ini. “Diantar siapa kamu?” setelah beberapa detik memandang Viola akhirnya ayahnya membuka suara. “Senior Viola di sekolah yah,” jawab Viola dengan takut. “Dasa

  • BROKEN HOME   Vino Langkara Satya

    Mungkin kamu dikirim Tuhan untuk membuatku tidak terlihat menyedihkan! Bel pertanda masuk jam ketiga telah berbunyi itu artinya setelah jam ketiga ini waktunya pulang. Semua siswa baru memperhatikan pemateri dan ternyata moderator dari materi kali ini adalah Vino. Ia duduk di sebelah pemateri dengan raut wajah tanpa ekspreksi. Sedangkan Viola mengetahui ternyata Vino menjadi moderator ia langsung menundukkan kepala. Entah kenapa dirinya tidak berani memandang Vino. Apakah ada benih suka tumbuh dihati Viola?. “Jadi kalian besok akan di tes untuk medapatkan kelas. Kalian cocok di kelas IPA atau IPS”. Tutur pak Robin- pemateri pada jam ketiga ini. Mendengar itu Viola bingung mau pilih kelas apa dan apakah tes nya nanti sesua

  • BROKEN HOME   Viola Andini Pramanta

    Namamu cantik, tapi sayang takdirmu tak secantik namamu. Suasana MOS hari pertama ini ditemani terik matahari yang menyialaukan. Semua siswa baru digiring ke tengah lapangan oleh kakak-kakak Osis. Di lapangan mereka akan diajak untuk ice breaking yaitu sejenis permainan untuk meringankan pikiran. Terlihat anak Osis mendekat ke arah barisan para Siswa baru untuk memberikan intruksi tentang permainan ini. “Perhatian-perhatian, kali ini kita ke lapangan untuk melakukan permainan,” ucap salah satu kakak Osis perempuan berambut panjang. Semua murid tertuju pada kakak Osis tersebut dan mendengarkan dengan seksama intruksi dari dia. “Jadi permainan

  • BROKEN HOME   16 Tahun Kemudian

    Ku kira semuanya tak sama, namun sepertinya aku salah. Pemandangan hari ini sangat cerah, langit yang sedikit berawan itu seperti lukisan, burung-burung berkicau ria dan bunga-bunga banyak yang bermekaran menemani langkah kecil dari sesosok gadis remaja yang sedang berjalan menuju sekolah. Hari ini adalah hari pertama dia masuk Sekolah Menengah Pertama. “Wah, aku nggak sabar ketemu teman baru” senyum ceria tercetak di wajah cantiknya. Bayi yang 16 tahun lalu ingin dimusnahkan oleh Ayahnya sendiri kini telah tumbuh remaja dengan cantik meskipun ada kekurangan dalam tubuhnya. Viola nama gadis cantik itu. nama itu adalah pemberian pembantu neneknya yaitu bi Inah. Viola tau siapa yang memberikan

  • BROKEN HOME   Dibuang Saja

    Sesuatu yang berharga meskipun terdapat kekurangan seharusnya dijaga dengan sepenuh hati, bukanya dibuang. Kecuali sesuatu itu memang dari awal tidak berharga. Sosok tegap yang memegang payung itu berjalan di dalam kegelapan malam dan terguyur hujan. Ia menggendong sesuatu di tangannya, dan mulai berjalan mengendap-ngendap sambil melirik kanan dan kiri seperti takut bahwa tindakanya akan diketahui oleh orang. “Untung saja anak sial ini tidak berisik, ” ucap Rudi, ia ingin membuang anaknya ke pembuangan sampah. sungguh tega sekali seorang ayah melakukan itu semua hanya karna anak itu cacat dan membuat istrinya koma. Bayi yang tak bersalah harus menanggung ini semua. Rudi menurunkan bayi yang di gendongnya itu dengan tetap melihat kanan dan

  • BROKEN HOME   Karna Ini Takdir

    Kita boleh saja punya impian yang besar dan indah namun, jika impian kita beda jalan dengan takdir mau diapakan? Kita hanya bisa menerimanya bukan? Ali dan istrinya turun dari mobil dan langsung menuju meja resepsionis. Ayahnya berjalan gontai karna sangat khawatir dengan keadaan menantunya. Meskipun Lina tidak menyukai ratih tapi ali sangat senang mempunyai menantu yang baik seperti Ratih. “Rudi!” Ali memanggil Rudi dari kejauhan. Ali melihat Rudi yang benar-benar keadaanya menjadi kacau. “Ayah, ibu” air mata Rudi keluar lagi. “Bagaimana keadaannya?”

  • BROKEN HOME   Kelahiran Yang Tak Diinginkan

    Setiap orang tua pasti mendambakan seorang anak karena darah daging mereka sendiri. “Aaaaakkkhhh.” “Trus sayang, bertahanlah.” “Aaaaakkhhh.” “Jangan tutup mata bu, trus bu, kepalanya sudah keluar!.” “Oeeeeek oeeekk oeekk.” Suara bayi yang dinantikan telah terdengar, tapi entah kenapa semuanya terdiam. Suasanya mencekam. Ekspresi Rudi- seseorang yang baru saja sah menjadi ayah itu menunjukkan raut yang tak bisa diartikan. Ratih d

DMCA.com Protection Status