Chapter: Secuil Perhatian Ayah, Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin mendapatkan sedikit perhatianmu *** Pukul 06.00. pagi ini hujan turun dengan lebat, langit seakan menangis menuangkan segala beban yang dideritanya. Memang bulan ini waktunya musim hujan. Pagi ini Viola merasakan badanya kurang sehat, karena tadi malam ia menangis di kebun sampai tengah malam ditemani udara yang dingin. Ia menarik selimut guna menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. “Uhuk uhuk” Viola batuk-batuk, ia benar-benar merasakan sakit disekujur badanya, rasanya ingin muntah juga. Sepertinya Viola terkena demam. “Ayah….. engghhhh” igau Viola. &
Terakhir Diperbarui: 2021-11-02
Chapter: Tetaplah Menjadi AyahkuTak mengapa aku tak mendapatkan hak sebagai Anak, yang penting hak Ayah sebagai Ayah sudah terpenuhi Sosok paruh baya yang semula sedang membaca Koran dengan suguhan secangkir kopi kini mengarahkan pandanganya ke arah Viola dengan tatapan mematikan. Viola yang ditatap pun merasa takut dan hanya menunduk sambil berdiam diri. Ia ingin sekali sepulang sekolah seperti ini bisa menyapa ayahnya seperti anak dan orang tua pada umumnya, namun apalah daya Viola, ia hanya bisa mematung jika di pandang ayahnya seprti ini. “Diantar siapa kamu?” setelah beberapa detik memandang Viola akhirnya ayahnya membuka suara. “Senior Viola di sekolah yah,” jawab Viola dengan takut. “Dasa
Terakhir Diperbarui: 2021-10-18
Chapter: Vino Langkara Satya Mungkin kamu dikirim Tuhan untuk membuatku tidak terlihat menyedihkan! Bel pertanda masuk jam ketiga telah berbunyi itu artinya setelah jam ketiga ini waktunya pulang. Semua siswa baru memperhatikan pemateri dan ternyata moderator dari materi kali ini adalah Vino. Ia duduk di sebelah pemateri dengan raut wajah tanpa ekspreksi. Sedangkan Viola mengetahui ternyata Vino menjadi moderator ia langsung menundukkan kepala. Entah kenapa dirinya tidak berani memandang Vino. Apakah ada benih suka tumbuh dihati Viola?. “Jadi kalian besok akan di tes untuk medapatkan kelas. Kalian cocok di kelas IPA atau IPS”. Tutur pak Robin- pemateri pada jam ketiga ini. Mendengar itu Viola bingung mau pilih kelas apa dan apakah tes nya nanti sesua
Terakhir Diperbarui: 2021-09-01
Chapter: Viola Andini Pramanta Namamu cantik, tapi sayang takdirmu tak secantik namamu. Suasana MOS hari pertama ini ditemani terik matahari yang menyialaukan. Semua siswa baru digiring ke tengah lapangan oleh kakak-kakak Osis. Di lapangan mereka akan diajak untuk ice breaking yaitu sejenis permainan untuk meringankan pikiran. Terlihat anak Osis mendekat ke arah barisan para Siswa baru untuk memberikan intruksi tentang permainan ini. “Perhatian-perhatian, kali ini kita ke lapangan untuk melakukan permainan,” ucap salah satu kakak Osis perempuan berambut panjang. Semua murid tertuju pada kakak Osis tersebut dan mendengarkan dengan seksama intruksi dari dia. “Jadi permainan
Terakhir Diperbarui: 2021-08-31
Chapter: 16 Tahun KemudianKu kira semuanya tak sama, namun sepertinya aku salah. Pemandangan hari ini sangat cerah, langit yang sedikit berawan itu seperti lukisan, burung-burung berkicau ria dan bunga-bunga banyak yang bermekaran menemani langkah kecil dari sesosok gadis remaja yang sedang berjalan menuju sekolah. Hari ini adalah hari pertama dia masuk Sekolah Menengah Pertama. “Wah, aku nggak sabar ketemu teman baru” senyum ceria tercetak di wajah cantiknya. Bayi yang 16 tahun lalu ingin dimusnahkan oleh Ayahnya sendiri kini telah tumbuh remaja dengan cantik meskipun ada kekurangan dalam tubuhnya. Viola nama gadis cantik itu. nama itu adalah pemberian pembantu neneknya yaitu bi Inah. Viola tau siapa yang memberikan
Terakhir Diperbarui: 2021-08-29
Chapter: Dibuang SajaSesuatu yang berharga meskipun terdapat kekurangan seharusnya dijaga dengan sepenuh hati, bukanya dibuang. Kecuali sesuatu itu memang dari awal tidak berharga. Sosok tegap yang memegang payung itu berjalan di dalam kegelapan malam dan terguyur hujan. Ia menggendong sesuatu di tangannya, dan mulai berjalan mengendap-ngendap sambil melirik kanan dan kiri seperti takut bahwa tindakanya akan diketahui oleh orang. “Untung saja anak sial ini tidak berisik, ” ucap Rudi, ia ingin membuang anaknya ke pembuangan sampah. sungguh tega sekali seorang ayah melakukan itu semua hanya karna anak itu cacat dan membuat istrinya koma. Bayi yang tak bersalah harus menanggung ini semua. Rudi menurunkan bayi yang di gendongnya itu dengan tetap melihat kanan dan
Terakhir Diperbarui: 2021-08-26