Home / CEO / BOS VS ME / Dua Puluh

Share

Dua Puluh

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Cantika sudah memakai pakaian seperti biasa, begitupun dengan Ridho. Kini mereka tengah duduk berhimpitan di sofa sambil menonoton televisi. Cantika begitu manja, dia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Ridho. Lelaki itu berkali-kali mengecup pucuk kepala wanita itu. Kemesraan terlarang dari semua sisi.

“Dho, kamu beneran mau menikahi dia? Terus aku gimana?” ucap Cantika.

“Hmm, kamu balik lagi ama Arjunalah, aku nggak mungkin ngebatalin perjodohan ini,” ucap Ridho.

“Aku sudah tidak punya kesempatan itu lagi.” Cantika cemberut. Ridho terdiam, bagaimanapun dia tidak mungkin membuang Srikandi dan memilih wanita receh itu untuk menjadi istrinya.

“Nanti kita pikirkan, kita masih bisa berhubungan diam-diam.” Ridho mengecup kembali pucuk kepala Cantika.

Mereka tetap mengobrol, sementara satu tangan Ridho sibuk dengan gawai. Dia sedang meneruskan bertukar pesan dengan Srikandi, wanita yang sudah diputuska

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • BOS VS ME   Dua Puluh Satu

    Bisma Pramudya, pria berhati lembut, berparas rupawan, yang tidak suka gonta-ganti pasangan. Semenjak cerita cintanya kandas dengan Airin, gadis yang lebih memilih mengejar cita-citanya daripada menjalani hidup bersamanya, Bisma belum membuka hati lagi. Sampai hari itu dia merasakan getaran cemburu melihat Srikandi dijemput seorang lelaki.Saat ini, dia sedang merebahkan dirinya dalam sebuah kamar luas miliknya. Sudah lama dia menempati kamar itu sendirian, semenjak adik lelakinya lebih memilih tinggal di apartement dan memilih pekerjaan sebagai musisi. Abimanyu, lelaki yang usianya dua tahun lebih muda darinya sudah lama tidak pulang.Bisma menimbang-nimbang apakah dia harus meminta saran pada adiknya itu, terkait perempuan? Namun pikiran itu segera dikesampingkan, bisa-bisa rencananya gagal di awal, mengingat adiknya itu cukup lemes dan tidak bisa menjaga rahasia. Bisma termenung sendiri di balkon tempatnya biasa menyendiri. Dia tengah memikirkan bagaimana menunjukka

  • BOS VS ME   Dua Puluh Dua

    Sementara Arjuna tersenyum sinis. Sesekali matanya menatap spion, memperhatikan sebuah mobil alphard putih yang mengikutinya. Jiwanya bersorak, untuk kali ini dia sudah memenangkan garis start.Setelah beberapa ratus meter jarak yang ditempuhnya. Alphard putih itu berbelok arah. Arjuna hanya tersenyum menikmati kemenangan sementaranya.Tak berapa lama, terdengar percakapan telepon gadis yang ada di sampingnya. Rupanya Bisma menghubungi sekretarisnya.Ck, masih saja berulah.Namun hanya sebatas umpatan dalam dada. Bagaimanapun egonya masih bertengger lebih tinggi daripada perasaannya.Dia melirik Srikandi yang baru saja menutup telepon. Gadis itu kembali fokus pada ponselnya. Perubahan jadwal mendadak, membuatnya harus mengatur ulang semua agenda hari itu.Dasar, Bos menyebalkan! Batin Srikandi.Dia dari tadi diam saja, apa dia tidak senang aku menjemputnya? Arjuna berbicara dalam dada.Me

  • BOS VS ME   Dua Puluh Tiga

    “Hai, Kak Juna!”Emily tengah berdiri dan tersenyum manis ke arahnya. Wajah Arjuna terkesiap, hari macam apa ini. Sudah bahagia dia memenangkan start dari Bisma, namun semua akan hancur begitu saja dengan kedatangan wanita ini. Arjuna tersenyum kaku, menatap gadis cantik yang masih berdiri di dekat kursinya.Emily menatap Srikandi dan mengangguk melempar senyum, Srikandi membalasnya. Arjuna menarik napas panjang, kemudian dia bangkit dan mengajak Emily untuk meninggalkan tempat itu. Sesekali dia melirik Srikandi yang terlihat tak acuh.“Kamu kenapa ada di sini?” Mereka berdiri beberapa meter lebih jauh dari tempat duduknya tadi.“Ini hotel papa aku, Kak, kebetulan hari ini ada hal yang harus aku cek di bagian keuangan,” jawabnya sambil memasang senyum termanisnya. Arjuna menarik napas, dia lupa kalau om Arnold memiliki beberapa hotel di sekitar situ.“Oh, ok, saya meeting dulu kalo gitu.” Arj

  • BOS VS ME   Dua Puluh Empat

    Bisma hendak melangkah menyusuri lorong menuju ke parkiran. Namun suara announcement dari receptionis membuat langkahnya terhenti.“Mohon perhatian ... mohon perhatian ... kepada seluruh peserta manajemen of review meeting, di tunggu segera kehadirannya di meeting room utama. Terima kasih.”“Mohon perhatian ... mohon perhatian ... kepada seluruh peserta manajemen of review meeting, di tunggu segera kehadirannya di meeting room utama. Terima kasih.”Dua kali resepsionis memanggil para peserta meeting yang terdiri dari semua manager level ke atas. Srikandi yang baru saja tiba mengelus dada. Namun dia harus segera menyiapkan segalanya.Srikandi bergegas ke meeting room utama. Pastinya dia harus mengecek dan memastikan kondisi ruang meeting sebelum bos besarnya masuk ke sana. Waktu masih tersisa lima belas menit lagi. Srikandi segera membuka laptop dan memeriksa se

  • BOS VS ME   Dua Puluh Lima

    “Hallo, Ben. Tolong cari tahu identitas seseorang, nanti gue kirimkan informasinya lewat WA, segera!” ucapannya penuh penekanan. Matanya membulat kesal menatap mobil yang ditumpangi Srikandi meninggalkan area perusahaan.Benny Simanjuntak, lelaki berusia tiga puluh tahun yang merupakan kaki tangan Arjuna. Lelaki berambut plontos itu sudah terbiasa menangani permasalahan di lapangan. Arjuna sudah mengirimkan plat nomor mobil yang terekam oleh CCTV, foto Srikandi dan juga mengirimkan nomor ponsel Srikandi. Arjuna meminta Benny untuk segera menyelidiki tentang lelaki yang kini tengah bersama sekretarisnya.Arjuna melempar ponselnya ke atas meja kerja hingga menimbulkan bunyi nyaring. Dia bergegas mematikan laptop dan memutuskan pulang cepat. Diambilnya kembali ponsel yang tadi di lempar, kini dimasukkan ke dalam tasnya. Langkah-langkah panjang membuat dirinya begerak cepat meninggalkan ruangan.Sementara itu, Benny yang sudah mendapatkan perintah, langs

  • BOS VS ME   Dua Puluh Enam

    Cantika mengelus dadanya pelan. Ternyata walaupun dia sudah tahu jika Ridho sudah memiliki calon tunangan, tetap saja ada perasaan terbakar. Cantika tidak sengaja melihat lelaki yang selama ini menjadi obat sepinya sedang berdua dengan seorang wanita. Dia baru saja hendak pulang setelah membungkus makanan kesukaannya. Rasa sakit itu menjadi dua kali lipat karena alasan Ridho yang berdalih sibuk sehingga tidak bisa menemaninya. Namun nyatanya, seratus delapan puluh derajat berbeda. Tangan wanita itu mengepal. Entah perasaan seperti apa yang ada di hatinya. Padahal selama ini dirinya memang tidak pernah menjalin komitmen apapun dengan lelaki itu. Hanya sebatas teman tidur dan mencari kesenangan. Namun semenjak Arjuna membuangnya, perasaan kesepian itu menggelayuti hari-harinya. Dia membutuhkan Ridho, lebih dari sekedar teman. Cantika yang di landa amarah segera mengambil gawai dan menekan nomor yang tak asing di sana. “Hallo,” jawab seseorang dari sebe

  • BOS VS ME   Dua Puluh Tujuh

    “Pak, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya bisa mengedepankan emosi daripada ini?” Mata Srikandi menatap tajam kepada bosnya yang masih mengatur napas. Satu telunjuknya menunjuk kepala sebagai simbol kedewasaan berpikir.“Ayo, Bang!”Srikandi memapah Ridho menuju mobil yang mereka tumpangi tadi. Arjuna menatap punggung lelaki yang berlalu. Hatinya semakin tercabik melihat perlakuan Srikandi kepada lelaki itu.“Boss ....” Benny menyodorkan satu botol air mineral pada Arjuna. Lelaki itu menerimanya dan segera meneguknya sampai habis. Di lemparnya botol air mineral itu sembarang.Sementara matanya masih mengikuti arah kemana mobil yang di tumpangi Ridho dan Srkandi pergi. Untuk kali pertamanya, terlihat olehnya Srikandi duduk di balik kemudi. Kenapa terlihat menjadi semakin keren, pikirnya.“Pantau terus mereka, pastikan dia aman dari buaya itu.”Arjuna menoleh sekilas pada Benny. Kemu

  • BOS VS ME   Dua Puluh Delapan

    “Iy-iya Den, ada apa, ya? Apa mamang pernah berbuat salah sama, Den Arjun?”Mang Karyo menghentikan langkahnya. Wajahnya mendadak pucat. Kedua tangan gemetar saling bertaut.Hening beberapa menit. Arjuna masih memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Dia tak memperhatikan si penjaga villa yang gemetar ketakutan. Mang Karyo menggeser langkahnya mendekat dan memilih satu kursi yang berjarak dari majikannya. Pikiran mang Karyo sedang menerka-nerka, apa kesalahannya sampai di panggil oleh Arjuna. Biasanya setiap datang berkunjung, lelaki itu hanya menyapa seperlunya.“Mang Karyo pernah jatuh cinta?” Sebuah pertanyaan, akhirnya lolos dari mulut Arjuna. Lelaki paruh baya itu hanya melongo, tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Detak jantung yang sudah memburu karena takut, perlahan kembali ke detakan normal.“Oh, Den Arjun sedang jatuh cinta, ya? Kalau waktu muda sih, mamang sering, Den, jatuh cinta, tapi ... serin

Latest chapter

  • BOS VS ME   Empat puluh Enam - session 1 end

    BAB 46 –MENIKAH Tidak berapa lama Arjuna dan Tuan Bagaskara beserta Nyonya Arimbi datang kembali ke kamar Srikandi. Gadis itu tampak masih terduduk dan mencoba mencerna semua keadaan yang terjadi. Rasa trauma kejadian semalam belum hilang. Tubuhnya masih luka-luka dan terasa sakit semua. Pagi-pagi sudah ditangkap basah harus menikah. Kepalanya berdenyut hebat dan tidak bisa berpikir jernih lagi. “Saya sudah memutuskan kalian untuk menikah hari ini!” Srikandi masih duduk menunduk. Dia tidak merespon apapun ucapan ayah dari Arjuna itu. “Saya tidak tahu harus berkata apa? Menolak atau menerima? Tapi saya pun tidak tahu apa yang telah terjadi pada kami malam tadi,” ucap Srikandi setelah terdiam beberapa lama. “Ini demi kebaikanmu juga, Sri! Lelaki itu bisa bebas kapan saja dan mencarimu, dia bisa lebih brutal lagi setelah tidak berhasil mendapatkanmu!” ucap Tuan Bagaskara dengan tenang. “Meskipun kita menuntut dan memasukkan

  • BOS VS ME   Empat Puluh Lima

    BAB 45 –Tertangkap BasahDi tengah keseruan mereka. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Nyonya Arimbi datang membawakan dua gelas susu cokelat. Dia meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur yang sedang diduduki bertiga.“Juna, Sri, ini diminum dulu susunya mumpung masih hangat.” Wanita itu menyodorkan satu gelas susu kepada Srikandi.“Makasih, Bu!” Srikandi menerimanya. Gadis itu segera meneguk susu hangat tersebut hingga sisa setengah gelas.Bi Ikah menyimpan kembali gelas dengan susu yang masih setengah sisa. Dia melanjutkan memijit lengan Srikandi.Nyonya Arimbi menghampiri putranya yang baru saja menutup kotak P3K. Lelaki itu masih duduk di ujung dipan tempat Srikandi bersandar.“Sini kotak P3K-nya Jun, ini kamu minum dulu mumpung masih hangat!” Nyonya Arimbi menyodorkan segelas susu lainnya pada Arjuna.“Tumben, biasanya Bi Ikah yang buatin?” Arjuna mencebik

  • BOS VS ME   Empat Puluh Empat

    BAB 44 –Pulang Ke Rumah Arjuna Arjuna menghampiri Benny dan menepuk pundaknya. “Saya akan urus kamu setelahnya, ikut dulu saja ke kantor polisi buat kesaksian yang memberatkan dia!” Mata Arjuna memicing ke arah Ridho. Kemudian dia melanjutkan memapah Srikandi yang terpincang-pincang menuju mobilnya. Wanita itu masih terlihat syok. Air mata masih sesekali menggenang di matanya. Arjuna membukakan pintu depan. Srikandi menatapnya merasa sungkan. Bagaimanapun kondisinya kotor dan berantakan. “Nanti mobilnya kotor, Pak!” Arjuna terdiam sebentar. Dia melihat pakaian Srikandi yang basah kuyup. Kemudian lelaki itu membuka pintu belakang mobilnya dan mengambil jas yang menggantung di sana. “Pakailah, nanti kedinginan! Jangan pikirkan mobil saya, pikirkan dirimu sendiri!” Dia menyodorkannya pada Srikandi. Wanita itu masih diam mematung. Arjuna segera melepas hunger dan menyamp

  • BOS VS ME   Empat Puluh Tiga

    BAB 43 – PENANGKAPANSrikandi perlahan melepas heel-nya. Satu tangannya merogoh ke dalam tasnya dan mengambil sesuatu. Dadanya sudah bergemuruh hebat. Dia sama sekali tidak menyangka lelaki yang akan dijodohkan dengannya akan berbuat senekat ini.“Bang, sadar Bang! Kamu akan merusak hubungan kedua orang tua kita, kalau kamu melakukan ini?” Srikandi mencoba mengulur waktu.Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya. Jemarinya mulai menyentuh pipi Srikandi, tetapi wanita itu menepisnya.“Sri, jangan jual mahal! Nggak ada siapapun yang bisa menolongmu di sini! Pilihannya cuma dua, mau dipaksa atau suka rela?” Matanya menatap penuh hasrat.Wajah Srikandi semakin memerah. Darahnya mengalir berdesir hebat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Dia mencoba menarik napas beberapa kali. Matanya mengintip ke dalam tas untuk mencari benda pipih miliknya.Dia mengusap layar ponselnya dan mencari nama sese

  • BOS VS ME   Empat Puluh Dua

    BAB 42 – Kau Akan Jadi MilikkuTidak lama, terlihat Srikandi keluar dari gerbang menuju mobilnya. Ridho menyambutnya dengan senyuman ramah ketika gadis itu sudah duduk di sampingnya. Mobil melaju sedang meninggalkan perusahaan Bagaskara Group.Mobil yang mereka tumpangi melesat membelah keramaian. Menuju sebuah kafe yang sudah Ridho booking terlebih dulu.“Sri, akhir-akhir ini kamu jarang banget bales pesan aku? Ada apa, ya?” Lelaki itu menelisik.“Aku sibuk, Bang! Sejak bos aku kecelakaan, banyak banget urusan yang harus aku selesaikan.”“Sekarang bisa ketemu, berarti bos kamu udah sembuh?”“Iya, Bang.”Hanya percakapan-percakapan singkat yang terjadi antara mereka. Srikandi terlihat tidak seperti biasa. Senyum yang indah itu sudah tidak lagi tampak pada raut wajahnya. Ridho benar-benar yakin, jika sudah terjadi sesuatu.Apakah lelaki itu sudah mence

  • BOS VS ME   Empat Puluh Satu

    BAB 41 – Bertemu RidhoAkhir pekan yang melelahkan. Begitulah kira-kira kesan yang diperoleh wanita kelahiran Garut itu. Mereka tiba menjelang malam. Minggu malam yang harusnya digunakan untuk istirahat maksimal, menjadi malam yang menyita waktu.Senin pagi akhirnya tiba. Srikandi sedang berdiri di depan gerbang kost paviliunnya menunggu ojek online yang dipesannya. Wanita itu menenteng satu bag besar berisi oleh-oleh untuk rekan-rekan kantornya.Baru saja ojol datang. Sebuah Chevrolet menepi. Mobilnya diparkirkan di depan tukang ojol yang baru saja menyerahkan helm pada Srikandi.Arjuna turun dari Chevrolet miliknya. Lelaki itu berjalan menghampiri Srikandi yang tengah mengenakan helm."Pagi, Pak! Ngapain ke sini dulu, semalem ada yang ketinggalan?" Akhirnya dia berhasil mengunci helmnya. Menoleh ke arah Arjuna yang mendekat ke arahnya."Iya, ada! Ayo berangkat!"Arjuna mengambil alih tentengan dari tangannya.

  • BOS VS ME   Empat Puluh

    BAB 40 - Ke Makam Ayah"Ah, akhirnya bisa kubuka,” gumamnya sambil tiduran kembali. Dia membaca halaman demi halaman buku catatan harian sekretarisnya tanpa permisi.Arjuna segera merapikan kembali semua keadaan kamar yang sudah dibuatnya berantakan. Meskipun demikian, jika dilihat dengan seksama maka akan bisa di pastikan ada perbedaan sebelum dan sesudah dibereskan.Lembar demi lembar buku harian itu dia baca. Lancang memang, tapi karena penasaran akhirnya lelaki itu mengabaikan tata krama. Toh, semua kondisi sudah dirapikan seperti semula. Tidak akan ketahuan, pikirnya.Waktu sudah semakin malam, namun masih banyak lembaran yang belum dia selesaikan. Kantuk menyerang tanpa kompromi, sehingga Arjuna terlelap dengan buku masih dalam genggaman.Subuh akhirnya menjelang.Gedoran pada pintu tidak lekas membuat mata Arjuna terbuka. Lelaki itu benar-benar terlelap. Setelah menyetir untuk perjalanan panjang

  • BOS VS ME   Tiga Puluh Sembilan

    BAB 39 – Lampu HijauArjuna menarik koper Srikandi dan meletakkannya di dekat TV. Kemudian dia duduk di sofa yang tersedia di sana. Tidak lama Srikandi datang dengan secangkir kopi hitam kesukaannya. Arjuna menatap lekat gadis itu, rona bahagia terlihat begitu terpancar menambah aura kecantikannya.“Bapak, kenapa lihatin saya seperti itu? Naksir?”Srikandi melirik sekilas, kemudian meletakkan secangkir kopi pada meja di depan lelaki itu. Arjuna baru sadar jika dia sedang menatap sekretarisnya itu dengan tidak berkedip. Dia memalingkan wajah. Beruntung Bu Sartika datang. Wanita itu memilih duduk lesehan pada gelaran karpet yang tidak jauh dari sofa.Srikandi ikut duduk lesehan sambil menggelendoti tangan ibunya. Sementara wanita paruh baya itu tak henti mengusap pucuk kepala putrinya.“Nak Juna, maaf ya, sekalinya berkunjung ke sini nggak ada apa-apa, habisnya ini nih, ngasih taunya dadakan,” ucap bu Sarti

  • BOS VS ME   Tiga Puluh Delapan

    BAB 38 – Ketemu Calon Mertua“Ayo cepetan ganti baju, malah diem, nanti kemaleman di jalan!” tukas Arjuna. Sudut matanya melirik ke arah Srikandi yang masih mematung sambil mengerucutkan bibirnya.“Mana bisa, Pak! Emang saya cewek apaan maen ganti baju aja di depan lelaki sembarangan,” jawab Srikandi.“Eh, apa kamu bilang, saya lelaki sembarangan?”“B-Bukan duh ... maksudnya sembarangan ganti bajunya.”“Ayo cepetan, mumpung saya berbaik hati mau nganterin Kamu!” perintahnya.“B-Bapak keluar dulu lah! Ayo Pak ... ih ... cepetan!”Srikandi kembali menggoyang-goyangkan kaki Arjuna yang terjulur ke lantai. Lelaki itu masih tak bergeming. Akhirnya Srikandi mengambil kemoceng yang tergantung dekat jendela. Tanpa disangka, gadis itu menggunakan bulu-bulu ayam itu untuk menggelitiki pinggang bosnya.“Duh! Apaan Sri, geli! Itu kotor tahu!&r

DMCA.com Protection Status