Sore ini kediaman Surya Kencan terlihat sangat ramai. Para bibi dan juga pengurus rumah lainnya tengah sibuk membersihkan rumah dan menata sebagian ruangan. Bukan tanpa alasa mereka melakukan kegiatan tersebut. Itu semua dikarenakan sang tuan rumah akan melakukan perjamuan makan malam dengan sosok tamu spesial. Dan juga sekaligus untuk lamaran sang putri tercinta. Meskipun cinta belum menyetujui tentang perjodohan tersebut, tapi mami dan papinya bersikeras agar Cinta dapat menerimanya.
"Sayang... Apakah kamu ada di dalam?" tanya mami Cinta sambil mengetuk pintu kamar putrinya.
"Ya mi...masuk aja, pintu nggak aku kunci kok!" jawab Cinta.
"Cobalah lihat nak, mami telah mengambil sebuah gaun cantik dari butik untukmu!" kata Eliana sambil menyodorkan paperbag kepada Cinta.
"Gaun ini untuk apa mi?" tanyanya.
"Apakah kamu lupa nak? Malam ini Om Julian akan datang kemari untuk makan malam bersama kita," terang mami Cinta "Jangan lupa untuk dandan yang cantik karena nanti jam7 mereka sudah sampai disini!"
"Tapi mi, aku belum menyetujui tentang perjodohan ini!" elak Cinta.
"Maaf sayang, ini semua sudah menjadi keputusan papimu!" Eliana menghela nafasnya "Mami harap kamu bisa menerimanya!"
Eliana kemudian meninggalkan sang putri tercinta itu di dalam kamar sendirian. Dan di balik pintu, ternyata wanita paruh baya tersebut tak kuasa menahan air matanya untuk jatuh mengalir di pipi. Dia tidak ingin memaksakan kehendak kepada putrinya.
Eliana sendiri selalu berharap agar anak gadisnya itu bisa bebas memilih pasangan hidupnya sendiri. Namun sayangnya keputusan sang suami sudah tidak bisa lagi dibantah. Karena suaminya itu pernah bilang, bahwa dia telah berjanji akan menikahkan putri tercintanya kepada anak dari sahabatnya tersebut. Dan juga bagi Surya Kencana sangatlah pantang untuk mengingkari janji.
"Apakah kamu baik-baik saja nak?" tanya Melinda kepada menantu kesayangannya itu.
"Aku tidak apa-apa mama, hanya saja sedikit sedih." jawab Eliana.
"Sabarlah nak! Aku sangat yakin dengan keputusan putraku." jawab Merlinda sambil menggenggam tangan menantunya "Dia sudah benar, dengan menjodohkan Cinta kepada putra sahabatnya."
Eliana hanya mampu tersenyum dengan ucapan sang mertua. Kemudahan kedua orang itu akhirnya pergi meninggalkan depan kamar cinta. Mereka berjalan menuju ke teras belakang untuk menghabiskan waktu berbincang dan menyulam.
"Elia, bolehkah aku bertanya sesuatu?" kata Merlinda membuka percakapan.
"Ya tentu saja ma." jawab Eliana.
"Bagaimana perasaanmu dulu, ketika kami para orang tua menjodohkan kalian yang belum saling mengenal?" tanya Merlinda.
"Dulu aku sedikit takut dan juga bimbang. Dalam hati bertanya, apakah orang itu akan mencintaiku atau tidak?" jawab Eliana sambil mencoba mengenak awal perjodohannya dengan Surya Kencana.
"Tapi ternyata setelah kami menjalani hidup rumah tangga, dia putramu sangat mencintaiku." lanjutnya.
"Dan mungkin itu yang sedang dirasakan oleh putrimu nak?" kata Melinda.
"Dia juga pasti sedang merasakan bimbang seperti apa yang dulu kau rasakan." lanjut nenek Cinta.
Sementara Eliana hanya diam dan mencoba memahami maksud dari mertua itu. Bagaimanapun juga dia adalah korban dari perjodohan orang tuanya. Namun ternyata Eliana dapat hidup bahagia bersama dengan sang suami. Didalam hatinya, Eliana hanya dapat berharap agar sang putri dapat merasakan kebahagiaan yang sama seperti dirinya.
****
Malam telah datang untuk mengantikan terang. Terlihat keluarga Surya Kencana tangah bersiap menunggu tamu mereka di teras rumah. Sementara di halaman rumah nampak sebuah mobil Ferrari dan Mercedez Benz Vito memasuki halaman. Rupanya itu adalah tamu yang sedang ditunggu. Siapa lagi kalau bukan keluarga dari Julian Iskandar.
Setelah sejanak berbasa-basi, mereka akhirnya menuju ke rumah makan untuk melanjutkan makan malam. Dan sehabis itu barulah dilanjutkan untuk membicarakan tentang pertunangan Cintami bersama dengan Sultan.
"Nak apa kamu sudah yakin untuk menerima lamaran dari putra kami Sultan?" tanya Julian kepada Cinta.
Cinta terdiam, kemudian melirik kedua orangtuanya. Sang mami pun menganggukan kepalanya memberikan tanda supaya cinta berkata setuju.
"Iya om, Cinta menerima lamaran dari Sultan." jawab Cinta sambil menghela nafas panjang.
"Terima kasih nak sudah setuju dengan perjodohan ini." balas Julian.
Cinta hanya mampu tersenyum getir karena ketidakmampuannya dalam mempunyai kebebasan untuk memilih pasangan hidupnya sendiri. Dia terpaksa menerima perjodohan tersebut supaya kedua orang tuanya tidak kecewa padanya.
"Baiklah mas, kalau begitu lebih baik kita bicarakan lebih lanjut lagi!" kata Julian kepada Surya.
"Ya, mungkin lebih cepat lebih baik." jawab Surya.
"Tapi bagaimana menurutmu nak Sultan?" tanya Surya kepada Sultan.
"Kalau saya terserah apa kata papa saja om." jawabnya.
Cinta hanya terdiam mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya bersama dengan keluarga Julian. Dia tak banyak bicara sama seperti Sultan yang sesekali hanya menimpali pembicaraan saja. Dia sedikit merasa lega karena kedua orang banyak terlihat sangat bahagia.
"Oh iya nak, tema acara resepsi seperti apa yang kamu mau nanti?" tanya Julian pada Cinta.
"Maaf om, saya hanya ingin acara resepsi yang sederhana saja. Dan yang penting sakral, lalu cukup dihadiri oleh keluarga kita saja." jawab Cinta.
"Tapi nak itu sepertinya tidak mungkin. Kita tidak bisa mengadakan resepsi sederhana karena banyak relasi dan rekan kerja kami yang pasti juga sudah menunggu undangan pernikahan kalian." balas Julian.
"Tetapi menurutku itu juga baik. Kita mengikuti saja apa kata putri ku! Nanti setelah dia lulus kuliah kita bisa adakan resepsi yang lebih besar lagi." kata Surya membuka suara.
"Aku juga setuju dengan kata Cinta pa." saut Sultan.
"Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan. Untuk sekarang kita adakan resepsi dengan sederhana saja." kata Surya.
"Maaf om, bila sudah tidak ada yang dibicarakan lagi saya ijin untuk kembali ke kamar terlebih dahulu." kata Cinta.
"Silakan nak." jawab Julian.
Dengan langkah gontai, Cinta berjalan menuju kamar. Cinta seolah-olah merasa hatinya telah mati. Ada rasa tak rela menikah dengan Sultan Iskandar. Padahal selama ini, pemuda itu terkenal ramah, baik dan dermawan.
Sangat banyak para gadis yang tergila-gila dan berharap bisa menjadi istri dari tuan muda kedua keluarga Iskandar. Namun berbeda dengan Cinta. Wanita itu merasa hatinya seolah tak rela harus punya pendamping hidup seorang Sultan.
Sementara itu diruang tamu, para tamu keluarga Kencana telah pamit pulang. Setelah menetapkan acara pernikahan Cinta dan Sultan akan dilaksanakan dua bulan lagi. Dan sebelum itu, Minggu depan akan di adakan acara pertunangan mereka terlebih dahulu.
Dan kini, Cinta hanya bisa pasrah untuk semua menghadapi kenyataan ini. Mungkin memang sudah menjadi takdir Cinta untuk menikah dengan lelaki pilihan papinya itu. Kini dia mulai berandai-andai, bila saja dia hanya anak dari orang biasa. Mungkin bisa saja Cinta dapat memilih pasangan hidup sendiri. Tanpa harus terikat dengan pernikahan bisnis.
"Cinta jangan lupa nak, hari ini kamu ada fitting baju di butik untuk acara besok lusa!" kata Eliana mengingatkan sang putri yang telah pergi berlalu meninggalkannya untuk berangkat ke kampus."Iya mami..." jawab Cinta sambil masuk kedalam mobilnya.Hanya butuh waktu 15 menit Cinta telah sampai di kampusnya. Gadis cantik yang baru genap 19 tahun itu pun kemudian memarkirkan mobilnya dan menuju ke kelasnya.Setelah jam mata kuliahnya usai, Yuliana Christie sahabat Cinta menghampirinya untuk makan di kantin. Mereka terlihat sangat asyik mengobrol."Pulang kampus kita nonton yuk!" ajak Yulia."Nggak bisa, aku nanti harus ke butik buat fitting baju untuk acara besok lusa." jawab Cinta."Apa kamu sudah serius dengan keputusanmu?" tanya Yulia meyakinkan sahabatnya itu."Sepertinya..." jawab Cinta kembali."Baiklah Salene jika itu sudah menjadi keputusanmu. Aku hanya bisa mendoakan saja." kata Yulia.Mereka pun melanjutkan maka
"Belajar yang rajin ya sayang! Nanti sepulang sekolah mami jemput." Kata Eliana kepada putrinya saat mengantarnya ke depan pintu sekolah. Putri kecilnya itu hanya mengangguk dan berjalan menuju kelasnya dengan kesal dan cemberut.Gadis cantik yang baru genap 4 tahun itu bernama Selene Cintami Rosmalia. Dialah putri dari Surya Kencana dan Eliana Haris yang terkenal sebagai pebisnis konvensi. Anak perempuan itu bahkan digadang-gadang akan menjadi pewaris tunggal dari Kencana Group dan PT HZ milik ibunya.Dan kini si cantik Cinta tengah duduk sendiri di bangku taman kanak-kanak. Dia memandang jauh ke depan, dimana teman-temannya saat ini sedang bermain."Kenapa kamu disini?" tanya seorang anak laki-laki yang kemudian duduk di sebelah Cinta."Aku hanya sedang merasa bosan." jawab Cinta dengan lesu."Apakah kamu mau coklat?" tawarnya."Apakah aku boleh memakannya?" tanya Cinta yang diangguki oleh anak laki-laki itu. Kemudian Cinta menerima
Gerimis rintik-rintik nampak membasahi bumi di kala pagi menyambut indahnya esok hari. Membuat para insan enggan untuk bergegas meninggalkan ranjang empuk milik mereka. Sementara anak lelaki yang sangat tampan tengah bersiap dengan sweater dan juga syal di lehernya untuk menuju ke bandara. Hari ini Kalabiru bersama dengan keluarganya akan meninggalkan Indonesia untuk pindah ke Belanda. Pada awalnya biru sangat menolak untuk pergi, dia juga bersikeras untuk tetap tinggal di sini meskipun hanya dengan para pengasuh di rumahnya. Tapi mama dan papanya tidak mengizinkan untuk Biru tetap tinggal di Indonesia sendiri. "Kenapa kita harus pindah ke Belanda? Aku ingin di sini mah!" tanya Biru kepada ibunya. "Tapi nak perusahaan papamu membutuhkan dia di sana." jawab ibu Biru. "Biarkan papa saja yang disana, kenapa kita harus ikut kesana mah?" ujar Biru kembali. "Tidak bisa sayang, di mana papamu menetap kita harus mengikutinya." jawab Kalina. Ka
15 tahun kemudianSalene Cintami Rosmalia tahun ini sudah genap berusia 19 tahun. Dia pun sekarang sedang menjadi mahasiswa semester 4 di sebuah universitas ternama di Jakarta dengan mengambil jurusan design."Nak setelah makan malam, ada yang ingin papi dan mami sampaikan." kata Eliana."Baik mi..." jawab Cinta.Dan kini setelah menyelesaikan makan malam, Cinta beserta kedua orang tuanya duduk di ruang keluarga. Agaknya ada hal yang sangat penting yang akan mereka bicarakan."Sayang papi rasa kamu sekarang sudah besar." ucap Surya membuka pembicaraan."Kamu juga tumbuh menjadi wanita yang cantik nak." saut Eliana."Jadi maksudnya mami dan papi apa ya?" tanya Cinta penuh selidik."Begini sayang, papi sedang menjalin kerjasama dengan rekan papi." Surya menjeda kata-katanya dan menarik nafas dalam-dalam "Kamu pasti kenal dengan om Julian Iskandar?""Om Julian papanya Sultan kan ya pi?" tanya Cinta memastikan."Iya s
"Cinta jangan lupa nak, hari ini kamu ada fitting baju di butik untuk acara besok lusa!" kata Eliana mengingatkan sang putri yang telah pergi berlalu meninggalkannya untuk berangkat ke kampus."Iya mami..." jawab Cinta sambil masuk kedalam mobilnya.Hanya butuh waktu 15 menit Cinta telah sampai di kampusnya. Gadis cantik yang baru genap 19 tahun itu pun kemudian memarkirkan mobilnya dan menuju ke kelasnya.Setelah jam mata kuliahnya usai, Yuliana Christie sahabat Cinta menghampirinya untuk makan di kantin. Mereka terlihat sangat asyik mengobrol."Pulang kampus kita nonton yuk!" ajak Yulia."Nggak bisa, aku nanti harus ke butik buat fitting baju untuk acara besok lusa." jawab Cinta."Apa kamu sudah serius dengan keputusanmu?" tanya Yulia meyakinkan sahabatnya itu."Sepertinya..." jawab Cinta kembali."Baiklah Salene jika itu sudah menjadi keputusanmu. Aku hanya bisa mendoakan saja." kata Yulia.Mereka pun melanjutkan maka
Sore ini kediaman Surya Kencan terlihat sangat ramai. Para bibi dan juga pengurus rumah lainnya tengah sibuk membersihkan rumah dan menata sebagian ruangan. Bukan tanpa alasa mereka melakukan kegiatan tersebut. Itu semua dikarenakan sang tuan rumah akan melakukan perjamuan makan malam dengan sosok tamu spesial. Dan juga sekaligus untuk lamaran sang putri tercinta. Meskipun cinta belum menyetujui tentang perjodohan tersebut, tapi mami dan papinya bersikeras agar Cinta dapat menerimanya."Sayang... Apakah kamu ada di dalam?" tanya mami Cinta sambil mengetuk pintu kamar putrinya."Ya mi...masuk aja, pintu nggak aku kunci kok!" jawab Cinta."Cobalah lihat nak, mami telah mengambil sebuah gaun cantik dari butik untukmu!" kata Eliana sambil menyodorkan paperbag kepada Cinta."Gaun ini untuk apa mi?" tanyanya."Apakah kamu lupa nak? Malam ini Om Julian akan datang kemari untuk makan malam bersama kita," terang mami Cinta "Jangan lupa untuk dandan yang can
15 tahun kemudianSalene Cintami Rosmalia tahun ini sudah genap berusia 19 tahun. Dia pun sekarang sedang menjadi mahasiswa semester 4 di sebuah universitas ternama di Jakarta dengan mengambil jurusan design."Nak setelah makan malam, ada yang ingin papi dan mami sampaikan." kata Eliana."Baik mi..." jawab Cinta.Dan kini setelah menyelesaikan makan malam, Cinta beserta kedua orang tuanya duduk di ruang keluarga. Agaknya ada hal yang sangat penting yang akan mereka bicarakan."Sayang papi rasa kamu sekarang sudah besar." ucap Surya membuka pembicaraan."Kamu juga tumbuh menjadi wanita yang cantik nak." saut Eliana."Jadi maksudnya mami dan papi apa ya?" tanya Cinta penuh selidik."Begini sayang, papi sedang menjalin kerjasama dengan rekan papi." Surya menjeda kata-katanya dan menarik nafas dalam-dalam "Kamu pasti kenal dengan om Julian Iskandar?""Om Julian papanya Sultan kan ya pi?" tanya Cinta memastikan."Iya s
Gerimis rintik-rintik nampak membasahi bumi di kala pagi menyambut indahnya esok hari. Membuat para insan enggan untuk bergegas meninggalkan ranjang empuk milik mereka. Sementara anak lelaki yang sangat tampan tengah bersiap dengan sweater dan juga syal di lehernya untuk menuju ke bandara. Hari ini Kalabiru bersama dengan keluarganya akan meninggalkan Indonesia untuk pindah ke Belanda. Pada awalnya biru sangat menolak untuk pergi, dia juga bersikeras untuk tetap tinggal di sini meskipun hanya dengan para pengasuh di rumahnya. Tapi mama dan papanya tidak mengizinkan untuk Biru tetap tinggal di Indonesia sendiri. "Kenapa kita harus pindah ke Belanda? Aku ingin di sini mah!" tanya Biru kepada ibunya. "Tapi nak perusahaan papamu membutuhkan dia di sana." jawab ibu Biru. "Biarkan papa saja yang disana, kenapa kita harus ikut kesana mah?" ujar Biru kembali. "Tidak bisa sayang, di mana papamu menetap kita harus mengikutinya." jawab Kalina. Ka
"Belajar yang rajin ya sayang! Nanti sepulang sekolah mami jemput." Kata Eliana kepada putrinya saat mengantarnya ke depan pintu sekolah. Putri kecilnya itu hanya mengangguk dan berjalan menuju kelasnya dengan kesal dan cemberut.Gadis cantik yang baru genap 4 tahun itu bernama Selene Cintami Rosmalia. Dialah putri dari Surya Kencana dan Eliana Haris yang terkenal sebagai pebisnis konvensi. Anak perempuan itu bahkan digadang-gadang akan menjadi pewaris tunggal dari Kencana Group dan PT HZ milik ibunya.Dan kini si cantik Cinta tengah duduk sendiri di bangku taman kanak-kanak. Dia memandang jauh ke depan, dimana teman-temannya saat ini sedang bermain."Kenapa kamu disini?" tanya seorang anak laki-laki yang kemudian duduk di sebelah Cinta."Aku hanya sedang merasa bosan." jawab Cinta dengan lesu."Apakah kamu mau coklat?" tawarnya."Apakah aku boleh memakannya?" tanya Cinta yang diangguki oleh anak laki-laki itu. Kemudian Cinta menerima