Beda dengan Ya'qub berkata serta bertindak santai, istrinya malah panik setelah mendengar kata kupu-kupu. Sontak saja gadis itu menolehkan kepalanya ke arah belakangnya, matanya langsung di suguhkan dengan melihat kedua sayap berwarna kekuningan yang bergerak-gerak mengepak milik dari seekor binatang yang tidak pernah ia sukai, itulah kupu-kupu. Sebenarnya tidak semata-mata itu yang ia lihat, melainkan juga ada tangan kekar Ya'qub yang berkulit putih bersih yang tengah mendekat dengan gerakan mengusir ke arah kupu-kupu itu. Namun, fokus Nayyara tertuju hanya kepada binatang yang berasal dari ulat kemudian berubah jadi kepompong baru tampil dengan nama kupu-kupu itu karena ketidaksukaannya kepadanya. Mata Nayyara tadinya hanya menatap waspada kepada kupu-kupu itu, ia hanya sedang menunggu apakah tindakan Ya'qub untuk mengusir binatang itu berhasil dengan maunya sang kupu-kupu pergi dari kaca mobil Ya'qub. Namun, mata Nayyara dibuat semakin membelalak tatkala kupu-kupu itu beranjak dar
"Dia udah pergi keluar," tutur Ya'qub memberitahu sekalipun orang yang ia ajak bicara tidak bertanya, sebab Ya'qub tahu gadis di pelukannya ini memerlukan pemberitahuan itu. Dia yang dimaksud Ya'qub tentu saja sesuatu yang mana sejak tadi menjadi topik fokus mereka gegara terus menerus mendekati Nayyara yang padahal membencinya, itulah si kupu-kupu bersayap kekuningan. "Hiks... Hiks..."Isakan Nayyara masih belum selesai, ada sesenggukan yang masih membekas di bibirnya, posisinya pun masih tidak berubah, sentiasa memeluk suaminya sampai kini. Ada perasaan yang beda ketika dia memeluk Ya'qub dan memeluk Arthan-pacarnya. Setiap Nayyara berpelukan dengan Arthan memang selalu ada nyaman yang ia dapatkan, namun memeluk Ya'qub tidak hanya nyaman tapi juga tenang pun dia temukan. Sesenggukan yang Nayyara rasa membuat tubuhnya akan terasa lemah jika dia sendiri, menjadi alasan mengapa Nayyara belum berniat melepaskan pelukan, sebab dengan bersandar di dadanya Ya'qub dirinya merasa seperti
Meski tidak pernah ada pernyataan apalagi penjelasan lebih mengenai satu kata itu, tetapi Ya'qub cukup paham gegara Nayyara baru-baru ini selalu menyebutnya dengan sebutan itu berulang kali, pasti teriakan Nayyara itu tertuju untuknya, lagipula untuk siapa lagi selain dirinya? Namun, teriakan Nayyara itu terdengar tidak sopan, pasalnya terlalu berlebihan dan berteriak seperti itu di ketika ada orang lain di dekatnya. Bukankah itu jatuhnya adalah memalukan? Sepertinya banyak hal yang harus Ya'qub perbaiki dari Nayyara, ia harus pelan-pelan bahkan sedikit demi sedikit memberikan nasehat agar Nayyara bisa berubah menjadi lebih baik, sehingga sifat-sifat nya yang kurang patut sebagai seorang muslimah bisa berkurang dan akhirnya semoga saja menghilang. Sudah kenal Nayyara dari SMP hingga sampai SMA yang mana artinya selama sekitar enam tahunan mereka berinteraksi, ditambah lagi dalam waktu enam tahun itu tidak satu tahun pun mereka berbeda kelas, selalu saja di kelas yang sama. Ya'qub t
"A-ansel hanya menceritakan tentang obsessive compulsive disorder yang ia derita, dan kegiatannya sehari-hari di samping sambil menyandang penyakit yang ia derita itu. Tidak pernah sekalipun kudengar cerita darinya baik tentang masa lalunya ataupun mengenai latar belakangnya. Kami sentiasa bungkam atas cerita mengenai dua pembahasan itu," tutur gadis berhijab hitam panjang dan lebar itu jujur. Di bajunya bagian pergelangan tangan ada bercak berwarna merah bekas cairan berwarna serupa, ia memang belum ada menggantinya dikarenakan belum ada masuk ke ruang VVIP tempatnya dirawat dan semua baju-bajunya di simpan juga. "Benarkah? Atau justru kamu yang tidak mengingatnya?" tanya pria berkacamata di hadapannya dengan nada menyelidik. Ada nada tidak percaya juga di dalam kalimatnya itu. Di belakang pria itu ada dua orang lelaki yang sepertinya berusia tiga puluhan, keduanya mengenakan pakaian serba hitam juga tidak lupa kacamata berwarna hitam menutupi kedua mata masing-masing dari mereka.
Pergerakan langkah kaki gadis yang mengenakan kulot berwarna coklat dan baju kaos tangan pendek berwarna senada itu terhenti begitu saja, bukan tidak ada penyebab, ada seorang pria yang ternyata baru disadari oleh keduanya mengenakan baju yang berwarna sama, yakni coklat, hanya beda jenis pakaiannya saja, si gadis memakai baju kaos lengan pendek lagi, sedangkan si pria sweater yang tentunya lengannya panjang. Pria itu mencekal lengan si gadis, tidak terlalu kencang dan menyakiti, hanya sekedar sampai membuat si Nayyara menghentikan langkah belaka."Cobalah lebih halus dan sopan," bisik Ya'qub memberikan teguran tepat di telinganya Nayyara. Sengaja ia berbisik karena kalimat yang ia lontarkan itu adalah suatu kalimat teguran, dan tidak sepantasnya orang lain mendengar dia menegur istrinya. Sebab seorang muslim seharusnya memberikan nasehat ataupun teguran kepada orang lain tidak di hadapan orang banyak, tidak di depan umum. Mengapa? Karena demi menjaga nama baik orang yang dinasehati
"Kok lo aneh gitu sih? Sok-sokan bersedekap dada terus, di sini cuma ada gue, lo kebelet banget ya tampil berwibawa di depan gue?"Cerocosan panjang Nayyara tidak Ya'qub pedulikan, pria itu terus saja berjalan menuju mobil dengan posisi tangan seperti yang gadis itu sebutkan, yakni bersedekap di dada. "Ih gue ga suka dicuekin!" Bersamaan dengan kalimat itu terdengar di telinganya Ya'qub, sebuah tangan menarik lengannya dengan keras, keadaannya yang memang sedang tidak siap dan tidak fokus itu pun membuat tangannya yang bersedekap itu terbuka. Dan... "Bwahaha!" gelak tawa Nayyara tidak bisa ditahan melihat kondisi baju Ya'qub yang terlihat menyedihkan. Bagaimana tidak terlihat menyedihkan? Di sweater coklat milik Ya'qub itu tepatnya di bagian dadanya ada dua robekan di kanan dan di kiri. Tentu saja kondisi itu menghasilkan tertawaan di wajahnya Nayyara, masa orang kaya seperti Ya'qub ini mengenakan pakaian yang robek? "Lo gak nanya kenapa gue ketawa?" Nayyara bertanya dan menghara
"Udah deh! Lo kepanasan apa di pagi hari begini lepas baju?!" tanya Nayyara ngegas. "Ganti baju, dari tadi lo hina pake baju robek, padahal gegara lo juga," jawab Ya'qub datar. Astaga, ternyata itulah penyebab mengapa Ya'qub melepaskan sweater coklatnya begitu saja di mobil ini ternyata. "Yaelah baperan juga ternyata lo jadi manusia, gue komentarin dikit langsung berdampak!" ejek Nayyara. "Tidak semata-mata itu, gak pantes juga gue pake baju robek nyamperin abi umi." Ya'qub membela diri dari ejekan nya Nayyara. "Itu sadar kalo baju robek gak sepatutnya dipake! Kok telanjang dada lo sebut bagus?" heran Nayyara ingat dengan kejadian beberapa menit yang lalu ketika ia baru saja masuk mobil dan memekik tatkala melihat dada dan perut ala roti sobek milik Ya'qub yang terekspos sempurna. "Kapan?" tanya Ya'qub tidak ingat. Mendengar pertanyaan itu Nayyara menahan kesal, bisa-bisanya Ya'qub tidak ingat? Bukan apa-apa, masalahnya dikarenakan Ya'qub bertanya begitu selain Nayyara dipaksa
Dua orang insan yang sepasang dan kebetulan berstatus pasangan itu berdiri tegak menatap pintu utama sebuah rumah sakit yang ada di depan mereka. Entah bagaimana menjelaskannya, padahal si pria sudah mengganti bajunya yang tadinya sweater menjadi baju kaos, tetapi dua warna pakaiannya yang ternyata kebetulan sama-sama coklat, membuatnya dengan si gadis berpakaian dengan warna yang masih senada. Malahan samanya jenis pakaian mereka kini yakni sesama baju kaos lengan pendek membuat pakaian mereka kelihatannya jatuh kepada couple ketimbang hanya kebetulan berpakaian berwarna sama. "Ngapain abi umi di sini?" tanya Nayyara, kedengarannya teramat polos sekali. Selain karena polos itu dan merasa jawabannya seharusnya sudah tertebak, Ya'qub pun enggan memberikan jawaban dan langsung masuk ke rumah sakit itu juga. Sambil berjalan pikiran Ya'qub tidak kosong, dia sedang sibuk memikirkan sesuatu, Ya'qub kira sebagaimana ia masuk pertama kali ke rumah sakit ini, dia juga akan selalu masuk ke si