Share

Bab 43 Permintaan Dion

last update Last Updated: 2025-02-04 20:50:18

“Ehm, malah melamun. Tadi Kak Risma datang kasih surat apa, Kak?” tanya Kenanga membuyarkan lamunan Devano.

“Ehem, akh!” Devano pura-pura terbatuk. “Kok dingin ya, em itu dia kasih surat …”

“Sudahlah, aku sudah trauma berurusan dengannya, Kak. Dendamnya ke aku begitu besar. Bukan gara-gara Dion saja, tapi karena Tante Evi meninggal dikira Mama penyebabnya!”

Devano menghembuskan napas lega, lalu bangkit dan memutar kursi roda. “Dia akan mencari gara-gara terus. Makanya aku berharap kamu bisa lawan dia. Kasihan banget sebenarnya, dia lagi hamil, tapi tidak tobat juga! Aku tidak nyangka jika sifatnya akan sebar-bar itu, Ken.”

“Kak, apakah aku mampu memimpin Chis Garment?” tanya Kenanga ragu.

“Mampu saja dan harus mampu, Ken! Kamu kan punya basic usaha sendiri. Beda dengan aku yang tidak mungkin terjun ke dunia bisnis. Yang ada otakku malah lemot. Aku sudah bahagia menjadi dokter, Ken!”

“Dokter malah rumit, harus genius baru bisa jadi dokter.”

“Berarti aku genius, ya? Baru sadar!” sahut D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 44 Jangan Tinggalkan Aku

    “Dokter Hendra, apa maksudnya?” tanya Kenanga pada dirinya sendiri.Bi Sumi yang ada di sebelahnya, hanya terdiam sembari menatap kepergian Dion. Dalam hati wanita itu mengutuk Dion yang selalu saja memanfaatkan situasi demi keinginannya. “Jangan dengarkan, Pak Dion dan Risma akan selalu mencari cara menjatuhkan Mas Dev. Kalau Mas Devano tidak serius denganmu, mana mungkin dia selalu ada untukmu, Neng!” Tampak Kenanga mengangguk kecil meskipun dalam hati penasaran dengan dokter Hendra. Apalagi, Kenanga pernah bertemu dokter senior itu sedang berbicara sesuatu yang aneh pada Devano.“Bi, apakah Kak Devano ada masalah di rumah sakit, ya? Apa dia punya cewek dan …”“Ah, mulai berprasangka buruk, kan? Jangan termakan omongan Pak Dion, Neng!” sergah Bi Sumi tidak suka. “Untuk lebih jelasnya tanya saja sama Mas Devano nanti!” “Iya, Bi, tapi kalau aku tanya nanti Kak Dev akan ngamuk sama Dion.”“Biarkan saja, itu kan harga yang harus dibayar Pak Dion punya mulut lemes. Lagian kalian itu s

    Last Updated : 2025-02-05
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 45 Bullyan

    "Kak, aku takut.” Lingkaran tangan Kenanga semakin kencang saja. Devano membuka mata, lalu berbalik dan memeluk wanita itu. “Apa yang kamu lakukan di sini? Ada masalah?” tanya Devano mulai cemas meskipun tidak meragukan kredibilitas dokter Hendra. Kenanga mendongak karena memang tinggi Kenanga hanya sebatas bahu Devano. Lalu, pandangan Kenanga tertuju pada pakaian yang digunakan Devano. Buru-buru Kenanga melepaskan diri dari pelukan Devano. “Kak Dev habis operasi, ya?” tanyanya. “Bukan, Sayang. Tapi membantu ibu-ibu lahiran!” jawab Devano jujur. Seketika, raut wajah Kenanga menjadi masam. Membayangkan apa yang dilakukan Devano ketika menolong ibu-ibu yang melahirkan. Selanjutnya di benak Kenanga dipenuhi pertanyaan. Mengapa harus menjadi dokter obgyn? Bukankah masih banyak jurusan yang lain? Kenanga lantas menghembuskan napas kasar yang membuat alis Devano naik sebelah. Tak! Kenanga meringis sambil melotot ketika Devano menjentikkan jarinya di kening. “Sakit tahu!”

    Last Updated : 2025-02-06
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 46 Insiden

    “Iya, betul. Anakku cakep, lulusan luar negeri, berpendidikan. Mau dilamar pilot saja tidak mau, takut diselingkuhi karena sering LDR. Cocoknya ya, dapat dokter atau pengusaha gitu!” cerocos salah satu ibu sambil memperhatikan cincin yang bertebaran di empat jarinya.Ucapan itu diangguki ketiga temannya. Mereka lantas tertawa cekikikan di situ. Devano segera mengajak Kenanga mencari tempat duduk yang masih kosong. Namun, Kenanga justru bergeming.“Memang benar ya, jaman sekarang itu banyak laki-laki maunya dapat janda supaya lebih pengalaman!”Brak! Kenanga tidak tahan lagi, lalu menggebrak meja. Sontak, beberapa orang langsung melihat ke arah Devano dan Kenanga.Devano pun terkejut, lalu meraih kepala Kenanga ke dadanya. Kenanga segera menyingkirkan lengan Devano pelan, lalu berdiri di depan ke-empat ibu tadi.Tanpa basa-basi, Kenanga segera meraih gelas berisi air es teh dan menyiramkan pada keempat ibu rempong itu.Byur!“Dasar perempuan gila!” maki salah satu dari mereka sambil me

    Last Updated : 2025-02-07
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 47 Semakin Minder

    Kenanga menatap Devano dengan cemas. Devano memberi isyarat tangan untuk diam, lalu dia bangkit dan melangkah ke jendela. Disibaknya gorden sedikit, lalu Devano menarik napas lega.Devano segera membuka pintu dan tersenyum pada seorang driver go food.“Ya, Allah, sampai lupa, Pak. Hujan-hujanan begini, Pak?” tanya Devano memperhatikan laki-laki paruh baya yang mengenakan jas hujan.Di luar memang masih hujan, tetapi tidak sederas tadi. Devano lantas kembali memasuki ruangan dan mengambil uang lebih banyak.“Maaf ya, Pak.”“Lho, Dok, ini kebanyakan banget!” ungkap bapaknya dengan tangan gemetar karena memegang uang lima ratus ribu.Devano tersenyum. “Tidak apa-apa, rezeki Bapak. Sudah malam, mungkin Bapak waktunya pulang!” ucapnya terenyuh.Driver go food itu pun tersenyum sembari mengucapkan terima kasih berkali-kali. Devano kembali tersenyum dan menutup pintu. Dia menghidu aroma bakso yang menggiurkan. “Ken, makan yuk, Sayang!” ajak Devano sembari mendekati Kenanga yang berdiam di t

    Last Updated : 2025-02-08
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 48 Ditalak

    "Ris, kamu selalu saja begitu. Sejak dulu selalu bilang akan membebaskan aku. Nyatanya?” protes Dewi.“Diam, aku sudah muak!” sentak Risma lagi. “Terlalu banyak bicara kamu. Cepat buatkan aku teh!” perintahnya tanpa peduli melihat tubuh ringkih Dewi yang kelelahan.Dewi hanya menurut daripada disiksa anak buah Risma. Berkali-kali, Dewi beristighfar dalam hati meminta kekuatan fisik dan mental. Dion menatap miris pada Risma, lalu menggeleng samar.“Ris, sebentar lagi kamu lahiran lho, Sayang. Kurangi marah-marahnya. Biar aku yang buatin teh, ya!” ucap Dion lembut.“Terserah deh, dari dulu kamu memang jadi anak kesayangan Perempuan Tua itu!”Dion segera ke dapur bermaksud membantu Dewi. Dewi tampak kebingungan melihat beberapa kotak teh. Lalu, Dion mengambil salah satu kotak dan memberikan pada Dewi.“Dia suka teh ini, Tante!” ucap Dion. “Biar saya saja yang buatin!” tawarnya kemudian. Dewi mengangguk, sedangkan Dion tidak enak hati dengan perlakuan Risma. Apalagi melihat wajah Dewi ya

    Last Updated : 2025-02-09
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 49 Kembalinya Dewi

    “Ken, Tante Dewi!” ucap Dion lirih.“Mam–Ma, tidak mungkin. Mama kan sud–”“Kenanga, Ken, anak Mama!”Kenanga mematung menatap tubuh kurus Dewi. Tanpa disadari air mata kedua wanita itu pun sudah jatuh ke pipi. Lantas Kenanga menampar pipinya sendiri. Sakit! Jelas ini bukan mimpi. Wanita yang berbaring di atas brankar itu adalah Dewi Kumala. Sang mama yang dinyatakan meninggal dalam kecelakaan tragis beberapa bulan lalu.“Ma, apakah Ken bermimpi?” Kenanga segera memeluk wanita tua yang tampak tidak terurus itu. Sangat jauh berbeda. Dulu kulit Dewi tampak cerah karena dirawat dengan baik. Kini wanita itu terlihat sangat tua dengan pipi tirus dan kedua mata cekung. Rambutnya pun telah berubah putih.Tidak kuasa menahan diri, Kenanga menangis di pelukan Dewi. Kedua orang itu pun lantas menangis, begitu juga Rini, sekretarisnya. Dion tampak mendongak dengan mata mengerjap berkali-kali menyembunyikan air matanya.“Kenanga, apa kabarmu, Sayang?” tanya Dewi sambil mengusap air mata di pipi

    Last Updated : 2025-02-09
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 50 Salah Paham

    Sejenak, Kenanga tersadar lalu melangkah cepat keluar dari ruangan. Namun, dia sudah tidak menemukan keberadaan Devano. Kenanga bermaksud menelepon Devano. Dia termangu mendapati empat panggilan tidak terjawab dari Devano beberapa saat yang lalu. Lalu, Kenanga berusaha menghubungi Devano, tetapi di-reject oleh laki-laki itu.“Ya Allah, salah paham kan!” Kenanga menggigit bibir bingung, lalu mondar-mandir di depan ruangannya.Di saat yang sama, Dewi meminta Kenanga datang ke rumah sakit. Kepergian Kenanga tanpa disadari diikuti oleh Devano. Laki-laki itu bermaksud menjenguk Dewi bersama Kenanga.Namun, niat baik Devano urung terlaksana karena sesampai di lobby, Dion sudah menyambut Kenanga sembari tersenyum.“Yon, kamu di sini? Gimana kabarnya Risma, sudah ketemu?” tanya Kenanga.Dion menggeleng pelan, lalu memperlihatkan sesuatu di handphonenya ke arah Kenanga. Kenanga mengangguk sembari tersenyum, lalu mengikuti Dion memasuki koridor rumah sakit. Mereka tampak berbicara serius dan s

    Last Updated : 2025-02-09
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 51 Risma Kembali Berulah

    "Duh, kakiku!” pekik perempuan itu sembari mengusap mata kakinya.Devano tampak ragu, lalu menutup tabletnya dan mengambil obat di mobil. Meninggalkan perempuan itu yang tersenyum penuh arti menatap kepergiannya. “Ganteng banget dan aromanya maskulin. Kelihatan dia orang kaya!” ucap perempuan itu sembari memijit kakinya.“Maaf ya, saya obati dulu, takutnya terkilir!” Devano memang tidak bisa membiarkan orang lain kesakitan. Tiba-tiba dia teringat dengan Kenanga yang butuh waktu beberapa minggu untuk sembuh. Mengingat Kenanga, membuat Devano mendengus lirih. Dia segera mengoleskan salep pada kaki perempuan itu, lalu kembali memasukkan obat tersebut ke kotaknya.“Sudah, semoga lebih baik!” ucap Devano lalu kembali duduk.Perempuan itu mengangguk dan memanggil temannya untuk membantu berjalan. Devano tersenyum sekilas ketika kedua perempuan itu mengucapkan terima kasih.“Ganteng banget dia. Sepertinya orang kaya. Dilihat dari penampilannya.” “Kamu pura-pura terkilir, kan?” tanya tema

    Last Updated : 2025-02-13

Latest chapter

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Ekstra Part Terakhir

    Kenanga tersenyum tulus. “Tentu aku ridha dan bahagia, Kak,” jawabnya, lalu mendongak menatap Devano. “Kita lanjutkan hidup ini dengan saling memaafkan dan menjadi keluarga, ya, Sayang!” lanjut Kenanga sambil mengusap lengan Devano dengan lembut. Dion bisa melihat tatapan penuh cinta Kenanga pada Devano. Tidak bisa dipungkiri, ada perasaan cemburu yang masih bercokol di hati menyaksikan kebahagiaan Kenanga dan Devano. Namun, berkali-kali Dion menyadarkan diri jika membiarkan rasa cemburu itu sesuatu yang salah. Kenanga benar, mereka harus melanjutkan hidup dengan pasangan masing-masing. Seketika, Devano mengangguk menyetujui ucapan istrinya. “Tentu saja. Tidak mungkin kita musuhan terus, apalagi ada Carla di antara keluarga ini, kan? Katakan padaku, Yon, kapan kalian menikah. Kami yang siapkan tempat resepsinya.” “Em, biar Risma yang menentukan, Dev,” jawab Dion sembari menatap Risma. “Aku tidak ingin pesta mewah, lebih baik uangnya untuk keperluan Carla nanti,” ucap Risma s

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Ekstra Part 2

    Tiba-tiba perasaan takut itu memenuhi relung hati Kenanga. Dia menunduk, menatap Dzevad yang masih menyusu. Sedangkan Mbak Ayu masih berdiri di ambang pintu menunggu perintah dari bosnya. Dia juga ikut sedih jika Carla dibawa pergi oleh orang tua kandungnya.Pasalnya, kehadiran Carla di dalam keluarga kecil Devano, menjadi hiburan tersendiri. Terlebih ketika Dzevad belum lahir. Merawat Carla dari usia bayi, tentu menimbulkan kedekatan batin pada Devano dan Kenanga. Itu juga yang dirasakan para ART.Mereka juga menganggap Carla seperti anak sendiri, tanpa memandang masa lalu orang tua bocah itu. Bahkan, Devano dan Kenanga dengan bangga memajang foto keluarga bersama Carla di dalamnya.“Apa yang harus kulakukan, Mbak?” tanya Kenanga lirih.Momen ini cepat atau lambat pasti terjadi. Namun, Kenanga tidak menyangka jika mereka datang begitu cepat. Rasanya Kenanga belum siap kehilangan Carla. Dan mungkin tidak pernah siap.“Bu, mungkin mereka hanya ingin melihat baby Dzevad. Rasanya tidak m

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Ekstra Part 1

    "Carla pas ulang tahun nanti minta kado apa, Sayang?” tanya Kenanga sambil mengusap rambut putri cantiknya.Beberapa hari lagi, usia Carla tepat tiga tahun. Bocah berwajah cantik itu menatap polos pada Kenanga, lalu jari telunjuknya mengetuk dagu dengan gerakan ala orang dewasa yang sedang berpikir.Melihat tingkah lucu Carla, Kenanga tertawa kecil, kemudian memeluk bocah itu. Seperti biasa, Carla selalu menghadiahi ciuman gemas di pipi setiap mendapat pelukan dari mamanya.Sejenak, senyum Kenanga memudar ketika teringat sesuatu. Hari ini Risma mendapat kebebasan bersyarat dari tahanan. Sedangkan Dion justru sudah bebas beberapa Minggu yang lalu. Itu artinya? Kenanga menggeleng tanpa sadar jika mengingat keberadaan Carla. Ya, sesuai perjanjian dulu, Dion dan Risma bisa mengambil Carla kapan pun setelah mereka bebas.Namun, hari ini menjelang ulang tahun yang ke-3 Carla, Kenanga akan kehilangan anak asuhnya itu. Ada rasa takut dan tidak rela Carla pergi dari kehidupan mereka. Kenanga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 72 Tamat

    “Tunggu, Sayang!” pinta Devano ketika melihat Kenanga bersiap kembali turun.Devano meraih tangan Kenanga dan memintanya duduk di sisi tempat tidur. Laki-laki itu mengambil sesuatu dari dalam laci nakas sebelah kiri ranjang. Lantas dia ikut duduk di samping Kenanga.Pandangan Kenanga tertuju pada kotak berwarna biru navy di pangkuan Devano. Tidak ingin istrinya penasaran terlalu lama, Devano membuka kotak itu.Ternyata isinya satu set perhiasan emas putih dan sebuah display key mobil mewah. Devano meraih tangan Kenanga dan meletakkan kotak perhiasan itu di sana.“Ini hadiah pernikahan dariku, kamu yang simpan. Kamu nyonya rumah ini, jadi, mulai sekarang jangan canggung lagi!”Kedua mata Kenanga berkaca-kaca. Tidak hanya diperlakukan seperti ratu, tetapi dimanjakan dengan berbagai kemewahan dari Devano.“Aku akan mengikuti semua aturan kepala keluarga di rumah ini, selagi itu benar. Kuharap ini adalah pernikahan terakhir kita, Mas,” ucap Kenanga, lalu memeluk erat Devano.Di bahu Kenan

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 71 Pernikahan Impian (Menjelang Tamat)

    Langkah Risma diikuti oleh tatapan sendu Kenanga. Wanita itu mengusap matanya yang memanas. Devano merangkul bahu sang istri dengan perasaan bersalah.“Maafkan aku, Sayang,” ucap laki-laki itu lirih.“Aku tidak mempermasalahkan itu, Mas. Cuma merasa aneh saja, kenapa dia langsung menganggapmu special someone?” tanya Kenanga bingung.Memang aneh, jika Risma tidak mengenali Kenanga. Namun, justru merasa begitu dekat dengan Devano. Padahal, dulu Risma sangat membenci Kenanga dan selalu membuat ulah dengan Devano.“Aku juga merasa aneh.” Devano melirik sekitar, kemudian mengajak Kenanga memasuki mobil.Dia tidak ingin Risma kembali melihatnya dan membuat ulah. Sesampai di dalam mobil, Devano tidak juga menjalankan mobilnya. Namun, dia justru menatap ke arah bangunan rumah sakit jiwa itu.“Aku harus mencari cara supaya mendapatkan informasi detail mengenai Risma.”Kenanga langsung menoleh pada suaminya. “Maksud Mas apa?” tanya wanita itu heran.“Sayang, apakah kamu tidak melihat kejanggala

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 70 Kejanggalan

    Deburan ombak di laut lepas sana yang tanpa henti, seolah ikut mengiringi kebahagiaan dua orang di atas tempat tidur itu. Seperti biasa, Devano selalu memuja setiap inci tubuh Kenanga dengan hati-hati. Dia perlakukan Kenanga begitu lembut. Itulah janji Devano, dia memang ingin memperlakukan Kenanga layaknya ratu hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit yang pernah ada. Kenanga tersenyum dan sesekali memejamkan mata, ketika ciuman Devano menghujani wajah lembabnya. Udara di sekitar pantai memang dingin kala malam hari. Namun, tidak bagi pasangan suami istri itu. Tubuh mereka justru basah oleh keringat. Devano menyingkirkan anak rambut Kenanga yang terjuntai ke pelipis, lalu mencium kening wanita itu. “Terima kasih, ya, Mas,” ucap Kenanga dengan tatapan dalam. Sebelah tangan Kenanga memeluk bahu tegap Devano. Keduanya saling pandang penuh cinta dan sesekali balas tersenyum. Devano sedikit menoleh, melirik jam digital di atas nakas. Laki-laki itu terkekeh pelan menyadari waktu s

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 69 Kembali Mengikat Janji

    Kening Devano mengernyit menatap gadis yang hanya senyum-senyum itu. Bila diperhatikan secara seksama, gadis itu memiliki kemiripan dengan Kenanga. Melihat kebingungan di wajah Devano, Kenanga justru tertawa kecil.“Dia Aline, anaknya Tante. Kalian pernah bertemu di kampus, Mas. Aku pernah lihat foto kalian!”Mungkin terlalu sering memberi penyuluhan di beberapa kampus berbeda, membuat Devano tidak bisa mengingat satu persatu. “Oh, ya? Maaf aku tidak bisa mengingatnya, tapi memang seperti pernah bertemu,” ungkap Devano jujur.“Iya, tahun lalu ketika Pak Dokter ke Jogja!” timpal Aline.“Oh, iya. Ternyata kalian bersaudara, ya!”“Kan pas kalian ada masalah, Mbak Ken pulang kampung, Pak. Niatnya menenangkan diri malah nangis melulu!”Kenanga melotot mendengar kejujuran Aline yang tidak bisa menjaga rahasia. Melihat kekesalan kakaknya, Aline nyengir kecil, kemudian meninggalkan pasangan suami istri itu. Sepeninggal Aline, Devano menatap tidak berkedip pada Kenanga. Dia ingin mencari kej

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 68 Memulai Hidup Baru

    “Akan aku pikirkan, demi Carla.” Dion menepuk pelan lengan Devano. “Selamat ya, Dev. Akhirnya, kamulah yang menang. Jangan bodoh sepertiku!” ucapnya dengan suara parau.Devano mengangguk pelan. “Dulu aku titipkan dia padamu karena aku sakit. Sekarang sudah sembuh, maka aku ambil kembali apa yang kutitipkan. Hari Minggu kami akan mengadakan resepsi, jika diizinkan kamu datanglah!” ucapnya lalu bangkit dan merangkul bahu Dion.Kenanga mematung menatap interaksi kedua lelaki yang sama-sama menorehkan cinta di hati itu. Dion terkekeh pelan menutupi rasa sesak di dadanya.Lalu, pandangan Dion berhenti pada Kenanga. “Selamat atas pernikahanmu, Ken. Kamu memang pantas bahagia. Maafkan aku yang gagal total menjadi suamimu!” ucapnya kemudian beranjak dari tempat duduk. Sekali lagi, Dion menatap Devano penuh arti. “Kamu benar-benar hanya menitipkan dia padaku, Dev. Jaga Kenanga kita!” Lantas, Dion mendekati penjaga lapas dan memintanya membawa kembali ke tahanan, tanpa menunggu jawaban Devano.

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 67 Rencana Adopsi

    “Kenanga benar, Yon. Risma mengalami drop mental. Dia membenci anaknya sendiri. Aku tidak yakin jika pihak lapas belum mengabarimu mengenai nasib Carla!” “Carla? Katakan yang jelas, Dev!” Dion tidak sabar lagi.Devano lantas melirik Kenanga di sampingnya. Tampak wanita itu mengangguk, dengan tatapan nanar. Membayangkan bayi mungil yang seharusnya mendapat dekapan dan ASI dari Risma, bernasib tidak beruntung. Memang, luka yang ditorehkan Dion dan Risma begitu dalam di hati Kenanga. Namun, sebagai seorang wanita yang pernah kehilangan calon anak, Kenanga tidak tega melihat bayi itu menderita.“Apa kamu rela jika anakmu dititipkan di panti sosial? Atau mungkin kamu memilih dirawat Bapak dan Ibu di kampung? Apa kamu tidak kasihan dengan Bapak dan Ibu, jika tahu apa yang terjadi sebenarnya?”Tampak raut sedih di wajah Kenanga. Ini kali pertama Kenanga bicara dengan nada ramah dan panjang semenjak mereka bercerai. Kenanga tidak bisa membayangkan betapa sedihnya orang tua Dion jika mengeta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status