Share

Bab 19 Pengakuan

last update Last Updated: 2025-01-14 21:01:37

Kenanga langsung menutup bibirnya mendengar ucapan Devano. Laki-laki jangkung di depannya itu tampak tenang, bahkan ketika Setyo mendengar pengakuan Devano.

"Dokter Devano, jangan main-main dengan perasaan!" ucap Setyo di ambang pintu. "Kenanga itu istri Dion, sahabatmu!" lanjutnya dengan tatapan datar.

Sebenarnya Setyo sudah menduga hal ini pasti terjadi. Dia sudah curiga dengan gelagat Devano yang langsung menjaga jarak dari Kenanga, semenjak wanita itu menikah. Bahkan, Devano sengaja tidak datang di pernikahan Kenanga walaupun Setyo sendiri yang mengundangnya.

Devano segera menurunkan lengan dari sisi tubuh Kenanga. "Maafkan saya, Om. Tapi lebih baik saya jujur dengan perasaan saya," ucapnya tenang.

Kenanga segera beranjak dan berdiri di belakang Setyo. "Papa mau jalan-jalan? Ken antar, ya!" ucapnya.

Kenanga tidak ingin membahas perasaan Devano padanya. Dia masih belum percaya dengan ungkapan Devano. Setyo mengangguk, membuat Kenanga menarik napas lega karena bisa menghindari Devan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 20 Perempuan Tua

    "Ayo, cepat lakukan sebelum dia teriak lagi!" perintah Risma pada seorang laki-laki bayaran.Laki-laki bercambang itu mengangguk patuh. Dia segera mendekati wanita tua yang tidak berdaya di atas ranjang kecil. Dengan cepat, dia ikat tangan perempuan itu ke belakang tubuhnya."Kamu benar-benar binatang, Risma. Tunggu saja sampai Kenanga menyelamatkanku!" teriak perempuan itu penuh amarah.Risma terbahak, "Ha ha ha! Jangan mimpi Perempuan Tua! Apa yang kamu harapkan dari perempuan bodoh itu? Sekarang dia dalam masalah karena Om Setyo masuk rumah sakit karena Kenanga akan bercerai dari Dion!" ejeknya."Mas Setyo ..." Perempuan itu menggumam dengan tatapan tajam ke arah Risma. "Apa yang kalian lakukan pada Kenanga sehingga dia bercerai dari Dion?" tanyanya.Risma tersenyum sinis sembari mengusap perutnya. "Ini adalah buah cintaku dengan Dion. Jadi, Kenanga yang akan Dion singkirkan setelah aku membuatmu gila, Perempuan Tua!" "Sinting!" maki perempuan itu, tetapi tidak bisa berbuat apa-ap

    Last Updated : 2025-01-15
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 21 Sayang....

    "Dion ..." Kenanga menunduk bingung.Di depan sana, Dion menatap dingin pada mereka. Terlebih pada Devano dan Kenanga. Dion melirik dua bucket bunga di tangannya, lalu melanjutkan langkah mendekati Kenanga."Dion, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Setyo tidak suka.Setyo dan Kenanga sudah menunggu Dion semenjak pagi, tetapi laki-laki itu sama sekali tidak menampakkan diri. Bahkan menghubungi Kenanga pun tidak. Setyo semakin kesal ketika telepon dari Kenanga juga tidak direspon oleh Dion."Maaf, Pa. Ss-saya ke ..." Dion mengusap tengkuknya yang tidak gatal.Jika membuat alasan ke kantor, tentu Setyo akan semakin murka. Tadi dia ke kantor hanya beberapa menit saja. Pandangan Kenanga langsung tertuju ke arah pergerakan tangan Dion. Kini kissmark di leher Dion terlihat jelas oleh Kenanga.Tidak hanya Kenanga, tetapi Devano dan Setyo pasti melihatnya. Dion lupa jika semalam Risma telah membuat tanda kepemilikan di leher dan dadanya. Tiba-tiba Setyo memberi isyarat pada perawat untuk me

    Last Updated : 2025-01-16
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 22 Curiga

    "Sayang?" Kenanga mengulang kata itu.Kata yang dibencinya ketika mendengar dari mulut Dion. Namun, entah mengapa ketika Devano yang mengucapkan, jantung Kenanga berdetak lebih kencang. Pipinya pun bersemu merah. Ini bukan masalah seorang laki-laki yang pandai menggombali calon mangsanya.Devano adalah mantan playboy ketika menginjak dewasa. Dia tidak pernah memanggil dengan sebutan "Sayang" pada gadis-gadis yang dipacarinya. Kenanga juga sering mendengar kata gombalan dari teman-temannya. Namun, tidak ada yang membuatnya merasa aneh.Sekali lagi kata itu sangat lain bagi Kenanga. Terlebih yang memanggilnya adalah Devano. Pria yang terbiasa bersikap jahil pada Kenanga."He'em. Sayang. Apa kamu keberatan aku memanggilmu begitu?" tanya Devano sembari menoleh sekilas pada Kenanga."Kak, jangan main-main dengan panggilan. Dion sering memanggilku begitu, nyatanya buaya. Kupikir Kak Dev tidak jauh berbeda!" ejek Kenanga tanpa menatap Devano."Oh, Tuhan! Kamu pikir aku Devano yang nakal itu?

    Last Updated : 2025-01-17
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 23 Transplantasi

    "Baiklah, kalau dokter Devano tidak sibuk, nanti tolong ke ruangan saya!" ucap dokter paruh baya itu, lalu menepuk pelan bahu Devano sebelum pergi. Devano menatap kepergian dokter tersebut, lalu menoleh pada Kenanga yang juga menatapnya dengan curiga. Devano tersenyum sekilas, lalu menepuk gemas dahi Kenanga. Kenanga segera menangkap tangan Devano dan menatapnya tajam. "Kenapa, Sayang?" tanya Devano tidak canggung lagi memanggil Kenanga. "Berhenti memanggilku begitu!" sahut Kenanga ketus. Alis Devano naik sebelah, lalu mengusap tengkuknya yang tidak gatal. "Aku bukan Dion, ya. Aku suka memanggilmu begitu karena kamu bukan mereka!" sahutnya. "Hm, begitu? Kalau begitu, kenapa masih menyimpan rahasia?" tanya Kenanga. Devano terdiam. Rasanya tidak siap jika sekarang harus memberitahu Kenanga. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan karena Kenanga mulai membuka hati untuknya. Devano sudah menunggu saat seperti ini selama beberapa tahun. "Bisakah aku menyiapkan hati untuk bicara j

    Last Updated : 2025-01-18
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 24 Selingkuh

    Devano dan dokter Hendra melewati Risma tanpa curiga. Devano masih fokus pada kertas di tangannya. Dada lelaki itu terasa sesak membaca hasil test medis miliknya. Kini, terbayang lagi sosok wanita cantik yang membuatnya kembali menemukan semangat hidup. Kenanga! Devano lantas menarik napas pelan melonggarkan dadanya."Apa kira-kira ada pendonor yang cocok dalam waktu tiga bulan ke depan, Dok?" tanya Devano pada dokter Hendra.Dokter Hendra tersenyum simpul, lalu membuka ruang kerjanya diikuti oleh Devano. Laki-laki dengan rambut sebagian berwarna putih itu, duduk di depan meja kerjanya, berhadapan dengan Devano."Dokter Devano jangan khawatir. Saya sudah menghubungi dokter spesialis di Kanada. Beliau adalah dokter hebat yang sembilan puluh persen pasien penderita leukimia bisa sembuh. Tentu saja mereka harus mau bekerja sama dan tidak keras kepala. Misalnya minum obat secara teratur!" ucap dokter Hendra seolah menyindir Devano.Devano terkekeh pelan. "Baik, Dok, saya akan lakukan mesk

    Last Updated : 2025-01-19
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 25 Kenangan

    "Pak Ardi akan datang sore ini, Pak!" beritahu perawat sewaan sambil mengupas apel untuk Setyo.Setyo mengangguk. "Terima kasih. Suster, saya minta tolong sekali lagi. Beritahu putri saya supaya tidak datang ke sini sore ini!""Baik, Pak. Nanti saya akan hubungi Ibu Kenanga."Pandangan Setyo menerawang ke arah jendela rumah sakit. Dari brankar, dia bisa melihat pemandangan kota. Setyo tersenyum hambar, beberapa kenangan tidak menyenangkan tiba-tiba memenuhi ruang kepalanya.Dewi Kumala, wanita cantik yang dia nikahi, lalu mendapat luka begitu dalam. Berawal dari hubungan Setyo dengan sekretaris single parents bernama Evi, lalu berlanjut pada hubungan terlarang. Pernikahan siri pun dilakukan Setyo dengan Evi yang membuat Dewi memutuskan bercerai. Namun, pernikahan itu hanya berjalan dua tahun saja karena Setyo mengetahui Evi telah mengkhianatinya. Setyo juga merasa bersalah karena meninggalkan Dewi dan Kenanga, lalu menceraikan Evi hingga perempuan itu memutuskan mengakhiri hidup ber

    Last Updated : 2025-01-20
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 26 Dihujam Luka

    "Restoran Ayam Kalasan, apa maksudnya pengacara keluarga Devano menyuruhku ke sana?" gumam Kenanga masih tidak mengerti. Pasalnya, dia tidak terlalu dekat dengan keluarga Devano. Kenanga hanya mengenal Devano dan mendiang ibunya, itu pun karena Devano teman sekolah. [Paket sudah sampai? Kamu jangan bingung. Nanti sore, sopirku akan menjemputmu, Ken!] Sebuah pesan masuk dari Devano. Kenanga menarik napas pelan, masih merasa bingung. [Ada apa, sampai mengundangku secara resmi?] tanya Kenanga. [Nanti kamu tahu sendiri. Sudah, pokoknya kamu datang saja, oke!] "Awas, kamu Kak, kalau sampai macam-macam!" ucap Kenanga, lalu meninggalkan meja makan. Baru saja sebelah kakinya menginjak ubin tangga, Kenanga dikejutkan dengan kedatangan tamu tidak diundang. Dion sudah berdiri di ambang pintu menatapnya datar. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Kenanga tidak minat. Dion tersenyum sinis sekilas, lalu mendekati Kenanga. Dia melirik ke kanan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya. Ke

    Last Updated : 2025-01-21
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 27 Keguguran

    "Aku tahu, kamu tidak percaya dan pasti terkejut. Kamu tidak menyangka, kan, kalau Devano memiliki sisi licik seperti itu?" tanya Dion, lalu duduk di tepi ranjang. Tangan Dion terulur, hendak mengusap kepala Kenanga. Namun, dengan cepat Kenanga menepisnya. Bagi Kenanga, Dion dan Devano sama saja. Pengkhianat! Bodohnya, Kenanga percaya saja ketika kedua lelaki itu mengumbar kata cinta. Kenanga merasa begitu bodoh. Dia menatap tajam Dion dan menunjuk ke pintu. "Pergi kamu dari sini! Kalian sama saja. Penipu!" teriaknya sambil mendorong tubuh Dion. "Ken, ak--aku tidak bisa meninggalkan dirimu, Ken!" "Pergi! Aku tidak butuh kamu!" ucap Kenanga sembari meraih handphone. "Jika kamu tidak pergi sekarang, aku panggil security untuk mengusirmu, Dion! Pergi! Aku benci kalian semua!" Dion mengangkat kedua tangan sejajar dada. "Oke, oke. Aku pergi, tapi berjanjilah, kamu akan baik-baik saja, Ken! Aku khawatir, Ken!" "Aku tidak butuh belas kasihanmu!" bentak Kenanga. Wanita itu seger

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Ekstra Part Terakhir

    Kenanga tersenyum tulus. “Tentu aku ridha dan bahagia, Kak,” jawabnya, lalu mendongak menatap Devano. “Kita lanjutkan hidup ini dengan saling memaafkan dan menjadi keluarga, ya, Sayang!” lanjut Kenanga sambil mengusap lengan Devano dengan lembut. Dion bisa melihat tatapan penuh cinta Kenanga pada Devano. Tidak bisa dipungkiri, ada perasaan cemburu yang masih bercokol di hati menyaksikan kebahagiaan Kenanga dan Devano. Namun, berkali-kali Dion menyadarkan diri jika membiarkan rasa cemburu itu sesuatu yang salah. Kenanga benar, mereka harus melanjutkan hidup dengan pasangan masing-masing. Seketika, Devano mengangguk menyetujui ucapan istrinya. “Tentu saja. Tidak mungkin kita musuhan terus, apalagi ada Carla di antara keluarga ini, kan? Katakan padaku, Yon, kapan kalian menikah. Kami yang siapkan tempat resepsinya.” “Em, biar Risma yang menentukan, Dev,” jawab Dion sembari menatap Risma. “Aku tidak ingin pesta mewah, lebih baik uangnya untuk keperluan Carla nanti,” ucap Risma s

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Ekstra Part 2

    Tiba-tiba perasaan takut itu memenuhi relung hati Kenanga. Dia menunduk, menatap Dzevad yang masih menyusu. Sedangkan Mbak Ayu masih berdiri di ambang pintu menunggu perintah dari bosnya. Dia juga ikut sedih jika Carla dibawa pergi oleh orang tua kandungnya.Pasalnya, kehadiran Carla di dalam keluarga kecil Devano, menjadi hiburan tersendiri. Terlebih ketika Dzevad belum lahir. Merawat Carla dari usia bayi, tentu menimbulkan kedekatan batin pada Devano dan Kenanga. Itu juga yang dirasakan para ART.Mereka juga menganggap Carla seperti anak sendiri, tanpa memandang masa lalu orang tua bocah itu. Bahkan, Devano dan Kenanga dengan bangga memajang foto keluarga bersama Carla di dalamnya.“Apa yang harus kulakukan, Mbak?” tanya Kenanga lirih.Momen ini cepat atau lambat pasti terjadi. Namun, Kenanga tidak menyangka jika mereka datang begitu cepat. Rasanya Kenanga belum siap kehilangan Carla. Dan mungkin tidak pernah siap.“Bu, mungkin mereka hanya ingin melihat baby Dzevad. Rasanya tidak m

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Ekstra Part 1

    "Carla pas ulang tahun nanti minta kado apa, Sayang?” tanya Kenanga sambil mengusap rambut putri cantiknya.Beberapa hari lagi, usia Carla tepat tiga tahun. Bocah berwajah cantik itu menatap polos pada Kenanga, lalu jari telunjuknya mengetuk dagu dengan gerakan ala orang dewasa yang sedang berpikir.Melihat tingkah lucu Carla, Kenanga tertawa kecil, kemudian memeluk bocah itu. Seperti biasa, Carla selalu menghadiahi ciuman gemas di pipi setiap mendapat pelukan dari mamanya.Sejenak, senyum Kenanga memudar ketika teringat sesuatu. Hari ini Risma mendapat kebebasan bersyarat dari tahanan. Sedangkan Dion justru sudah bebas beberapa Minggu yang lalu. Itu artinya? Kenanga menggeleng tanpa sadar jika mengingat keberadaan Carla. Ya, sesuai perjanjian dulu, Dion dan Risma bisa mengambil Carla kapan pun setelah mereka bebas.Namun, hari ini menjelang ulang tahun yang ke-3 Carla, Kenanga akan kehilangan anak asuhnya itu. Ada rasa takut dan tidak rela Carla pergi dari kehidupan mereka. Kenanga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 72 Tamat

    “Tunggu, Sayang!” pinta Devano ketika melihat Kenanga bersiap kembali turun.Devano meraih tangan Kenanga dan memintanya duduk di sisi tempat tidur. Laki-laki itu mengambil sesuatu dari dalam laci nakas sebelah kiri ranjang. Lantas dia ikut duduk di samping Kenanga.Pandangan Kenanga tertuju pada kotak berwarna biru navy di pangkuan Devano. Tidak ingin istrinya penasaran terlalu lama, Devano membuka kotak itu.Ternyata isinya satu set perhiasan emas putih dan sebuah display key mobil mewah. Devano meraih tangan Kenanga dan meletakkan kotak perhiasan itu di sana.“Ini hadiah pernikahan dariku, kamu yang simpan. Kamu nyonya rumah ini, jadi, mulai sekarang jangan canggung lagi!”Kedua mata Kenanga berkaca-kaca. Tidak hanya diperlakukan seperti ratu, tetapi dimanjakan dengan berbagai kemewahan dari Devano.“Aku akan mengikuti semua aturan kepala keluarga di rumah ini, selagi itu benar. Kuharap ini adalah pernikahan terakhir kita, Mas,” ucap Kenanga, lalu memeluk erat Devano.Di bahu Kenan

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 71 Pernikahan Impian (Menjelang Tamat)

    Langkah Risma diikuti oleh tatapan sendu Kenanga. Wanita itu mengusap matanya yang memanas. Devano merangkul bahu sang istri dengan perasaan bersalah.“Maafkan aku, Sayang,” ucap laki-laki itu lirih.“Aku tidak mempermasalahkan itu, Mas. Cuma merasa aneh saja, kenapa dia langsung menganggapmu special someone?” tanya Kenanga bingung.Memang aneh, jika Risma tidak mengenali Kenanga. Namun, justru merasa begitu dekat dengan Devano. Padahal, dulu Risma sangat membenci Kenanga dan selalu membuat ulah dengan Devano.“Aku juga merasa aneh.” Devano melirik sekitar, kemudian mengajak Kenanga memasuki mobil.Dia tidak ingin Risma kembali melihatnya dan membuat ulah. Sesampai di dalam mobil, Devano tidak juga menjalankan mobilnya. Namun, dia justru menatap ke arah bangunan rumah sakit jiwa itu.“Aku harus mencari cara supaya mendapatkan informasi detail mengenai Risma.”Kenanga langsung menoleh pada suaminya. “Maksud Mas apa?” tanya wanita itu heran.“Sayang, apakah kamu tidak melihat kejanggala

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 70 Kejanggalan

    Deburan ombak di laut lepas sana yang tanpa henti, seolah ikut mengiringi kebahagiaan dua orang di atas tempat tidur itu. Seperti biasa, Devano selalu memuja setiap inci tubuh Kenanga dengan hati-hati. Dia perlakukan Kenanga begitu lembut. Itulah janji Devano, dia memang ingin memperlakukan Kenanga layaknya ratu hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit yang pernah ada. Kenanga tersenyum dan sesekali memejamkan mata, ketika ciuman Devano menghujani wajah lembabnya. Udara di sekitar pantai memang dingin kala malam hari. Namun, tidak bagi pasangan suami istri itu. Tubuh mereka justru basah oleh keringat. Devano menyingkirkan anak rambut Kenanga yang terjuntai ke pelipis, lalu mencium kening wanita itu. “Terima kasih, ya, Mas,” ucap Kenanga dengan tatapan dalam. Sebelah tangan Kenanga memeluk bahu tegap Devano. Keduanya saling pandang penuh cinta dan sesekali balas tersenyum. Devano sedikit menoleh, melirik jam digital di atas nakas. Laki-laki itu terkekeh pelan menyadari waktu s

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 69 Kembali Mengikat Janji

    Kening Devano mengernyit menatap gadis yang hanya senyum-senyum itu. Bila diperhatikan secara seksama, gadis itu memiliki kemiripan dengan Kenanga. Melihat kebingungan di wajah Devano, Kenanga justru tertawa kecil.“Dia Aline, anaknya Tante. Kalian pernah bertemu di kampus, Mas. Aku pernah lihat foto kalian!”Mungkin terlalu sering memberi penyuluhan di beberapa kampus berbeda, membuat Devano tidak bisa mengingat satu persatu. “Oh, ya? Maaf aku tidak bisa mengingatnya, tapi memang seperti pernah bertemu,” ungkap Devano jujur.“Iya, tahun lalu ketika Pak Dokter ke Jogja!” timpal Aline.“Oh, iya. Ternyata kalian bersaudara, ya!”“Kan pas kalian ada masalah, Mbak Ken pulang kampung, Pak. Niatnya menenangkan diri malah nangis melulu!”Kenanga melotot mendengar kejujuran Aline yang tidak bisa menjaga rahasia. Melihat kekesalan kakaknya, Aline nyengir kecil, kemudian meninggalkan pasangan suami istri itu. Sepeninggal Aline, Devano menatap tidak berkedip pada Kenanga. Dia ingin mencari kej

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 68 Memulai Hidup Baru

    “Akan aku pikirkan, demi Carla.” Dion menepuk pelan lengan Devano. “Selamat ya, Dev. Akhirnya, kamulah yang menang. Jangan bodoh sepertiku!” ucapnya dengan suara parau.Devano mengangguk pelan. “Dulu aku titipkan dia padamu karena aku sakit. Sekarang sudah sembuh, maka aku ambil kembali apa yang kutitipkan. Hari Minggu kami akan mengadakan resepsi, jika diizinkan kamu datanglah!” ucapnya lalu bangkit dan merangkul bahu Dion.Kenanga mematung menatap interaksi kedua lelaki yang sama-sama menorehkan cinta di hati itu. Dion terkekeh pelan menutupi rasa sesak di dadanya.Lalu, pandangan Dion berhenti pada Kenanga. “Selamat atas pernikahanmu, Ken. Kamu memang pantas bahagia. Maafkan aku yang gagal total menjadi suamimu!” ucapnya kemudian beranjak dari tempat duduk. Sekali lagi, Dion menatap Devano penuh arti. “Kamu benar-benar hanya menitipkan dia padaku, Dev. Jaga Kenanga kita!” Lantas, Dion mendekati penjaga lapas dan memintanya membawa kembali ke tahanan, tanpa menunggu jawaban Devano.

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 67 Rencana Adopsi

    “Kenanga benar, Yon. Risma mengalami drop mental. Dia membenci anaknya sendiri. Aku tidak yakin jika pihak lapas belum mengabarimu mengenai nasib Carla!” “Carla? Katakan yang jelas, Dev!” Dion tidak sabar lagi.Devano lantas melirik Kenanga di sampingnya. Tampak wanita itu mengangguk, dengan tatapan nanar. Membayangkan bayi mungil yang seharusnya mendapat dekapan dan ASI dari Risma, bernasib tidak beruntung. Memang, luka yang ditorehkan Dion dan Risma begitu dalam di hati Kenanga. Namun, sebagai seorang wanita yang pernah kehilangan calon anak, Kenanga tidak tega melihat bayi itu menderita.“Apa kamu rela jika anakmu dititipkan di panti sosial? Atau mungkin kamu memilih dirawat Bapak dan Ibu di kampung? Apa kamu tidak kasihan dengan Bapak dan Ibu, jika tahu apa yang terjadi sebenarnya?”Tampak raut sedih di wajah Kenanga. Ini kali pertama Kenanga bicara dengan nada ramah dan panjang semenjak mereka bercerai. Kenanga tidak bisa membayangkan betapa sedihnya orang tua Dion jika mengeta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status