Rumah keluarga Rayes semakin bertambah ramai sejak kehadiran bocah laki-laki yang saat ini berusia satu bulan. Ada saja aksi menggemaskan darinya yang semakin membuat semua orang menyayanginya.Alvaro yang kini tidak ingin lembur sampai pulang larut malam seperti sebelumnya. Pria itu lebih memilih pulang tepat waktu hanya ingin bermain dengan bocah berkulit putih yang dia berinama Keanu.Bukan hanya Alvaro yang merasa dengan atas kehadiran Keanu, orang tuanya yang saat ini masih berada di luar negeri pun sesekali menyempatkan menelpon via video hanya ingin melihat cucu yang mereka nantikan.“Mama sangat merindukan kalian. Mama ingin memeluk cucu mama yang menggemaskan itu,” pinta sang mama yang saat baru saja selesai menjalani terapi.“Mama cepat sembuh, biar bisa menggendong Keanu. Dia juga pasti merindukan Omanya,” balas Alvaro menghibur, “dia bertambah pintar, Ma. Udah bisa ngoceh, ngobrol sama Varo, sepertinya sebentar lagi akan Varo ajak main bola.”Sepasang Ibu dan anak itu kemb
Rumah keluarga Alvaro kembali ricuh. Mbok Asih sedari tadi masih berusaha menahan orang itu agar tidak naik ke lantai atas di mana ada baby Keanu di sana.Namun, pria itu tetap bersikeras ingin bertemu bayi Nayla. Setelah dirinya berhasil melawan para penjaga di depan kini dia dibuat riweh oleh Mbok Asih, wanita yang sudah dianggap sebagai Ibu kedua karena telah merawatnya sedari kecil.Ya, dia adalah Alvin. Setelah mengetahui jika Nayla sudah melahirkan, pria itu menjadi tidak sabar ingin bertemu anak laki-lakinya.Ada tujuan lain yang dia inginkan untuk mengambil hak asuh anak itu. Bukankah kata Alvaro Nayla sedang sakit? Orang yang sakit tidak boleh berdekatan dengan anak bayi, hal itu menjadi kesempatan penting untuk Alvin. Dia bisa mengambil bayi itu dengan leluasa.Bukan untuk sekadar merawat, dia bisa menjadikan bayi itu sebagai penerusnya sekaligus agar bisnisnya tetap aman di tanah Nayla karena tanah itu dihibahkan padanya. Alvin bisa mengelola usaha itu dengan bebas.Selain
Semua mata terkejut ketika melihat siapa orang yang berani memotong ucapan Alvin.Wanita itu berdiri dari kursi rodanya. Tatapan matanya tajam menghunus Alvin yang masih menggendong bayi dalam dekapannya. Perlahan dia menghampiri pria yang masih berstatus sebagai suaminya.Ada rasa berdebar dari Alvin ketika melihat Nayla berjalan ke arahnya. Bukan rasa cinta yang dia rasa. Sebab, Alvin tidak melihat sorot mata penuh damba dari wanita yang kini telah menjadi seorang Ibu.Raut wajahnya sungguh berbeda. Wanita itu tidak sama ketika masih bermanja padanya. Sorot matanya selalu teduh, sehingga enak untuk dipandang.Alvaro dengan sigap mengambil Keanu dari Alvin. Pria itu meminta pengasuh dan Mbok Asih untuk segera mengurus bayi itu yang sedari tadi menangis.“Seorang anak akan lebih aman tinggal bersama ibunya. Jangan menjadi seolah pahlawan untuk mengurusnya.” Ucapannya begitu tajam dan menyayat hati.Sungguh Alvin maupun Alvaro sampai tidak mengenali Nayla yang ada di depannya. Wanita y
Hari ini sinar matahari begitu cerah. Sisa hujan semalam membuat pagi ini terasa sejuk di area taman. Tanaman hias yang Nayla tanam perlahan mulai berbunga.Sejak wanita itu dinyatakan sembuh, dia kembali menjalani rutinitas seperti sebelumnya. Wajahnya kembali berseri ketika bermain dengan Keanu. Anak laki-lakinya itu semakin menggemaskan dengan bobot tubuhnya yang subur.“Kita makan dulu ya, Sayang. Bunda sudah buatkan menu sehat untuk Anak Ganteng pagi ini,” ucapnya penuh kasih.Nayla mulai mengambil mangkuk berisi bubur bayi yang telah dicampur olahan protein. Perlahan dia menyuapkan menu Mp-asi itu untuk Keanu.“Tuan Muda pasti akan semakin sehat jika ibunya perhatian seperti ini terus. Si Mbok seneng melihat Mbak Nayla sudah bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala,” ucap Mbok Asih ketika menemani Nayla menyuapi Keanu. Wajahnya pun turut semringah melihat kebersamaan mereka.“Saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban saya. Saya hanya ingin menebus semua rasa bersa
“Bagaimana, Dokter?” tanya Alvaro begitu melihat dokter itu kembali duduk.“Semuanya baik-baik saja, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Nayla yang sedari tadi terbaring di atas ranjang rumah sakit, kini perlahan bangkit dan membenarkan kembali penampilannya.Ruangan dengan dominasi cat berwarna putih itu, selain memiliki banyak hiasan barang-barang mewah, serta piala si pemilik, di sana juga sudah menyatu dengan meja kerja dokter, sehingga Nayla tidak perlu berjalan jauh lagi untuk berganti ruangan.“Selagi Nyonya Nayla rutin meminum obat, beristirahat, serta aktif dalam berbagai kegiatan yan tidak membuat pikirannya kosong, semua akan baik-baik saja.” Dokter laki-laki itu beralih menatap Nayla yang sudah duduk di samping Alvaro.Tidak lama. Hanya sekitar satu jam Alvaro membawa Nayla melakukan konsultasi dengan psikiater ahli itu. Keduanya berpamitan setelah mendapat resep obat berikutnya untuk Nayla.“Aku ngga mau minum obat lagi, Kak. Bosen. Aku mau hidup seperti manusia pad
“Aku mau, Nay. Aku akan melakukan apapun asal kamu mau memaafkan aku.” Wajah Lira terlihat semringah. Setelah apa yang dia lakukan, Nayla masih mau memaafkannya?Untuk menebus rasa bersalahnya, dia juga bersedia membantu Nayla menghukum wanita itu. Itu juga yang Lira inginkan. Menghukum wanita jahat, licik, serta sombong seperti Viona.Viona tidak pantas masih berkeliaran di luar sana dengan banyaknya kejahatan yang dia perbuat.“Oh, iya. Kamu sudah melahirkan?” Lira mengernyit kening ketika melihat perut Nayla sudah kembali ramping.Nayla tersenyum setelah masa menegangkan tadi. “Iya, aku sudah melahirkan seorang anak laki-laki. Tadinya aku ingin mengenalkan langsung padamu. Aku tidak tahu jika kamu justru berada di sini.”“Dia pasti memiliki paras yang sempurna seperti kamu, Nay. Aku akan menjalani sisa hukumanku di sini. Setelahnya, bolehkah aku bertemu dengan anakmu? Aku tidak sabar bertemu keponakanku itu.” Lira mengembangkan senyumnya.“Tentu saja boleh.”Cukup lama mereka berca
Pagi menjelang. Nayla yang semalaman tidur bersama Keanu mulai membuka mata ketika putranya telah bangun lebih dulu dan mengoceh di dalam box bayi.Nayla beranjak dari kasur, kemudian menggelung rambut yang panjangnya. Wanita itu tersenyum ketika melihat bayinya justru anteng, tidak rewel ketika bangun tidur.“Anak Ganteng Bunda sudah bangun. Ngga rewel, pinter sekali, Sayang,” pujinya. Kemudian mulai menghujani ciuman pada semua bagian wajahnya.“Kita ke depan dulu, ya. Cari Suster Mita.” Nayla keluar dari kamar dengan menggendong Keanu.Karena semalam Nayla memilih tidur di kamar Keanu, membuat pengasuh itu memilih tidur di kamar lain bersama Mbok Asih.Terlihat dua orang pekerja di rumah Alvaro tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk tuan mereka.“Suster, tolong urus Keanu sebentar, ya. Saya akan bersih-bersih dulu.” Mendengar suara sang majikan memanggil membuat Mita harus meninggalkan pekerjaannya dan segera mengambil Keanu dari Nayla.Sementara Mita mengajak Keanu be
Tadinya Nayla akan diantarkan sopir, tetapi Alvaro mencegah. Pria itu berinisiatif untuk mengantar Nayla ke rumah orang tuanya.Ternyata dia tidak sanggup berpisah lama dengan Keanu, bayi mungil itu selalu membuatnya rindu setiap saat, apalagi bundanya, jangan ditanya lagi. Bahkan hati kecilnya diam-diam mendukung perceraian Nayla dan Alvin.“Kalo bertiga seperti ini aku merasa seperti keluar kecil bahagia,” seloroh Alvaro. Matanya melirik Nayla yang sedang memberi susu pada Keanu.Nayla membuang napas kasar. Ucapan Alvaro seolah pertanda jika dirinya sudah siap merangkul Nayla ketika sah berpisah dari Alvin.“Jangan ngarang. Aku bahkan belum siap untuk berumah tangga lagi. Pernikahan ini cukup membuatku trauma untuk menjalin hubungan. Aku harus instrospeksi diri sebelum mengambil keputusan menikah lagi.” Nayla mengembuskan napasnkasar. Dia merasa kecewa dengan pengambilan keputusan cerai.Bukan karena dia ingin memaafkan Alvin, tetapi naykayoernah berjanji jika dia ingin menjalani pe