Share

Bab 57

Penulis: INDAH PERMATA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mbok Asih terlihat sangat senang melihat kedatangan Nayla kembali ke dalam rumah majikannya. Wanita yang memasuki usia sepuh itu telah menganggap Nayla seperti putrinya sendiri.

Sikap Nayla yang sopan serta cantik parasnya mengingatkan pada sang putri yang sudah menikah dan ikut sang suami ke luar kota.

Tangan renta Mbok Asih terus mengusap lembut perut Nayla yang semakin membesar. Ia yakin bayi dalam perutnya dalam keadaan sehat dan tumbuh berkembang.

Senyumnya sedari tadi mengembang. Angannya terus berkelana, tantang bayi yang sebentar lagi lahir dan akan membuat rumah besar majikannya menjadi ramai.

“Apa ayah anak ini pernah datang ke sini, Mbok?”

Tangan renta Mbok Asih seketika mengendur. Matanya menatap Nayla terkejut, kemudian beralih menatap Alvaro yang masih di lantai bawah. Tatapannya pun sama, terlihat terkejut mendengar pertanyaan Nayla.

“Kenapa Mbok Asih diam saja?” Nayla mengerutkan kening ketika tak wanita itu tak segera menjawab.

“A-anu, Non. Ehmm ….”

Mbok Asih tampak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 58

    “Maaf si Mbok mengganggu.” Mbok Asih telah berdiri di ambang pintu dengan pandangan yang menunduk.Wanita paruh sepuh itu senyum-senyum sendiri ketika melihat Alvaro yang biasanya tegas dan dingin menjadi salah tingkah ketika kepergok dirinya. Biasanya Alvaro tak akan lama berbicara pada wanita yang telah lama mengabdi pada keluarganya tersebut.“Si Mbok hanya ingin memberitahu jika makan malam sudah siap. Saya juga sudah siapkan makanan spesial kesukaan Mbak Nayla,” ujar wanita itu dengan nada sungkan.Nayla memundurkan badannya. Rasanya tidak nyaman berdekatan dengan Alvaro jika ada orang lain yang melihat. Benarkah dia juga sama seperti Alvaro yang merindu, tapi gengsi mengakui?“Saya akan turun sebentar lagi, Mbok.” Nayla tersenyum setelah berkata.“Kalo begitu si Mbok permisi dulu, Mbak.” Mbok Asih akan segera pergi dengan menutup pintu kamar.Namun, sebelum pintu tertutup. Nayla kembali bersuara membuat wanita sepuh itu mengurungkan niatnya.“Mbok, ada yang tertinggal,” cegah Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 59

    “Emm … sebenarnya–”Belum sempat Mbok Asih melanjutkan, ada suara lain yang mengganggu percakapan mereka, seketika membuat dua wanita yang sedari tadi berada di dapur menoleh. Melihat seseorang yang ternyata sudah tidak jauh berdiri dari mereka.Betapa terkejutnya kedua wanita dengan perbedaan usia terpaut jauh itu. Dengan cepat keduanya tertawa ketika melihat satu-satunya majikan pria yang dan di rumah itu.Ya, Alvaro tengah berdiri di ambang pintu dengan santai bersandar pada pintu dapur. Tangannya dilipat di depan dada. Penampilannya yang hanya menggunakan singlet serta boxer Spongebob itu mengundang gelak tawa dari Nayla dan Mbok Asih.“Aden kenapa berpakaian seperti itu? Kayak anak TK kegerahan.” Mbok Asih kembali melanjutkan tawa. Ia bahkan sampai terduduk di atas kursi kayu saking tidak kuatnya.Pun dengan Nayla. Wanita itu sudah membuang wajah agar tidak melihat penampilan Alvaro yang terbuka. Bagian bawahnya yang menyembul membuat Nayla tidak kuat untuk terus menatapnya.Tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 60

    Nayla terbangun. Dia berusaha membuka ketika menyadari ada lengan seseorang memeluknya dari belakang. Telapak tangan besar itu berada di depan perutnya yang buncit.Nayla mengingat kejadian malam tadi. Dia ingat sekarang, dia telah melakukan hubungan itu bersama Alvaro, kakak suaminya. Pipinya merona ketika dia sendiri yang secara terang-terangan memohon agar Alvaro tidak secepat itu menyudahinya. Entah mendapat keberanian dari mana dia mampu bersikap genit seperti itu. Padahal, sebelum dia tak pernah genit seperti itu, apalagi terhadap Alvin.Nayla perlahan menyingkirkan tangan Alvaro. Sinar matahari pagi seolah berdesakkan untuk masuk ke ruangan itu. Nayla bermaksud ingin membantu Mbok Asih membereskan dapur. Dia ingat semalam dia ingin membuat kue, tetapi Alvaro lebih dulu menggodanya di sana, sehingga berakhirlah kondisi dapur yang berantakan. Nayla hanya tidak ingin wanita itu menaruh curiga terhadap dirinya dan Alvaro yang tiba-tiba menghilang.Namun, belum sempat lengan berotot

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 61

    Matanya yang tajam memicing sembari memastikan jika orang yang dia maksud tidak salah.Seorang wanita yang memiliki tawa khas. Tawa yang membuat wajahnya semakin cantik dengan dua lesung pipi di kanan kirinya.Wanita yang selalu menyambut kepulangannya di depan pintu dengan wajah yang semringah. Setelahnya dia akan merajuk jika pria itu pulang terlalu malam atau bahkan tidak pulang sama sekali karena alasan lembur.Ya, wanita itu adalah Nayla, sang istri. Melihatnya telah kembali ke rumah itu membuat Alvin sedikit menghangat. Jauh di lubuk hatinya dia masih menyimpan rasa rindu untuk wanita yang masih berstatus sebagai istri sahnya.“Sayang, kau ada di sini?” tanya pria itu yang tidak lain adalah Alvin. Ia telah berhasil mengikis jarak.Raut wajahnya berbinar ketika melihat Nayla duduk di sana. Tidak pernah berubah setelah beberapa bulan tidak bertemu. Wajahnya tetap terlihat cantik, tubuhnya sedikit berisi dari sebelumnya.Nayla dan Mbok Asih segera menghentikan obrolan mereka setela

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 62

    Hening untuk beberapa saat. Nayla enggan untuk menanggapi Alvin. Sungguh ketika bertemu dengannya, sifat pria itu sangat jauh berbeda dari Alvin yang dia kenal. Rasa peduli dan perhatian yang pria itu miliki seolah sudah sirna kepadanya.“Apa masih ada yang perlu dibicarakan lagi? Jika tidak, aku akan menyusul Mbok Asih.”“Bagaimana keadaan kandungan kamu? Apa semuanya sehat? Kau mengalami masalah?”Hati Alvin kembali menghangat ketika mengingat calon anaknya yang ada di dalam kandungan sang istri. Anak yang mereka nantikan kehadirannya.Dengan cepat Nayla menggeleng. Seharusnya dia senang ketika Alvin mulai perhatian terhadap calon anaknya. Tapi, entahlah. Rasa itu telah hambar. Nayla sama sekali tidak membutuhkan perhatian darinya.“Anakku sehat. Dia tidak pernah merepotkan aku.”Mendengar kata ‘anakku’, hati Alvin kembali tercubit. Bukankah dia ayahnya? Anak itu adalah miliknya juga. Kenapa Nayla seolah ingin mengakuinya sendiri?“Aku sama sekali belum pernah melihatnya. Bisakah ki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 63

    Alvin terkejut setibanya di rumah. Viona melemparnya dengan majalah yang memang wanita itu gemari. Tatapannya nyalang, menghunus hampir membunuhnya. Wanita dengan lekuk tubuh indah itu berkacak pinggang ketika Alvin membuka pintu rumah mereka.“Apa yang kau lakukan?” tanya Alvin bingung. Baru saja pulang, bukannya disambut dengan mesra penuh senyum, pria itu justru mendapati perilaku sang istri yang cosplay menjadi makhluk lain.“Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa yang kamu lakukan di luar selain bekerja?” sentak Viona dengan suara meninggi.Alvin mendengkus. Dia melonggarkan dasinya. Rasa lelah di tubuh sudah cukup membuatnya tak bersemangat hari ini. Di tambah kelakuan Viona yang membuatnya semakin pusing.Selalu begitu. Wanita itu akan selalu menuduhnya dan mencecar berbagai pertanyaan. Apalagi jika Alvin terlambat pulang, atau tidak pulang tanpa izin.Tidak ada kehangatan dalam rumah tangganya. Ataupun peran penting dirinya yang sebagai seorang suami yang seharusnya menda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 64

    Di rumah Alvaro. Laki-laki itu terus kelimpungan karena Nayla yang terus menerus mengeluarkan isi perutnya setelah kepergian Alvin.Hatinya sangat khawatir ketika melihat kondisi Nayla yang semakin pucat karena sering mual dan muntah. Wanita sangat mencemaskan kondisinya, ditambah hanya sedikit saja makanan yang mau dia makan. Tubuhnya terlihat lemah di atas pembaringan.“Aku akan menghubungi dokter.”Alvaro mengeluarkan ponselnya untuk bersiap menghubungi dokter keluarga. Nayla masih terlibat lemah. Mbok Asih membantunya mengolesi minyak angin agar mual Nayla perlahan hilang.“Aku akan pulang saja,” pinta wanita itu yang langsung mendapat tatapan menghunus dari Alvaro.“Tetaplah di sini. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak itu,” tegas Alvaro.Melihat sikap Alvaro, membuat Nayla sedikit tersentuh. Andai saja yang melakukannya adalah Alvin, ayah dari anaknya, tentu saja itu membuat Nayla sangat senang.Ah, andai saja Alvaro ayah dari anaknya. Tentu Nayla akan sangat beruntung. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 65

    “Kamu hati-hati, ya, Nay. Inget jangan capek-capek. Jaga juga kandungan kamu.” Nayla hanya tersenyum ketika mendengar peringatan dari Lira yang seolah berubah sangat bawel.“Iya, bawel! Udah sana berangkat. Ntar terlambat, lho.” Mata Nayla melotot, berpura-pura galak terhadap Lira.Pagi itu, setelah mengantar Nayla menggunakan sepeda motornya, Lira kembali menuju tempat kerjanya.Ketika melihat Nayla telah berada d depan pintu, gadis berusia sebaya Nayla itu sangat senang karena ternyata sahabatnya memilih pulang ke rumahnya yang sangat sederhana, bahkan terkesan sangat jauh berbeda dari rumah bak istana mertua Nayla.Meski tidak pernah berkunjung ke tempat itu. Namun, mereka adalah keluarga konglomerat di negeri ini. Siapa yang tidak tahu tentang ketenarannya? Bahkan, saat ini keluarga itu tengah menjadi sorotan publik karena putra bungsu keluarga Rayes diduga memiliki wanita lain. Dia dengan tega mengkhianati istrinya yang tengah hamil.Lira tak banyak menanggapi. Dia tahu siapa wan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 91

    Mata Pak Idris membelalak menatap Nayla. Tubuhnya seolah tak bertulang. Pria setengah baya itu terduduk di samping sang istri. Napasnya mulai terengah, tangan dengan kulit sedikit legam itu memegang dada yang terasa nyeri.“Bapak!” teriak Nayla panik.Namun, tangan pria itu segera terangkat memberi tanda agar Nayla tetap di tempatnya.“Semua ini ngga bener, Bu. Nayla tidak mungkin berbuat seperti itu,” bela Pak Idris dengan suara yang masih terbata akibat napasnya tersengal.“Ibu melihat dengan mata kepala Ibu sendiri, Pak. Mereka sedang bermesraan layaknya sepasang suami istri. Mereka tidak ada ikatan, lalu apa namanya jika bukan perselingkuhan?” Bu Marni masih tetap pada pendiriannya. Bukan ingin menyalahkan Nayla, tetapi wanita itu geram karena putrinya itu tidak juga membuka suara.“Nay, apa benar semua itu, Nduk? Apa kamu mengkhianati Alvin, suami kamu?” Dengan sangat hati-hati Pak Idris menanyakan apa yang dicurigai istrinya.Nayla menelan ludah kasar. Entah apa yang harus dia k

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 90

    Alvaro saat itu sedang bermain dengan Keanu. Anak itu semakin hari bertambah pintar saja. Dia terus mengoceh tanpa henti jika menginginkan sesuatu. Seperti pagi ini misalnya. Keanu terus saja mengoceh ketika tidak sengaja melihat burung hinggap pada ranting pohon.Alvaro yang merasa gemas segera membawanya keluar menuju ranting itu. Pohon yang tidak terlalu tinggi memudahkannya menggapai ranting itu. Sayangnya, burung itu terbang menyisakan ranting pohon yang kini justru tengah asyik dimainkan Keanu.“Berikan cucu saya!”Suara yang terdengar keras itu membuat Alvaro harus membalikkan badan. Dia melihat Bu Marni yang sudah berdiri di teras rumahnya. Anehnya, tidak ada senyum di wajahnu seperti biasa dia menyapa Alvaro.“Ibu tidak jadi ke ladang?” tanya Alvaro merasa sungkan. Kali ini dia melihat sosok Bu Marni sungguh sangat berbeda.“Bukan urusan kamu. Berikan Keanu! Aku tidak Sudi jika cucuku dekat dengan laki-laki seperti kamu,” ucapnya sarkas. Dia merebut Keanu dari gendongan Alvar

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 89

    Sudah satu minggu lamanya Alvaro tinggal bersama keluarga Nayla. Ramahnya keluarga itu membuat Alvaro merasakan memilki orang tua yang lengkap.Selama ini orang tuanya berada di luar negeri. Bukan bermaksud tuk mengabaikan mereka sehingga terasa kekurangan kasih sayang.Ibu Alvaro menderita sakit sejak Alvaro Alvin berada di bangku kuliah. Itu sebabnya kedua orang tuanya harus menetap di luar negeri untuk mengontrol pengobatan sang ibu.Penyakit serius yang dideritanya membuat wanita itu harus rela jauh dari kedua anaknya. Sampai-sampai saat Alvin menikah dengan Nayla dulu pun mereka tidak bisa hadir. Pun Alvaro yang saat itu sedang ada rapat untuk pertama kalinya menggantikan posisi sang papa.“Biar Nayla saja, Bu.” Nayla menghentikan aktivitas sang ibu yang sedang membereskan sisa makan malam mereka.“Kamu tidak menidurkan Keanu?” Bu terkejut ketika melihat Nayla justru keluar kamar lagi. Tadi anak semata wayangnya itu berpesan akan menidurkan Keanu.“Keanu tadi rewel. Sepertinya di

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 88

    Alvaro menggeliat tubuhnya. Matahari perlahan naik. Hari akan sebentar lagi siang. Dia beranjak dari kasur untuk menuju ke kamar mandi.Awalnya Alvaro tidak kan menginap, tetapi tiba-tiba saja sejak tadi sore hujan mengguyur desa itu sangat deras. Sehingga dia terpaksa harus menginap karena kondisi jalanan akan berlumpur, dan sangat sulit dilalui. Akibatnya, mau tidak mau Alvaro harus menginap di tempat itu.Karena rumah ini sangat berbeda denga rumah miliknya di kota. Pria itu harus keluar kamar untuk bisa ke ruang bersih-bersih itu.Dia melihat Nayla yang sedang menata makanan. Wajahnya tampak serius menyusun makanan ke dalam tantang. Entah ke mana perginya Keanu. Sedari tadi telinga Alvaro tidak menangkap suaranya.Melihat Nayla yang seperti tidak menyadari keberadaannya membuat ide itu muncul dalam benaknya.Dengan perlahan dia mengendap menuju ibu satu anak itu. Alvaro melingkarkan tangan di perut Nayla, dengan dagu yang dia tempelkan di pundak Nayla.Menerima perlakuan seperti i

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 87

    Tadinya Nayla akan diantarkan sopir, tetapi Alvaro mencegah. Pria itu berinisiatif untuk mengantar Nayla ke rumah orang tuanya.Ternyata dia tidak sanggup berpisah lama dengan Keanu, bayi mungil itu selalu membuatnya rindu setiap saat, apalagi bundanya, jangan ditanya lagi. Bahkan hati kecilnya diam-diam mendukung perceraian Nayla dan Alvin.“Kalo bertiga seperti ini aku merasa seperti keluar kecil bahagia,” seloroh Alvaro. Matanya melirik Nayla yang sedang memberi susu pada Keanu.Nayla membuang napas kasar. Ucapan Alvaro seolah pertanda jika dirinya sudah siap merangkul Nayla ketika sah berpisah dari Alvin.“Jangan ngarang. Aku bahkan belum siap untuk berumah tangga lagi. Pernikahan ini cukup membuatku trauma untuk menjalin hubungan. Aku harus instrospeksi diri sebelum mengambil keputusan menikah lagi.” Nayla mengembuskan napasnkasar. Dia merasa kecewa dengan pengambilan keputusan cerai.Bukan karena dia ingin memaafkan Alvin, tetapi naykayoernah berjanji jika dia ingin menjalani pe

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 86

    Pagi menjelang. Nayla yang semalaman tidur bersama Keanu mulai membuka mata ketika putranya telah bangun lebih dulu dan mengoceh di dalam box bayi.Nayla beranjak dari kasur, kemudian menggelung rambut yang panjangnya. Wanita itu tersenyum ketika melihat bayinya justru anteng, tidak rewel ketika bangun tidur.“Anak Ganteng Bunda sudah bangun. Ngga rewel, pinter sekali, Sayang,” pujinya. Kemudian mulai menghujani ciuman pada semua bagian wajahnya.“Kita ke depan dulu, ya. Cari Suster Mita.” Nayla keluar dari kamar dengan menggendong Keanu.Karena semalam Nayla memilih tidur di kamar Keanu, membuat pengasuh itu memilih tidur di kamar lain bersama Mbok Asih.Terlihat dua orang pekerja di rumah Alvaro tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk tuan mereka.“Suster, tolong urus Keanu sebentar, ya. Saya akan bersih-bersih dulu.” Mendengar suara sang majikan memanggil membuat Mita harus meninggalkan pekerjaannya dan segera mengambil Keanu dari Nayla.Sementara Mita mengajak Keanu be

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 85

    “Aku mau, Nay. Aku akan melakukan apapun asal kamu mau memaafkan aku.” Wajah Lira terlihat semringah. Setelah apa yang dia lakukan, Nayla masih mau memaafkannya?Untuk menebus rasa bersalahnya, dia juga bersedia membantu Nayla menghukum wanita itu. Itu juga yang Lira inginkan. Menghukum wanita jahat, licik, serta sombong seperti Viona.Viona tidak pantas masih berkeliaran di luar sana dengan banyaknya kejahatan yang dia perbuat.“Oh, iya. Kamu sudah melahirkan?” Lira mengernyit kening ketika melihat perut Nayla sudah kembali ramping.Nayla tersenyum setelah masa menegangkan tadi. “Iya, aku sudah melahirkan seorang anak laki-laki. Tadinya aku ingin mengenalkan langsung padamu. Aku tidak tahu jika kamu justru berada di sini.”“Dia pasti memiliki paras yang sempurna seperti kamu, Nay. Aku akan menjalani sisa hukumanku di sini. Setelahnya, bolehkah aku bertemu dengan anakmu? Aku tidak sabar bertemu keponakanku itu.” Lira mengembangkan senyumnya.“Tentu saja boleh.”Cukup lama mereka berca

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 84

    “Bagaimana, Dokter?” tanya Alvaro begitu melihat dokter itu kembali duduk.“Semuanya baik-baik saja, Pak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”Nayla yang sedari tadi terbaring di atas ranjang rumah sakit, kini perlahan bangkit dan membenarkan kembali penampilannya.Ruangan dengan dominasi cat berwarna putih itu, selain memiliki banyak hiasan barang-barang mewah, serta piala si pemilik, di sana juga sudah menyatu dengan meja kerja dokter, sehingga Nayla tidak perlu berjalan jauh lagi untuk berganti ruangan.“Selagi Nyonya Nayla rutin meminum obat, beristirahat, serta aktif dalam berbagai kegiatan yan tidak membuat pikirannya kosong, semua akan baik-baik saja.” Dokter laki-laki itu beralih menatap Nayla yang sudah duduk di samping Alvaro.Tidak lama. Hanya sekitar satu jam Alvaro membawa Nayla melakukan konsultasi dengan psikiater ahli itu. Keduanya berpamitan setelah mendapat resep obat berikutnya untuk Nayla.“Aku ngga mau minum obat lagi, Kak. Bosen. Aku mau hidup seperti manusia pad

  • BENIH KAKAK IPAR    Bab 83

    Hari ini sinar matahari begitu cerah. Sisa hujan semalam membuat pagi ini terasa sejuk di area taman. Tanaman hias yang Nayla tanam perlahan mulai berbunga.Sejak wanita itu dinyatakan sembuh, dia kembali menjalani rutinitas seperti sebelumnya. Wajahnya kembali berseri ketika bermain dengan Keanu. Anak laki-lakinya itu semakin menggemaskan dengan bobot tubuhnya yang subur.“Kita makan dulu ya, Sayang. Bunda sudah buatkan menu sehat untuk Anak Ganteng pagi ini,” ucapnya penuh kasih.Nayla mulai mengambil mangkuk berisi bubur bayi yang telah dicampur olahan protein. Perlahan dia menyuapkan menu Mp-asi itu untuk Keanu.“Tuan Muda pasti akan semakin sehat jika ibunya perhatian seperti ini terus. Si Mbok seneng melihat Mbak Nayla sudah bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala,” ucap Mbok Asih ketika menemani Nayla menyuapi Keanu. Wajahnya pun turut semringah melihat kebersamaan mereka.“Saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi kewajiban saya. Saya hanya ingin menebus semua rasa bersa

DMCA.com Protection Status