Share

Bab 32

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 32

Pov Bu Citra

"Ayo, Bu , maju...ini antrian masih ada loh di belakangnya," ucap penjaga kasir kepadaku.

"Sebentar ya, Mbak. Lagi nunggu anak saya yang tadi itu di toilet. Dompet saya dibawa sama dia," jawabku sambil menahan malu," silahkan bayar terlebih dulu," ucapku pada orang yang ada di belakangku.

Aku pun kemudian minggir dari antrian itu, sambil menunggu Izzah. Kenapa dia lama sekali sih? Apa mungkin dia sakit perut, hingga dari tadi nggak keluar dari kamar mandi?

Aku pun terus mencari keberadaan Izzah kesana-kemari. Saat aku ingin mengeceknya ke toilet, seorang pegawai rumah makan ini, yang dari tadi terus memperhatikanku, tak memperbolehkannya.

"Mau kemana, Bu? 'Kan belum bayar?"

"Itu, mau mencari anak saya di toilet dulu, Mas," jawabku sembari tersenyum," kok lama banget, takutnya dia sakit atau gimana. Soalnya saya juga nggak bawa uang, jadi nanti yang bayar dia."

"Anaknya yang tadi berdiri di sini, pakai jaket hitam, berambut panjang dikuncir kuda itu?" tebaknya.

"Iy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BENALU    Bab 33

    Bab 33Lumayan (Pov Bu Citra)"Nah...gitu dong, Bu. Kalau nggak punya uang, nggak usah deh sok-sok an pakai beli banyak segala. Hidup itu yang pasti-pasti aja deh, Bu, hahaha."Seorang pekeeja di warung soto ini, yang bagiannya mencuci piring, malah dengan pongahnya mengejekku. Saat itu, kami bersama sedang mencuci tumpukan piring dan gelas, serta berbagai perabotan dapur."Mulutmu itu dijaga ya! Jangan ngomong asal nyeplak aja! Aku ini orang kaya asli, beda sama kamu yang kismin!" ucapku sengit sembari tetap terus mencuci."Sama-sama miskin, nggak boleh saling menyalahkan, Bu, hahaha. Kalau benar orang kaya, kenapa habis makan nggak bisa bayar, malah bersikan toilet dan cuci piring?! Bangun, Bu...bangun! Sudah pagi ini, jangan mimpi terus, hahaha." Pekerja itu kembali mengejekkku."Ini hanya salah paham kok! Mungkin anakku lupa, atau sedang ada keperluan penting apa gitu," ucapku membela diri."Wkwkwk...masak iya, ada anak lupa ninggalin kita di warung? Ada-ada aja deh!" Dia terus

  • BENALU    Bab 34

    Bab 34Pov Bu Citra"Izzah, kamu tega banget sih sama aku?! Jahat kamu itu Zah. Mau belajar jadi menantu kurang ajar ,ya?!" ucapku jengkel."Bisa dipelanin dikit nggak Bu, suaranya?" ucap Izzah tanpa menoleh."Kamu itu tega, katanya mau bayarin, kok malah ibu ditinggalin sih?" Aku sedikit menurunkan volume suaranya, sambil duduk di depan Izzah."Yang bilang mau bayarin siapa, Bu? 'Kan yang ngajak makan Ibu, aku nurut aja. Jadi wajar dong aku bayar makananku sendiri," ucap Izzah sembari menahan tawa."Iya, sih nggak bilang. Tapi kan seharusnya kamu peka. Masak ke warung sama mertua, nggak bayarin sih?" Aku tentu saja semakin jengkel."Jadi harusnya wajib nraktir ya sebagai seorang menantu? Maaf deh, Bu. Aku orangnya nggak peka banget, hehehe," ucap Izzah sembari menampakkan deretan gigi putihnya."Mana tadi kan aku bungkus enam porsi, dua belas lauk goreng lagi. Jadi makin bengkak deh. Malu juga pas di kasir, diliatin banyak orang," ucapku sembari bersedekap.Aku yang memang amat kesa

  • BENALU    Bab 35

    Bab 35Warisan Yang Tak Adil (Pov Bu Citra)"Bu, lapar nih. Suruh Karmi buatin makanan dong," ucap Desi ketika kami telah sampai di rumah."Iya-iya, kamu ini bisanya merintah saja, Des!" ucapku kesal, tapi tetap kulakukan juga."Karmi!! Cepat masakkin buat kami, nggak pakai lama!"Aku berteriak sekeras mungkin, tapi nyatanya pembantu pemalas itu, tak mendengarnya. Dan untuk yang kedua kali, baru dia datang, selalu begitu. Dan pastinya, itu membuatku amat kesal."Mana sih telingamu? T**i ya? Di panggil kok mesti satu kali nggak dengar!"Akhirny, seperti biasa, aku pun harus main fisik, agar dia bisa mengerti. Karena menurutku, orang sepertinya ini, nggak bisa dibaik-baikin. Segala pembantu saja kok minta dihormatin.Setelah menunggu sekitar setengah jam, akhirnya makan siang kami pun siap. Kebetulan, Vena saat itu telah pulang sekolah. Jadi kami bisa makan bersama."Debby...ayo makan dulu, main handphonenya nanti lagi," ucap Desi memanggil anaknya, yang tengah bermain game di kamar."

  • BENALU    Bab 36

    Bab 36Tiba-tiba saja, Izzah datang, dan seperti biasa menjadi seorang dewi penolong. Uh...muak sekali aku dibuatnya. Semua akhirnya berkumpul di halaman belakang.Sempat terjadi adu mulut antara kami, apalagi Vena, pun tiba-tiba menjadi ikut anarkis, dan menyerang pembantu yang lain. Putri bungsuku ini, memang sangat menuruni semua sifatku."Mulai saat ini, aku tak mau ada yang semena-mena dengan para pekerja, atau kalian harus angkat kaki dari rumah ini. Untuk makan kalian, mulai nanti malam Mbak Desi dan ibu sendiri yang harus memasak, para pekerja di sini hanya melayaniku.Pakaian pun silahkan di cuci sendiri, mesin cuci sudah tersedia. Besok, kamu berangkat kerja dengan motormu sendiri, Lif. Dan mulai besok juga, Mas Widodo tiap hari akan berangkat kerja lebih pagi sambil mengantar Vena ke sekolah. Tak ada lagi fasilitas mobil antar jemput.Ingat semua pekerja di sini hanya akan bekerja sesuai perintahku! Ikuti semua peraturan itu atau silahkan pergi dari rumah ini jika tak suk

  • BENALU    Bab 37

    Bab 37Apapun Demi UangAcara kirim doa untuk Almarhum Pak Hasan malam ini, sukses dan dihadiri oleh banyak tamu. Termasuk para karyawan perusahaan dan juga peternakan. Hidangan yang tersedia masih mencukupi, namun persiapan beras dan daging sapi sempat habis. Tetapi dengan segera diganti oleh Izzah berupa uang."Om pamit pulang dulu ya, Zah. Jika kamu ada perlu apapun, jangan sungkan. Langsung saja hubungi Om, ya. Ingat, selalu hati-hati, apapun yang dilakukan orang-orang itu, jangan sampai kamu terlena.Mereka itu seperti harimau, yang siap menerkammu sewaktu-waktu. Saran Om, kamu baiknya menyewa body guard, hingg mereka pergi dari sini," pesan Pak Yonas saat berpamitan pulang."Terima kasih atas perhatiannya, Om. Insyaallah aku bisa jaga diri. Mereka memang licik, tapi jangan salah, aku adalah orang yang cerdik! Hahaha," seloroh Izzah, sembari tertawa."Hahaha...benar, dan Om sangat percaya dengan kecerdikanmu itu. Boleh dermawan, tapi harus pada tempatnya. Lebih baik uangnya disu

  • BENALU    Bab 38

    Bab 38Sejenak dia berhenti di ruang makan, menyaksikan aneka makanan di meja makan, yang sebagian telah habis itu."Loh...kok masih di situ? Ibu kira, tadi Nak Izzah itu, sudah masuk ke kamar loh," ucap Bu Citra basa-basi, sambil terus makan."Selesai masak dan makan, bersihkan dapur seperti sedia kala! Ingat, pekerja di sini, tidak bekerja untuk kalian!Sekali lagi, aku tau Bik Karmi dan yang lainnya membersihkan dapur bekas kalian, aku tak segan-segan menarik kembali peternakan itu.Bersikap baiklah, jika mssih ingin di sini!" ucap Izzah dingin tapi tegas.Izah pun kemudian masuk ke kamar. Sementara itu, sepeninggalan tuan rumah, di meja makan itu, keluarga benalu tengah memperbingkan istri Alif itu. Tanpa mereka tahu, jika saat ini, Izzah sedang melihat semua gerak-gerik dan ucapan mereka, melalui layar monitor, yang ada di kamarnya."Aduh, Buk. Aku tuh uda nggak kuat lagi di sini. Kelakuan Izzah itu, makin menjadi-jadi. Sombong banget!" seloroh Vena yang memang sangat benci pada

  • BENALU    Bab 39

    Bab 39Tak Sesuai Ekspektasi (Pov Desi)"Aduh, Mas-Mas...ternyata semua tak sesuai dengan yang kita harapkan ya!"Setelah membersihkan dapur dan meja makan, aku pun segera membaringkan tubuh pada kasur yang empuk ini, di samping Debby, yang sudah tertidur dari sore. Sementara itu, suamiku, Mas Widodo, masih asyik bermain handphone di sofa kecil yang ada tak jauj dari ranjang."Iya...benar. Ternyata ingin kaya itu memang nggak mudah yo, Dek. Perlu perjuangan," jawabnya tanpa menoleh kepadaku."Kupikir, dulu setelah Alif menikah dengan Izzah, hidup kita langsung enak. Eh malah begini! Ternyata, Izzah tak seperti menantu dan ipar, yang ada di sinetron ikan terbang itu. Yang kerjaannya menangis, dan ngikut saja. Yang ada juga, malah kita di sini yang teraniaaya!" gerutuku kesal."Ya sudah lah,Dek. Mau bagaimana lagi? Yang sabar, dengar kata Ibu 'kan? Kita mulai sekarang, harus lebih siap siaga, dan memikirkan berbagai cara, untuk menyingkirkan si Izzah itu! Sudah, sekarang kamu tidur, san

  • BENALU    Bab 40

    Bab 40Pov Desi[Hahaha...lalu cocoknya sama siapa? Hayo... apa sama kamu saja, yang cantiknya kebangetan? Aku sih iya saja kalau kamu mau, hehehe][Duh..gimana ya? Aku mau banget, tapi nggak enak sama Rena, Mas.][Halah, nggak usah hiraukan Rena. Aku juga sebenarnya sudah lama suka sama kamu, tapi takut kamu tolak.]Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Akhirnya mulaai saat itu, kami berhubungan, hingga kini menikah. Tak peduli dengan Rena atau pacarku, yang penting enak aja deh. Demi mendapatkan Mas Widodo itu, aku harus merelakan kegadisanku padanya, tak apalah yang penting aku bahagia.Setelah menikah, Mas Widodo malah nganggur dan akhirnya mau tak mau, motornya pun harus di jual, apalagi saat itu aku akan melahirkan Debby.Kerjaan Mas Widodo tiap waktu hanyalah sebagai kuli panggul, kuli bangunan, dan serabutan. Ganteng sih iya, tapi tidak dengan rejekinya. Bahkan, jika malasnya kumat, bisa sampai satu bulan dia tak bekerja. Di rumah hanya main game dan pergi mancing saja.Untungnya, ak

Bab terbaru

  • BENALU    Ending

    Bab 67Ending.Bubur memang benar tak mungkin lagi bisa diubah menjadi nasi lagi. Seperti apa yang saat ini terjadi pada keluarga benalu itu. Kesalahan fatal yang dibuat oleh Bu Citra, kini membawanya pada rumah sakit jiwa. Menerima vonis dari hakim saja sebenarnya sudah membuat wanita tua itu shock, ditambah lagi dengan bully-an yang dia terima di dalam penjara.Hotel prodeo itu memang sebuah tempat yang keras, meski itu hanya sel yang khusus untuk para napi wanita. Karena semua yang sekarang menginap di hotel prodeo itu adalah para wanita yang bermasalah, maka tak kaget lagi jika banyak terjadi pembully-an disana. Siapa lemah akan menjadi bahan bully-an dan yang memang akan menjadi ketua suku, dan dihormati oleh semuanya.Kini, Bu Citra telah resmi menjadi penghuni rumah sakit jiwa itu. Karena pemeriksaan intensif oleh petugas memang menunjukkan jika dia terganggu otaknya. Alif dan Desi mau tak mau tentu saja harus bisa menerima semua kenyataan yang terjadi ini."Aku akan membalas

  • BENALU    Bab 66

    Bab 66Waktu berlalu begitu cepat, sudah sebulan lamanya Bu Citra menjalani hidup sebagai seorang tahanan. Meski Alif dan Desi selalu datang seminggu sekali, tetapi nyatanya hal itu Seperti tak ada artinya sama sekali bagi Bu Citra. Yang dia ingin hanya keluar dari hotel prodeo ini sekarang juga!Hidayah pun sepertinya tak sedikit pun menyentuh hati ibunda Alif itu. Meski telah banyak hal terjadi, dia tak bisa mengambil hikmahnya. Yang ada malah hatinya semakin membatu saja."Bu, nggak pingin solat? Ayo bareng ke musholla!" ajak teman satu sel Bu Citra. Memang di lapas wanita itu ada mushola untuk memudahkan para napi shalat berjamaah."Ngapain sih kamu ngajak-ngakak!? Sok alim saja kamu ini. Sudah cepat pergi! Jangan sok ceramah seperti Izzah kamu ya!" Bentak Bu Citra, hampir setiap diajak oleh beberapa temannya untuk mendekatkan diri pada Allah.Sedikit pun tak ada penyesalan dalam hati wanita paruh baya itu. Yang ada malah hanya dendam dan dendam saja."Semua orang di dunia ini mem

  • BENALU    Bab 65

    Bab 65Hari ini adalah sidang terakhir Bu Citra, alias pembacaan vonis tentang pembunuhan berencana yang wanita itu lakukan pada Pak Hasan, yang tak lain adalah besannya sendiri saat itu. Karena emang semua bukti sudah lengkap, jadi tak perlu waktu lama lagi untuk hakim mengambil keputusan.Tentu saja saat ini Izzah hadir, begitu juga anak-anak dari Bu Citra. Absen si Vena saja yang memang hingga saat ini tak diketahui kabarnya. "Lif, bagaimana jika nanti ibu mendapatkan hukuman yang berat?" tanya Desi yang kini duduk di samping adik kandungnya itu.Alif menarik nafas dalam-dalam dan memang saat ini dadanya pun merasa sesak sekali."Entahlah, Mbak. Aku pun telah melakukan berbagai cara agar Izzah mau mencabut laporan itu, tetapi semua usahaku itu nihil. Sekarang sepertinya kita hanya bisa pasrah saja pada mereka," jawab Alif sambil menunjuk pada deretan hakim."Dasar memang si Izzah itu sombong banget! Kok ada si manusia tak punya hati nurani seperti dia itu? Wajah saja terlihat sepe

  • BENALU    Bab 64

    Bab 64Mau tak mau, tentu saja akhiranya Alif pun pergi dari ruangan wanita yang secara negara masih sah menjadi isterinya itu. Dilema tentu saja saat ini terus bergelayut di dalam hatinya. Sebagai seorang anak yang berbakti, tentu dia ingin membebaskan Bu Citra dari hukuman polisi. Karena memang sejak dulu Alif adalah seorang anak yang sangat berbakti pada ibunya. Apa lagi ketika dia ingat dengan almarhum ayahnya, yang sebelum meninggal dulu telah menitipkan dua saudara perempuannya dan juga sang ibu."Ya Allah, kenapa semua menjadi seperti ini sih!" Alif merasa frustasi saat ini. Lelaki tampan yang kini sudah kembali ke ruangannya itu pun mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu dia menyesali kesalahan besar yang telah ibunya buat."Jika ibu tidak menghabisi nyawa Pak Hasan, tentu semua ini tak akan pernah terjadi!" Kembali Alif berucap dengan frustasi.Tetapi di sisi lain, hati nuraninya pun membenarkan segala keputusan yang diambil oleh Izzah.Apa yang dilakukan oleh Bu Citra memang

  • BENALU    Bab 63

    Bab 63Waktu berlalu dengan begitu cepat bagi Alif, sudah satu bulan sejak keluar dari penjara itu, kini dia dan Widodo sudah kembali bekerja di perusahaan milik Izzah. Namun, tentu saja semua tak bisa seperti dulu. Meski dia berharap penuh, namun sama sekali Izzah tak pernah mengajaknya bicara. Hanya sekedar formalitas saja seperti Bos pada pegawainya. Sebenarnya perasaan yang ada dalam hati Alif tak jauh beda dengan yang dirasakan oleh Izzah. Wanita itu pun merasakan jika telah menaruh hati pada Alif. Namun tentu saja hal itu terus saja berusaha dia dipungkiri.Tak mungkin rasanya dia menjalin hubungan dengan anak dari pembunuh Papanya, meski dia tau jika Alif adalah lelaki yang baik. Ego masih terus saja merajai hatinya saat ini.Siang ini, Alif memberanikan diri untuk mendatangi Izzah di ruangannya ketika istirahat siang. Bukan untuk mengatakan isi hatinya yang terus membuatnya tersiksa. Tetapi untuk memperjuangkan nasib ibunya, yang besok adalah sidang terakhir dan waktunya hak

  • BENALU    Bab 62

    Bab 62Setelah kepergian Izzah dan pengacaranya. Alif segera mengajak Desi dan Widodo untuk pulang. Tentu saja kali ini mereka pulang dengan menaiki angkot. Selama perjalanan yang hampir memakan waktu satu jam itu, mereka tak saling berbicara, karena memang bergelut dengan pikirannya masing-masing.Alif sebenarnya masih tak ingin percaya jika saat ini dia dan Izzah akan sah berpisah. Lelaki tampan itu sesungguhnya masih berharap jika Izzah mau kembali menerima dia. Meski menang hal itu pasti sulit, karena tindakan ibunya yang sangat sulit untuk dimaafkan.'Jika memang jodoh, pasti kita akan bertemu lagi Zah. Aku pun ingin menunjukkan kepada kamu jika aku tak seburuk yang kamu pikirkan!' gumam Alif dalam hati.Bersamaan dengan uang yang diberikan oleh Izzah tadi, ada juga alamat rumah baru untuk mereka. Rumah itu bukanlah rumah mereka yang direnovasi dahulu, tetapi Izzah sengaja membeli sebuah rumah di kompleks perumahan untuk mereka, lengkap dengan segala isinya."Wah. Ternyata rumahn

  • BENALU    Bab 61

    Bab 61Sedikit pun Izzah tak berkomentar saat ini. Hanya dengan cepat dia mengambil surat itu dan memberikannya kembali pada sang pengacara. Yang kemudian langsung memasukkannya kembali ke dalam tas."Begini memang sepertinya jalan yang terbaik, Lif. Cinta itu tak mesti harus memiliki bukan?" Seloroh sang pengacara yang bisa melihat cinta Alif pada Izzah itu.Semua hanya diam, sementara Desi dan Widodo masih melanjutkan makan.Lelaki berdarah tionghoa itu pun kemudian melanjutkan ucapannya. "Sebuah hubungan yang didasari oleh niat yang buruk dan tak pas, akhirnya pun akan berujung dengan hal yang tak mengenakkan. Aku yakin almarhum Pak Hasan pun akan mengerti dengan hal ini. Sedikit rasa yang sudah terbit dalam hati, biarkan saja tetap seperti itu. Jika memang kalian masih berjodoh, tentu tak akan kemana bukan?" Alif dan Izzah spontan tersenyum bersama, hanya saja mereka masih tak bersuara. Si pengacara kembali berucap agar suasana tak terus terasa tegang."Oh iya, Zah. Apa ada lagi

  • BENALU    Bab 60

    Bab 60Setelah menemui Bu Citra yang berakhir dengan rasa kesal mendalam, akhirnya Izzah pun kembali menemui pengacaranya. "Apa sudah selesai, Om?" tanya Izzah sembari mencoba menurunkan emosi yang ada dalam hatinya, karena mertuanya yang tadi itu.Si pengacara langsung mengangguk dan tersenyum. "Semua sudah beres kok, Zah. Itu Alif dan saudaranya sudah menandatangani berkas," jawabnya sambil menunjuk ketiga orang benalu yang kini sudah bebas itu.Mereka Izzah pun langsung menoleh pada tunjukan tangan itu. Ada secercah bahagia dalam hatinya karena melihat Alif bebas. Tetapi Izzah sedikit pun tak menganggap jika itu adalah bagian kecil dari yang dinamakan cinta."Om, kita ke kantin sebentar ya. Tolong ajak mereka kesana. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada mereka," ucap Izzah yang langsung dijawab dengan anggukan oleh sang pengacara.Izzah pun berangkat terlebih dahulu ke kantin kantor polisi itu. Menurutnya ini adalah tempat yang pas, dari pada harus membawa ketiga benalu itu

  • BENALU    Bab 59

    Bab 59Proses hukum pada Bu Citra tetap berjalan untuk saat ini. Tetapi hari ini memang Izzah kembali datang ke kantor polisi bersama sang pengacara untuk mencabut tuntutan pada Alif, Widodo dan juga Desi. Serta memberikan surat gugatan cerai dari suaminya itu.Sebenarnya sang pengacara telah mengurus surat pencabutan itu sejak kemarin, jadi hari ini ketiganya sudah bisa menghirup udara bebas.Sebelum membebaskan ketiga orang itu, saat ini Izzah lebih dulu ingin bertemu dengan Bu Citra. Ada beberapa Hal yang ingin dia sampaikan. Sementara sang pengacara mengurus berkas.Bu Citra datang dengan langkah gontai, karena dia tahu jika menantunya itu membiarkan dia mendapatkan hukuman yang setimpal. Wanita setengah baya itu pun duduk sambil menunduk."Bu, tolong maafkan saya ya. Karena meski telah mencoba, nyatanya saya tetap tak bisa membiarkan ibu melenggang bebas setelah menghabisi nyawa Papa," ucap Izzah yang berusaha sekuat tenaga menahan emosi.Bu Citra langsung mendongak demi mendeng

DMCA.com Protection Status