Share

Bag 4

Author: Ncheet Nca
last update Last Updated: 2020-10-04 15:42:13

Setelah jawaban ambigu Fahri, mereka berdua kembali berbincang hal lain, karena sepertinya Fahri tak nyaman dengan pembicaraan sebelumnya.

Daru beberapa kali mencuri pandang ke arah wanita yang saat ini ada di meja kasir, wanita yang tadi mengantarkan Cappuccino buatannya yang memang enak luar biasa. 

Tak salah jika Fahri merekomendasikan Cappuccino buatan Zeta, karena Daru bisa langsung jatuh cinta pada varian kopi itu di sesapan pertama.

"Daru, sepertinya saya harus kembali ke kantor. Ada klien yang ingin bertemu setengah jam lagi."

"Oh, oke Bang."

"Kamu ingin pergi juga?"

"Saya... kayaknya saya di sini dulu deh. Cappuccino dan mille feuille-nya enak dan belum habis," ucap Daru sambil menunjuk pastry yang terkenal di Perancis itu.

Fahri tertawa renyah, lalu beranjak dari duduknya. "Sudah saya bilang, Cappuccino buatan Zetaya memang juara di sini. Kamu juga beruntung, karena bisa makan kue buatannya. Biasanya karyawannya yang buat kue itu, dan ya, rasanya tak seenak buatan Zetaya."

Susah payah Daru mengeluarkan senyumnya yang berbanding terbalik dengan hati. Sejak tadi, seniornya itu tak putus-putus memuji Zetaya, dan itu sangat mengganggu sekali di telinga Daru.

"Oke kalau begitu, saya benar-benar harus pergi. Sampai jumpa lagi ya." Fahri menepuk pundak juniornya itu, lalu beranjak pergi ke meja kasir. Namun belum sempat menjauh, Fahri membalikkan tubuh. "Ah ya, nanti kamu langsung pergi saja, saya yang urus pembayarannya."

Rahang Daru mengeras mendengar kalimat Fahri. Sepertinya seniornya ini takut sekali Daru mendekati mantan istrinya. Cih! Mengesalkan! Kalau masih cinta kenapa berpisah?! Jangan salahkan Daru jika dia ingin mendekati Zetaya! Mereka kan sudah tidak ada hubungan apapun! Tak berapa lama, senyum palsu tercetak di bibirnya. "Wah, saya ditraktir, Bang?"

Fahri hanya tertawa sambil menggelengkan kepala. "Lain kali kamu traktir saya, ya."

"Siap, Bang."

Fahri kembali tersenyum, lalu kali ini benar-benar berbalik untuk menuju meja kasir.

Tatapan Daru tak lepas dari pemandangan di depannya. Sang senior terlihat berbicara dengan Zeta. Sesekali mereka tertawa bersama, membuat udara di sekitar Daru menipis. Entah paru-parunya yang mengecil, atau pasokan oksigen di dunia ini berkurang?

Mata Daru membelalak tak suka, saat tangan besar sang senior mampir ke atas kepala Zeta dan menepuknya beberapa kali. Dan lihatlah senyum senang di bibir mantan kekasihnya itu, membuat Daru ingin membungkam bibir Zetaya.

"Udah mantan masih sayang-sayangan! Dasar gak ada etika!" monolog Daru tak jelas. Pria ini langsung mengalihkan pandangan karena takut ketahuan memperhatikan saat sang senior berbalik untuk pergi menuju pintu keluar cafe ini.

"Daru..."

"Ah, ya, Bang?" tanya Daru pura-pura terkejut sambil menoleh ke samping tempat Fahri berdiri tak jauh darinya.

"Saya tinggal dulu ya."

"Iya, Bang," balas Daru sopan, tapi dalam hati sudah menjerit senang karena seniornya akhirnya benar-benar pergi seiring terdengarnya gemerincing dari arah pintu.

Daru mengalihkan pandangan, lalu tak sengaja matanya bertemu dengan mata indah itu, mata yang dia rindukan selama ini. Mata Aya-nya...

Daru menyunggingkan senyum kecil, yang dibalas lengosan tak peduli sang mantan.

Sial! 

Sepertinya dia harus ekstra keras kembali meraih cinta mantan terindahnya itu.

Sementara itu, Zeta pura-pura sibuk menghitung penghasilan cafenya hari ini. Namun bibirnya terlihat mengerucut tak suka.

"Mantan Bangke! Kenapa aku harus ketemu lagi sama dia?!" desis Zeta kesal sambil menghitung lembar demi lembar uang dari mesin kasirnya. "Kenapa juga tuh orang masih nangkring di cafe-ku! Sumpah gue badmood banget!" gerutu Zeta kembali. 

"Ish! Tadi berapa deh ini hitungan ku? Gara-gara si Bangke, Jadi lupa kan tuh!" Zeta kembali menghitung uang yang berada di tangannya dari awal.

***

"Anda gak pulang, Papanya Evan?"

"Anda ngusir pelanggan?"

"Hah?" Zeta mengalihkan pandangan ke sekeliling cafe-nya yang mulai kembali ramai. Kali ini oleh anak-anak muda yang nongkrong bersama teman-teman mereka. Kebetulan cafe milik Zeta berada di tempat yang strategis. Di area perkantoran dan kampus, yang membuat cafe-nya akan ramai di jam-jam makan siang dan malam.

Belum lagi menu andalan cafe-nya yang menyediakan nasi goreng ala keluarga Zeta turun temurun, yang sudah terkenal tujuh tahun yang lalu dari sejak cafe ini dibuka, membuat cafe-nya ramai pengunjung.

Beberapa pengunjung melihat ke arah Zeta dan Daru, karena suara Daru lumayan kencang.

Zeta kembali mengalihkan pandangan ke arah Daru. "Bu-bukan begitu..." bisik Zeta supaya suaranya tak terdengar oleh pengunjung cafe yang lain.

"Lalu?" tanya Daru sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ehm, begini, cafe saya sebentar lagi akan ramai, dan mungkin bisa sampai waiting list seperti hari-hari biasanya. Kalau Anda tidak ingin memesan menu yang ada di sini lagi, lebih baik Anda--"

"Saya pesan semua menu andalan yang ada di sini."

"Apa?"

"Ah... Mbak, saya minta menunya ya."

Zetaya mengerjapkan matanya beberapa kali, saat Daru memanggil salah satu karyawannya yang kebetulan lewat di dekat mereka.

Pria ini segera sibuk menunjuk beraneka menu yang ada di sana, sementara sang karyawan mencatat semua pesanan Daru. 

Setelah beberapa menit, karyawan Zeta undur diri meninggalkan sang bos dan sang pria tampan yang sempat membuat karyawan Zeta gelagapan tak jelas karena terlalu terpesona.

Daru bersedekap, lalu tersenyum miring ke arah Zeta. "Masih mau usir saya? Apa pesanan saya kurang banyak? Kalau kurang, saya bisa pesan lebih banyak lagi. Mb--"

"Cu-cukup." Segera saja Zeta menahan pergelangan tangan Daru, saat pria ini hendak kembali melambai ke arah salah satu karyawannya.

"Pe-pesanan Anda akan segera diantar."

"Ehm... baik, terima kasih dan... bisa tolong lepaskan tangan saya, Mamanya Misha?"

Zeta dengan segera membebaskan pergelangan tangan Daru. Wajah wanita ini merona karena malu.

"Kangen pegang tangan saya, ya?"

"Najis!"

"Astaga, najis? bahasa apa itu?" tanya Daru pura-pura terkejut dengan suara sengaja sedikit lebih kencang.

Zeta menutup mata kesal. Sepertinya mantan kekasih brengsek nya ini sengaja membuatnya malu sejak tadi. Wanita ini kembali membuka mata, lalu memasang senyum pura-pura ramah. "Anda bisa di sini sampai cafe saya tutup, mengingat Anda memesan hampir semua menu yang ada di sini, yang pastinya tidak akan bisa habis dalam waktu yang sebentar. Nanti kalau cafe saya sudah tutup dan Anda belum bisa menghabiskan pesanan Anda, Anda bisa minta karyawan saya untuk bungkus sisanya, supaya bisa Anda bawa pulang. Baiklah kalau begitu, silahkan ditunggu ya pesanannya, Papanya Evan," ucap Zeta panjang lebar setengah menyindir dengan senyum yang kelewat manis, tapi matanya kelewat tajam menatap Daru. Wanita ini segera berbalik untuk pergi kembali menuju meja kasir.

Wanita ini menggerutu kesal seiring langkah kakinya meninggalkan Daru. Niat mengusir Daru gagal total, karena pria itu punya cara untuk bertahan di cafe-nya. Sepertinya setelah ini, dia memilih berada di dalam ruangannya saja sampai cafe tutup, agar tidak merasa risih diperhatikan sedemikian rupa oleh mantan brengseknya itu sejak tadi mantan suaminya pergi dari cafe ini.

Sementara itu, Daru menyunggingkan senyum geli. 

"Kamu gak berubah, masih tetap punya tatapan tajam kayak dulu, Aya..." monolog Daru sambil memperhatikan punggung Zeta yang semakin menjauh.

Related chapters

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 5

    "Kak Zeta, besok aku datang siangan ya, soalnya jam 11 ada kelas. Aku lupa izin Kakak tadi.""Jadinya kamu shift siang?""Iya, Kak. Aku udah bilang Alana buat gantiin aku shift pagi.""Okay, gak pa-pa. Yang semangat ya ujiannya," ucap Zeta sambil menepuk pundak salah satu karyawan wanitanya itu."Makasih Kak Zeta cantik~""Tau aja kalau aku cantik. Hahaha..." Zeta dan sang karyawan tertawa seiring langkah kaki mereka keluar dari pintu cafe. Para karyawan lain di belakang Zeta pun ikut tertawa. Wanita dua puluh tujuh tahun ini memang terkenal humble sejak kecil. Di manapun berada, Zeta pasti langsung disukai banyak orang.Tawa Zeta luntur saat melihat seorang pria yang sejak siang betah nangkring di cafenya sampai cafe wanita berambut merah ini hampir tutup.Zeta pikir pria ini sudah pergi.Wanita ini menghentika

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 6

    "Andaru!"Daru menghentikan langkah saat seseorang memanggilnya. Pria ini membalikkan tubuh sampai berhadapan dengan seseorang itu, namun dengan jarak yang tidak dekat."Kamu ke mana saja? Mama tadi ke kantor, dan kamu malah tidak ada!""Habis ketemu teman lama. Ada apa Mama ke kantor?""Lebih tepatnya mama dan Rebecca datang ke sana."Wajah Daru berubah datar mendengar nama mantan istrinya itu. "Becca? Untuk apa?""Mama mau ajak kalian makan malam.""Tolong berhenti, Ma. Ansel dan Becca tidak akan kembali bersam—""Setidaknya ingat anakmu!" potong sang mama.Mereka saling pandang beberapa saat, sampai akhirnya Daru menghela napas berat. "Ansel yakin Evan tidak akan kekurangan kasih sayang kalau itu yang Mama takutkan.""Kalau kalian kembali bersama, kasih sayang yang Ev

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 7

    "Tutup?""Iya, Bu. Sudah lebih dari satu minggu yang lalu dia pulang kampung. Kalau pulang kampung suka lama, Bu, bisa satu bulan."Zeta menghela napas berat. "Tukang tambal ban lain di daerah sini gak ada lagi ya, Pak?""Ada, tapi jauh banget, di ujung jalan situ, ke depan lagi dan harus nyebrang."Zeta lagi-lagi menghela napas berat mendengar ucapan satpam yang berjaga di pos depan sekolah sang anak. Wanita ini mengalihkan pandangan ke arah Misha yang berdiri di sampingnya."Panas ya, Nak?" tanya Zeta lembut dengan sebelah tangan mengusap dahi sang anak yang sudah mengeluarkan keringat, sementara sebelah tangan lagi memegang grip stang motor matic putih kesayangannya."Enggak kok, Ma. Orang tambal bannya enggak ada ya?""Tutup, Sayang...""Mama Aya bannya kempes?"Tubuh Zeta menegang mendengar s

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 8

    "Spaghetti Tante enaaakkkk!!!! Evvan suka!"Zeta tersenyum lebar saat mendengar teman anaknya menyukai spaghetti yang dia buat.Wanita ini mengusap sayang puncak kepala Evan. "Habisin ya.""Pasti, Tante!!"Zeta tertawa renyah, lalu pandangannya beralih ke arah sang anak yang duduk di sampingnya. "Misha mau susu?""Endak ah, Ma. Di rumah ajah nanti.""Oke, Sayang...""Bisa buatkan aku kopi seperti kemarin?"Zeta mengalihkan pandangan ke arah pria yang berada di samping Evan. Wanita ini menyandarkan punggungnya, lalu menaikkan sebelah alis sambil bersedekap. "Itu kan sudah ada di depan Anda, Papanya Evan." Zeta melirik kopi yang ada di depan mantannya itu."Tapi ini bukan buatan kamu.""Sama-sama cappucinno kok.""Rasanya beda, aku nggak suka. Aku nggak mau

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 9

    "Mama, akuh mau lagi!!!""Habis itu, Evvan ya, Tante!!"Ucap dua bocah yang duduk berdampingan ini heboh."Iya-iya gantian ya."Daru tersenyum sumringah saat melihat dua malaikat cilik itu saling berebut meminta Zeta yang duduk di samping Misha menyuapi mereka. Zeta terlihat telaten dan sangat sabar menghadapi keceriwisan dua bocah yang sejak tadi bermain beragam jenis permainan di sini tanpa kenal lelah."Uhuk!""Hati-hati makannya, Evan... Minum dulu ya.""Ehm..."Setelah memberikan minum pada Evan yang tersedak makanan, Zeta mengalihkan pandangan ke arah pria yang sejak tadi duduk di depannya, karena mendengar suara yang keluar dari mulut Daru. Sejak mereka selesai memesan makanan di sebuah restoran cepat saji yang berada di area taman bermain yang mereka datangi, Daru tak pernah mengalihkan tatapannya dari w

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 10

    "Maaf ya, Mas, aku lupa banget.">"Tidak apa-apa, Zetaya.""Ini sebentar lagi mau sampai rumah kok. Aku tutup dulu ya.">"Baiklah."Zetaya menjauhkan ponsel dari telinganya, setelah panggilan terputus. Wanita ini mengalihkan pandangan ke arah sampingnya, tempat di mana sang mantan kekasih mengemudi. Pria itu terlihat mengeraskan rahang, yang membuat Zeta mengernyitkan dahi bingung."Udah selesai mesra-mesraannya sama si Mas Mantan?" tanya Daru sinis. Pria ini menoleh sekilas ke arah Zeta dengan wajah dingin, yang semakin membuat Zeta tak mengerti.Bukankah tadi Daru bersikap sangat bersahabat? Bahkan mereka beberapa kali saling menertawakan karena kekonyolan yang pernah mereka lakukan di masa lalu, yang tanpa sadar membuat Zeta kembali nyaman pada sosok Daru. Tapi kini, pria itu malah terlihat menyeramkan. Apa Daru salah makan?"Mes

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 11

    Mereka masih saling terdiam dengan tatapan yang sama-sama sulit diartikan. Tak berapa lama, Zeta menghela napas panjang. Wanita manis ini memalingkan wajah ke arah rumahnya."Memposisikan diri seperti apa? Apakah dengan menjauhiku?" tanya Zeta sambil memalingkan wajah kembali ke arah Daru."Bisa jadi seperti itu. Aku gak mau berharap terlalu banyak, kalau memang kamu dan Bang Fahri ada hubungan lebih selain hubungan mantan suami istri. Aku juga gak mau jadi orang ke tiga di antara hubungan orang lain. Kamu tentu tau, kalau aku mendekati mu karena ingin kembali mendapatkan hatimu dan kembali bersama."Zeta menelan saliva susah payah. Pria ini masih seperti dulu, tidak pernah bertele-tele dan selalu to the point. Dulu, saat pria ini cemburu pada salah satu teman sekelas Zeta yang berjenis kelamin laki-laki, Daru dengan lantang mengatakan jika dia cemburu."A-aku udah pernah bilang, kalau kita gak

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 12

    Tubuh Daru mundur beberapa langkah karena tinjuan seniornya. Pria ini merasakan pipi kanannya memanas. Daru juga merasakan sudut bibirnya mengeluarkan cairan kental. Pria ini menyeka sudut bibirnya, dan menemukan darah menempel di kulit tangannya.Daru menegakkan tubuh, lalu menatap Fahri yang menatapnya nyalang dengan rahang mengeras. "Ternyata kamu yang memutuskan Zetaya dengan cara yang tidakgentlesama sekali itu kan?" tanya Fahri.Tubuh Daru menegang seketika. Jantungnya berdetak tak karuan. Seniornya tahu tentang masa lalu Zeta? Zeta menc

    Last Updated : 2020-10-30

Latest chapter

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   EPILOG

    BAB MENGANDUNG DUA PULUH SATU PLUS-PLUS!SADAR DIRI BUAT YANG MASIH UNYU-UNYU DAN BARUNETASYES.KUPANTAUDARI JAUH NIH.YANG TETAP NEKAD BACA2 BAGIAN PALING BAWAH BAB INI, TAR KUSURUHZETANYEMBURKALIAN PAKAI KOPI RASA AIR LAUT.WWKKWKW...Happy Reading,&

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 24 ( END )

    BAB MENGANDUNG DUA PULUH SATU PLUS-PLUS!SADAR DIRI BUAT YANG MASIH UNYU-UNYU DAN BARUNETASYES.KUPANTAUDARI JAUH NIH.YANG TETAP NEKAD BACA2 BAGIAN PALING BAWAH BAB INI, TAR KUSURUHZETANYEMBURKALIAN PAKAI KOPI RASA AIR LAUT.WWKKWKW...Happy Reading,

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 23

    "Calonnya belum datang ya?"Zeta hanya dapat tersenyum kecut saat salah satu penjaga butik tempat dirinya dan Daru akan mencari pakaian pernikahan sesuai keinginan mereka menanyakan hal yang sama lebih dari lima kali. Ingin rasanya Zeta mencongkel bola mata wanita itu, dan menarik kuat bibirnya karena senyum sinis sang penjaga butik, yang saat ini menatapnya mengejek.Tatapan seperti itu sudah hampir dua minggu lebih didapat Zeta setelah Daru mengumumkan hubungan mereka pada media. Kafenya bahkan belakangan ini ramai, hanya karena banyak yang ingin melihat dirinya, lalu menatap sin

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 22

    “Bagaimana nasib Evan jika media menghujat anakmu, Becca? Menuduh anakmu sebagai anak haram setelah nanti media tahu bahwa Andaru bukan ayah kandung cucu mama. Pikirkan itu! Seandainya kamu tidak menyerahkan dirimu pada Kafka, semua ini tidak akan terjadi! Ingat, kamu yang salah di sini, karena sudah menjadi wanita murahan!” desis Mayang tajam, yang membuat kaki Rebecca lemas seperti jelly.Rebecca akui dia salah, tapi apakah kesalahan harus dilimpahkan padanya semua? Rebecca tahu dirinya bodoh karena menyerahkan diri pada Kafka. Tapi haruskah Mayang menghinanya seperti itu?

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 21

    Bibir Daru tak pernah berhenti tersenyum sejak ayah Zeta merestui hubungan mereka. Pria tampan ini masih betah bersandar pada dinding depan toilet restoran di salah satu mall besar di kota ini.Depan toilet wanita? Ya, pria ini sejak keluar dari rumah Zeta setelah meminta izin pada Setyo untuk membawa Zeta menghabiskan waktu bersama, tak pernah melepas Zeta sedetikpun. Seperti sekarang, saat sang calon istri pergi ke toilet, Daru bahkan mengikutinya layaknya anak ayam yang takut tersasar. Padahal mereka sedang makan, tapi Daru memilih meninggalkan makanan mereka, dan meminta seorang pelayan di sana untuk tak membereskan dulu meja mereka.

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 20

    Zeta menguap, sesekali mengusap matanya, karena matanya masih saja lengket minta dipejamkan. Memang sih semalam wanita manis ini tidur sangat larut. Alasannya apa lagi kalau bukan hubungan yang baru kembali dibinanya dengan Daru. Sepanjang malam, Zeta tak pernah berhenti tersenyum dengan jantung berdetak kencang. Wanita ini masih tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang berani mencium Daru lebih dulu. Padahal hanya mencium di pipi, tapi rasanya seperti melepaskan semua pakaiannya di depan Daru. Antara malu, tapi senang tak terkira. Bagaimana jika nanti wanita ini benar-benar ‘polos’ di depan Daru?Zeta segera menggelengkan kepala guna mengenyahkan pikiran tak pantas yang tiba-tiba saja hadir di kepala. Pa

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 19

    "Ki-kita udah sampai di depan rumahku. Kamu... kamu masih mau pegangin tangan aku terus?" tanya Zeta menyindir, namun suaranya terdengar gugup. Wajah Zeta masih merona malu. Dirinya tak menyangka bisa kembali menjalin hubungan dengan Daru.Daru terkekeh geli sambil menatap tangan kirinya yang sejak pria ini mengemudi, bolak balik memegang tangan kanan Zeta. Pria ini mengusap sayang punggung tangan Zeta, yang membuat tubuh Zeta meremang."Aku gak lagi mimpi kan, bisa genggam tangan kamu lagi kayak gini?"

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 18

    Matanya nyalang menatap Daru. Sebelah tangannya mengusap kasar bibir yang baru saja Daru nikmati. "Aku bukan wanita murahan, Ansel!" ucap Zeta tajam. Mata wanita ini berkaca-kaca."Hiks... a-aku—"Sreeet!Zeta terkejut saat Daru menarik sebelah tangannya sampai tubuh wanita ini kembali berada di dalam rengkuhan Daru.

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 17

    Tubuh Zeta lemas seketika, sampai Daru langsung melangkah pasti untuk merengkuh tubuh Zeta agar wanita ini tak terjatuh. Mereka saling pandang dengan jarak sedekat ini. Napas mint Daru menerpa bibir Zeta."Kamu tidak apa-apa?" tanya Daru cemas.Zeta memperhatikan wajah Daru dengan seksama. Apakah ucapan mantannya ini bukan candaan? Tapi kalau hanya candaan, tidak mungkin wajah Daru terlihat penuh penyesalan seperti ini."Ka-kamu serius melakuk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status