Share

Bag 5

Author: Ncheet Nca
last update Last Updated: 2020-10-04 15:43:51

"Kak Zeta, besok aku datang siangan ya, soalnya jam 11 ada kelas. Aku lupa izin Kakak tadi."

"Jadinya kamu shift siang?"

"Iya, Kak. Aku udah bilang Alana buat gantiin aku shift pagi."

"Okay, gak pa-pa. Yang semangat ya ujiannya," ucap Zeta sambil menepuk pundak salah satu karyawan wanitanya itu.

"Makasih Kak Zeta cantik~"

"Tau aja kalau aku cantik. Hahaha..." Zeta dan sang karyawan tertawa seiring langkah kaki mereka keluar dari pintu cafe.  Para karyawan lain di belakang Zeta pun ikut tertawa. Wanita dua puluh tujuh tahun ini memang terkenal humble sejak kecil. Di manapun berada, Zeta pasti langsung disukai banyak orang.

Tawa Zeta luntur saat melihat seorang pria yang sejak siang betah nangkring di cafenya sampai cafe wanita berambut merah ini hampir tutup.

Zeta pikir pria ini sudah pergi.

Wanita ini menghentikan langkah saat sang pria tersenyum ke arahnya.

Deg...

Jantung Zeta berdetak kencang. Tidak mungkin kan, dia masih memiliki rasa pada pria yang pernah menghancurkannya begitu dalam ini?

Tidak! Jangan sampai! Amit-amit tujuh turunan kalau sampai rasa itu masih ada!

"Ehm... Kak Zeta, aku pulang duluan ya, Ayah aku udah jemput," ucap sang karyawan yang tadi berjalan bersisian dengan Zeta. Sang karyawan curiga sepertinya sang bos memiliki hubungan khusus dengan pria yang sejak jadi menjadi pengunjung cafe ini. Terlebih tatapan sang pengunjung itu selalu mengarah ke arah Zeta yang beberapa kali ikut mondar mandir mengantar pesanan saat cafe mulai kembali ramai.

"Hati-hati ya."

"Siap Kak." Setelah mengatakan hal itu, sang karyawan langsung melesat pergi dari hadapan Zeta, lalu menyunggingkan senyum sopan ke arah Andaru Ansel Bratadikara... Ya, sang karyawan akhirnya tahu siapa pria ini. Pria yang pemberitaannya sempat trending di berbagai media.

Sementara itu, karyawan Zeta yang lain juga ikut berpamitan dengan wanita manis ini, dan menyunggingkan senyum sopan juga ke arah Daru.

Mereka berdua saling pandang dengan jarak yang lumayan dekat, lalu tak lama, Zeta mengalihkan pandangan, dan kembali melangkah ke arah motor matic yang sudah setia menemaninya selama tiga tahun ini.

Zeta berjalan melewati Daru cuek, seolah tak ada siapapun di sana, padahal jantungnya sudah ribut tak jelas.

"Kamu pulang naik apa, Aya?"

Langkah Zeta terhenti saat mendengar suara itu, dan panggilan itu...

Mata Zeta tertutup saat tiba-tiba saja kenangan indah bersama Daru dengan kurang ajarnya muncul di ingatan. Bagaimana lembutnya Daru dulu memperlakukannya. Bagaimana Daru selalu mengalah saat mereka bertengkar, dan bagaimana Daru pernah menjaganya sedemikian rupa dari kakak kelas yang ingin iseng pada Zeta yang terkenal pemberani itu, yang malah dicap pemberontak oleh para kakak kelasnya.

Zeta menggeram kesal, lalu menggelengkan kepala untuk mengenyahkan kenangan itu dari otaknya.

Wanita ini berbalik, lalu tersenyum sinis ke arah Daru. Tangannya bersedekap sambil menaikkan sebelah alisnya. "Papanya Evan kenal sama saya?"

"Kita gak mungkin pura-pura gak saling kenal terus, padahal dulu kita sangat dekat. Bahkan kamu yang ambil ciuman pe--"

"Diam!" potong Zeta dengan napas terengah. Sialan pria ini! Mengapa dia sampai mengingatkan tentang ciuman pertama mereka?? Ciuman yang sangat kaku, karena sama-sama baru pertama kali salam bibir.

Zeta menatap Daru tajam dengan wajah merona karena malu dan kesal secara bersamaan. Zeta mengingat dengan jelas rasa bibir lembut Daru dulu, yang menciumnya hati-hati saat pria itu berulang tahun yang ke tujuh belas, dan mereka merayakannya berdua di sebuah taman dekat rumah Zeta.

Ulang tahun ke tujuh belas? Amarah Zeta kembali bangkit saat mengingat angka tujuh belas. Mengingatnya pada kejadian di mana Daru memutuskan hubungan mereka hanya lewat sambungan video. Brengsek!

"Gak perlu mengingat yang sudah lalu, karena sekarang udah gak ada artinya lagi! Sebaiknya sekarang, kita pura-pura tidak saling mengenal, Papanya Evan!" desis Zeta tajam.

Daru menggeleng tegas. "Aku gak bisa pura-pura lagi gak kenal kamu, Aya! Dan berhenti panggil aku 'Papanya Evan'!"

"Loh, kenapa? Memang Anda kan Papa-- Ansel!"

"Ya, itu namaku... Sebut namaku seperti dulu, bukan sebutan dan kata-kata formal kayak tadi!" bisik Daru parau tepat di depan wajah Zeta. Sebelah tangan pria ini sudah mencengkeram lengan Zeta setelah sebelumnya menarik lengan wanita ini tiba-tiba.

Deru napas mereka beradu. Jantung keduanya berpacu kencang. Hidung mereka nyaris bersentuhan. Mereka saling tatap dengan sorot rindu.

Rindu?

Tidak! Tidak! Tidak!

Zeta segera memundurkan wajahnya, sampai jarak wajah mereka menjauh.

"Lepas! Kamu gak liat ada satpam di sana?!" bisik Zeta tajam sambil melirik satpam cafenya yang sejak tadi memperhatikan sang bos. Satpam yang akan pulang setelah semua karyawan cafe ini pulang.

"Aku akan lepas kalau kamu berjanji untuk gak ngomong formal lagi sama aku!"

"Siapa kamu, yang beraninya ngancem aku kayak gini?!"

"Mantan terganteng kamu."

"Najis tralala ya!"

"Kamu suka banget bilang najis, apa itu salah satu kata favorit kamu?"

"Kata andalanku!" sarkas Zeta yang membuat Daru terkekeh geli, sementara Zeta semakin memelototkan matanya tak suka.

"Lep--"

"Ngomong-ngomong, kayaknya kita jodoh ya, karena kita udah sama-sama single," ucap Daru mengingatkan status yang mereka sandang saat ini. Janda dan Duda.

"Najis!"

"Gak boleh ngomong gitu, Aya. Kamu gak takut kena karma?"

"Bodo amat! Lepasin aku!"

"Kamu belum janji__Ouch!!" Daru langsung saja melepaskan tangannya yang tadi mencengkeram lengan wanita ini, karena Zeta tiba-tiba menggigit kencang lengannya. "Kamu berubah jadi vampire ya?! Gigi kamu tajem banget sih!" kesal Daru sambil mengusap lengan telanjangnya yang digigit Zeta karena pria ini menggulung lengan panjang kemejanya sampai siku.

"Rasain! Terserah mau bilang aku vampire atau serigala, aku gak peduli! Bye!" Zeta langsung saja berbalik, namun tubuhnya lagi-lagi tersentak karena tarikan Daru, lagi?!

"Ans--"

"Kamu semakin cantik, Aya..." ucap Daru mesra.

Tubuh Zeta mendadak kaku, wajahnya langsung merona malu saat Daru memandanginya seolah hanya Zeta wanita di dunia ini.

Ada apa ini?? Mengapa sang mantan malah seperti tebar pesona padanya???

Tidak mungkin kan, Daru mencoba ingin menjalin hubungan lagi dengannya???

"Anse--"

"Ayo kita mulai dari awal!" ucap Daru tegas. 

Zeta membelalak tak percaya. Mulai dari awal? Pria ini sudah tak waras ya??? Mereka baru kembali bertemu, dan Daru langsung asal tembak seperti ini??? Dan lihatlah cara berbicaranya, Daru bukan meminta, tapi memerintah Zeta, seolah Zeta tak boleh menolak. Dasar edan!

"Kamu gila??"

"Mungkin... dan sepertinya memang iya, karena aku cuma bisa gila karena kamu," balas Daru enteng sambil mengedikkan sebelah bahunya.

Zeta semakin memelototkan matanya tak percaya.

"Ka-kamu sepertinya butuh perawatan khusus!"

"Kamu mau merawatku?"

"Ansel, dengar, kita gak akan kembali lagi dari awal!"

"Kalau begitu ayo kita ikat kembali jalinan yang pernah putus."

"Kamu..." Zeta tertawa kesal, lalu menyentak tangannya kasar sampai terlepas dari cengkeraman Daru. Tatapan Zeta tajam menusuk ke arah Daru. "Kamu yang mengakhiri hubungan kita waktu itu, tapi kamu juga yang minta kita ikat kembali??? Kamu pikir hubungan segampang itu bisa dipermainkan??? Saat kamu bosan sama aku, kamu putusin aku. Lalu setelah kamu bosan sama yang lain, kamu kembali lagi padaku?? Enak aja kamu bisa kayak gitu! Dengar Daru, aku bukan wadah yang siap nadah kamu kapan aja! Aku anggap pembicaraan kita ini gak pernah terjadi! Jangan pernah temui aku lagi! Dan... menjadi orang asing satu sama lain adalah pilihan yang tepat untuk kita!" ucap Zeta panjang lebar. Mata wanita ini bahkan sudah berkaca-kaca. Terus terang saja, harga dirinya seakan diinjak sang mantan, saat Daru dengan gampangnya meminta hubungan mereka kembali terjalin.

"Kamu harus tahu, gelas yang sudah pecah, gak akan kembali utuh walaupun kamu perbaiki sedemikian rupa!" bisik Zeta kembali. Setelah mengatakan itu, Zeta membalikkan tubuh, lalu melangkah meninggalkan Daru yang tak bisa mengatakan apapun lagi. Air mata Zeta jatuh tanpa sanggup ditahannya. Rasa sakit yang selama hampir sepuluh tahun coba dia hilangkan, kembali muncul ke permukaan. 

Zeta tahu, jika dirinya tak bisa melupakan Daru sepenuhnya.

"Aku harus cepat sampai di rumah, aku butuh Misha..." bisik Zeta bergetar. Hanya anaknyalah yang bisa mengobati semua luka yang pernah dia rasakan. Memiliki Misha adalah anugerah terindah dari Tuhan.

Sementara itu, Daru hanya mampu terdiam kaku. Mata pria ini pun sudah berkaca-kaca melihat punggung sang mantan menjauh dari pandangan. Dia tahu dia salah, karena melakukan pendekatan seperti banteng yang asal seruduk saat melihat kain merah. Tapi Daru tak bisa lagi menahan dorongan hasrat ingin memiliki Zeta kembali secepatnya. Terlebih pria ini memiliki saingan super kuat seperti Fahri.

"Beri aku kesempatan ke dua untuk memperbaiki gelas pecah itu, Aya... Aku akan merekatkan pecahan gelas itu, lalu akan kuhias sedemikian rupa supaya terlihat cantik. Aku... tidak akan melakukan hal bodoh lagi... Aku tidak akan meninggalkanmu lagi kali ini... Aku mohon, Aya..." monolog Daru seperti orang bodoh, padahal Zeta sudah meluncur pergi dengan motor matic putih wanita itu.

Daru mengusap wajahnya kasar sambil berteriak kesal, sampai membuat satpam yang masih berjaga di cafe yang sudah sepi ini terkejut, namun tak berani menegur, karena sepertinya sang pria punya hubungan khusus dengan bosnya.

***

Related chapters

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 6

    "Andaru!"Daru menghentikan langkah saat seseorang memanggilnya. Pria ini membalikkan tubuh sampai berhadapan dengan seseorang itu, namun dengan jarak yang tidak dekat."Kamu ke mana saja? Mama tadi ke kantor, dan kamu malah tidak ada!""Habis ketemu teman lama. Ada apa Mama ke kantor?""Lebih tepatnya mama dan Rebecca datang ke sana."Wajah Daru berubah datar mendengar nama mantan istrinya itu. "Becca? Untuk apa?""Mama mau ajak kalian makan malam.""Tolong berhenti, Ma. Ansel dan Becca tidak akan kembali bersam—""Setidaknya ingat anakmu!" potong sang mama.Mereka saling pandang beberapa saat, sampai akhirnya Daru menghela napas berat. "Ansel yakin Evan tidak akan kekurangan kasih sayang kalau itu yang Mama takutkan.""Kalau kalian kembali bersama, kasih sayang yang Ev

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 7

    "Tutup?""Iya, Bu. Sudah lebih dari satu minggu yang lalu dia pulang kampung. Kalau pulang kampung suka lama, Bu, bisa satu bulan."Zeta menghela napas berat. "Tukang tambal ban lain di daerah sini gak ada lagi ya, Pak?""Ada, tapi jauh banget, di ujung jalan situ, ke depan lagi dan harus nyebrang."Zeta lagi-lagi menghela napas berat mendengar ucapan satpam yang berjaga di pos depan sekolah sang anak. Wanita ini mengalihkan pandangan ke arah Misha yang berdiri di sampingnya."Panas ya, Nak?" tanya Zeta lembut dengan sebelah tangan mengusap dahi sang anak yang sudah mengeluarkan keringat, sementara sebelah tangan lagi memegang grip stang motor matic putih kesayangannya."Enggak kok, Ma. Orang tambal bannya enggak ada ya?""Tutup, Sayang...""Mama Aya bannya kempes?"Tubuh Zeta menegang mendengar s

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 8

    "Spaghetti Tante enaaakkkk!!!! Evvan suka!"Zeta tersenyum lebar saat mendengar teman anaknya menyukai spaghetti yang dia buat.Wanita ini mengusap sayang puncak kepala Evan. "Habisin ya.""Pasti, Tante!!"Zeta tertawa renyah, lalu pandangannya beralih ke arah sang anak yang duduk di sampingnya. "Misha mau susu?""Endak ah, Ma. Di rumah ajah nanti.""Oke, Sayang...""Bisa buatkan aku kopi seperti kemarin?"Zeta mengalihkan pandangan ke arah pria yang berada di samping Evan. Wanita ini menyandarkan punggungnya, lalu menaikkan sebelah alis sambil bersedekap. "Itu kan sudah ada di depan Anda, Papanya Evan." Zeta melirik kopi yang ada di depan mantannya itu."Tapi ini bukan buatan kamu.""Sama-sama cappucinno kok.""Rasanya beda, aku nggak suka. Aku nggak mau

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 9

    "Mama, akuh mau lagi!!!""Habis itu, Evvan ya, Tante!!"Ucap dua bocah yang duduk berdampingan ini heboh."Iya-iya gantian ya."Daru tersenyum sumringah saat melihat dua malaikat cilik itu saling berebut meminta Zeta yang duduk di samping Misha menyuapi mereka. Zeta terlihat telaten dan sangat sabar menghadapi keceriwisan dua bocah yang sejak tadi bermain beragam jenis permainan di sini tanpa kenal lelah."Uhuk!""Hati-hati makannya, Evan... Minum dulu ya.""Ehm..."Setelah memberikan minum pada Evan yang tersedak makanan, Zeta mengalihkan pandangan ke arah pria yang sejak tadi duduk di depannya, karena mendengar suara yang keluar dari mulut Daru. Sejak mereka selesai memesan makanan di sebuah restoran cepat saji yang berada di area taman bermain yang mereka datangi, Daru tak pernah mengalihkan tatapannya dari w

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 10

    "Maaf ya, Mas, aku lupa banget.">"Tidak apa-apa, Zetaya.""Ini sebentar lagi mau sampai rumah kok. Aku tutup dulu ya.">"Baiklah."Zetaya menjauhkan ponsel dari telinganya, setelah panggilan terputus. Wanita ini mengalihkan pandangan ke arah sampingnya, tempat di mana sang mantan kekasih mengemudi. Pria itu terlihat mengeraskan rahang, yang membuat Zeta mengernyitkan dahi bingung."Udah selesai mesra-mesraannya sama si Mas Mantan?" tanya Daru sinis. Pria ini menoleh sekilas ke arah Zeta dengan wajah dingin, yang semakin membuat Zeta tak mengerti.Bukankah tadi Daru bersikap sangat bersahabat? Bahkan mereka beberapa kali saling menertawakan karena kekonyolan yang pernah mereka lakukan di masa lalu, yang tanpa sadar membuat Zeta kembali nyaman pada sosok Daru. Tapi kini, pria itu malah terlihat menyeramkan. Apa Daru salah makan?"Mes

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 11

    Mereka masih saling terdiam dengan tatapan yang sama-sama sulit diartikan. Tak berapa lama, Zeta menghela napas panjang. Wanita manis ini memalingkan wajah ke arah rumahnya."Memposisikan diri seperti apa? Apakah dengan menjauhiku?" tanya Zeta sambil memalingkan wajah kembali ke arah Daru."Bisa jadi seperti itu. Aku gak mau berharap terlalu banyak, kalau memang kamu dan Bang Fahri ada hubungan lebih selain hubungan mantan suami istri. Aku juga gak mau jadi orang ke tiga di antara hubungan orang lain. Kamu tentu tau, kalau aku mendekati mu karena ingin kembali mendapatkan hatimu dan kembali bersama."Zeta menelan saliva susah payah. Pria ini masih seperti dulu, tidak pernah bertele-tele dan selalu to the point. Dulu, saat pria ini cemburu pada salah satu teman sekelas Zeta yang berjenis kelamin laki-laki, Daru dengan lantang mengatakan jika dia cemburu."A-aku udah pernah bilang, kalau kita gak

    Last Updated : 2020-10-04
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 12

    Tubuh Daru mundur beberapa langkah karena tinjuan seniornya. Pria ini merasakan pipi kanannya memanas. Daru juga merasakan sudut bibirnya mengeluarkan cairan kental. Pria ini menyeka sudut bibirnya, dan menemukan darah menempel di kulit tangannya.Daru menegakkan tubuh, lalu menatap Fahri yang menatapnya nyalang dengan rahang mengeras. "Ternyata kamu yang memutuskan Zetaya dengan cara yang tidakgentlesama sekali itu kan?" tanya Fahri.Tubuh Daru menegang seketika. Jantungnya berdetak tak karuan. Seniornya tahu tentang masa lalu Zeta? Zeta menc

    Last Updated : 2020-10-30
  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 13

    Daru tersadar dari lamunan, saat mendengar suara besi bergesekan, menandakan pagar rumah seseorang yang sejak tadi dipantaunya terbuka.Daru merapatkan tubuh pada tiang listrik yang berdiri kokoh tak jauh dari rumah seseorang itu. Matanya memperhatikan setiap gerak gerik seseorang yang berjalan kembali ke arah motor matic berwarna putih setelah membuka pagar bercat hijau muda. Kalau Daru tidak salah ingat, motor itu bernama Shiro. Motor yang sempat membuat Daru cemburu karena sang pemilik terlihat sangat menyayangi motor itu.Daru menggelengkan kepala guna mengeny

    Last Updated : 2020-10-31

Latest chapter

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   EPILOG

    BAB MENGANDUNG DUA PULUH SATU PLUS-PLUS!SADAR DIRI BUAT YANG MASIH UNYU-UNYU DAN BARUNETASYES.KUPANTAUDARI JAUH NIH.YANG TETAP NEKAD BACA2 BAGIAN PALING BAWAH BAB INI, TAR KUSURUHZETANYEMBURKALIAN PAKAI KOPI RASA AIR LAUT.WWKKWKW...Happy Reading,&

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 24 ( END )

    BAB MENGANDUNG DUA PULUH SATU PLUS-PLUS!SADAR DIRI BUAT YANG MASIH UNYU-UNYU DAN BARUNETASYES.KUPANTAUDARI JAUH NIH.YANG TETAP NEKAD BACA2 BAGIAN PALING BAWAH BAB INI, TAR KUSURUHZETANYEMBURKALIAN PAKAI KOPI RASA AIR LAUT.WWKKWKW...Happy Reading,

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 23

    "Calonnya belum datang ya?"Zeta hanya dapat tersenyum kecut saat salah satu penjaga butik tempat dirinya dan Daru akan mencari pakaian pernikahan sesuai keinginan mereka menanyakan hal yang sama lebih dari lima kali. Ingin rasanya Zeta mencongkel bola mata wanita itu, dan menarik kuat bibirnya karena senyum sinis sang penjaga butik, yang saat ini menatapnya mengejek.Tatapan seperti itu sudah hampir dua minggu lebih didapat Zeta setelah Daru mengumumkan hubungan mereka pada media. Kafenya bahkan belakangan ini ramai, hanya karena banyak yang ingin melihat dirinya, lalu menatap sin

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 22

    “Bagaimana nasib Evan jika media menghujat anakmu, Becca? Menuduh anakmu sebagai anak haram setelah nanti media tahu bahwa Andaru bukan ayah kandung cucu mama. Pikirkan itu! Seandainya kamu tidak menyerahkan dirimu pada Kafka, semua ini tidak akan terjadi! Ingat, kamu yang salah di sini, karena sudah menjadi wanita murahan!” desis Mayang tajam, yang membuat kaki Rebecca lemas seperti jelly.Rebecca akui dia salah, tapi apakah kesalahan harus dilimpahkan padanya semua? Rebecca tahu dirinya bodoh karena menyerahkan diri pada Kafka. Tapi haruskah Mayang menghinanya seperti itu?

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 21

    Bibir Daru tak pernah berhenti tersenyum sejak ayah Zeta merestui hubungan mereka. Pria tampan ini masih betah bersandar pada dinding depan toilet restoran di salah satu mall besar di kota ini.Depan toilet wanita? Ya, pria ini sejak keluar dari rumah Zeta setelah meminta izin pada Setyo untuk membawa Zeta menghabiskan waktu bersama, tak pernah melepas Zeta sedetikpun. Seperti sekarang, saat sang calon istri pergi ke toilet, Daru bahkan mengikutinya layaknya anak ayam yang takut tersasar. Padahal mereka sedang makan, tapi Daru memilih meninggalkan makanan mereka, dan meminta seorang pelayan di sana untuk tak membereskan dulu meja mereka.

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 20

    Zeta menguap, sesekali mengusap matanya, karena matanya masih saja lengket minta dipejamkan. Memang sih semalam wanita manis ini tidur sangat larut. Alasannya apa lagi kalau bukan hubungan yang baru kembali dibinanya dengan Daru. Sepanjang malam, Zeta tak pernah berhenti tersenyum dengan jantung berdetak kencang. Wanita ini masih tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang berani mencium Daru lebih dulu. Padahal hanya mencium di pipi, tapi rasanya seperti melepaskan semua pakaiannya di depan Daru. Antara malu, tapi senang tak terkira. Bagaimana jika nanti wanita ini benar-benar ‘polos’ di depan Daru?Zeta segera menggelengkan kepala guna mengenyahkan pikiran tak pantas yang tiba-tiba saja hadir di kepala. Pa

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 19

    "Ki-kita udah sampai di depan rumahku. Kamu... kamu masih mau pegangin tangan aku terus?" tanya Zeta menyindir, namun suaranya terdengar gugup. Wajah Zeta masih merona malu. Dirinya tak menyangka bisa kembali menjalin hubungan dengan Daru.Daru terkekeh geli sambil menatap tangan kirinya yang sejak pria ini mengemudi, bolak balik memegang tangan kanan Zeta. Pria ini mengusap sayang punggung tangan Zeta, yang membuat tubuh Zeta meremang."Aku gak lagi mimpi kan, bisa genggam tangan kamu lagi kayak gini?"

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 18

    Matanya nyalang menatap Daru. Sebelah tangannya mengusap kasar bibir yang baru saja Daru nikmati. "Aku bukan wanita murahan, Ansel!" ucap Zeta tajam. Mata wanita ini berkaca-kaca."Hiks... a-aku—"Sreeet!Zeta terkejut saat Daru menarik sebelah tangannya sampai tubuh wanita ini kembali berada di dalam rengkuhan Daru.

  • BEKAS PACAR ( INDONESIA )   Bag 17

    Tubuh Zeta lemas seketika, sampai Daru langsung melangkah pasti untuk merengkuh tubuh Zeta agar wanita ini tak terjatuh. Mereka saling pandang dengan jarak sedekat ini. Napas mint Daru menerpa bibir Zeta."Kamu tidak apa-apa?" tanya Daru cemas.Zeta memperhatikan wajah Daru dengan seksama. Apakah ucapan mantannya ini bukan candaan? Tapi kalau hanya candaan, tidak mungkin wajah Daru terlihat penuh penyesalan seperti ini."Ka-kamu serius melakuk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status