"Kenapa kemarin kamu meninggalkan aku tidur sendirian di kamar bawah?"
"Itu karena-," Daniel terlihat kikuk. Haruskah dia jujur ke Ghea perihal boanya yang meronta saat berdua dengannya dengan suasana yang romantis?
"Karena apa?" Ghea semakin penasaran, raut wajahnya menunjukkan Ia tak sabaran menunggu jawaban dari suaminya. "Daniel! jawab cepat!"
"Ka-karena- karena aku memikirkan hohohehe denganmu."
Pipi Daniel memerah mengucapkan kalimat itu, si mantan casanova berubah bak anak ayam yang baru saja kecemplung air setelah mengakui apa yang ada dipikirannya ke sang istri. Sementara, Ghea mengedip heran, bulu mala lentiknya terlihat bergerak cantik, ia mencoba mencerna maksud ucapan suaminya, Ghea menelan saliva seperti Daniel tadi saat menemukan kesimpulan di otaknya.
"Daniel jangan membuat pikiranku
Sesaat sebelumnyaRichie beranjak meninggalkan kakak iparnya seorang diri di kamar untuk menemui Abel. Sebelum menutup pintu, Richie sempat tersenyum melihat Ghea yang meniup-niup poninya saat merapikan rambut. Imut adalah satu hal yang tidak bisa dipungkiri olehnya ketika melihat gadis itu.Mengayunkan kaki menuju kamar Abel yang ternyata hanya berjarak beberapa kamar dari kamar sang kakak ipar, Richie hanya ingin memastikan kondisi wanita yang disukainya itu.Perlahan Richie mengetuk pintu, Ia merasa sungkan mendapati Ibunda Abel yang terlihat memasang wajah masam saat membukakan pintu untuknya, wanita itu pun duduk di depan putrinya yang sepertinya sudah bersiap-siap untuk pulang."Apa kamu pulang hari ini?" tanya Richie yang masih berdiri karena tidak dipersilahkan duduk oleh Clara."Daniel melaporkan mamaku ke polisi," ucap Abel dengan tatapan sedih.Ric
"Aku mencintaimu Ghe," ucap Daniel dengan mata teduh yang seketika membuat Ghea merasa menjadi satu-satunya wanita yang paling bahagia di dunia ini."Aku juga mencintaimu," balas Ghea dengan suara sedikit lengket, ia membalas sentuhan Daniel dengan meraba dada bidang pria itu. Ia terpesona dengan tubuh atletis Daniel yang bisa dipastikan akan selalu dipeluknya setiap malam mulai sekarang.Daniel kembali menautkan bibirnya, kini dia bahkan memberikan sentuhan ke bagian sensitif Ghea dan membuat istrinya itu sampai memejamkan mata dan sesekali meremas punggungnya."Niel, apa yang harus aku lakukan?""Menerimaku!" bisik Daniel penuh cinta.Daniel mengecup kening Ghea, mengangsurkan bibirnya ke ceruk leher gadis itu dan menghisapnya. Ghea hanya bisa menggigit bibir bawahnya kala gelenyar aneh itu merambat ke seluruh tubuhnya."Niel," lirih Ghea mend
Napas Ghea masih tak beraturan setelah penyatuan yang sukses melambungkan jiwanya terbang ke atas awan. Ia bahkan masih memejamkan matanya sambil mencengkeram rambut belakang kepala Daniel.“I love you, terima kasih sudah mau menjadi milikku seutuhnya Ghe,” bisik Daniel mesra.Ghea hanya bisa menganggukkan kepalanya, keduanya pun kembali saling menatap mata satu sama lain. Wajah merah keduanya pun mulai sedikit memudar, Daniel mengusap kening Ghea yang sedikit basah karena perbuatannya. Mengecupnya kembali seolah ingin selalu menunjukkan bahwa Ia sangat menyanyangi istrinya.Di pertengahan hari menuju sore, Ghea masih betah berlama-lama memandangi wajah suaminya, gelenyar hangat menggelitik dadanya tatkala mata mereka saling bersitatap untuk kesekian kalinya, di netra cokelat milik Daniel hanya ada gambaran wajahnya begitu juga sebaliknya. Di dalam mata bening Ghea, hanya ada sosok pria itu.
“Mama, apa yang mama lakukan?” Menyadari Nova mengikuti demo ke perusahaannya, Daniel pun menelepon wanita yang melahirkannya itu. Nova pun menjauh dari kerumunan untuk berbicara pada putranya. “Pokoknya izinkan Ghea kembali bermain sinetron Ikatan Batin! Setidaknya sampai di ceritanya dia melahirkan anak Zidan,” ucap Nova. Daniel pun memilih mematikan ponselnya ketimbang berdebat dengan sang mama. Ditemani oleh Jim, Daniel berjalan keluar untuk menemui para pendemo yang merupakan penggemar berat istrinya. “Pak ini berbahaya, bagaimana jika ada yang membawa senjata tajam dan berniat mencelakai anda?” Jim cemas, ratusan ibu-ibu itu, mungkin bisa saja berubah menjadi bar-bar. Terlebih ia tahu bagaimana sifat atasannya, bisa-bisa Daniel malah semakin memicu kemarahan penggemar Ghea yang sedang kecewa itu "Mereka tidak akan ada yan
Berbanding terbalik dengan sang kakak yang sedang merengkuh manisnya hubungan asmara dengan istrinya, Richie masih saja diambang dilema. Sudah beberapa hari ini, dia tidak pulang ke rumah. Putra kedua dari klan Tyaga grup itu memilih tinggal di apartemennya untuk memikirkan beberapa hal, salah satunya adalah mengambil alih perusahaan milik keluarganya yang ditawarkan oleh kakaknya beberapa saat yang lalu. Richie baru mau pulang ke rumah, setelah Nova meneleponnya berkali-kali sejak tadi pagi, wanita itu berkata bahwa dia sedang patah hati dan butuh sandaran hati. Berjalan ke arah lift setelah keluar dari apartemennya, Richie terdiam sesaat di depan pintu tanpa memencet tombol. Sampai detik ini Ia masih saja memikirkan Abel. Pria berwajah blasteran itu menghembuskan napasnya kasar. Richie sudah berniat menjauhi Abel dan mengabaikan gadis itu. Menekan kunci mobilnya sesampainya di parkiran. Wajah Richie tiba-tiba saja berubah, Ia berlari k
“Richie!”Nova begitu senang sampai berdiri dan memeluk putranya yang baru saja pulang. Richie masuk lewat pintu garasi, maka dari itu dia melihat adegan romantis antara Daniel dan Ghea di kolam renang yang membuatnya iri tadi.“Mama patah hati kenapa?” Richie menanyakan alasan Nova yang sampai membuatnya bergegas pulang karena tak tega.“Itu!” Nova menunjuk televisi yang menayangkan sinetron Ikatan Batin yang sudah hampir selesai. “Sinetron kesukaan mama Rich, Ghea tidak akan muncul lagi di sana.”Richie menjatuhkan pundaknya dan menghela napas kecewa, seharusnya dia sudah bisa menebak patah hati yang dimaksud oleh sang mama. “Bukankah mama sudah bisa melihat artis idola mama setiap hari?”“Iya sih, tapi rasanya beda," elak Nova mencoba memperta
Abel melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Ghea diseret oleh Nathan. Ia sudah berniat melangkahkan kakinya-mendekat. Namun, Abel sadar bahwa dia tidak akan bisa banyak menolong Ghea.Tanpa berpikir panjang, Abel berlari cepat kembali ke ruang pesta. Ia mencari keberadaan Daniel sampai tidak membalas sapaan beberapa temannya. Kepala Abel menoleh ke sana kemari mencari sosok mantan kekasihnya. Ia bahkan mengangkat gaunnya dan berlari ketika matanya menangkap sosok Daniel, yang sedang berbincang sambil memegang gelas kristal di tangannya.Dengan napas yang masih memburu, Abel memanggil nama Daniel dan sukses membuat pria itu menoleh. Mengernyit heran karena Abel terlihat sedikit kacau, Daniel memilih diam dan mendengarkan.“Istri-mu, Ghea! dia diseret Nathan ke dalam kamar mandi pria.”Mata Daniel membola penuh, Ia seketika panik d
“Niel, serius? aku masih bisa jalan sendiri.”Ghea menatap kursi roda yang baru saja dibawakan perawat ke kamarnya. Ia sedang menahan malu karena kelakuan Daniel yang dia anggap sudah sangat berlebihan. Seharusnya kemarin dia sudah boleh pulang dari rumah sakit, tapi suaminya meminta dokter melakukan observasi sampai dua hari.“Jarak kamar ini dan lobi lumayan jauh, aku tidak ingin kamu jalan. Kalau kamu tidak mau memakai kursi roda, aku akan menggendongmu sampai bawah.”“Lakukan! Kamu pasti hanya menggertak!” tantang Ghea.Namun, tak disangka Daniel benar-benar melakukannya, suaminya itu langsung membopong tubuhnya. Ghea terkesiap, tak menyangka Daniel akan seberani ini.“Turunkan aku!” pinta Ghea meronta, tapi terlambat. Daniel yang urat malunya sudah putus itu memerintahkan suster untuk m
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
BUGG Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya. “Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu. “Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean. “Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang. Daniel berdiri, dia menco
Ghea hanya tertawa dengan sangkaan Daniel, dibelainya pipi suaminya itu penuh cinta. “Dari pada memikirkan pria itu, bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, kita ke sini untuk itu ‘kan?” Senyuman manis terbit di bibir Daniel, tangannya berangsur ke pipi Ghea. Sedetik kemudian dia menoleh ke Sean yang sudah terlelap tidur. “Di sini? atau di kamar satunya?” “Kamu tahu jawabannya Niel,” bisik Ghea dengan suara menggoda. Mereka akhirnya meninggalkan Sean dan memilih pergi ke kamar yang kemarin mereka tempati. Ghea bertindak agresif, baru saja masuk dia sudah menarik kaus Daniel hingga lolos dari tubuh kekar sang suami. Tak hanya itu Ghea melompat dan melingkarkan kedua kakinya di ke pinggang Daniel, tangannya mengalung di leher pria itu dan bibir mereka mulai beradu kembali. Hisapan dan lumatan mewarnai ciuman panas itu, kepala Ghea bahkan harus sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan
“Apa benar kamu mau ikut?” Daniel terlihat ragu, ini karena dia masih mencemaskan kondisi Ghea, sementara istrinya itu menginginkan menemaninya untuk menghadiri jamuan makan malam, yang diadakan oleh pemilik perusahaan start up yang mengundangnya. “Iya, hanya makan malam kan? jika nanti kamu butuh lebih banyak waktu untuk berbincang dengan rekan bisnismu, maka aku dan Sean akan kembali ke kamar lebih dulu,” ucap Ghea. Daniel pun akhirnya setuju, terlebih Ghea menunjukkan luka di lehernya yang sudah dia tutupi dengan plester yang warnanya menyatu dengan kulit. “Jangan khawatir!” ucapnya sambil tertawa. *** Mereka pun akhirnya menghadiri acara jamuan makan malam itu. Daniel menjelaskan ke sang istri bahwa, perusahaan start up hanya salah satu dari usaha pria yang mengundangnya dan pengusaha lain ke acara itu. “Jadi apa usahany
Pria penolong itu memukul tangan pria yang menawan Ghea hingga memekik kesakitan. Seorang ibu-ibu langsung menarik tangan Ghea agar menjauh dari perkelahian yang dilakukan ke dua pria tadi.Adu jotos pun terjadi hingga pria jahat itu terkapar tak berdaya. Mendapat kesempatan, ia mengambil pisaunya yang tergelatak di lantai dan hampir menghujamkannya ke tubuh pria si penolong.“Tidak!” teriak Ghea, dia menutup kedua mulutnya yang menganga karena terkejut dengan apa yang kini terpampang di hadapannya.Tangan pria penolong itu menggenggam erat pisau, hingga darah mengucur dari tangannya, pria jahat itu ketakutan dan melepaskan pisau dari genggamannya, beruntung pelayan kafe menghubungi polisi tadi. Saat pria jahat itu hampir kabur petugas langsung membekuknya tanpa perlawanan.Ghea meraih Sean dari gendongan wanita yang tadi membantunya, dia berlari dan berjongkok tepat di depan pria yang me
“Reymond, dia pemilik perusahaan start up yang aku sebutkan,” ucap Daniel menjelaskan ke Ghea, “Apa mungkin orang yang sama?” Ghea begitu penasaran. “Entah lah kita bisa memastikannya besok malam, karena akan diadakan jamuan makan, pagi sampai siang ada seminar. Kamu dan Sean ada rencana jalan-jalan? Atau mau tinggal di kamar saja?” Ghea berlari menuju ranjang tanpa menjawab pertanyaan Daniel karena Sean menggeliat dan hampir menangis. Ia langsung membuka baju dan menyusui putranya itu. “Aku mungkin akan di kamar saja, aku takut Sean kelelahan jika aku mengajaknya jalan-jalan,” ucap Ghea yang direspon dengan anggukan kepala dari Daniel. Malam harinya mereka menghabiskan waktu bertiga, menggoda Sean yang mulai bisa diajak bercanda. “Sean mau adik? Mau adik nggak?” tanya Daniel sambil mencium gemas perut putranya. Sean yang tak mengerti jelas hanya
Daniel juga merasa aneh, ia menggaruk kening karena ucapan Ghea memang masuk akal. Jika penggemar jelas ini menakutkan karena sampai tahu dimana idolanya menginap bahkan nomor kamarnya, lagi pula jelas Ghea di sana untuk mengikuti dirinya, bukan untuk manggung atau sejenisnya. “Kalau begitu tidak usah diterima.” Daniel menatap sang istri kemudian pelayan, tangannya mendorong kotak yang masih dipegang pelayan itu sambil berucap,” bawa kembali!” “Begini Pak, apa tidak ingin dibuka dulu? misal di dalamnya tidak ada nama pengirim Anda boleh untuk tidak menerimanya, yang jelas orang yang mengirimkan juga menginap di hotel kami.” Ghea ragu, tapi Daniel langsung meraih kotak itu dan membukanya. Sebuah kalung berlian beserta sebuah kartu ucapan berada di dalamnya. Ia cukup terkejut dengan hadiah mahal seperti itu, karena dia juga pernah membelikan Ghea sebuah kalung berlian, di
Ghea sengaja mengosongkan jadwalnya selama empat hari karena Daniel mengajaknya pergi bersama Sean. Gadis itu sangat senang bahkan memilah sendiri baju Daniel dan putranya yang akan dibawa liburan.“Niel ini kamu bawa ‘kan?”Ghea menunjukkan dasi ke Daniel yang sedang bergurau dengan putranya di atas ranjang. Pria itu hanya menjawab dengan anggukan kepala dan kembali menciumi perut Sean hingga putranya terkekeh geli.“Dasar kalian,” gerutu Ghea sambil berlalu masuk ke dalam ruang ganti lagi. Kini matanya tertuju pada deretan lingerie miliknya, dia bergumam dalam hati haruskah membawa satu atau dua? Mereka bisa membuka kamar satu lagi untuk bercinta. Daniel dan Ghea memang memutuskan untuk tidak bercinta saat berada satu kamar dengan Sean, meskipun putranya sedang tertidur.“Hayo!” suara Daniel mengagetkan Ghea. Pria itu mencium pipi sang istri yang menoleh sa