Hanya hembusan napas dan linangan air mata yang menjadi tanda bahwa Ghea benar-benar begitu lega. Setelah masuk ke dalam kamar, Ia mendapati Daniel setengah berbaring dan menerima suapan makanan dari tangan Nova. Menyadari kehadiran Ghea di ruangan itu, Daniel pun menipiskan bibir dan meminta sang mama untuk berhenti menyuapinya.Melangkahkan kaki mendekat dengan mata yang tak henti-hentinya meneteskan kristal bening, Ghea terus memandangi wajah Daniel yang juga meneteskan air mata. Nova yang melihatnya pun tak kuasa dan memilih keluar dari sana. Wanita itu bahkan mendorong tubuh Richie yang sudah hampir masuk ke dalam kamar kakaknya.“Hei!” sapa Daniel sambil meraih tangan kiri Ghea.Istrinya itu masih saja menangis, Ghea sampai memakai p
“Kamu baru saja keluar dari rumah sakit, istirahatlah! Berhenti memikirkan hal yang bisa kita lakukan di lain waktu. Kita bisa melakukannya besok.”Daniel menahan senyuman mendengar penolakan Ghea yang dirasanya mengandung sebuah janji manis. “Besok, hanya menunggu sampai besok kan?” Pria itu tertawa senang, seringai liciknya mengiringi kepergian Ghea keluar dari dalam kamar mereka.Ghea mengusap dadanya yang sudah berdetak tak karuan karena ulah suaminya. Ia merasa beruntung bisa menghindar dari Daniel.Bersenandung riang karena mendapati baby monsternya menendang tadi, Ghea ingin menyampaikan peristiwa gembira itu kepada mama mertuanya.Berhenti di ruang keluarga, Ghea mengernyit karena tak mendapati Nova berada di tempat favoritnya. Mencoba menuju ke ruang makan, ia malah berpapasan dengan Richie.“Cari siapa?” 
“Sebenarnya … “Ghea masih memasang mimik antusias menunggu Daniel mengatakan apa yang membuatnya bersikap aneh setelah menerima telepon tadi. Ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya.“Ya sudah jika kamu memang tidak ingin bercerita, aku juga tidak akan memaksa.”Ghea merasa kecewa. Namun, memutuskan untuk tidak mencecar suaminya, dan menerima jika memang Daniel tidak ingin mengatakan hal itu kepadanya.Berbaring memunggungi Daniel, Ghea sempat menoleh dan memintanya segera tidur. Hingga Daniel melakukan apa yang dia minta dan tetap tidak mau menjawab pertanyaan darinya.Namun, sebaik-baiknya Daniel menutupi dan tidak memberitahu Ghea, tetap saja persoalan Nathan ini pada akhirnya diketahui oleh istrinya, meskipun dengan cara tak sengaja.Pagi itu, Daniel berbicara pada Richie yang akan mula
“Izinkan aku ikut!”“Tapi-“Ghea hampir saja menolak permintaan Daniel untuk ikut keluar menemui wartawan yang menunggu di depan rumahnya. Namun, pria itu bersikeras bahkan memelototi Jenny agar mau membujuk Ghea agar mengizinkan dirinya.“Aku juga ingin berbicara ke kepada mereka,” ucap Daniel meyakinkan istrinya.Berpikir sejenak, Ghea pada akhirnya memerbolehkan suaminya untuk ikut. Namun, sebelum itu dia bergegas masuk ke dalam untuk bersolek dan mengganti baju. Sebagai artis Ghea tetap ingin kelihatan paripurna di depan kamera.“Sudah jangan berusaha untuk terlalu terlihat cantik!” Daniel menyambar blush on yang baru saja akan dipulaskan Ghea ke pipinya.“Niel, aku tu udah gembrot. Lihat! Berat badanku sudah naik enam kilo. Kalau aku tidak terlihat cantik, bisa-bisa nitizen mencelaku habis-habis
Richie yang mulai bekerja di Tyaga grup hari itu berhasil dibuat sakit kepala oleh Jim. Ternyata bekerja menjadi pucuk pimpinan tak semudah yang dia bayangkan. Jim menyodorkan beberapa kertas yang sudah dia buat sesuai dengan permintaan Daniel.“Apa ini?” tanya Richie keheranan.“Itu data lima belas anak perusahaan Tyaga grup, tugas anda adalah mempelajarinya. Pak Daniel berencana memberikan tujuh diantaranya untuk anda ambil alih.” Jim menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.“Jadi maksudmu aku tidak hanya menggantikan dia untuk beberapa bulan tapi-““Ya, setelah Pak Daniel kembali bekerja, anda akan diminta mengambil alih tujuh perusahaan yang selama ini dikelola oleh kakak anda.”Richie menelan saliva, dipandanginya kertas-kertas yang diperlihatkan Jim padanya dengan tatapan layaknya siswa yang akan menghadapi
Dua minggu telah berlalu semenjak wanita bernama Citra yang mengaku-aku memiliki anak dari Daniel itu dipanggil oleh pihak kepolisian karena laporan pencemaran nama baik yang dilakukannya.Dari sang pengacara, Daniel mendengar kabar bahwa wanita itu bersikeras ingin menemuinya untuk meminta maaf secara langsung.“Untuk apa dia ingin menemuiku? Bersujud di kakiku pun tidak akan aku maafkan.”Ghea tersentak mendengar kalimat yang meluncur dari bibir Daniel. Hari itu keduanya sedang berada di ruang tunggu dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi untuk memeriksakan kandungan Ghea, sekaligus menemui dokter Orthopedi untuk membuka gips di tangan Daniel tadi.Ghea tahu bahwa Daniel sedang menerima telepon dari pengacaranya, tapi yang membuatnya agak kaget adalah ucapan sombong suaminya barusan. Beruntung hanya ada dia dan Daniel di sana karena satu pasangan lainnya tadi sudah masuk
“Lepas! Jangan merayuku!”“Aku tidak merayu, siapa yang merayu? ayo berbaring ke kiri, jangan membantah anjuran dokter,” titah Daniel yang sedikit memaksa memutar tubuh Ghea.Setelah Ghea benar-benar berbaring ke kiri, Daniel terpaksa harus menahan gelak tawanya karena istrinya itu bertingkah menggemaskan. Ghea memejamkan mata seolah tidak mau melihat wajahnya.“Apa kamu sudah tidur?” tanya Daniel yang yakin bahwa istrinya sudah mulai melunak.Ghea menganggukkan kepala tapi masih memejamkan mata. Membuat Daniel tak kuasa untuk mendaratkan sebuah ciuman di pipi istrinya itu.“Maaf ya!” bisik Daniel.“Maaf untuk apa?” perlahan Ghea menjauhkan kelopak matanya. Ia menelisik wajah Daniel yang nampak merasa bersalah.“Maaf untuk menyakiti hatimu dengan mengatakan bahwa aku
Mencoba mengabaikan Daniel yang sedang cemburu buta, Ghea memilih untuk membuka korden kamarnya, melihat pemandangan kota Jogja dari lantai di mana kamarnya berada. Ia penasaran sebelum pergi ke rumah ayahnya besok, akankah sang suami mengajaknya jalan-jalan nanti? apakah dia akan mendapatakan sebuah makan malam romantis bak adegan sinetron ikatan batin?Dan jawabannya adalah mungkin saja. Ya, mungkin saja Ghea akan mendapatkan makan malam yang diimpikannya jika saja Daniel tidak bertanya yang macam-macam kepada pelayan yang melayani mereka untuk makan malam di rooftop hotel itu.“Siapa yang memilihkan bunga ini?” tanya Daniel sambil menunjuk vas bunga di atas meja.“Pak Seno.”“Yang memilih urutan menu yang akan disajikan kepada kami?”“Pak Seno.”“Lalu apakah semua dekorasi in
"Kamu pasti belum tahu, kalau Istri Reymond masuk ke rumah sakit jiwa." Ghea yang duduk memangku Sean di dalam mobil, setelah mereka pergi jalan-jalan pun seketika menoleh, dia masih tidak menyangka kalau Nabila benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. "Bagaimana dengan pria itu?" tanya Ghea ragu. "Reymond? aku tidak mungkin menjeratnya karena masalah memberikan obat ke minumanmu dulu, aku takut hal itu malah menjadi boomerang untuk kita." Ghea mengangguk paham, dia menunduk memerhatikan wajah Sean yang tengah terlelap. Sejatinya dia tidak bisa membayangkan jika saat itu dia benar terkena jebakan Reymond. Memalingkan wajah ke luar jendela, Ghea merasa lega hari itu dia, Daniel dan Sean bisa menghabiskan waktu bersama. Namun, dia juga mencemaskan sesuatu, tamu bulanannya yang sepertinya tak datang tepat waktu. _ _ _ Kebahagian Ghea dan Daniel seperti tak ada habisnya. Mereka masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh polos dan Daniel memeluk erat Ghea dari belakang. Ghea
“Maaf aku harus melakukan ini, tapi aku tidak akan melepaskanmu sampai polisi datang. Meski ini hotel milikmu kamu tidak akan mungkin lolos, kamu sepertinya tidak sadar berhadapan dengan siapa,” Ucap Daniel ke Nabila yang masih meronta karena dia mengunci tangan wanita itu kuat-kuat. Ghea benar-benar menghubungi polisi, dan satu hal yang langsung dia minta saat polisi datang adalah mengamankan semua file CCTV di hotel sebelum kejadian mengerikan yang membahayakan nyawa Sean dan dirinya tadi, Hal ini Ghea lakukan bukan tanpa alasan. Nabila yang merupakan putri pemilik hotel pasti akan dengan mudah melenyapkan semua barang bukti. Untuk Reymond si brengsek yang mengakui bahwa dia lah yang memberikan obat perangsang ke Ghea, Daniel memilih untuk tidak menyampaikannya ke polisi, karena menurutnya hanya akan mengancam karir Ghea sebagai artis dan penyanyi. “Sean!” Ghea berlari mendekati seorang polisi wanita yang menggendong putranya, mengambi
BUGG Satu pukulan melayang lagi dari Daniel. Ucapan Reymond membuatnya murka, belum lagi nyawa putranya yang kini dalam bahaya. “Brengsek!” Daniel mencengkeram kerah baju Reymond dan meninju kembali muka pria itu. Dadanya bergemuruh, meskipun yang diucapkan pria itu tak sepenuhnya salah. Ya, tidak bisa dipungkiri Daniel memang bisa bertemu Ghea karena malam itu. “Apa yang kalian lakukan?” Nabila berteriak dengan kencang. Wanita yang sepertinya mengalami gangguan jiwa itu menatap nyalang Ghea, dia melotot seolah mengancam dan nekat mengarahkan ujung pisau yang tajam ke leher Sean. “Aku mohon jangan!” Ghea seketika histeris, dia berjalan mendekat membuat Nabila mundur dengan Sean yang masih ada di gendongan. Bayi itu terbangun karena kegaduhan yang terjadi di kamar itu. Melihat wanita asing jelas membuat Sean ketakutan dan menangis kencang. Daniel berdiri, dia menco
Ghea hanya tertawa dengan sangkaan Daniel, dibelainya pipi suaminya itu penuh cinta. “Dari pada memikirkan pria itu, bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, kita ke sini untuk itu ‘kan?” Senyuman manis terbit di bibir Daniel, tangannya berangsur ke pipi Ghea. Sedetik kemudian dia menoleh ke Sean yang sudah terlelap tidur. “Di sini? atau di kamar satunya?” “Kamu tahu jawabannya Niel,” bisik Ghea dengan suara menggoda. Mereka akhirnya meninggalkan Sean dan memilih pergi ke kamar yang kemarin mereka tempati. Ghea bertindak agresif, baru saja masuk dia sudah menarik kaus Daniel hingga lolos dari tubuh kekar sang suami. Tak hanya itu Ghea melompat dan melingkarkan kedua kakinya di ke pinggang Daniel, tangannya mengalung di leher pria itu dan bibir mereka mulai beradu kembali. Hisapan dan lumatan mewarnai ciuman panas itu, kepala Ghea bahkan harus sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan
“Apa benar kamu mau ikut?” Daniel terlihat ragu, ini karena dia masih mencemaskan kondisi Ghea, sementara istrinya itu menginginkan menemaninya untuk menghadiri jamuan makan malam, yang diadakan oleh pemilik perusahaan start up yang mengundangnya. “Iya, hanya makan malam kan? jika nanti kamu butuh lebih banyak waktu untuk berbincang dengan rekan bisnismu, maka aku dan Sean akan kembali ke kamar lebih dulu,” ucap Ghea. Daniel pun akhirnya setuju, terlebih Ghea menunjukkan luka di lehernya yang sudah dia tutupi dengan plester yang warnanya menyatu dengan kulit. “Jangan khawatir!” ucapnya sambil tertawa. *** Mereka pun akhirnya menghadiri acara jamuan makan malam itu. Daniel menjelaskan ke sang istri bahwa, perusahaan start up hanya salah satu dari usaha pria yang mengundangnya dan pengusaha lain ke acara itu. “Jadi apa usahany
Pria penolong itu memukul tangan pria yang menawan Ghea hingga memekik kesakitan. Seorang ibu-ibu langsung menarik tangan Ghea agar menjauh dari perkelahian yang dilakukan ke dua pria tadi.Adu jotos pun terjadi hingga pria jahat itu terkapar tak berdaya. Mendapat kesempatan, ia mengambil pisaunya yang tergelatak di lantai dan hampir menghujamkannya ke tubuh pria si penolong.“Tidak!” teriak Ghea, dia menutup kedua mulutnya yang menganga karena terkejut dengan apa yang kini terpampang di hadapannya.Tangan pria penolong itu menggenggam erat pisau, hingga darah mengucur dari tangannya, pria jahat itu ketakutan dan melepaskan pisau dari genggamannya, beruntung pelayan kafe menghubungi polisi tadi. Saat pria jahat itu hampir kabur petugas langsung membekuknya tanpa perlawanan.Ghea meraih Sean dari gendongan wanita yang tadi membantunya, dia berlari dan berjongkok tepat di depan pria yang me
“Reymond, dia pemilik perusahaan start up yang aku sebutkan,” ucap Daniel menjelaskan ke Ghea, “Apa mungkin orang yang sama?” Ghea begitu penasaran. “Entah lah kita bisa memastikannya besok malam, karena akan diadakan jamuan makan, pagi sampai siang ada seminar. Kamu dan Sean ada rencana jalan-jalan? Atau mau tinggal di kamar saja?” Ghea berlari menuju ranjang tanpa menjawab pertanyaan Daniel karena Sean menggeliat dan hampir menangis. Ia langsung membuka baju dan menyusui putranya itu. “Aku mungkin akan di kamar saja, aku takut Sean kelelahan jika aku mengajaknya jalan-jalan,” ucap Ghea yang direspon dengan anggukan kepala dari Daniel. Malam harinya mereka menghabiskan waktu bertiga, menggoda Sean yang mulai bisa diajak bercanda. “Sean mau adik? Mau adik nggak?” tanya Daniel sambil mencium gemas perut putranya. Sean yang tak mengerti jelas hanya
Daniel juga merasa aneh, ia menggaruk kening karena ucapan Ghea memang masuk akal. Jika penggemar jelas ini menakutkan karena sampai tahu dimana idolanya menginap bahkan nomor kamarnya, lagi pula jelas Ghea di sana untuk mengikuti dirinya, bukan untuk manggung atau sejenisnya. “Kalau begitu tidak usah diterima.” Daniel menatap sang istri kemudian pelayan, tangannya mendorong kotak yang masih dipegang pelayan itu sambil berucap,” bawa kembali!” “Begini Pak, apa tidak ingin dibuka dulu? misal di dalamnya tidak ada nama pengirim Anda boleh untuk tidak menerimanya, yang jelas orang yang mengirimkan juga menginap di hotel kami.” Ghea ragu, tapi Daniel langsung meraih kotak itu dan membukanya. Sebuah kalung berlian beserta sebuah kartu ucapan berada di dalamnya. Ia cukup terkejut dengan hadiah mahal seperti itu, karena dia juga pernah membelikan Ghea sebuah kalung berlian, di
Ghea sengaja mengosongkan jadwalnya selama empat hari karena Daniel mengajaknya pergi bersama Sean. Gadis itu sangat senang bahkan memilah sendiri baju Daniel dan putranya yang akan dibawa liburan.“Niel ini kamu bawa ‘kan?”Ghea menunjukkan dasi ke Daniel yang sedang bergurau dengan putranya di atas ranjang. Pria itu hanya menjawab dengan anggukan kepala dan kembali menciumi perut Sean hingga putranya terkekeh geli.“Dasar kalian,” gerutu Ghea sambil berlalu masuk ke dalam ruang ganti lagi. Kini matanya tertuju pada deretan lingerie miliknya, dia bergumam dalam hati haruskah membawa satu atau dua? Mereka bisa membuka kamar satu lagi untuk bercinta. Daniel dan Ghea memang memutuskan untuk tidak bercinta saat berada satu kamar dengan Sean, meskipun putranya sedang tertidur.“Hayo!” suara Daniel mengagetkan Ghea. Pria itu mencium pipi sang istri yang menoleh sa